SISTEM PEMETAAN LOKASI LAHAN YANG KAITANNYA DENGAN PERUBAHAN IKLIM GLOBAL DI WILAYAH JAWA TIMUR BERBASIS WEB.

SISTEM PEMETAAN LOKASI LAHAN
YANG KAITANNYA DENGAN PERUBAHAN IKLIM
GLOBAL DI WILAYAH J AWA TIMUR
BERBASIS WEB

SKRIPSI

Oleh :

EVA YULIA PUSPANINGRUM
0834010177

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL
“VETERAN” J AWA TIMUR
2010

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.


SISTEM PEMETAAN LOKASI LAHAN
YANG KAITANNYA DENGAN PERUBAHAN IKLIM
GLOBAL DI WILAYAH J AWA TIMUR
BERBASIS WEB

SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan
Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Komputer
Program Studi Teknik Informatika

Oleh :

EVA YULIA PUSPANINGRUM
0834010177

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL
“VETERAN” J AWA TIMUR
2010


Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

LEMBAR PENGESAHAN

SISTEM PEMETAAN LOKASI LAHAN
YANG KAITANNYA DENGAN PERUBAHAN IKLIM
GLOBAL DI WILAYAH J AWA TIMUR
BERBASIS WEB DENGAN MENGGUNAKAN
FRAMEWORK.
Disusun oleh :

EVA YULIA PUSPANINGRUM
0834010177
Telah disetujui mengikuti Ujian Negara Lisan
Gelombang I Tahun Akademik 2011 / 2012

Pembimbing I


Pembimbing II

I Gede Susrama Mas Diyasa, ST. M.T
NPT. 3 7006 06 0210 1

Chr ystia Aji Putra, S.Kom
NPT. 3 8610 10 0296 1

Mengetahui,
Ketua Program Studi Teknik Informatika
Fakultas Teknologi Industri
Universitas Pembangunan Nasional ”Veteran” Jawa Timur

Dr. Ir. Ni Ketut Sar i, M.T
NPT. 19650731 199203 2001
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

SKRIPSI
SISTEM PEMETAAN LOKASI LAHAN

YANG KAITANNYA DENGAN PERUBAHAN IKLIM
GLOBAL DI WILAYAH J AWA TIMUR
BERBASIS WEB DENGAN MENGGUNAKAN
FRAMEWORK
Disusun Oleh :

EVA YULIA PUSPANINGRUM
0834010177
Telah dipertahankan dan diterima oleh Tim Penguji Skripsi
Program Studi Teknik Informatika Fakultas Teknologi Industri
Universitas Pembangunan Nasional ”Veteran” Jawa Timur
Pada Tanggal 9 Desember 2011
Pembimbing :
1.

Tim Penguji :
1.

I Gede Susrama MD. ST. MT
NPT. 3 7006 06 0210 1


Prof. DR. Ir. Ahmad Fauzi, M.MT
NIP. 030 212 918

2.

2.

Chrystia Aji Putra, S.Kom
NPT. 3 8610 10 0296 1

Nur Cahyo Wibowo, S.Kom, M.Kom
NIP. 3790 03040 197
3.

Yusron Rizal, S.Si. MT
NPT.

Mengetahui,
Dekan Fakultas Teknologi Industri

Universitas Pembangunan Nasional ”Veteran” Jawa Timur

Ir. Sutiyono, MT
NIP. 030 191 025

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

SISTEM PEMETAAN LOKASI LAHAN YANG KAITANNYA DENGAN PERUBAHAN
IKLIM GLOBAL DI WILAYAH J AWA TIMUR BERBASIS WEB.
DOSEN PEMBIMBING I
: I GEDE SUSRAMA MAS D, ST. M.T.
DOSEN PEMBIMBING II : CHRYSTIA AJI PUTRA, S.Kom.
PENYUSUN
: EVA YULIA PUSPANINGRUM

ABSTRAK
Perubahan Iklim Global merupakan fenomena alam tentang perubahan iklim
yang sifatnya tidak teratur yang ditandai dengan meningkatnya suhu permukaan
samudra Pasifik garis equator. Meningkatnya suhu permukaan laut ini

mengakibatkan kekeringan di beberapa wilayah Indonesia bagian Timur
termasuk beberapa wilayah Jawa Timur. Selama periode El-Nino, musim hujan
yang terjadi dibawah normal dan musim kemaraun lebih panjang daripada
keadaan normal. Kondisi yang demikian berakibat buruk terhadap produksi
pertanian, perkebunan, perikanan dan peternakan serta sektor lainnya.
Kekeringan ini perlu diantisipasi agar dampaknya terhadap kerawanan pangan
dapat ditekan sekecil mungkin yaitu dengan membuat suatu sistem pemetaan
lahan kekeringan. Jadi pada tugas akhir ini permasalahan yang muncul adalah 1)
Perubahan iklim global akan berpengaruh terhadap perilaku unsur-unsur iklim
seperti curah hujan, suhu, radiasi, dan evapotranspirasi. 2) Cakupan lokasi
pengkajian adalah lahan kering di Provinsi Jawa Timur, dan 3) Pengelolaan
penanaman merupakan salah satu kunci keberhasilan usahatani tanaman pangan
di lahan kering. Sistem Pemetaan Lahan yang dimaksud disini adalah membuat
suatu informasi kepada para pengguna Petani, Pengusaha dan Pengambil
Kebijakan dengan menerapkan sistem informasi pemetaan lahan secara on-line,
dengan informasi tentang perubahan iklim, informasi kekeringan dan informasi
penanaman pertanian. Tugas akhir
ini bertujuan untuk : menganalisis
kerawanan wilayah lahan kering terhadap kekeringan, dan menyusun zona
wilayah sesuai dengan tingkat kekeringannya, menentukan pengelolaan pola

tanam di lahan kering dengan memperhatikan kondisi curah hujan, lengas tanah
dan tanaman. Sedangkan luaran yang diharapkan pada penelitian ini adalah :
Berupa Perangkat Lunak Sistem Informasi Pemetaan on line untuk menentukan :
Informasi Peruban Iklim, Informasi Tingkat kekeringan daerah, khususnya Jawa
Timur serta Informasi Perubahan Pola Tanam.
Kata Kunci: Iklim Global, pemetaan, on line

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

i

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillaahi rabbil ‘alamin terucap ke hadirat Allah SWT atas
segala limpahan Rahmat-Nya sehingga dengan segala keterbatasan waktu, tenaga,
pikiran dan keberuntungan yang dimiliki, akhirnya penulis dapat menyelesaikan
Tugas Akhir yang berjudul “Sistem Pemetaan Lahan Yang Kaitannya Dengan
Perubahan iklim Global Di Wilayah J awa Timur Berbasis Web” tepat waktu.
Tugas Akhir ini disusun guna diajukan sebagai salah satu syarat untuk

menyelesaikan program Strata Satu (S1) pada jurusan Teknik Informatika,
Fakultas Teknologi Industri, UPN ”VETERAN” Jawa Timur.
Dalam penyusunan Tugas akhir ini, Penulis berusaha untuk menerapkan
ilmu yang telah didapat selama menjalani perkuliahan dengan tidak terlepas dari
petunjuk, bimbingan, bantuan, dan dukungan berbagai pihak.
Dengan tidak lupa akan kodratnya sebagai manusia, Penulis menyadari
bahwa dalam karya tugas akhir ini masih mengandung kekurangan sehingga
dengan segala kerendahan hati, Penulis masih akan tetap terus mengharapkan
saran serta kritik yang membangun dari rekan-rekan pembaca.

Surabaya, Desember 2011

Penulis

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

ii

DAFTAR ISI


Halaman
LEMBAR PENGESAHAN
ABSTRAK ..................................................................................................

i

KATA PENGANTAR .................................................................................. ii
UCAPAN TERIMA KASIH ........................................................................ iii
DAFTAR ISI ................................................................................................

v

DAFTAR GAMBAR ................................................................................... viii
DAFTAR TABEL ........................................................................................ xi

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................

1


1.1. Latar Belakang .......................................................................................

1

1.2. Perumusan Masalah ...............................................................................

5

1.3. Batasan Masalah ...................................................................................

7

1.4. Tujuan....................................................................................................

8

1.5. Manfaat .................................................................................................

8

1.6. Metodologi ............................................................................................

9

1.7.Sistematika Penelitian ............................................................................. 11
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................... 13
2.1 Kekeringan ........................................................................................... 13
2.1.1. Dampak Kekeringan .................................................................. 14
2.1.1

Indeks Kekeringan ..................................................................... 16

2.1.2

Pengertian Pemetaan .................................................................. 18

2.2 Konsep Dasar Sistem dan Informasi ....................................................... 18
2.2.1

Karakteristik Sistem ................................................................... 20

2.2.2

Pengertian Informasi .................................................................. 23

2.2.3

Komponen Sistem Informasi ...................................................... 23

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
v sumber.
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan

vi

2.2.4

Pengertian Sistem Informasi ...................................................... 24

2.2.5

Teknik Memperoleh Informasi ................................................... 24

2.3 Sistem Informasi .................................................................................... 25
2.3.1 Sistem Informasi Geografi ............................................................ 26
2.4

Bahasa Pemrograman........................................................................... 28
2.4.1 Pemrograman PHP ........................................................................ 29

2.5

Kebutuhan Sistem ............................................................................... 31
2.5.1 Alir Dokumen ( Document Flowchart).......................................... 31
2.5.2 Sistem Flowchart (Flowchart System) ........................................... 32

2.6 Desain Sistem ........................................................................................ 34
2.6.1 Desain Input .................................................................................. 35
2.6.2 Desain Output ............................................................................... 35
2.6.3. Database ....................................................................................... 36
2.6.4 Istilah Dalam Database .................................................................. 37
2.7 Unified Modelling Language (UML) ....................................................... 39
2.7.1 Use Case Diagram ....................................................................... 40
2.7.2 Class Diagram .............................................................................. 41
2.7.3 Activity Diagram ........................................................................... 44
2.7.4 Sequence diagram ......................................................................... 46
2.7.5 Cardinality Ratio ........................................................................... 47
2.8 Server Web Apache................................................................................. 48
BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM ................................. 51
3.1 Analisa Data .......................................................................................... 51
3.2 Analisa Sistem ...................................................................................... 54
3.3 Perancangan Database ............................................................................ 55
3.3.1 Use Case ...................................................................................... 57
3.3.2 Activity Diagram ........................................................................... 58
3.3.3 Sequence Diagram ........................................................................ 60
3.3.4 Class Diagram ............................................................................. 61
3.3.5 CDM dan PDM ............................................................................. 62
3.3.6 Tabel ............................................................................................. 65
3.4 Perancangan Perangkat Lunak ............................................................... 70
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

vii

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ....................................................... 73
4.1 Implementasi web ................................................................................. 73
4.2

User Interface ....................................................................................... 73
4.2.1

Form Utama ............................................................................. 74

4.2.2

Form Data ................................................................................ 75

4.2.3

Form Prakiraan .......................................................................... 76

4.2.4

Form Peta .................................................................................. 77

4.3 Admin Interface ................................................................................... 78
4.3.1 Form Login .................................................................................. 78
4.3.2 Form Admin ................................................................................. 79
BAB V UJI COBA SISTEM ......................................................................... 85
5.1. Pengujian User Interface ...................................................................... 85
5.2. Pengujian Admin Interface ................................................................... 88
5.2.1

Input Data ................................................................................. 89

5.2.2

Tampilan Data .......................................................................... 91

5.2.3

Hapus Data ............................................................................... 91

5.2.4

Edit Data .................................................................................. 94

BAB VI PENUTUP ..................................................................................... 95
6.1. Kesimpulan ......................................................................................... 95
6.2. Saran Pengembanagn ........................................................................... 95
DAFTAR PUSTAKA

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang
Kekeringan merupakan sebuah fenomena alam yang biasa terjadi akibat dari
pengaruh iklim (White, 1990). Letak Indonesia yang berada di dekat khatulistiwa
menjadikan Indonesia memiliki iklim yang panas sehingga rentan terhadap
bencana kekeringan. Bencana ini dapat terjadi di berbagai wilayah termasuk
wilayah pertanian atau disebut dengan kekeringan pertanian.
Kekeringan pertanian ini menjadi salah satu kejadian alam yang sangat
mempengaruhi kondisi tanaman di lahan pertanian Indonesia. Di mana pulau Jawa
merupakan salah satu pulau besar di Indonesia dimana sektor pertanian masih
menjadi sektor andalan. Pertanian di pulau Jawa memegang peranan yang sangat
penting dalam mendukung ketahanan pangan di pulau tersebut dan ketahanan
pangan secara nasional karena lebih 50% produksi padi nasional dihasilkan di
pulau ini. Sebagai wilayah yang memiliki iklim panas, pertanian di pulau Jawa
pun rentan terhadap kekeringan.
Di pulau Jawa khususnya Jawa Timur, sebagian besar lahan atau
wilayahnya digunakan sebagai wilayah pertanian. Hal ini digambarkan dari
penggunaan tanah di Jawa Timur yang didominasi oleh pertanian (Gambar 1.1).

1
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2

Gambar 1.1 Peta Wilayah Pertanian di Jawa Timur

Kekeringan biasanya sering berulang dan merupakan fenomena global
baik secara spasial maupun temporal sangat signifikan berbeda antara satu daerah
dengan

daerah

yang

lain.

Kekeringan

biasanya

diindetifikasi

melalui

penyimpangan dari kondisi normal beberapa variabel seperti curah hujan dan
lengas tanah. Salah satu kendala yang dihadapi dalam pencapaian target produksi
tanaman pangan adalah faktor iklim, terutama kondisi curah hujan yang sulit
diprediksi.
Dampak perubahan iklim yang diakibatkan oleh pemanasan global yang
terjadi di Indonesia:
1. Sejak tahun 1990-an musim kemarau dan musim hujan mengalami
perubahan dari kondisi normal.
2. Perubahan pola curah hujan.
3. Cuaca sulit diprediksi.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

3
4. Kenaikan suhu udara.
5. Peningkatan kejadian ekstrim berupa banjir dan kekeringan.
Dampak perubahan perilaku kekeringan kian menjadi tantangan bagi
sektor pertanian guna memenuhi kebutuhan air bagi tanaman. Data lapang juga
menunjukkan kekeringan agronomis tidak hanya terjadi pada lahan kering dan
lahan tadah hujan, tetapi juga sudah melanda lahan sawah, baik lahan sawah
irigasi teknis maupun setengah teknis. Kekeringan yang terjadi terus meningkat
besarannya , baik intensitas, periode ulang, dan lamanya.
Masalah kekeringan menjadi hal rutin yang terjadi di Indonesia. Tetapi
penanganan untuk pencegahan dan penanggulangan sangat lamban sehingga
menjadi masalah berkepanjangan yang tidak terselesaikan. Bahkan terus berulang
dan semakin menyebar ke daerah-daerah yang tadinya tidak berpotensi terjadi
kekeringan.
Saat ini iklim yang berubah tersebut banyak dirasakan oleh petani dengan
banyaknya kesalahan dalam menerapkan kebiasaan musim tanam, terutama dalam
menerapkan waktu tanam sehingga terjadi pengurangan/ kegagalan produksi
tanaman pangan.
Informasi terjadinya kemungkinan perubahan karakteristik iklim, dapat
dilakukan antisipasi dengan pengelolaan pola tanam yang tepat, sehingga
pengurangan produksi tanaman pangan akibat perubahan karakteristik iklim dapat
dihindari.

Pengelolaan pola tanam dapat diatur dengan penggunaan model

simulasi, sehingga dapat diperoleh model pengelolaan tanam yang sesuai dengan
kondisi iklim yang terjadi. Model-model simulasi tanaman yang berdasarkan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

4
faktor-faktor tanaman, tanah dan cuaca dapat digunakan untuk merencanakan
alternatif strategi untuk penanaman, penggunaan tanah dan pengelolaan air
(Jordan 1983).
Perilaku curah hujan suatu wilayah bervariasi baik dari segi intensitas
maupun periode curah hujannya. Selama ini belum pernah dianalisis hubungan
antara waktu awalnya musim hujan atau musim kemarau suatu lokasi dengan
lokasi lainnya dalam suatu kawasan regional. Sebagai contoh, di wilayah Jawa
timur selama ini belum dapat ditentukan indikator lokasi (Kecamatan/Kabupaten)
yang mengawali terjadinya awal periode musim hujan/kemarau atau kekeringan
pada wilayah tersebut. Dengan analisis spasial dan temporal dengan pendekatan
sistem informasi geografis maka akan dapat diperoleh indikator wilayah lokasi
mana yang dapat menjadi titik indikator mulainya periode musim hujan dan
musim kemarau di wilayah Jawa Timur. Sehingga selanjutnya dapat diketahui
wilayah mana saja yang ada di Jawa Timur dan sedang mengalami kekeringan.
Setelah diperoleh karakteristik iklim maka selanjutnya akan diketahui
pengelolaan pola tanam di lahan kering kaitannya dengan kondisi iklim yang
terjadi setelah itu mengimplementasikan dengan menggunakan sistem informasi
geografis secara on line agar para pengguna dapat melihat wilayah-wilayah di
Jawa Timur yang sedang mengalami kekeringan dan melihat tanaman yang tepat
bagi lahan pertanian di wilayahnya sesuai dengan kondisi yang sedang terjadi.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

5
1.2. Per umusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka
dapat ditarik suatu rumusan masalah sebagai berikut :
1. Perubahan iklim global akan berpengaruh terhadap perilaku unsur-unsur iklim
seperti curah hujan dan suhu. Radiasi untuk mengetahui periode bulan basah
dan bulan kering yang menjadi dasar klasifikasi iklim di Provinsi Jawa Timur.
Sehingga terdapat permasalahan bagaimana dapat mengetahui lokasi yang
sedang mengalami kekeringan di Jawa Timur.
2.

Cakupan lokasi pengkajian adalah lahan kering di Provinsi Jawa Timur.
Lahan kering adalah lahan yang dapat digunakan untuk usaha petanian
dengan menggunakan air secara terbatas dan biasanya hanya mengharapakan
dari curah hujan (Badan Litbang Pertanian dan The Ford Foundation, 1989).
Lahan kering dalam tugas akhir ini adalah lahan atau wilayah yang sumber
air untuk pengelolaan tanamannya hanya bersumber dari curah hujan dan
berada pada ketinggian 0-700 m di atas permukaan laut (dpl). Sebaran lahan
kering yang dimaksud tersebut di Jawa Timur. Masalah utama di lahan kering
adalah terbatasnya air yang hanya dapat diperoleh dari curah hujan.
Keterbatasan air di lahan kering akan meningkat dengan terjadinya
kekeringan yang saat ini intensitasnya meningkat. Kerentanan lahan kering
terhadap kekeringan bervariasi antar wilayah dan waktu. Sehingga akan
muncul sebuah masalah bagaimana melakukan pemetaan terhadap lahan yang
mengalami kekeringan yang diakibatkan terjadinya perubahan iklim global
untuk mengetahui wilayah-wilayah yang sedang terjadi kekeringan.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

6
3.

Bagaimana cara memperoleh informasi lebih awal tentang kondisi kekeringan
yang akan terjadi di bulan-bulan berikutnya untuk membantu mengetahui
tanaman yang tepat sehingga membantu meningkatkan produksi pertanian
yang menurun akibat kekeringan. Pengelolaan pola tanam merupakan salah
satu kunci keberhasilan usahatani tanaman pangan di lahan kering. Wahab et
al. (2007) menunjukkan bahwa petani lahan kering di Kabupaten Pacitan
dalam menanam padi belum memperhatikan kondisi iklim yang terjadi. Pada
bulan November 2002 terjadi peningkatan anomali SML yang signifikan
(sekitar 2 oC) yang diikuti oleh curah hujan di bawah rata-ratanya, tetapi
petani masih tetap menanam padi gogo di lahan kering. Akibatnya banyak
terjadi gagal panen tahun 2003 seperti yang dilaporkan Dinas Pertanian
Kabupaten Pacitan. Luas areal yang terkena kekeringan pada tahun 2003
adalah 2.074,67 ha. Bila rata-rata produktivitas padi gogo di Kabupaten
Pacitan adalah 38,5 kw/ha GKG, maka terjadi kehilangan hasil produksi padi
sebesar 79,87 ton GKG. Petani lahan kering seringkali harus menanam lebih
dari satu kali akibat seringnya terjadi hujan tipuan (false rain). Hujan tipuan
ialah hujan yang hanya terjadi satu atau dua hari saja kemudian diikuti oleh
hari tidak hujan selama beberapa hari yang terjadi pada awal-awal masuknya
musim hujan. Petani biasanya menyangka bahwa dengan sudah ada hujan 1-2
hari di bulan November awal musim hujan sudah masuk, padahal sebenarnya
belum masuk musim hujan sehingga petani tertipu dengan false rain (Wahab
et al., 2007). Pengaturan tanaman berkaitan dengan periode masa tanam
(growing period). Periode masa tanam adalah suatu masa yang ditentukan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

7
oleh lamanya air pengairan tersedia, lama hujan efektif, dan waktu mulai dan
berakhirnya penyediaan air pengairan dihubungkan dengan waktu mulai dan
berakhirnya musim hujan (Reddy, 1983). Dengan demikian, pengelolaan pola
tanam sangat berkaitan erat dengan ketersedian air bagi tanaman. Penyediaan
air bagi tanaman di lahan kering bersumber dari curah hujan. Adanya
perubahan iklim global yang mempengaruhi karakteristik curah hujan dan
fenomena ENSO/ kekeringan, akan berpengaruh terhadap pengelolaan
tanaman. Pertanyaan permasalahan penelitian adalah : bagaimana pengelolaan
tanaman yang harus dilakukan agar kerugian hasil usahatani tanaman pangan
dapat dikurangi

1.3. Batasan Masalah
Dalam menganalisa dan menyelesaikan suatu masalah, maka perlu
diberikan pembatasan atau ruang lingkup pembahasan. Adapun batasan - batasan
masalah adalah sebagai berikut :
a. Di dalam aplikasi ini terdapat data lokasi kekeringan yang sedang terjadi di
wilayah Jawa Timur,
b. Di dalam aplikasi ini juga terdapat prakiraan wilayah yang akan terjadi
kekeringan pada bulan-bulan berikutnya untuk mengantisipasi petani atau
pengguna sehingga dapat memberikan informasi tentang tanaman yang tepat.
c. Di dalam perancangan pembuatan sistem informasi ini menggunakan bahasa
pemrograman PHP dengan database MySQL.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

8
1.4. Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai dalam tugas akhir ini adalah :
1. Membuat sebuah sistem informasi yang dapat melihat dan mengetahui
wilayah kekeringan di Jawa Timur.
2. Membuat sebuah sistem yang dapat memetakan lahan-lahan yang sedang
terjadi kekeringan.
3. Membuat sebuah sistem yang dapat memprediksi atau memberi informasi
tentang kekeringan di bulan-bulan berikutnya.
4. Menentukan pengelolaan tanaman di lahan kering dengan memperhatikan
kondisi curah hujan, jenis tanah dan tanaman (crop water balance), dan
perilaku petani dalam mengatasi kekeringan berbasis teknologi informasi
(sistem informasi geografis on line).

1.5. Manfaat
Adapun manfaat yang akan diperoleh adalah :
1. Menghasilkan data lokasi lahan kekeringan di wilayah Jawa Timur yang telah
diperoleh dari sistem informasi sehingga wilayah yang sedang mengalami
kekeringan dapat diketahui oleh masyarakat.
2. Sistem Informasi ini akan memberikan informasi prediksi tentang wilayah
kekeringan di Jawa Timur yang akan terjadi di bulan-bulan selanjutnya
sehingga lahan kering yang akan terjadi dapat diketahui lebih awal.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

9
3. Jika wilayah kekeringan diketahui lebih awal maka petani dapat bersiaga
lebih awal dan dapat mempersiapkan penanaman yang akan dilakukan untuk
meningkatkan produksi pertanian.

1.6. Metodologi
Penelitian analisis tingkat kekeringan sebagai dasar pengelolaan
penanaman di lahan kering pada prinsipnya mengkaji karakteristik kerentanan
lahan kering di Jawa Timur terhadap kekeringan. Kekeringan yang dimaksudkan
dalam penelitian ini adalah kekeringan meteorologis dengan peubah iklim dan
jenis tanah. Sebelum menganalisis lebih jauh terhadap tingkat kekeringan,
penelitian ini juga mengkaji bagaimana peubah iklim tersebut dipengaruhi oleh
kondisi perubahan iklim global. Beberapa tahun terakhir ini masyarakat petani
merasakan adanya suatu perubahan musim dalam pengelolaan usaha taninya.
Kekeringan dianalisis terhadap seluruh stasiun yang menyebar di seluruh
kabupaten di Jawa Timur. Hasil analisis selanjutnya dipetakan secara spasial dan
temporal bulanan, sehingga dapat dijelaskan bagaimana pola spasio temporal
tingkat kekeringan yang terjadi di lokasi penelitian atau pendekatan penelitian
menitikberatkan pada aspek sebaran kekeringan yang terjadi dalam suatu wilayah.
Untuk merealisasikan penelitian ini dan memanfaatkan hasilnya bagi
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang menunjang pembangunan
Indonesia, maka disusun metodologi yang dijabarkan dalam langkah-langkah
sebagai berikut:
1. Pengembangan Konsep Sistem

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

10
Pada tahap ini, proses dominan yang dilakukan adalah studi literatur.
Beberapa hal yang dipelajari antara lain, definisi dan konsep sistem, sejarah
pengembangan, posisi penelitian ilmiah, dan aspek teknis. Pada tahap ini
penelitian akan dilakukan di wilayah Provinsi Jawa Timur yang difokuskan
pada zona agroekologi (AEZ) lahan kering pengembangan tanaman pangan.
Penelitian dilakukan dalam bentuk analisis data sekunder dan survei lapangan.
2. Perancangan, Simulasi dan Pembuatan Sistem
Pada penelitian ini dilakukan hal-hal sebagai berikut :
Merancang dan membuat arsitektur database.
Merancang dan membuat perangkat lunak sistem.
Merancang dan membuat pengolah data sistem.
Menganalisis dengan simulator
3. Pengujian dan Analisis
Pada tahap ini akan dilakukan perbandingan desain yang dibuat dengan desain
yang sudah dirancang sebelumnya. Proses pengujian sistem ini adalah uji
fungsionalitas sistem dimana uji fungsionalitas dilakukan untuk mengetahui
unjuk kerja sistem dalam menjalankan fungsi kerja sistem. Dalam pengujian
ini di ujikan apakah sistem tersebut mampu memprediksi kekeringan maupun
bentuk penanaman yang tepat yang harus dilakuakan oleh para petani dalam
menghadapi iklim atau cuaca yang diprediksi.
4. Dokumentasi

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

11
Dokumentasi berupa penulisan laporan tugas akhir sudah dilakukan sejak
awal penelitian. Hasil laporan tiap bab penyusun merupakan keluaran
(deliverables) tertulis dari setiap tahapan penelitian.

1.7 Sistematika Penulisan
Dalam dokumentasi laporan tugas akhir ini, pembahasan disajikan dalam
enam bab dengan sitematika pembahasan sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN, Bab ini berisikan tentang latar belakang masalah,
perumusan masalah, batasan masalah, tujuan, manfaat, dan sistematika penulisan
pembuatan tugas akhir ini.
BAB II

LANDASAN TEORI, Pada bab ini menjelaskan tentang teori-teori

pemecahan masalah yang berhubungan dan digunakan untuk mendukung dalam
pembuatan tugas akhir ini.
BAB III

ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM, Bab ini dijelaskan

tentang tata cara perancangan sistem yang digunakan untuk mengolah sumber
data yang dibutuhkan sistem antara lain : Perancangan perangkat keras,
perancangan perangkat lunak, seperti pada Flowchart , Use Case, dan
perancangan server data
BAB IV IMPLEMENTASI SISTEM, Pada bab ini menjelaskan implementasi
dari program yang telah dibuat meliputi lingkungan implementasi , implementasi
proses dan implementasi antarmuka.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

12
BAB V UJ I COBA DAN EVALUASI, Pada bab ini menjelaskan tentang
pelaksanaan uji coba dan evaluasi dari pelaksanaan uji coba dari program yang
dibuat.
BAB VI

PENUTUP, Bab ini berisi kesimpulan dan saran dari penulis untuk

pengembangan sistem .
DAFTAR PUSTAKA, Pada bagian ini akan dipaparkan tentang sumber-sumber
literatur yang digunakan dalam pembutan laporan tugas akhir ini .
LAMPIRAN

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB II
TINJ AUAN PUSTAKA

2.1. Kekeringan
Kekeringan merupakan masalah yang dihadapi oleh hampir setiap negara
dunia ini dan hal yang normal, yang umumnya terjadi pada iklim meskipun
kekeringannya berbeda pada tiap wilayah. Kekeringan (drought) sebenarnya sukar
untuk diberi batasan yang tegas, sebab kekeringan mempunyai definisi berbeda
tergantung bidang ilmu, tergantung daerah, kebutuhan, dan sudut pandangnya.
Faktor-faktor yang mempengaruhi timbulnya kekeringan adalah curah hujan
sebagai sumber air tersedia, karakteristik tanah sebagai media penyimpanan air,
dan jenis tanaman sebagai subjek yang menggunakan air.
Kekeringan Meteorologis berkaitan dengan tingkat curah hujan di bawah
normal dalam satu musim. Kekeringan Hidrologis berkaitan dengan kekurangan
pasokan air permukaan dan air tanah. Kekeringan Pertanian berhubungan dengan
kekurangan kandungan air di dalam tanah sehingga tidak mampu memenuhi
kebutuhan tanaman tertentu pada periode waktu tertentu pada wilayah yang luas.
Pada dasarnya kekeringan mengandung hubungan antara ketersediaan dan
kebutuhan air, dimana kekeringan bermula dari defisiensi curah hujan dengan
periode waktu terpanjang.
Penelitian ini akan membuat desain sistem pemetaaan lahan kekeringan
dan penanaman yang tepat, sehingga nantinya tingkat kekeringan jenis penanaman
dapat di ketahui lebih awal sehingga akan sangat membantu bagi para petani di
wilayah Jawa Timur.
13
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

14
2.1.1. Dampak Keker ingan
Kejadian kekeringan akibat berlangsungnya El-Nino telah menimbulkan
dampak terhadap produksi pangan di Indonesia. Namun demikian dampak yang
terjadi tidak begitu konsisten. Sebagai contoh produksi beras tidak mengalami
penurunan yang drastis akibat kejadian ini kecuali tahun 1991, 1994 dan 1997.
Untuk kedelai, produksi menurun cukup nyata pada tahun El-Nino 1982, 1987,
1994, 1996 dan 1997. Hal ini disebabkan data pada tingkat nasional tidak bisa
menggambarkan

perbedaan

produksi

antar

daerah,

hasil

pengamatan

menunjukkan bahwa total luas areal yang terkena kekeringan juga bervariasi
menurut jenis tanaman, serta El Nino yang biasanya dimulai bulan April atau Mei
dimana hal ini terlihat dari cepatnya laju penambahan areal terkena kekeringan
dalam bulan Mei sampai akhir tahun. Oleh karena itu dampak kekeringan akibat
El Nino terhadap produksi pangan harus dihitung dimulai pada musim kemarau
sampai akhir tahun (Boer, 1999).
Kebutuhan tanaman terhadap air untuk setiap fase pertumbuhan akan
berbeda, baik dalam satu jenis tanaman atau antar jenis. Sehingga sensitivitas
terhadap cekaman air juga akan berbeda-beda bagi setiap fase. Kekeringan atau
cekaman air akan terjadi pada saat kebutuhan air salah satu fase tidak tercukupi.
Doorenbos dan Pruit (1975) mendefinisikan kebutuhan air tanaman
sebagai tinggi air yang dibutuhkan untuk mengimbangi kehilangan air melalui
evapotranspirasi tanaman sehat, tumbuh di lahan yang luas pada kondisi air tanah
dan kesuburan tanah tidak dalam keadaan terbatas serta dapat mencapai produksi
potensial pada lingkungan pertumbuhannya.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

15
Menurut Robertson (1975) kebutuhan air total untuk tanaman padi sawah
selama hidupnya cukup tinggi. Secara umum dapat dikatakan bahwa kebutuhan
air konsumtif tanaman padi sawah mulai naik pada pertumbuhan vegetatif
kemudian mencapai maksimum pada periode reproduktif dan menurun pada
peride pemasakan.
Tanaman menggunakan banyak sekali air. Contohnya, padi membutuhkan
300 sampai 950 mm air per musim tanam. Air dibutuhkan untuk perkembangan
dan pertumbuhan tanaman: air sebagai komponen utama dalam proses fotosintesis
dan respirasi, penting untuk mengatur tekanan turgor sel-sel (air menjaga
kesegaran jaringan-jaringan tanaman), mempertahankan suhu tanaman, membantu
penyerapan unsur hara dari tanah lewat proses transpirasi, sebagai pelarut bahan
mineral dan karbohidrat, merupakan medium untuk perpindahan berbagai unsuir
hara dan larutan lainnya di dalam tanaman. Jadi, air dari hujan sangat vital bagi
pertumbuhan tanaman.
Kung dalam Hidayat (2005) menyebutkan bahwa kebutuhan air untuk
beberapa jenis tanaman pangan adalah sebagai berikut:
Kedelai : 300-350 mm (3,5 bulan) atau 75- 100 mm per bulan
Jagung : 350-400 mm (4 bulan) atau 85- 100 mm per bulan
Kacang tanah: 400-500 mm (5 bulan) atau 80- 100 mm per bulan
Padi sawah : 380-880 mm (4,5 bulan) atau 85- 185 mm per bulan.
Dampak kekeringan juga terjadi pada tanah. Dimana tanah sebagai media tumbuh
tanaman, penyimpanan air dan sumber hara. Menurut Soepardi (1983), air yang
tersedia dalam tanah dipengaruhi oleh hisapan dan kelengasan, kedalaman tanah

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

16
dan pelapisan tanah. Menurut Turyanti (1995), terjadinya penurunan kualitas
tanah akibat iklim maupun oleh aktivitas manusia dalam mengelola lahan akan
menciptakan kondisi tekstur yang buruk, padat dan miskin hara. Hal ini akan
menyebabkan penurunan produksi tanaman, selain cekaman air, juga kekurangan
unsur hara.
Lahan sulit dibajak setelah mengalami musim kering yang panjang.
Mempersiapkan lahan pun tidak dapat dimulai hingga hujan turun cukup banyak
untuk melunakkan tanah. Terbatasnya ketersediaan air akan menurunkan luas area
penanaman pada lahan irigasi akan tetapi hasil per satuan luas akan meningkat
karena

meningkatnya

intensitas

radiasi

(Partridge,

2002).

2.1.2. Indeks Keker ingan
Indeks-indeks kekeringan diperoleh dari ribuan data curah hujan, salju,
aliran sungai dan indikator sumber lainnya. Dalam pengambilan keputusan, nilai
indeks kekeringan berciri angka tunggal jauh lebih berarti dibandingkan data
mentah (Hayes, 2006). Hal ini diperkuat dengan pernyataan Ogallo dan Gbeckorkove (1989) dalam Turyanti (1995) bahwa curah hujan merupakan indeks tunggal
yang paling penting dalam menduga kekeringan tetapi jika kekeringan hanya
dilihat dari batasan jumlah curah hujan, batasannya sangat beragam bergantung
kepada waktu dan tempat penelitian.
Menurut Hounam et. al (1975) penentuan tingkat kekeringan bertujuan untuk:
1. mengevaluasi kecenderungan klimatologis menuju keadaan kering/tingkat
kekeringn dari suatu wilayah
2. memperkirakan kebutuhan air irigasi pada suatu luasan tertentu

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

17
3. mengevaluasi kekeringan pada suatu tempat secara lokal
4. melaporkan secara berkala perkembangan kekeringan secara regional
Ada beberapa indeks yang diukur dari banyaknya presipitasi pada suatu periode
waktu yang menyimpang dari data historis. Walaupun tidak ada indeks-indeks
penting yang menjadi dominan pada semua kondisi, beberapa indeks lebih baik
digabungkan untuk penggunaan tertentu. Agar dapat dibandingkan indeks yang
satu dengan indeks yang lain.
Indeks kekeringan banyak macamnya. Macam-macam indeks tersebut
antara lain, Standardized precipitation index (SPI), Palmer Drought Severity
Index(PDSI), Crop Moisture Index (CMI), Surface Water Supply Index (SWSI),
Reclamation Drought Indeks (RDI), dan masih banyak lagi. Indeks-indeks ini
diciptakan tergantung dari gambaran umum yang melatar belakangi daerah
tersebut, pengguna, proses, input dan hasil outputnya atau masing-masing
klasifikasi.
Pemetaan wilayah kekeringan telah dilakukan dengan berbagai metode
yang berbeda. Salah satu diantaranya yang sering digunakan adalah metode
Palmer. Seperti yang telah dilakukan oleh Sudibyakto (1985) di daerah Kedu
Selatan, Jawa Tengah, dimana hasil perhitungan indeks kekeringan didasarkan
pada data curah hujan titik menimbulkan indeks yang terlalu basah (over
estimate). Kemudian oleh Historiawati (1987) di daerah Purwodadi dan
Grobogan, Jawa Tengah, serta Turyanti (1995) di daerah Jawa Barat menyatakan
bahwa evaluasi kekeringan menggunakan indeks Palmer menunjukkan tingkat
kekeringan di Jawa Barat sangat bervariasi dengan nilai indeks sekitar -25 hingga

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

18
139. Nilai indeks ini sangat beragam, mulai ekstrim kering hingga ekstrim basah.
Daerah Pantai Utara dan Pantai Selatan pada tahun 1987, 1991, 1994 mengalami
kondisi cukup parah dengan nilai indeks kekeringan di bawah -10. Hasil dari
ketiga penelitian tersebut menyatakan bahwa curah hujan dan indeks kekeringan
yang dihasilkan memperlihatkan kecenderungan embutan yang sama.
2.1.3. Penger tian Pemetaan
Pemetaan adalah suatu kegiatan pengumpulan data lapangan, yang
memindahkan keadaan sesuangguhnya dilapangan (‘fakta’) keatas kertas gambar
atau kedalam peta dasar yang tersedia, yaitu dengan menggambarkan penyebaran
dan merekonstruksi kondisi alamiah tertentu secara meruang, yang dinyatakan
dengan titik, garis, symbol dan warna. Pelaksanaan pekerjaan pemetaan dapat
dilakukan secara langsung di lapangan dan dengan bantuan interpretasi dan
analisa foto udara (‘citra’).
Pemetaan dapat didefinisikan sebagai suatu proses terpadu yang mencakup
pengumpulan, pengolahan dan visualisasi dari data spasial (keruangan). Data
spasial umumnya didefinisikan sebagai data keruangan yang terkait dengan
permukaan Bumi (termasuk dasar laut) serta obyek, fenomena dan proses yang
berada, terjadi atau berlangsung di atasnya. Produk suatu proses pemetaan adalah
suatu informasi spasial yang dapat divisualisasikan dalam bentuk atlas (kertas
maupun elektronis), peta (kertas maupun digital), basis data digital.
2.2 Konsep Dasar Sistem Dan Informasi
Sistem adalah kesatuan beberapa keadaan, metode teknik dan kumpulan
elemen yang saling berkaitan unntuk memproses input menjadi output yang

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

19
diharapkan. Disini jelas dikemukakan bahwa suatu sistem tidak akan lepas dari
elemen pokoknya yaitu input dan output. Suatu sistem dapat didefinisikan sebagai
suatu kesatuan yang terdiri dari dua atau lebih komponen atau subsistem yang
berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan.
Suatu sistem dapat terdiri dari sistem-sistem bagian (subsystem). Sebagai
misal, sistem komputer dapat terdiri dari subsistem perangkat keras dan subsistem
perangkat lunak. Masing-masing subsistem dapat terdiri dari subsistem-subsistem
yang lebih kecil lagi atau terdiri dari kompoonen-komponen. Subsistem perangkat
keras (Hardware) dapat terdiri dari alat masukan, alat pemroses, alat keluaran dan
alat simpanan luar. Subsistem-subsistem saling berinteraksi dan saling
berhubungan membentuk satu kesatuan sehingga tujuan dan sasaran sistem
tersebut dapat tercapai. Interaksi dari subsistem-subsistem sedemikian rupa
sehinngga dicapai suatu kesatuan yang terpadu dan terintegrasi.
Pemetaan adalah seni untuk mendapatkan gambaran data/informasi dari
permukaaan bumi dalam bentuk peta. Peta adalah proyeksi atau gambaran
data/detail lapang di atas kertas yang keadannya seperti dilapangan, biasanya
ukurannya lebih kecil (skala tertentu). Kegiatan pemetaan menurut SUPARMAN
(1979) meliputi :
1. Perencanaan

yang

merupakan

Faktor yang perlu diperhatikan adalah :
a. Letak lahan.
b. Tujuan pengukuran dan pemetaan.
c. Tingkat ketelitian yang tinggi.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

kegiatan

pendahuluan

20
Ketiga hal tersebut diatas untuk menentukan tenaga kerja, peralatan,
biaya dan waktu.
2. Proses pengukuran.
Diperlukan tenaga/juru ukur yang baik, syaratnya antara lain :
a. Memiliki pengetahuan teknik dan keterampilan pengukuran.
b. Memiliki perasaan baik dalam penilaian.
c. Memiliki kesungguhan, keuletan dan ketelitian kerja.
Hasil pengukuran dibuat “Laporan lapangan” dengan ciri-ciri teliti,
sempurna, dapat dibaca, tersusun rapi dan bersih.
3. Menghimpun dan menganalisis data.
Menghimpun data lapangan,

data menganalisa dalam bentuk

perhitungan atau pengisian kolom-kolom kosong.
2.2.1 Kar akter istik Sistem
Suatu sistem mempunyai karakteristik atau sifat-sifat tertentu, antara lain
mempunyai komponen-komponen (Components), batas sistem (Boundaray),
lingkungan luar sistem (Enviroment), penghubung (Interface), masukan (Input),
keluaran (Output), pengolahan (Process)
a. Komponen Sistem
Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi, yang
artinya saling bekerja sama membentuk suatu kesatuan. Komponen-komponen
sistem atau elemen sistem dapat berupa suatu subsistem-subsistem atau
bagian-bagain dari sistem. Setiap subsistem mempunyai sifat-sifat dari sistem
itu sendiri yang akan menjalankan suatu fungsi tertentu dan akan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

21
mempengaruhi proses sistem secara keseluruhan. Suatu sistem dapat
mempunyai sistem yang lebih besar yang disebut dengan Supra Sistem.
Sedangkan didalam suatu subsistem masih dimungkinkan terdapat lagi
subsistem-subsistem lain yang lebih kecil lagi sampai akhirnya tinggallah
yang disebut dengan komponen atau elemen-elemen tunggal.
b. Batas Sistem
Batas sistem merupakan daerah yang membatasi antara suatu sistem dengan
sistem yang lainnya atau dengan lingkungan luarnya. Batas sistem ini
memungkinkan suatu sistem dipandang sebagai suatu kesatuan. Batas suatu
sistem menunjukkan ruang lingkup (Scope) dari sistem tersebut.
c. Lingkungan Luar Sistem
Lingkungan luar dari suatu sistem adalah apapun yang berada diluar batas dari
sistem yang mempengaruhi operasi sistem. Lingkungan luar sistem dapat
bersifat menguntungkan dan dapat juga bersifat merugikan sistem tersebut.
Lingkungan luar yang menguntungkan merupakan energi dari sistem dan
dengan sendirinya harus tetap dijaga dan dipelihara.
d. Penghubung Sistem
Penghubung sistem merupakan media penghubung antara satu subsistem
dengan subsistem yang lainnya. Melalui penghubung ini memungkinkan
sumber-sumber daya mengalir dari satu subsistem dengan subsistem yang
lainnya. Keluaran (Output) dari subsistem akan menjadi masukan (Input)
untuk subsistem yang lainnya dengan malalui penghubung ini. Dengan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

22
penghubung satu subsistem dapat berintegrasi dengan subsistem yang lainnya
yang membentuk suatu kesatuan.
e. Masukan Sistem
Masukan sistem adalah segala sesuatu yang dapat dimasukkan kedalam
sistem. Masukan dapat berupa masukan perawatan (Maintenance input) dan
masukan sinyal (Signal input). Maintenance input adalah energi yang
dimasukkan supaya sistem tersebut dapat beroperasi. Signal input adalah
energi yang diproses untuk didapatkan keluaran. Sebagai contoh didalam
suatu sistem komputer, program adalah maintenance input yang digunakan
untuk mengoperasikan komputer dan data adalah signal input untuk diolah
menjadi informasi.
f. Keluaran Sistem
Keluaran sistem adalah hasil dari energi yang diolah dan diklasifikasikan
menjadi keluaran yang berguna. Keluaran ini dapat berupa masukan untuk
subsistem yang ada atau mungkin masukan bagi Supra sistem.
g. Pengolah Sistem
Suatu sistem dapat mempunyai bagian pengolahan sistem sendiri atau
mungkin sistem itu sendiri sebagai pengolahnya. Pengolahan sistem adalah
sesuatu yang merubah masukan menjadi keluaran. Suatu sistem akan
mengolah data masukan berupa data transaksi barang dan data-data lainnya
menjadi keluaran berupa laporan transaksi.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

23
2.2.2 Penger tian Informasi
Informasi adalah data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan
lebih berarti bagi yang menerimanya. Data yang diolah melalui suatu model
menjadi informasi, penerima kemudian menerima informasi tersebut, membuat
suatu keputusan dan melakukan tindakan, yang berarti menghasilkan suatu
tindakan yang lain yang akan membuat sejumlah data kembali. Kejadian-kejadian
even adalah sesuatu yang terjadi pada saat tertentu. Didalam dunia bisnis,
kejadian-kejadian nyata yang sering terjadi adalah perubahan dari suatu nilai yang
disebut dengan transaksi. Misalnya penjualan adalah transaksi perubahan nilai
barang menjadi nilai uang atau nilai piutang.
Informasi mempunyai kualitas yang baik jika memenuhi tiga komponen
dasar berikut :
1. Akurat : Informasi harus bebas dari kesalahan.
2. Relevan : Informasi tersebut mempunyai manfaat bagi pemakainya.
3. Tepat waktu : Karena informasi merupakan landasan dalam suatu
pengambilan keputusan, maka informasi yang datang tidak boleh
terlambat.
2.2.3 Komponen Sistem Infor masi
Sistem informasi terdiri dari komponen-komponen yang disebut dengan
blok bangunan (Building block) yaitu blok masukan (Input block), blok model
(Model block), blok keluaran (Output block), dan blok kendali (Control block).

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

24
Sebagai suatu sistem, keempat blok tersebut masing-masing saling berinteraksi
satu sama lainnya membentuk satu kesatuan mencapai sasarannnya.
2.2.4 Penger tian Sistem Infor masi
Sistem informasi manajemen merupakan penerapan sistem informasi
dalam organisasi untuk mendukung informasi-informasi yang dibutuhkan oleh
semua tingkat manajemen. Sistem informasi manajemen dibentuk untuk
memberikan informasi yang tepat bagi seorang manajer dalam memecahkan suatu
masalah dan sekaligus mengambil keputusan. Sistem akan mengolah fakta dan ide
dari lingkungan, kemudian disajikan dalam bentuk informasi. Konsep sistem
manusia mesin berarti sejumlah pekerjaan akan sangat baik jika dilaksanakan oleh
mesin, sehingga akan timbul interaksi antara manusia dan mesin. Beberapa sistem
informasi manajemen tersebut dapat dipadukan on-line sehingga perubahan yang
terjadi pada suatu sistem atau subsistem secara otomatis meng-update subsistem
yang lain.
2.2.5 Teknik Memper oleh Infor masi
Ada

beberapa

cara

yang digunakan analis untuk memperoleh

informasi. Interaksi langsung digunakan untuk mengumpulkan data primer,
sementara data sekunder dikumpulkan dari sumber-sumber yang ada. Mengamati
atau mewawancarai seseorang melakukan pekerjaan adalah contoh pengumpulan
data. Beberapa cara pengumpulan data :
1. Pengamatan atau Observasi

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

25
Salah satu teknik pengumpulan data suatu proses adalah mengamati proses
tersebut. Pada waktu melakukan observasi atau pengamatan, analis sistem
dapat juga berpartisipasi atau me