PerMenKes RI No 4 Tahun 2013 entang Pedoman Penyusunan Rencana Bisnis dan Anggaran Badan Layanan Umum DI Lingkungan DITJEN Bina Upaya Kesehatan

PERATURAN  MENT'ERI .K ESEHATAN RI  
NOMOR 4 TAHUN 2013  

TENTANG  

PEDOMAN PENYUSU  A  
RE,N 'C ANA BISNIS DAN ANGGARAN
BADAM LAYANAN UMUM
D'I LINGKUNGAN
DITJEN BlNA UPAYA KESEHATAN

DIRE'K TORAT JENDERAL B JNA UPAYA KESEHATAN  
KEMENTERIAN KESEHATAN  RI  
TAHUN  2013  

Katalog Dalam Terbitan Kementerian Kesehatan RI

658.154 
Ind 
p


Indonesia Kementerian Kesehatan Rio Direktorat
Jenderal Bina  Upaya  Kesehatan 
Pe raturan Menteri Kesehatan RI nom or 12 Tahun
2013 Tentang Pola Tarif Badan Layanan Umum
Rumah Sakit di Lingkungan Kementerian Kesehatan.Jakarta : Kementerian  Kesehatan  RI.  2013 

ISBN  978­602­235­372­0 
1.  Judul 
I.  HEALTH CARE  COST 
II.  HOSPITALS 

658.154 
Ind 



PERATURAN  MENTERI KESEHATAN  RI  
NOMOR 4 TAHUN  2013  

PEDOMAN PENYUSUNAN

RENCANA BISN,I S DAN ANGGARAN
BADAN LAYANAN UMUM
DI LINGKUNGAN
DITJEN BINA UPAYA KESEHATAN

DIREKTORAT JENDERAL BINA UPAYA KESEHATAN  
KEMENTERIAN  KESEHATAN  RI  
TAHUN 2013  

KATA PENGANTAR

Pedoman

Rencana

AnggaranBadan

Layanan

Bisnis

Umum

dan

(BLU)

di

Lingkungan Direktorat Jenderal Bina Up aya
Kesehatan ini disusun sebagai tindak lanjut
dari

terbitnya

92jPMK.05j2011

Nomor

Anggaran
Umum,


Serta

Peraturan

tentang

Pelaksanaan

Menteri

Rencana

Anggaran

Keuangan

Bisnis

Badan


Dan

Layanan

dengan berlakunya Peraturan Menteri Kese h atan

terse but

maka

Keputusan

209jMENKESjSKjlj2011

Menteri

tentang

Kesehatan


Pedoman

No mor

Penyusu nan

Rencana Bisnis dan Anggaran (RBA) Badan Layanan Umum
Rumah Sakit yang merupakan penjabaran dari Peraturan
Menteri Keuangan Nomor 44jPMK.05j2009 tentang Rencana
Bisnis dan Anggaran serta Pelakasanaan Anggaran Badan
Layanan Umum dicabut dan dinyatakan tidak berlaku lagi.

Pedoman ini disusun dengan merujuk pada kegiatankegiatan

operasional,

Bagan

Akun


Standar

(BAS),

dan

Pedoman Akuntansi BLU untuk membantu dalam menyusun
dokumen

RBA

meningkatkan

dan

pelayanan

merencanakan
kepada


kegiatan

masyarakat

untuk

khususnya

dibidang kesehatan.

Pedoman  Penyusunan  RBA  BLU 
di  Lingkungan  Direktorat Jenderal  Bina  Upaya  Kesehatan 

Saya
dengan

Berharap

Pedoman


sebaik-baiknya

untuk

lnl

dapat

dimanfaatkan

memudahkan

dalam

penyusunan Rencana Bisnis dan Anggaran sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.

s」ォイエ。ゥセN@


Dr . drg. 'Nw­shant.\.  S.  Andi  セHM|ーNャ、[@

--'­

Pedoman Penyusunan  RBA  BLU 
di  Lingkungan  Direktorat Jenderal Bina  Upaya  Kesehatan 

N@ |QセH@

SAMBUTAN
DIREKTUR JENDERAL
BINA UPAYA KESEHATAN

Sesuai

dengan

Peraturan

Pemerintah


Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan
Keuangan Badan Layanan Umum sebagaimana
telah diubah dengan Pemerintah Nomor 74
Tahun2012,
instansi

maka

yang

salah

menerapkan

satu

kewaj iban

Pola

Keuangan

Badan Layanan Umum (PK BLU) adalah menyusun Rencana
Bisnis dan Anggaran (RBA).

RBA merupakan dokumen perencanaan bisnis dan
penganggaran tahunan mencakup program, kegiatan, target
kinerja, dan anggaran BLU serta mencakup perhitungan
pendapatan dan belanja, proyeksi arus kas, jumlah dan
kualitas barang/jasa yang dihasilkan BLU, selanjutnya RBA
tersebut digunakan sebagai acuan dalam menyusun dokumen
pelaksanaan anggaran.

Sejalan
penyusunan

dengan
RBA

harus

tuntutan
berbasis

kinerja
kinerja,

BLU

maka

perhitun gan

akuntansi biaya menurut jenis layanan, kebutuhan dan

Pedoman Penyusunan RBA  BLU 
di  Ungkungan Direktorat Jenderal Bina  Upaya  Kesehatan 

kemampuan pendapatan yang diperkirakan akan diterima.
RBA juga disusun dengan menganut pola anggaran fleksibel
(flexible budge0 dengan suatu ambang batas tertentu.

Saya berharap penyusunan pedoman ini dapat menjadi
acuan bagi BLU di lingkungan Direktorat Jenderal Bina Upaya
Kesehatan untuk menyusun RBA sesuai dengan ketentuan
yang berlaku.

Prof. D

Pedoman  Penyusunan  RBA  BLU 
di  Lingkungan  Direktorat Jenderal  Bina  Upaya  Kesehatan 

er, Sp.U(K)

DAFTAR lSI

Kata Pengantar
Kata Sambutan

III 

Oaftar lsi

v

Kontribusi

VII

Oasar Hukum

1

BAB I

Ketentuan Umum

3

BAB II

Penyusunan RBA

4

BAB III

Penyusunan Ikhtisar RBA

8

BAB IV

Pengajuan dan Pengesahan RBA

BABV

Bagian Kesatu

Pengajuan RBA

10

BagianKed ua

Pengesahan RBA

11

Ketentuan Penutup

12

LAMPlRAN I

Proses dan Jadwal Penyusunan RBA BLU di Lingkungan
Oitjen Bina Upaya Kesehatan


Arus Penyusunan RBA

13  



Jadwal Penyusunan RBA

15

Pedoman  Penyusunan  RBA  BLU 
di Lingkungan  Direktorat Jenderal  Bina  Upaya  Kesehatan 

LAMPlRAN II

Teknik Penyusunan RBA BLU di Lingkungan
Ditjen Bina Upaya Kesehatan
BAB I

Pendahuluan

16

A.

Gambaran Umum

17

B.

Visi dan Misi BLU

17

C.

Budaya BLU

17

D.

Susuna Pejabat Pengelola dan Dewan
Pengawas BLU

BAB II  

17

Kinerja BLU Tahun Berjalan dan RBA
Tahun yang Akan Datang

18 

A.

Gambaran Kondisi BLU

18 

B.

Proses Penilaian Kinerja BLU

18 

C.   Pencapaian Kinerja dan Target Kinerja BLU 19 

D.

Informasi Lainnya yang Perlu Disampaikan 28 

E.   Ambang Batas Belanja BLU

F.

Prakiraan Maju Pendapatan d an
Prakiraan Maju Belanja

BAB III  

28 

29 

Penutup

3 1 

Formulir 1

32

Rincian Anggaran Belanja dan Pengeluaran
Pembiayaan per Mata Anggara n
Pengeluaran (MAK)
Formulir 2
Surat Pernyataan Tanggun g Jawab
Mu t la k (SPTJM)

Pedoman  Penyusunan  RBA  BLU 
di Lingkungan  Direktorat Jenderal  Bin a Upaya  Kesehatan 

33

TIM PENYUSUN
RENCANA BISNIS DAN ANGGARAN
BADAN LAYANAN UMUM RUMAH SAKIT
DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KESEHATAN

Pengarah

Prof. Dr. dr. Akmal Taher, Sp.U(K)

Penanggungjawab

Dr. drg. Nurshanty S. Andi Sapada, M.Sc

Ketua

G. K. Wirakamboja, SKM , MPS

Wakil Ketua

Mangapul Bakara, MM, M.Kes

Sekretaris I

dr. Octi Palupi R, MPH

Sekretaris II

Penta Yunianti, SE

Anggota

Dr. Suranto, MM
Fresley Hutapea, SH , MH , MARS
drg. Andi Kalsum Patolangi, M.Kes
Yulis Quarti, SE.Ak, M.Si
Soeripto, SE, MARS

Pedoman  Penyu sunan  RBA  BLU 
di Lingkungan  Di rektorat Jende ral  Bina  Upaya  Ke sehatan 

Pedoman Penyusunan  RBA  BLU 
di  Lingkungan  Direktorat Jenderal Bina  Upaya  Ke sehatan 

MENTERIKESEHATAN
REPUBUK INDONESIA

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 4 TAHUN 2013
TENTANG
PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA BISNIS DAN ANGGARAN
BADAN LAYANAN UMUM DI LINGKUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL BINA UPAYA KESEHATAN
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang

a. bahwa dengan ditetapkannya Rumah Sakit d an Balai
Besar Kesehatan menjadi instansi yang menera pkan
Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum,
perlu
dipersiapkan
perencanaan
tahunan
yang
dituangkan dalam Rencana B is nis dan Anggaran;
b. bahwa dengan ditetapkannya Peraturan Me nteri
Keuangan Nomor 92/PMK.05/2011 tentang Rencana
Bisnis dan Anggaran Serta Pelaksanaan Anggaran
Badan layanan Umum, perlu dilakukan peru b aha n
dan penyempurnaan pedoman penyusuna n Rencana
Bisnis dan Anggaran Badan Layanan Umum ;
c. bahwa
berdasarkan
pertimbanga n
sebagaimana
dimaksud dalam huruf a dan huruf b , perlu
menetapkan Peraturan Menteri Kesehatan ten tang
Pedoman Penyusunan Rencana Bisnis dan Anggaran
Badan Layanan Umum di Lingkungan Dire ktorat
Jenderal Bina Upaya Kesehatan;

Mengingat

1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 ten tang
Keuangan
Negara
(Lembaran
Negara
Republik
Indonesia Tahun
2003
Nomor 47,
Tam bahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286) ;
2. Undang-Undang Nomor
Tahun 2004 t e ntang
Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Re p ublik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4355) ;

3. Undang-Undang ...

Pedoman Penyusunan  RBA  BLU 
di Lingkungan  Direktorat Jenderal Bina  Upaya  Kesehatan 

MENTERIKESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

-2 3.   Undang­Undang  Nomor  33  Tahun  2004  ten tang 
Perimbangan  Keuangan  Pemerintah  Pusat  dan 
Pemerintahan  Daerah  (Lembaran  Negara  Republik 
Indonesia  Tahun  2004  Nomor  126,  Tamba han 
Lembaran  Negara  Republik  Indonesia  Nomor 44 38); 
4.   Undang­Undang  Nomor  36  Tahun  2009  ten tang 
Kesehatan  (Lembaran  Negara  Republik  Indonesi a 
Tahun  2009  Nomor  144,  Tambah a n  Le mbaran  Nega ra 
Republik  Indon es ia Nomor  5063); 
5.   Undang­ Undang  Nomor  44  Tahun  2009  te ntang 
Rumah  Sakit  (Lembaran  Negara  Republik  Indonesia 
Tahun  2009  Nomor  153,  Tambahan  Lemba ran  Negara 
Republik  Indonesia  Nomor  5072); 
6.   Peraturan  Pemerintah  Nomor  23  Ta hun  2005  t e n tang 
Pola  Pengelolaan  Keuangan  Badan  Layanan  Um um 
(Lembaran  Negara  Republik  Indonesia  Tahun  2005 
Nomor  48 ,  Tambahan  Lembaran  Nega ra  Republik 
Indonesia  Nomor  4502)  sebagaimana  telah  diu bah 
terakhir  dengan  Per'aturan  Pemerintah  Nomor  74 
tahun  2012  (Lembaran  N egara  Republik  Indo n esia 
Tahun  2012  Nomor  171,  Tam bahan  Lem baran  N  ga ra 
Republik  Indone s ia  Nomor  5340); 
7.   Peraturan 
Menteri 
Keuangan 
omor 
134 /  PMK.02/2005  ten tang  Pedoman  Pembayara n 
Dalam  Pelaksanaan  Anggaran  P enclapa t a n  d a n 
Belanja Negara; 
8.   Peraturan  Menteri  Keuangan  Nomor  07/PMK. 02/2 006 
ten tang  Persya ratan  Admini s trasi  Dal am  R ang ka 
Pengusula n  dan  Penetapa n  Satuan  Kerja  Ins ta nsi 
Pemerintah  Untuk  Men e rapkan  Pol a  Pengelo laan 
Keuangan  Badan  Layanan  Umum; 
9.   Peraturan 
Menteri 
Ke:seh ata n 
Nomor 
1144/Menkes /  Per/I/2010  te nta ng  Or­ganisasi  dan 
Tata  Kerja  Kementerian  Kesehatan  (Berita  N  ga ra 
Republik Indonesia Tahun  2010  Nomor  585); 
10.  Peraturan  Menteri  Keuangan  Nomor  92/PMK.0 5/20 11 
ten tang  Rencana  B isnis  dan  An ggara n 
serta 
Pelaksanaan Anggaran  Badan  Laya nan  Umum; 

Memperhatika n  ... 

Pedoman  Penyusunan  RBA  BLU 
di Lingkungan  Direktorat Jenderal Bina  Upaya  Kesehatan 

MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

- 3 -

Memperhatikan

Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor
PER-20/PB/20 11 tentang Pedoman Teknis Penyusunan
Bisnis dan Anggaran Satuan Kerja Badan Layanan
Umum;

MEMUTUSKAN:
Menetapkan

PERATURAN
MENTERI
KESEHATAN
TENTANG
PEDOMAN
PENYUSUNAN
RENCANA
BISNIS
DAN
ANGGARAN BADAN LAYANAN UMUM DI LINGKUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL BIN A UPAYA KESEHATAN.
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1

Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan :
1. Badan Layanan Umum yang seJanjutnya disingkat BLU adaJah instansi di
lingkungan Pemerintah yang dibentuk untuk memberikan pelaya n a n
kepada masyarakat berupa penyediaan barang dan/ atau jasa yang dij ua l
tanpa mengutamakan mencari keuntungan dan dalam melakukan
kegiatannya didasarkan pada prinsip efisiensi dan produktivitas.
2. Satuan Kerja Badan Layanan Umum yang selanjutnya disingkat Satker
BLU adalah rumah sakit, ba1!ai besar kesehatan, dan unit pelaksana tekni s
lain, di lingkungan Direktorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan yang telah
menerapkan pola keuangan bad an layanan umum.
3. Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga yan g
selanjutnya disingkat RKA-K/L adalah dokumen rencana keuangan
tahunan Kementerian Negara/Lembaga yang disusun menurut Bagian
Anggaran Kementerian Negara/Lembaga.
4. Rencana Bisnis dan Anggaran Badan Layanan Umum yang selanj utnya
disingk at RBA adalah dokumen perencanaan bisnis dan penganggaran
yang berisi program, kegiatan . target kinerja, dan anggaran suatu Satker
BLU.
5 . Rencana Bisnis dan Anggaran Definitif yang selanjutnya disingkat RBA
Definitif adalah Rencana Bisnis dan Anggaran Badan Layanan Umu m yang
telah disesuaikan dengan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian
Negara/Lembaga dan Keputusan Presiden mengenai Rincian Anggaran
Belanja Pemerintah Pusat dan teJah disahkan oleh Menteri/Pimpin a n
Lembaga/ Ketua Dewan Kawasan.
6. P ola
Pedoman Penyusunan  RBA  BLU
di Lingkungan  Direktorat Jenderal Bina  Upaya  Kesehatan 

MENTERIKESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

­ 4  -

6. Pola Anggaran Fleksibel (flexible budget) adalah pol a anggaran yang
penganggaran belanjanya dapat bertambah atau berkurang dari yang
dianggarkan sepanjang pendapatan terkait bertambah atau berkurang,
setidaknya proporsional.
7. Persentase Ambang Batas adalah besaran persentase realisasi belanja yang
diperkirakan me\ebihi anggaran d a lam Daftar Isian Pelaksa naa n Anggara n
Badan Layana Umum.
8. Kementerian adalah Kementerian Kesehatan.
9. Menteri adalah Menteri yang menyelenggarakan urusan p e merintahan di
bidang kesehatan.
Pasal 2
Ruang lingkup p edoman penyusunan RBA di Lingkungan Direktorat Jenderal
Bina Upaya Kesehatan meliputi tata cara penyusunan dan format RBA , tata
ca ra penyusunan dan format Ikhtis ar RBA serta mekanisme pengajuan dan
pengesahan RBA pada s。エォセイ@
BLU di lingkungan Direktorat Jenderal Bina
Upaya Kesehatan yang telah menerapkan pola pengelol aan k e uangan baclan
layanan umum.
Pasal 3
Pedoman penyusunan RBA bertujuan sebagai acuan bagi semua Satker BLU
di Lingkungan Direktorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan yang telah
menerapkan Pola Pe ngelolaan Keuangan Badan Layanan Urnum dalarn
menyusun RBA.

BAB II
PENYU SUNAN RBA
Pasa14
(1)   Satker BLU harus rnenyusun RBA tahunan disertai dengan prakiraan RBA

tahun berikutnya.
(2) RBA tahuna n sebagairnana dirnaksud p ada ayat (1)  rnenga cu k e p a cla:
a. Re ncana Strategis Bisnis BLU; dan
b. Pagu Anggaran Kernenterian.

PasaI5 ...

Pedoman  Penyusunan  RBA  BLU 
di  Lingkungan  Direktorat Jenderal  Bina  Upaya  Kesehatan 

MENTERIKESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

- 5 -

Pasal 5
(1) Penyusunan RBA dilakukan rnelalui rnetode top down dan button u p yang
dirnulai dari
a. policy statement oleh pirnpinan
b. tingkat pusat pertanggungjawaban
c . kornite anggaran yaitu suatu panitia anggaran yang mempunyai tugas
untuk rnengarahkan dan mengevaluasi anggaran
d tingkat direksi dan dewan pengawas
(2) Proses penyusunan RBA sebagairnana tercanturn dalarn Larnpiran I dan
Larnpiran II yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peratu r an
Menteri ini.
Pasal6
(1) RBA disusun berdasarkan:
a. basis kinerja dan perhitungan akuntansi biaya rnenurut
layananannya;
b . kebutuhan dan kernarnpuan pendapatan yang diperkirakan
diterirna; dan
c . basis akrual.

jenis
akan

(2) Dalam hal Satker BLU te!ah menyusun standar biaya layanannya
berdasarkan perhitungan akuntansi biaya, RBA disusun menggunakan
standar biaya tersebut.
(3) Standar biaya sebagaimana dirnaksud
pirnpinan BLU.

pada ayat (2) ditetapka n

(4) Perhitungan akuntansi biaya sebagairnana dimaksud pada ayat
dihasilkan dari sis tern akuntansi biaya yang ditetapkan oleh Menteri.

oleh
(2)

(5) Dalarn hal Satker BLU belum menyusun standar biaya layanannya
berdasarkan perhitungan dalam standar biaya sebagaimana dimaksud
pada ayat (2), BLU rnenyusun RBA menggunakan standar bia ya yang
ditetapkan oleh Menteri Keuangan.
(6) Dalam hal Satker BLU belurn rnenyusun standar biaya layanannya
berdasarkan perhitungan akuntansi biaya, RBA disusun rnenggun a k a n
standar biaya urnum yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan.

(7) Penyusunan ...

Pedoman Penyusunan RBA  BLU 
di Lingkungan  Direktorat Jenderal Bina  Upaya  Kesehatan 

MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

- 6 (7)   Penyusunan  kebutuhan  dan  kemampuan  p e ndapatan  sebagaimana 
dimaksud  pada ayat  (1)  huruf b  disusun  per unit  k e rja  pada Satker BLU. 
(8)   Kebutuhan  BLU  sebagaimana dimaksud  pada  ayat  (1)  huruf  b  merupa k a n 
pagu  belanja  yang  dirinci  menu rut  program,  kegiata n,  output, a kun 
belanja,  dan  detail  belanja. 
(9)   Kemampuan  pendapatan  sebaga imana  dim a ksud  pad a  ayat  (1)  huruf  b 
bersumber dari: 
a.  pendapatan dari  layana n  yang diberikan  kepada  masyarakat ; 
b . hibah  tidak  terikat  dan l atau  hibah  terikat  yang  diperoleh  d a ri 
masyarakat atau b a d an  lain ; 
c.  hasil  kerja sama BLU  dengan  pihak lain  dan/atau  hasil  usaha lainnya ; 
d. penerimaan lainnya yang sah;  dan/ atau 
e.  penerimaan anggaran yang  bersumber dari  APBN. 
(10)Hasil  usaha  lainnya  sebagaimana  dimaksud  pada  ayat  (9)  huruf canta r a 
la in  diperoleh  dari  pendapatan  jasa  lembaga  ke ua ngan,  h asi l  penjualan 
aset tetap,  dan  pendap a tan  sewa. 
Pasal 7 
(1)   RBA  paling sedikit memuat: 
a. seluruh  program  dan  kegiatan; 
b.  targe t  kinerja  (output) ;
c.  kondisi  kinerja BLU  tahun  berjalan; 
d . asums i  makro dan  mikro; 
e.  kebutuhan  belanj a  dan  kemampuan pendapatan ; 
f.  perkiraan  biaya;  d a n 
g.  prakiraan  maju  (forward estimate).
(2)   Rumusan  program  dan  kegiatan  sebagaimana  dimaksud  pada  ayat  (1) 
huruf  a  dan  target  kinerja  (output) sebagaimana  dimak s ud  p ada  ayat  (1) 
huruf b  harus  sama dengan  rumusan  program ,  kegiatan  dan  target  kinerja 
yang ada dalam  RKA­K/ L. 
(3)   Kondisi  kinerja  BLU  tah un  berjalan  sebagaimana  dim a ksud  pacla  ayat  (1) 
huruf  c  merupakan  uraian  gambaran  mengenai  ca paian  kinerja  p er  un i t 
kerja pada Satker BLU. 
(4)   Asumsi  makro  sebagaimana  dimaksud  pada  ayat  (1)  huruf d  merupakan 
data  dan /a tau  informasi  atas  indikator  ekonomi  yang  berhubungan 
dengan  aktivitas  perekonomian  nasional  dan/atau  g lobal  se c a ra 
keseluruhan. 
(5)  Asumsl  ... 
Pedoman  Penyusunan RBA  BLU 
di  Lingkungan  Direktorat lenderal Bina  Upaya  Kesehatan 

MENTERIKESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

­ 7  -

(5) Asumsi mikro sebagaimana dimaksud pada a y at (1) huruf d m e rupa kan
data dan j atau informasi atas indikator ekonomi y ang berhubun gan
denga n aktivitas Satker BLU .
(6 ) Asumsi makro dan a s umsi mikro sebagaimana dim a ksud pada a y at (4) dan
a y at (5) y ang digunakan dalam penyusunan RBA merupa kan asu m si ya ng
hany a berkaitan dengan pencapaian target BLU.
(7) Asumsi makro dan asumsi mikro sebaimana dimaksud pada a y at (6) harus
dijelaskan kaitannya dengan keberhasilan pencapaian target BLU t ers e but.
(8 ) Kebutuhan belanja dan kemampuan pendapatan seba gaimana dimaksud
pad a a y at ( 1) huruf e disusun menggunakan basis kas.
(9) Kebutuhan
belanja dan
kemampuan
pendapatan yang disusun
menggunakan basis kas sebagaimana dimaksud pada ayat (8) menjadi
data masukan untuk pengisian Kertas Kerja RKA-KjL .
(10) Perkiraan biaya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf f disusun
menggunakan basis akrual.
( l l )Prakiraan maju sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf g digu n a kan
untuk kebutuhan belanja dan kemampuan pendapatan.
(12 )Prakiraan maju untuk kebutuhan belanja dan kemampuan pendapatan
sebagaimana dimaksud pada ayat (11) dicantumkan dalam RB A s a mpai
dengan 3 (tiga) tahun ke depan.

Pasal 8
(1) RBA men ganut Pola Anggaran Fleksibel (f1exible budget) dengan suatu
Persentase Ambang Batas tertentu .
(2) Po la Anggaran Fleksibel sebagaimana dimaksud pada ayat (1) hanya
berlaku untuk b elanja yang bersumber dari pendapatan seb a gaimana
dimaksud dalam Pasal 6 ayat (9) huruf a, huruf b, huruf c, dan huruf d .
(3) Persentase Ambang Batas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 a yat (1)
d ihitung ta npa memperhitungkan saldo awal kas.
(4) Persentase Ambang Batas dicantumkan dalam RKA-KjL dan DIPA BLU.
(5) Pencantuman Ambang Batas sebagaimana dimaksud pada ayat ( 1) d a pat
berupa keterangan atau catatan yang memberikan informasi besar an
Persentase Ambang Batas.

B AB III . . .

Pedoman Penyusunan RBA BLU
di Lingkungan Direktorat Jenderai Bina Upaya Kesehatan

MENTERIKESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

- 8 -

BAB  III
PENYUSUNAN  IKHTISAR  RBA 
Pasal9 
(1)   Ikhtisar  RBA  digunakan  sebagai  bahan  untuk  menggabungkan  RBA  ke 
dalam  RKA­K /  L. 
(2)   Contoh  format  Ikhtisar  RBA  sebagaimana  t e r c antum  clalam  Formulir  1 
terl a mpir. 

Pasal  10 
(1)   BLU  menc antumkan  pen erimaan  dan  pengeluara n  yang  tercantum  d a lam 
RBA  BLU  ke  dalam  penda patan,  bel a nja,  dan  p e mbiaya a n  dalam  Ikh t isar 
RBA  t e rmas uk  belanja  dan  pengeluaran  p e mbiayaan  yang  didan a i  dari 
saIdo  awal  kas. 
(2)   P en dapa tan ,  belanja ,  dan  pembiayaan  ya ng  dican tumka n  dalam  Ikhti sar 
RBA  sebagaimana dimaksud  pada aya t  (1)  dihitung berdasa rk a n  basis  kas . 
(3)   Pendapatan  BLU  ya ng  dicantumkan  ke  dalam  Ikhtisar  RBA  sebagai mana 
dim a ksud  p a da  ayat  (1)  mencakup  pendapatan  sebagaimana  dimaksud 
d a la m  Pasal  6  a yat (9)  huruf a  sampai dengan  huruf d . 
(4)   B e lanja  BLU  yang  dicantumkan  ke  dalam  Ikhtisa r  R BA  s ebagaimana 
dimaksud  ayat  (1)  mencakup  semua  belanja  BLU,  te rmasuk  belanja  ya ng 
didanai  dari  APBN  (Rupiah  MurniJ,  b e lanja  yan g  didanai  c1ari  PN B P  BLU, 
penerimaa n  pembiayaan ,  dan  belanja y ang didan a i  dari  sa ld o  a wal  kas. 

Pasal  11 
(1)   Belanja  BLU  sebagaimana dimaksud  dalam  Pasal  11  ayat  11 ) dicantumkan 
kedalam  Ikhtisar RBA  dalam 3  (tiga) jeni s  belanj a  yang terdiri  a tas: 
a.  Belanja Pegawai ; 
b. Belanja  B ara ng;  dan 
c .  Belanja Modal. 
(2)   Belanja  P egawai  sebagaimana  dimaksud  ayat  (1)  huruf  a  merupa k a n 
belanja p ega wai yang berasaJ  dari  APBN  (Rupiah  Murni). 

(3)  Bel a n ja  . " 

Pedoman Penyu sunan RBA BLU
di lingkungan Direktorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan

MENTERIKESEHATAN
REPUBUK INDONESIA

- 9 -

(3) Belanja Barang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b terdiri atas
Belanja Barang yang berasal dari APBN (Rupiah Murni), Belanja Barang
yang didanai dari PNBP BLU, dan belanja pegawai yang didanai dari PNBP
BLU.
(4) Belanja Barang yang didanai dari PNBP BLU sebagaimana dimaksud pada
ayat (3) terdiri dari Belanja Gaji dan Tllnjangan, Belanja Barang, B e lanja
Jasa, Belanja Pemeliharaan, Belanja Perjalanan, dan Belanja Penyediaan
Barang dan Jasa BLU Lainnya yang be ras al dari PNBP BLU, termasuk
Belanja Pengembangan SDM.
(5) Be\anja Modal sebagaimana dimaksud ayat (1) huruf c terdiri dari Belanja
Modal yang berasal dari APBN (Rupiah Murni) dan Belanja Modal BLU.
(6) Belanja Modal yang berasal dari APBN (Rupiah Murni) sebagaimana
dimakslld pada ayat (5) merupakan belanja modal yang bersumber dari
Rupiah Murni yang terdiri dari Belanja Modal Tanah, Belanja Modal
Peralatan dan Mesin, Belanja Modal Jalan, Irigasi dan Jaringan, dan
Belanja Modal Fisik Lainnya.
(7) BeJanja Modal BLU sebagaimana dimaksud pada ayat (5) merupakan
belanja modal yang bersumber dari PNBP BLU yang terdiri dari Belanja
Modal Tanah, Belanja Modal Peralatan dan Mesin, Belanja Modal J alan,
Irigasi dan Jaringan, dan Belanja Modal Fisik Lainnya.
(8) Belanja Modal Fisik Lainnya sebagaimana dimaksud pada ayat (6) dan ayat
(7) mencakup antara lain pengeluaran untuk perolehan asset tidak
berwujud, pengembangan aplikasi/ software yang memenuhi kriteria ase t
tak berwujud.

Pasal 12
(1) Pembiayaan sebagaimana dimaksud d a la m Pa s a l 11 ayat (1) men a kup
semua penerimaan pembiayaan dan pengeluaran pembiayaan BLU.
(2) Penerimaan pembiayaan BLU sebagaimana dimaksud pad a ayat (1) an tara
lain mencakup penerimaan yang bersumber dari pinjaman jangka pendek,
pinjaman jangka panjang, dan/atau penerimaan kembali/penjuaJan
investasi jangka panjang BLU.
(3) Pengeluaran pembiayaan BLU sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
mencakup antara lain pengeluaran untuk pembayaran pokok pinjaman,
pengeluaran investasi jangka panjang, dan/atau pemberian pinjaman.

(4) Pengeluar an . ..

Pedoman Penyusunan RBA BLU
di lingkungan Direktorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan

セ@

セ@

MENTERI KESEHATAN
REPUBUK INDONESIA

- 10 -

(4)   Pengeluaran  pembiayaan  BLU  yang  dicantumkan  dalam  Ikhti sar  RBA 
adalah  p e nge luaran  pembiayaan  ya ng  didanai  dari  APBN  (Rupiah  Murni) 
tahun  berjala n  dan  PNBP BLU . 
(5)   Pengeluaran  pembiayaan  BLU  yang  didanai  dari  APBN  (Rupiah  M u rni) 
tahun  berj a lan  yang  telah  tercantum  dalam  DIPA  selain  DIPA  BLU ,  ata u 
APBN  (Rupi a h  Murni)  tahun  lalu  dan  telah  dipertanggungjawa bkan  d a lam 
pertanggun g jawaba n  APBN  sebelumnya,  tidak dicantumkan  dalam  Ikhtisar 
RBA. 

BABIV  
PENGAJUAN  DAN  PENGESAHAN  RBA  
Bagian  Kesatu  
Pegajuan  RBA  
Pasal  13  
(1)

Pimpinan  BLU  mengajukan  RBA  kepada Menteri. 

(2)   Pengajuan  R B A  sebagaimana  dimaksud  pad a  aya t  (1) dilakukan  ciengan 
memenuhi  s ya rat sebagai berikut: 
a.   RBA  ditandatangani  oleh  Pimpin a n  BLU  d a ll  diketahui  oleh  D ewan 
Pengawas  a tau  pejabat  yang  ditunjuk  oleh  Menteri  apabila  Satke l­ BLU 
tidak  rnem punyai  Dewan  Pengawas; 
b.   RBA  diserta i  dengan  standar  pelayanan  minimal,  tarif,  d an/ata u 
standar biaya laya nan;  dan 
c.   Dalam  hal  Satker  BLU  menyusun  RBA  menggunakan  standar  bi aya 
berdasarkan  perhitungan  akuntasi  biaya,  RBA  dilampiri  dengan  Surat 
Pernyataan  Tanggung Jawab  Mutlak  (SPTJM). 
(3)   Format  SPTJM  sebaga imana  dimaksud  pada  ayat  (1)  huruf c sebaga imana 
tercantum cl a lam  formulir  2  terlampir. 
(4)   RBA yang tela h  dise tujui oleh Menteri  m e njad i  dasa r  penyusun a n  RKA­ K / L 
untuk Satker BLU. 

B agian 

Pedoman Penyusunan RBA BLU
di Lingkungan Direktorat Jenderal Bina Upaya Keseha tan

MENTERIKESEHATAN
REPlJBlIK INDONESIA

- 11 Bagian Kedua
Pengesahan RBA
Pasal 14
(1) Satker BLU menyusun RKA-K/ L berdasarkan RBA dan lkhtisar RBA.

(2) RKA-K/L sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diajukan kepada Me n teri.
(3)

Dalam
hal
Menteri
menyetujui
pengajuan
RKA-K/L,
Menteri
menyampaikan RKA-K/L dan RBA kepada Menteri Keuangan melalui
Direktur Jenderal Anggaran.

(4)

Direktur Jenderal Anggaran atas nama Menteri Keuangan melakukan
telaahan terhadap RKA-K/L dan RBA yang diajukan untuk digunakan
sebagai bagian dari mekanisme pengajuan dan penetapan APBN.
Pasal 15

(1)

Pimpinan BLU menyusun RBA Definitif sebagai dasar melakukan kegiatan
BLU.

(2)

Penyusunan RBA Definitif sebagaimana diaksud pada ayat (1) d ilaku k an
dengan cara sebagai berikut:
a. Satker BLU melakukan penyesuaian RKA-K/L dan RBA den gan
Penetapan APBN atau Keputusan Presiden mengenai Rincian Anggaran
Belanja Pemerintah Pusat.
b. RBA yang telah disesuaikan ditandatangani oleh Pimpinan B LU dan
diketahui oleh Dewan Pengawas atau pejabat yang ditunjuk oleh
Menteri apabila Satker BLU tidak memiliki Dewan Pengawas.
c . RBA Definitif diajukan kepada Menteri.
d . Dalam hal Menteri menyetujui RBA Definitif, Menteri menyampai k an
RKA-K/ L dan RBA Definitif kepada Menteri Keuangan melalui Direktur
Jenderal Anggaran dan Direktur Jenderal Perbendaharaan.
Pasal 16

Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara penyusunan dan forma t rin c ian
RBA definitf ditetapkan oleh Pimpinan BLU.

BABV ...

Pedoman Penyusunan RBA BLU
di Lingkungan Direktorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan

MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

- 12 BAB  V  
KETENTUAN  PENUTUP  
Pasal  17  
Pada  s aat  Pera turan  Menteri  ini  mulai  berlaku,  Keputusan  Mente ri  Kesehatan 
Nomor  209/Menkes/ SK/I/2011  ten tang  Perubahan  Atas  Keputusan  Menteri 
Kesehatan  Nomor  550/Menkes/SK/VII/2009  ten tang  Pedom a n  Peny usunan 
Rencana  Bisni s  dan  Anggaran  (RBA)  Badan  Layanan  Umum  Rumah  Sakit , 
dicabut dan  dinyatakan  tidak  berlaku. 

Pasal  18 
Peraturan Menteri  ini  mulai  berlaku pada tanggal  diundangkan. 
Agar setiap orang mengetahuinya,  memerintahkan  p e ngundangan  Peraturan 
Menteri  ini  den ga n  penempatannya dalam  Berita  Negara  Republik  Indon es ia. 

Ditetapkan  di J aka rta 
pad a  tanggaI  7  Janu a ri  201 3 
MENTERIKESEHATAN 
."...,LlK INDONESIA , 

"'...o;o-....

Diundangkan di  Jaka rta 
pada tanggaI  16 Januari 2013 
MENTERI  HUKUM  DAN  HAK  ASASI  MAN USIA 
REPUBLIK  INDONESIA, 

AMIR  SYAMSUDIN 
BERITA  NEGARA  REPUBLIK  INDONESIA  TAHUN  2013  NOMOR  99 

Pedoman Penyusunan RBA BLU
di Lingkungan Direktorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan

MENTERIKESEHATAN
REPUBUK INDONESIA

- 13 LAMPlRAN I
PERATURAN MENTERI KESEHATAN
NOMOR 4 TAHUN 2 013
TENTANG
PEDOMANPEN YUSUNANRENCANA
BISNIS DAN ANGGARAN BADAN
LAYANAN UMUM DI LINGKUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL
BINA UPAYA KESEHATA N

PROSES DAN JADWAL PEN Y USUNAN RENCANA BISNIS DAN ANGG A RAN
BLU DI LINGK U NGAN DIREKTORATJENDERAL BINA UPAYA KESEHATAN

A RUS PENYUS UN A N RENC A NA BI SNIS A NGGARAN

PROS E S

I

DOKUM E NTA S I

STAR T

I

\jI
AN A LI SA S WOT

I

\jI

Matrix Factor

KET E RA NGA N

Vi s i dan Mi s i BLU
Kebijakan l a innya

External

I

Matrix Factor

POLICY
S TATEMENTS

Internal

Sasara n U sa h a BLU
Sasaran U saha Uni t ya n g
t erkait

\If
Stra te gi C o rpora t e

SASARAN
USA H A

O aft a r Isi a n
Rencana B is ni s
A n ggar a n

\If
STRATEGI
USA H A

S tra t egi B isn is
Str a t egi Fu nction al
Rinci a n RBA un tu k set iap

'US U LAN RBA
PER U NIT
K ERJA

Uni t Ke rja / Pu sa t
Renc ana Kerj a
SBU / Ca b an g

p ertan ggu n g j awaban
Anggaran

\jI

Wak t u penyelesa i a n

KO MI TE
AN GGARAN

M セ@

Rencana
B i s n is Anggaran tiap
Pu sa t Pertanggung
J a w a ban

Tic18,k

'----

Ya

PEN YU SUN A N RBA PE R
PU SAT PERTANGGUN G
JA W A B AN
\jI

I

STO P

I
Pedoman Penyusunan RBA BLU
di Lingkungan Direktorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan

MENTERIKESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

- 14 ARU S PE NYUSUNAN R E N CAN A B I SN IS ANGGA RAN
PROS E S

DOKUMENTAS I

KET ERAN( ;AN

Pu sa t Pen a ngguIlgj