Tinjauan Pustaka T1 672006058 Full text

3 Layanan Kesehatan Berbasis SIG untuk memberi informasi fasilitas kesehatan di Kabupaten Sumba Barat.

2. Tinjauan Pustaka

Beberapa penelitian mengenai pemanfaatan SIG telah dilakukan. Salah satunya adalah penelitian yang berjudul “Pemanfaatan Teknologi Sistem Informasi Geografi dalam Mendukung Perencanaan Wilayah Daerah Kabupaten Sumba Timur”. Aplikasi yang dirancang dapat memberikan informasi dalam hal perencanaan tata ruang kawasan khususnya kawasan lindung dan kawasan budidaya yang ada dalam lingkup wilayah Kabupaten Sumba Timur. Dalam penelitian tersebut dilakukan pemetaan dan pengelompokan kawasan berdasarkan luas kawasan dan hasil dari kawasan daerah yang menonjol atau diunggulkan sehingga memudahkan untuk melakukan klasifikasi lahan berdasarkan kawasan- kawasan yang sudah dipetakan [2]. Penelitian terdahulu lainnya adalah yang berjudul “Pemanfaatan Sistem Informasi Geografis Untuk Pemetaan Lokasi Sarana Kesehatan Berbasis Web di Kota Salatiga”. Penelitian ini menekankan pada suatu aplikasi SIG berbasis web yang dapat melakukan update terhadap data spasial geografis secara on-the-fly remote tanpa menggunakan aplikasi desktop SIG yang mampu memberikan dan menyampaikan informasi secara menarik, informative dan online [3]. Perbedaan dengan penelitian yang dilakukan yaitu pada teknologi dan studi kasus tempat dilakukannya penelitian dimana pada penelitian terdahulu menggunakan aplikasi Mapserver dengan Framework Chameleon untuk menampilkan peta dan studi kasusnya di Kota Salatiga sedangkan pada penelitian yang akan dilakukan yaitu menggunakan bahasa pemrograman PHP dan MySQL serta Google Map Api untuk menampilkan peta dan studi kasusnya di Kabupaten Sumba Barat. Lain lagi dengan penelitian yang diberi judul ”Perancangan Sistem Informasi Geografis Berbasis Web untuk Pemetaan Lokasi dan Fasilitas Pendukung di Pulau Bali”. Penelitian ini memiliki beberapa kelemahan, di antaranya tidak memiliki fasilitas-fasilitas penunjang lainnya, seperti search, dan belum memetakan semua data yang sesuai dengan kebutuhan. Oleh karena itu, diperlukan ketersediaan data yang cukup dalam pengembangan sistem ini [4]. Perbedaan dengan peneltian yang dilakukan yaitu pada penelitian yang dilakukan sudah mempunyai fungsi search sedangkan pada penelitian terdahulu belum mempunyai fungsi search dan belum memetakan semua data yang sesuai dengan kebutuhan. Berdasarkan penelitian-penelitian terkait penerapan SIG maka dilakukan penelitian yang bertujuan merancang dan membangun sistem informasi pemetaan lokasi layanan kesehatan di Kabupaten Sumba Barat yang mengintegrasikan kemampuan SIG serta gambaran dan informasi tentang sarana kesehatan di Kabupaten Sumba Barat. Batasan masalah dalam melakukan penelitian ini antara lain: 1 proses perancangan SIG difokuskan pada perencanaan letak lokasi layanan kesehatan di Kabupaten Sumba Barat; 2 data layanan publik yang akan ditampilkan adalah lokasi kesehatan seperti rumah sakit dan puskesmas yang ada 4 di Kabupaten Sumba Barat; 3 lokasi kesehatan dapat dilihat dengan Google Map Api. Penelitian yang dilakukan membahas tentang Sistem InformasiGeografis SIG.Pada dasarnya, istilah SIG merupakan gabungan dari tiga unsur pokok yaitu sistem, informasi dan geografis. Berdasarkan unsur-unsur pokok ini maka SIG dapat diidentifikasi sebagai salah satu sistem informasi yang menekankan pada unsur informasi geografis. Dalam hal ini, konsep geografis mengandung pengertian suatu persoalan mengenai permukaan bumi [5]. Istilah informasi geografis mengandung pengertian informasi mengenai keterangan-keterangan yang terdapat di permukaan bumi yang posisinya diketahui. SIG memiliki tujuan untuk menyimpan dan memanipulasi informasi- informasi geografis. Sistem ini dirancang untuk mengumpulkan, menyimpan, dan menganalisis objek serta fenomena yang posisi geografisnya merupakan karakteristik yang penting untuk dianalisis [6]. Jenis data yang diolah dalam SIG pada dasarnya terdiri dari data spasial dan data atribut dalam bentuk digital. Data spasial merupakan data yang berkaitan dengan lokasi keruangan yang pada umumnya berbentuk peta sedangkan data atribut merupakan data tabel yang berfungsi menjelaskan keberadaan objek sebagai data spasial. Penyajian data spasial mempunyai tiga cara dasar yaitu dalam bentuk titik point, bentuk garis line, dan bentuk area polygon. Titik merupakan kenampakan tunggal dari sepasang koordinat x,y yang menunjukkan lokasi suatu objek berupa ketinggian, lokasi kota, lokasi pengambilan sampel, dan lain- lain. Garis merupakan sekumpulan titik yang membentuk suatu kenampakan memanjang seperti sungai dan jalan. Bentuk yang ketiga adalah area, yang adalah kenampakan yang dibatasi oleh suatu garis yang membentuk suatu ruang homogeny. Contoh area misalnya batas daerah, batas penggunaan lahan, pulau, dan lain sebagainya. Struktur data spasial dibagi dua yaitu model data raster dan model data vector. Data raster adalah data yang disimpan dalam bentuk kotak segi empat sehingga membentuk suatu ruang yang teratur. Model kedua, data vector, merupakan data yang direkam dalam bentuk koordinat titik yang menampilkan, menempatkan, dan menyimpan data spasial dengan menggunakan titik, garis, dan area [7]. Sistem Informasi Geografis yang dibangun menggunakan teknologi Google Map Api. Google Map API adalah sebuah antarmuka pemrograman aplikasi yang menyediakan berbagai fungsi yang dapat digunakan untuk menampilkan peta dari Google Map ke dalam website. Tidak hanya menampilkan, dengan menggunakan antarmuka pemrograman ini, pengembang dapat mengolah serta menambahkan berbagai grafis pada peta yang telah disediakan sehingga fungsionalitas peta menjadi semakin luas dan dapat dikembangkan sesuai dengan keinginan pengembang [8]. Google Map API dikembangkan oleh Google sebagai layanan yang gratis serta dapat digunakan oleh semua website. Pada dasarnya Google Map API terdiri dari berbagai sub teknologi yang sangat luas. Sub-sub teknologi tersebut adalah Maps JavaScript API, Map API for Flash, Google Earth API, Static Maps API dan Map Web Services API. Maps 5 JavaScript API dapat digunakan untuk menanamkan Google Map ke dalam website pengembang dengan menggunakan teknologi JavaScript. Dengan teknologi tersebut peta dapat dimanipulasi serta dapat ditambahkan berbagai konten sesuai dengan layanan yang telah disediakan. Maps for Flash API dapat digunakan untuk menanamkan Google Map ke dalam animasi berbasis Flash yang diletakkan di dalam website maupun aplikasi. Teknologi yang digunakan adalah ActionScript untuk melakukan manipulasi peta tiga dimensi serta menambahkan berbagai konten sesuai dengan layanan yang tersedia. Google Earth API menyediakan layanan agar pengembang dapat menanamkan peta tiga dimensi ke dalam website sehingga pengguna tidak perlu meninggalkan website untuk melakukan akses peta tiga dimensi untuk menelusuri dunia. Static Maps API menyediakan layanan peta yang cepat dan sederhana dari Google Map API. Biasanya digunakan untuk menampilkan peta pada perangkat mobile yang tidak membutuhkan JavaScript atau halaman dinamis lainnya. Dalam proses pembutan program Google Map API menggunakan urutan sebagai berikut: 1 memasukkan Maps API JavaScript ke dalam HTML kita; 2 membuat element div dengan nama map_canvas untuk menampilkan peta; 3 Membuat beberapa objek literal untuk menyimpan properti-properti pada peta; 4 menuliskan fungsi JavaScript untuk membuat objek peta; 5 meng-inisiasi peta dalam tag body HTML dengan event onload. Overlay didefinisikan sebagai object yang ditampilkan di peta pada koordinat longitude dan latitude tertentu. Jenis overlay yang dapat digunakan pada Google Map API terdiri atas: a marker yaitu untuk menunjuk satu lokasi di peta dan perlu ditambahkan event click supaya bisa ditampilkan infonya; b polyline yaitu untuk menampilkan sejumlah garis yang saling berhubungan di peta; c polygon yaitu untuk menampilkan sejumlah garis yang berhubungan dengan pangkal dan ujungnya bertemu, membentuk area; d info windows yaitu untuk menampilkan informasi dalam bentuk popup dipeta; e Custom overlays merupakan bentuk overlay yang dapat didefinisikan sendiri dengan mengimplementasikan interface overlayview. Untuk mengenal lebih dalam tentang Google Map API, berikut ini adalah contoh tampilan dari Google Map API setelah diberi marker dan event click: Gambar 1 Tampilan Google Map API 6 Gambar 2 Tampilan Google Map API setelah di Marker Gambar 2 menunjukkan marker dapat dibuat dengan menggunakan rutin yang akan menambahkan marker pada peta, sebagai berikut : var marker = new google.maps.Marker{ position: koordinat, map: map,title: “Hello World”}; Gambar 3 Tampilan Google Map API setelah di Marker dan Event Click Gambar 3 menunjukkan setiap marker yang ada, perlu ditambahkan event click supaya ditampilkan infonya. Contoh rutin yang penambahan event click: google.maps.event.addListenermarker, ‘click’,function {alert this.title; }; 7 Pada Google Maps API terdapat 4 jenis pilihan model peta yang disediakan oleh Google, diantaranya adalah: 1 roadmap yaitu untuk menampilkan peta biasa 2 dimensi; 2 satellite yaitu untuk menampilkan foto satelit; 3 terrain yaitu untuk menunjukkan relief fisik permukaan bumi dan menunjukkan seberapa tingginya suatu lokasi, contohnya akan menunjukkan gunung dan sungai; 4 hybrid yaitu akan menunjukkan foto satelit yang diatasnya tergambar pula apa yang tampil pada Roadmap jalan dan nama kota. Layanan publik adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan dasar sesuai dengan hak-hak sipil setiap warga negara dan penduduk atas suatu barang dan jasa atau pelayanan administrasi yang diselenggarakan oleh penyelenggara pelayanan publik [9]. Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor: Kep25M.Pan22004 Tentang Pedoman Umum Penyusunan Indeks Kepuasan Masyarakat Unit Pelayanan Instansi Pemerintah menyatakan bahwa pelayanan publik adalah segala kegiatan pelayanan yang dilaksanakan oleh penyelenggara pelayanan publik sebagai upaya pemenuhan kebutuhan penerima pelayanan, maupun dalam rangka pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-undangan. Perundangan-undangan layanan publik meliputi pelayanan barang publik dan jasa publik serta pelayanan administratif yaitu pendidikan, pengajaran, pekerjaan dan usaha, tempat tinggal, komunikasi dan informasi, lingkungan hidup, kesehatan, jaminan sosial, energi, perbankan, perhubungan, sumber daya alam, pariwisata Pasal 5 UU No 25 Tahun 2009. Pembangunan kesehatan dalam kehidupan berbangsa sangat besar nilai investasinya terutama terhadap sumber daya manusia. Penduduk yang sehat menunjukkan bahwa suatu negara telah memiliki sumber daya manusia SDM yang lebih optimal dalam pembangunan. Undang-Undang Nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan menjelaskan bahwa Pemerintah Indonesia bertanggung jawab penuh dalam pemenuhan hak hidup sehat setiap warga negara termasuk penduduk miskin dan tidak mampu. Tanggung jawab pemerintah termasuk di dalamnya komponen penyediaan layanan kesehatan yang mudah, murah, dan dapat diakses oleh seluruh masyarakat yang membutuhkan. Pelayanan kesehatan adalah setiap upaya yang diselenggarakan sendiri atau secara bersama-sama dalam suatu organisasi untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah dan menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan perorangan, keluarga, kelompok dan ataupun masyarakat [10]. Fasilitas kesehatan merupakan fasilitas yang memberikan pelayanan kesehatan [11]. Fasilitas RS, Puskesmas, Pos Pelayanan Terpadu Posyandu, dan Apotek merupakan empat dari sekian banyak fasilitas kesehatan yang ada. 3. Metode Dan Perancangan Sistem Metode yang digunakan adalah metode prototype. Prototyping merupakan salah satu metode pengembangan perangkat lunak yang banyak digunakan. Prototyping merupakan salah satu metode pengembangan perangkat lunak yang banyak digunakan untuk interaksi antara pembuat aplikasi dan pengguna aplikasi selama proses pembuatan sistem [11]. 8 Gambar 4 Prototyping Model [11] Gambar 4 menunjukkan tahap-tahap perancangan sistem dengan menggunakan metode prototyping. Tahap pertama: Listen To Customer yaitu tahapan di mana harus dilakukan analisis seluruh kebutuhan yang diperlukan dalam perancangan perangkat lunak. Analisis kebutuhan untuk pengembangan Aplikasi Sistem Informasi pada Dinas Kesehatan Kabupaten Sumba Barat dilakukan dengan cara melakukan penelitian dan wawancara terhadap pihak Dinas Kesehatan yaitu kepada Vinsensius Sulung, SKM, yang adalah salah seorang pegawai di Dinas Kesehatan Kabupaten Sumba Barat. Berdasarkan hasil wawancara, diketahui bahwa informasi mengenai letak fasilitas kesehatan yang ada masih dilakukan secara manual, yaitu dengan membuat pencatatan di buku dan masih menggunakan cara tradisional yaitu dari mulut ke mulut. Masyarakat masih kesulitan mencari informasi mengenai sarana pelayanan kesehatan, apalagi yang baru berdiri dan tidak diketahui oleh masyarakat. Sistem yang masih manual tersebut dapat dilihat dari proses pencatatan pada buku yang mengakibatkan data yang disimpan mudah rusak atau hilang. Untuk mendapatkan informasi mengenai layanan dan sarana kesehatan, masyarakat harus mengunjungi Kantor Dinas Kesehatan Sumba Barat terlebih dahulu dan kemudian diberikan informasi yang diinginkan. Dinkes juga masih kesulitan dalam mendata, mencari dan mempeoleh informasi mengenai sarana pelayanan kesehatan di daerah yang belum memiliki fasilitas kesehatan yang memadai. Deskripsi analisis kebutuhan akan diawali dengan menentukan aktor-aktor yang dalam aplikasi. Dalam penelitian ini ada dua aktor, yaitu administrator dan user. Kemudian yang kedua mengenai proses dalam pengembangan aplikasi, di mana dalam aplikasi ini terdapat proses penyimpanan dan proses manajemen data. Ketiga, terkait peranan masing-masing aktor, dalam aplikasi ini pada administrator berperan sebagai petugas khusus yang dapat melakukan manajemen data, sedangkan user adalah pengunjung yang dapat mengakses aplikasi ini. User mengakses aplikasi dengan cara memilih menu informasi yang telah tersedia. Tahap kedua setelah analisis kebutuhan adalah tahap build revise mock – up. Dalam tahap ini dilakukan proses pembuatan prototype perancangan 9 sementara pada perangkat lunak yang berfokus pada penyajian rancangan dengan membuat format input dan output berupa diagram dan perancangan tampilan antarmuka aplikasi dari sistem yang dibangun. Proses ini akan memberikan gambaran kepada user dan khususnya kepada pembangun prototyping dalam mengembangkan aplikasi ataupun sistem yang akan dibangun dengan menggunakan bahasa pemograman PHP dan MySQL. Pada tahap ketiga, yaitu evaluation, prototyping yang dibuat dievaluasi guna penyempurnaan kebutuhan. Evaluasi ini dilakukan dengan melakukan pengujian aplikasi pada user yang menjadi tujuan pembuatan aplikasi. Proses ini berguna untuk mengetahui kekurangan yang masih ada pada prototyping yang sudah dibangun. Pengembang kemudian menggunakan feedback untuk memperbaharui prototype yang telah dibuat sebelumnya. Setelah itu, pengembang akan memperbaiki prototype sesuai dengan feedback yang telah dididapat dari proses evaluasi. Hasil revisi dari prototype selanjutnya diberikan kembali kepada user untuk dievaluasi dan dinilai kembali, apakah tujuan umum dari pembuatan aplikasi telah tercapai. Apabila prototype belum memenuhi kebutuhan pengguna, tahap selanjutnya kembali ke tahap paling awal, begitu seterusnya sampai tujuan umum tercapai dan pengguna atau user merasa puas. Sistem yang dibangun dalam penelitian yang dilakukan dijelaskan sebagai berikut. Terdapat dua pengguna sistem untuk aplikasi Pemetaan Lokasi Layanan Kesehatan di Kabupaten Sumba Barat Berbasis Sistem Informasi Geografis yaitu, user dan admin. Masing-masing aktor dapat melakukan aktivitas yang berbeda. Aktivitas user : 1 dapat melihat lokasi layanan publik kesehatan melalui google map seperti lokasi layanan kesehatan dan detail tenaga kerja; 2 tidak dapat melakukan login untuk mengolah data. Aktivitas administrator adalah sebagai berikut: 1 dapat melihat data, mengedit, menghapus, dan menambah data; 2 dapat mengubah kata sandi. Masukan yang dibutuhkan oleh seorang administrator untuk memenuhi kebutuhan sistem ini adalah lokasi layanan kesehatan dan data detail tenaga kerja. Pada penelitian ini, perancangan proses menggunakan diagram UML Unified Modeling Language meliputi use case diagram, activity diagram, class diagram dan sequence diagram. Use case diagram menggambarkan fungsionalitas yang diharapkan dari sebuah sistem. Sebuah sistem mewakili sebuah interaksi antara aktor dengan sistem. 10 . Gambar 5 Use Case Diagram Gambar 5 menunjukkan peran dari masing-masing aktor. Administrator atau pegawai bertindak sebagai aktor yang mempunyai hak mengelola data. Dalam hal ini administrator mengelola data peta yang hak aksesnya adalah menambah, menghapus, mengubah, dan melihat data. Selain itu administrator mempunyai hak mengelola data detail yang hak aksesnya menampilkan data detail lokasi kesehatan, detail tenaga kerja dan upload data. User bertindak sebagai aktor yang mempunyai hak akses terbatas karena tidak memiliki akun. Di sini user diartikan sebagai pengunjung yang mempunyai hak akses untuk mencari dan melihat data lokasi kesehatan yaitu dengan melihat peta lebih dahulu dan kemudian dapat melihat data detail lokasi kesehatan dan detail tenaga kerja. Tambah Data Hapus Data Edit Data Lihat Data Upload Data Manajem en Data Detail Detail Lokasi Kesehatan User Melihat Peta Meihat Data Detail include Manajem en Data Peta include Admin extend extend extend extend Detail Tenaga Kerja include extend extend extend 11 Gambar 6 Class Diagram Pada Gambar 6 ditunjukkan tabel-tabel yang berada dalam sistem. Tabel kecamatan berisi nama-nama kecamatan yang berada di Kabupaten Sumba Barat yang berguna untuk menampilkan list kecamatan di Kabupaten Sumba Barat, kemudian tabel lokasi pelayanan berisi nama lokasi layanan, alamat, nama kecamatan serta informasi pendukung lainnya yang berkaitan dengan lokasi layanan kesehatan di Kabupaten Sumba Barat, tabel kategori berisi kategori fasilitas layanan kesehatan yaitu RS, puskesmas, posyandu dan apotik yang berguna untuk user memilih kategori layanan kesehatan di Kabupaten Sumba Barat, tabel kondisi bangunan berisi kondisi bangunan yaitu baik, rusak ringan, rusak berat dan rusak total yang berguna untuk melihat kondisi yang terjadi pada fasilitas kesehatan yang ada, tabel tenaga kerja berisi lokasi pelayanan, spesialisasi dan jumlah tenaga kerja berguna untuk melihat detail tenaga kerja pada suatu lokasi layanan kesehatan, tabel spesialisasi berisi nama spesialisasi yaitu dokter, perawat, bidan, apoteker serta informasi spesialisasi lainnya yang berguna untuk melihat tenaga kerja spesialisasi yang berada pada suatu lokasi layanan kesehatan. Tabel-tabel pada Gambar 6 menunjukkan adanya relasi antara tabel yang satu dengan yang lainnya. Tabel kecamatan mempunyai relasi dengan tabel lokasi pelayanan yaitu one-to-many artinya dalam satu kecamatan terdapat banyak lokasi pelayanan. Tabel lokasi pelayanan mempunyai relasi dengan tabel kategori yaitu one-to-many artinya dalam satu lokasi pelayanan terdapat banyak kategori fasilitas pelayanan. Tabel lokasi pelayanan mempunyai relasi dengan tabel kondisi bangunan yaitu one-to-one artinya dalam satu lokasi layanan kesehatan terdapat satu kondisi bangunan. Tabel lokasi pelayanan mempunyai relasi dengan tabel 1 n 1 n 1 1 1 1 1 n tbspesialisasi KodeSpesialisasi NamaSpesialisasi insert update delete tbkategori KodeKategori NamaKategori tbkondisibangunan KodeKondisiBangunan KondisiBangunan tbtenagakerja KodeTenagaKerja LokasiPelayanan Spesialisasi JumlahTenagaKerja tbkecamatan KodeKecamatan NamaKecamatan Latitude Longitude tblokasipelayanan KodeLokasiPelayanan NamaLokasi Alamat NamaKecamatan Foto Thumbs JumlahDesa JumlahPenduduk TahunOperasional WaktuPelayanan Kategori KondisiBangunan Latitude Longitude insert update delete 12 tenaga kerja yaitu one-to-many artinya dalam satu lokasi layanan kesehatan terdapat banyak tenaga kerja. Tabel tenaga kerja dan tabel spesialisasi mempunyai relasi yaitu one-to-one artinya dalam satu tenaga kerja terdapat satu spesialisasi.

4. Hasil dan Pembahasan