STRATEGI LEMBAGA ADVOKASI PEREMPUAN (DAMAR)DALAM MENANGGULANGI KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN DI KOTA BANDAR LAMPUNG (Study Kasus Pada Lembaga Advokasi Perempuan (DAMAR))

ABSTRACT
Strategy Institution Advocacy Women (DAMAR) in tackling the violence
against women in the city of Bandar Lampung
(The Study On Women's Advocacy Institute (DAMAR) The City Of Bandar
Lampung)
By
Okki Ardita
Revealed rate occurrence of violence in lampung that were still hidden and the
source of the data is still limited is the result of the struggle activists women in
open society in the horizon thinking ahead gender inequality and injustice.
Besides, mass media that rises in lampung publishing through to the case of
violence against women very helpful uncover cases of violence against women
occurring in lampung.For that required a strategy is good in fix the problem. A
clear strategy desperately needs institution advocacy women city lampung in
order to give integrated services against women victim of violence.Research
purposes is to analyze (1) strategy institution advocacy women (DAMAR) in
tackling the violence against women in lampung city.(2) to know constraints that
have been faced institution advocacy women (DAMAR) in tackling the violence
against women in lampung city.(3) to know damar efforts to overcome adversity /
obstacles facing in tackling the acts of violence against women. Type of research
used is a type of research descriptive by using a qualitative approach.While the

technique of collecting data done with interview observation, and
documentation.This research result, namely: (1) targets / determination of the
purpose of annual.Damar as an institution advocacy of women in the city of
lampung dealing with violence against women, in general has been have a vision,
the mission, and the annual target of a clear. (2) the organizational structure;
institution advocacy women (DAMAR) use structures a formal organization
showing the relation between resources drawn up by the management of the
organization.(3) the program concerning programs work damar have a matrix
program are predetermined in advance and always are scheduled to be discussed
in a meeting management, every year where programs work owned damar is made
in accordance with vision, the mission, and resources that owned by damar itself.
(4) procedures/Standards Operating Procedures (SOP), DAMAR had a
procedure/SOP is clear in penaganan acts of violence against women in the city of
Bandar Lampung that refers to SPM (minimum service standard) field integrated
services for women and children victims of violence, the SPM became a
benchmark in providing services handling TIMBER, reports/complaints, health
care, social rehabilitation, enforcement and legal assistance, as well as repatriation
and social reintegration for women and children victims of violence. (5) the
allocation of resources. About TIMBER resources has had a HUMAN or non
HUMAN RESOURCES such as facilities and infrastructure.


Researchers recommends some respects, namely: (1) donor institutions is
expected to pay more attention to damar particularly in terms of funding, facilities
and prasana, (2) damar expected to improve the quality of sdm it owned with a
way of doing education and training about various discipline of sciences which
different to activists so that the activists can do emergency aid to the victims of
violence against women.(3) damar is expected to continue to meningkatakan
socialization of public about the issue of violence against women and children.

Keywords: the strategy, violence against women, institution advocacy women
(DAMAR)

ABSTRAK
Strategi Lembaga Advokasi Perempuan (DAMAR) dalam menanggulangi
kekerasan terhadap perempuan di Kota Bandar Lampung
(Studi Pada Lembaga Advokasi Perempuan (DAMAR) Kota Bandar
Lampung)
Oleh
Okki Ardita
Terungkapnya angka kejadian tindak kekerasan di Bandar Lampung yang selama

ini masih tersembunyi dan sumber datanya masih terbatas merupakan hasil
perjuangan aktivis perempuan dalam membuka cakrawala pemikiran masyarakat
dalam mengahadapi ketidaksetaraan dan ketidakadilan gender. Disamping itu,
media massa yang terbit di Bandar Lampung melalui penerbitannya untuk kasus
tindak kekerasan terhadap perempuan sangat membantu mengungkap kasus-kasus
tindak kekerasan terhadap perempuan yang terjadi di Bandar Lampung. Untuk
itulah diperlukan suatu strategi yang baik dalam membenahi permasalahan yang
terjadi. strategi yang jelas sangat diperlukan oleh Lembaga Advokasi Perempuan
Kota Bandar Lampung dalam upayanya memberikan pelayanan terpadu terhadap
perempuan korban tindak kekerasan. Tujuan penelitian ini adalah untuk
menganalisis (1) Strategi Lembaga Advokasi Perempuan (DAMAR) dalam
menanggulangi kekerasan terhadap perempuan di Kota Bandar Lampung. (2)
Untuk mengetahui kendala-kendala yang dihadapi Lembaga Advokasi Perempuan
(DAMAR) dalam menanggulangi kekerasan terhadap perempuan di Kota Bandar
Lampung. (3) Untuk mengetahui upaya DAMAR Untuk Mengatasi
Kesulitan/Hambatan yang Dihadapi dalam menanggulangi tindak kekerasan
terhadap perempuan. Tipe penelitian yang digunakan adalah tipe penelitian
deskriptif dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Sedangkan teknik
pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, observasi, dan dokumentasi.
Hasil penelitian ini, yaitu: (1) Sasaran/Penetapan Tujuan Tahunan. DAMAR

sebagai Lembaga Advokasi Perempuan di Kota Bandar Lampung yang menangani
masalah kekerasan terhadap perempuan, secara umum telah memiliki visi, misi,
dan sasaran tahunan yang jelas. (2) Struktur Organisasi, Lembaga Advokasi
Perempuan (DAMAR) menggunakan struktur organisasi formal yang
menunjukkan hubungan antar sumber daya yang disusun oleh manajemen
organisasi. (3) Program, mengenai program kerja DAMAR mempunyai matriks
program kerja yang telah ditetapkan sebelumnya dan selalu diagendakan untuk
dibahas dalam rapat kepengurusan setiap tahunnya, dimana program-program
kerja yang dimiliki DAMAR tersebut dibuat sesuai dengan visi, misi, dan sumber
daya yang dimiliki oleh DAMAR itu sendiri. (4) Prosedur/Standar Operating
Procedur (SOP), DAMAR telah memiliki prosedur/SOP yang jelas dalam
penaganan tindak kekerasan terhadap perempuan di Kota Bandar Lampung yang
mengacu pada SPM (Standar Pelayanan Minimal) bidang layanan terpadu bagi
perempuan dan anak korban kekerasan, SPM tersebut menjadi tolak ukur
DAMAR dalam memberikan pelayanan penanganan, laporan/pengaduan,

pelayanan kesehatan, rehabilitasi sosial, penegakan dan bantuan hukum, serta
pemulangan dan reintegrasi sosial bagi perempuan dan anak korban kekerasan. (5)
Alokasi Sumber Daya. Mengenai sumber daya DAMAR telah memiliki SDM
maupun non SDM seperti sarana dan prasarana.

Peneliti merekomendasikan beberapa hal, yaitu: (1) Lembaga Donor diharapkan
dapat memberikan perhatian lebih kepada DAMAR khususnya dalam hal
pendanaan serta sarana dan prasana, (2) DAMAR diharapkan dapat meningkatkan
kualitas SDM yang dimilikinya dengan cara melakukan pendidikan dan pelatihan
mengenai berbagai disiplin ilmu yang berbeda kepada para aktivis sehingga para
aktivis dapat melakukan pertolongan darurat kepada korban kekerasan terhadap
perempuan. (3) DAMAR diharapkan dapat terus meningkatakan sosialisasi
terhadap masyarakat tentang masalah kekerasan terhadap perempuan dan anak.

Kata kunci: Strategi, kekerasan terhadap perempuan, Lembaga Advokasi
Perempuan (DAMAR)

RIWAYAT HIDUP

Okki Ardita. Dilahirkan di Bandar Lampung pada tanggal 22
Mei 1990, penulis merupakan anak ke 1 (satu) dari 3 (tiga)
bersaudara pasangan Bapak (Alm) Herry Arda dan Ibu Artati.

Pendidikan yang ditempuh oleh penulis yaitu dimulai dari TK Taruna Jaya Bandar
Lampung di tahun 1995-1996, melanjutkan pendidikan Sekolah Dasar di SD ALAzhar 3 Bandar Lampung sejak tahun 1996-2002. Pendidikan lanjut tingkat

pertama ditempuh oleh penulis pada tahun 2002-2005 di SMP Negeri 29 Bandar
Lampung. Jenjang pendidikan tingkat atas penulis tempuh di SMA YP UNILA
Bandar Lampung sejak tahun 2005-2008.Di tahun 2009, penulis terdaftar sebagai
mahasiswa Program Studi Administrasi Negara, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik Universitas Lampung, melalui jalur Seleksi Penerimaan Mahasiswa
Baru(SPMB).

PE R S E M B A H A N

Bissmillahirrohmannirrohim
Ku persembahkan karya kecil ini kepada :
Kedua orang tuaku yang selalumemberikan dorongan, semangat, dan mengiringi
setiap langkah ku dengan do’a, nasihat, serta kasih sayang yang tiada hentihentinya.
(Alm) Herry Arda
Artati
adik-adikku,
Fahri Hermawan
Verren Oktarini

Keluarga Besar Ilmu Administrasi Negara Unila

Serta untuk Almamaterku tercinta, UNILA

MOTO

“Bekerjalah bagai tak butuh uang, mencintailah
bagaikan tak pernah disakiti, menarilah bagaikan tak
seorang pun sedang menonton”
(Mark Twain)
Untuk mencapai kesuksesan besar, kita harus berani
mengalami kegagalan besar ”
(Merry Riana)
“ jangan lihat masa lampau dengan penyesalan, jangan
pula melihat masa depan dengan ketakutan; tapi lihatlah
sekitar dengan penuh kesadaran ”
(James Thurber)
Ikutilah diriku bila Aku Maju,
Doronglah Diriku Bila Aku Berhenti,
an Berilah Aku Inspirasi Bila Aku Jatuh
(Robert cushing)


SANWACANA

Alhamdulillah puji syukur penulisucapkan atas segala berkah yang diberikan oleh
Allah SWTserta berkat do’a dan restu dari orang tua tercinta sehingga saya dapat
menyelesaikan skripsi ini yang merupakan salah satu syarat untuk mencapai gelar
sarjana di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.

Terselesaikannya karya tulis ini adalah suatu kebahagiaan yang luar biasa bagi
penulis setelah melalui perjuangan yang panjang dan kerja keras. Penulis sadar
bahwa setiap lembaran kerja keras dan perjuangan bukanlah hasil kerja penulis
semata. Selain karena cinta dan kasih sayang Tuhan Yang Maha Esa yang begitu
besar, karya ini juga terselesaikan atas dukungan, saran, nasihat, dan perhatian
berbagai pihak. Oleh karena itu, merupakan suatu kebanggaan bagi penulis untuk
menyampaikan rasa terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Drs. Hi. Agus Hadiawan, M.Si., selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial
dan Ilmu Politik.
2. Bapak Drs. Ikram, M.Si., selaku penguji utama yang telah memberikan
banyak masukan, saran serta pengarahan kepada penulis dalam
penyempurnaan skripsi ini.
3. Ibu Dr. Novita Tresiana, S.Sos, M.Si., selaku pembimbing yang telah

memberikan banyak waktu dalam bimbingan dan pengarahan kepada

penulis, sehingga penulis dapat memperbaiki kesalahan dan kekurangan
dalam menyelesaikan skripsi ini.
4. Bapak Syamsul Ma’Arif, S.Ip. M.Si., selaku Pembimbing Akademik
penulis yang telah membantu penulis dari awal kuliah sampai saat ini.
5. Seluruh Dosen dan Staf Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik yang telah
mewariskan ilmunya dengan penuh kesabaran dan keikhlasan serta
membimbing penulis selama studi.
6. Segenap informan penelitian: Ibu Sely Fitriyani, S.H selaku Direktur

Eksekutif DAMAR, Bapak Ahmad Sofiyan Hadi selaku Manager
Program, Bapak Drs. Ikram, M.Si selaku Kordinator Kajian dan
Pendidikan Publik, Bapak Agus Triani, SH selaku Pelaksana Penanganan
Kasus, Ibu Novi R.S.Sos selaku Pelaksana Pengembangan Jaringan, serta
seluruh pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu yang telah
membantu dan memberikan kemudahan dalam penulisan skripsi ini,
terimakasih yang sebesar-besarnya atas bantuan dan keramahtamahannya
kepada penulis.
7. Kedua Orang Tua tercinta (Alm)Papah Herry Arda dan Mamah Artati.

adik-adikku Fahri Hermawan dan Verren Oktarini, terima kasih untuk
semua do’a, pengorbanan, dukungan, kesabaran, dan kasih sayang. Aku
saying kalian dan semoga kalian selalu dalam lindungan Allah SWT.
8. Seluruh keluarga besar yang telah banyak memberikan kasih sayang,
dukungan dan semangat kepada penulis, terimakasih.

9. Untuk Erzalia Yulianda Putri terimakasih banyak atas do’a, semangat,
dukungan, kesabaran, kesetiaan, dan kasih sayangnya. Jadi perempuan
harus cerdas, kurangi egoisnya, kurangi kanak-kanaknya dan maennya,
banyak-banyak belajarnya.
10. Teman-teman seperjuangan, Administrasi Negara 2009; Uni Fitri yang
luar biasa baiknya, fahmi, iwo, nyom, angga, angga palembang, rully,
anton, guruh, mamang, terutama waya, deki, uji, bahri (buruan kawan,
gerak cepat biar cepat nyusul hehe), dan buat temen-temen Ane’09 pada
umumnya, Terimakasih atas bantuan dan kebersamaan kita selama ini.
Semoga kita semua mampu menjadi orang-orang yang sukses kelak. Amin
ya robbal alamin.
11. Kakak-kakak Administrasi Negara 2005, Arwin, Denny Wijaya, Dhani,
Randy, Gerry, Syamsi. Kakak-kakak Administrasi Negara 2006, Fajrin,
Vicko, Panji, Doni, ferdi, Erlangga. Kakak-kakak Adm Negara 2007 ijul,

bro, agung, boncu beserta yang lainnya maaf tidak bisa disebutkan satu
persatu. Serta kakak-kakak Adm. Negara 2008, joko, ucok, cindang, ferli,
pidi, ardian, ziko, toha, gilang, muklis. Adm Negara 2010, aden, ridho,
rizal, samsu, uyung, loy, satria dll yg tidak bisa disebutkan satu persatu
maaf dan Adm. Negara 2011, aji, dede, ciko, akbar, wahyu, deni, upil,
toto, rosyid, sigit, rizki, rio, widi, vike, farah, tiwi, kiyo, danisa dan
terimakasih telah menjadi kakak dan adik yang baik dan meninggalkan
kenangan yang baik pula untuk penulis.

12. Keluarga Besar Ilmu Administrasi Negara FISIP Unila, saya ucapkan
terima kasih banyak.
13. Juga untuk teman-teman yang lain yang tidak tertulis, kalian adalah
kenangan yang terindah dan tetap tersimpan dalam hati.
14. Dan seluruh pihak yang telah membantu penulis dalam proses penyusunan
skripsi ini tanpa terkecuali, yang tidak dapat ditulis satu persatu.Terima
kasih atas dukungan, bantuan, dan doanya.
Akhir kata semoga segala kebaikan dan bantuan serta kasih yang diberikan kepada
penulis diberkati oleh Tuhan dan penulis mengharapkan semoga skripsi ini
bermanfaat bagi kita semua.

Bandar Lampung, September 2013
Penulis,

Okki Ardita

DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i
DAFTAR ISI............................................................................................................. ii

BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang dan Masalah ............................................................................
B. Rumusan Masalah ............................................................................................
C. Tujuan Penelitian ..............................................................................................
D. Manfaat Penelitian ............................................................................................

1
8
8
9

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Tentang Organisasi
1. Pengertian Organisasi ................................................................................ 10
2. Prinsip-Prinsip Organisasi ......................................................................... 11
3. Tipe-Tipe Organisasi ................................................................................. 13
B. Tinjauan Tentang Manajemen Strategi
1. Pengertian Manajemen Strategi................................................................. 18
2. Manfaat Manajemen Strategi .................................................................... 19
3. Proses Manajemen Strategi ....................................................................... 20
C. Tinjauan Tentang Strategi
1. Pengertian Strategi .................................................................................... 22
2. Proses Strategi Dalam Organisasi ............................................................. 25
3. Tipe-Tipe Strategi...................................................................................... 26
D. Tinjauan Tentang Implementasi Strategi
1. Pengertian Implementasi Strategi .............................................................. 27
E. Tinjauan Tentang Kekerasan
1. Pengertian Kekerasan ................................................................................ 33
2. Jenis-jenis Kekerasan ................................................................................ 35
F. Tinjauan Tentang Kekerasan Terhadap Perempuan
1. Pengertian Kekerasan Terhadap Perempuan ............................................. 37
2. Bentuk-bentuk Kekerasan Terhadap Perempuan ...................................... 40
G. Kerangka Pikir ............................................................................................... 41

BAB III. METODE PENELITIAN
A.
B.
C.
D.
E.
F.
G.
H.

Pendekatan Penelitian .................................................................................... 43
Fokus Penelitian ............................................................................................. 44
Lokasi dan Unit Analisis Penelitian ............................................................... 46
Jenis Dan Sumber Data .................................................................................. 47
Proses Dan Teknik Pengumpulan Data .......................................................... 50
Instrumen Pengumpulan Data ........................................................................ 53
Teknik Analisis Data ...................................................................................... 54
Teknik Keabsahan Data ................................................................................. 56

BAB IV. GAMBARAN UMUM
A. Gambaran Umum Sejarah Berdirinya DAMAR ............................................. 61

BAB V. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Implementasi Strategi Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan
Perempuan dan Anak Lamban Indoman Putri (P2TP2A-LIP) ...................... 69
1. Sasaran/Penetapan Tujuan DAMAR ............................................... 75
2. Struktur Organisasi DAMAR ........................................................... 76
3. Program DAMAR ............................................................................. 79
4. Prosedur DAMAR ............................................................................ 89
5. Alokasi Sumber Daya DAMAR ....................................................... 96
B. Kendala-Kendala atau hambatan yang Dihadapi DAMAR
dalam Menagani Tindak Kekerasan ............................................................... 104
C. Upaya DAMAR Dalam Mengatasi Kendala-Kendala
atau Hambatan dalam Menanggulangi Tindak Kekerasan............................. 111

BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan .................................................................................................... 118
B. Saran ............................................................................................................... 124

DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1.1 Kerangka Pikir ………………………………………………….. 41

DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 1. Bagan analisis data model ............................................................... 55
Gambar 2. Bagan Struktur Organisasi Lembaga Advokasi Damar .............. 67
Gambar 3. Bagan Alur Permohonan di DAMAR ............................................ 68

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perserikatan Bangsa-Bangsa setelah perang dunia ke-2 tanggal 10 Desember
1984 mengadopsi Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia (DUHAM) yang
mennunjukan komitmennya untuk menjunjung tinggi, menggalakkan, dan
melindungi hak-hak manusia setiap iundividu yang besifat sangat mendasar
dan mutlak diperlukan agar manusia dapat berkembang sesuai dengan bakat,
cita-cita dan martabatnya. Komitmen ini berawal dari piagam PBB yang
menegaskan keyakinan bangsa-bangsa di Dunia pada hak-hak asasi manusia
yang fundamental dan padan martabat dan nilai manusia.

DUHAM pada intinya menghomati setiap orang karena ia dilahirkan sebagai
manusia. Komitmen untuk menjunjung tinggi dan melindungi hak setiap orang
jelas tercantum dalam pasal 1 yang berbunyi : Semua orang dilahirkan merdeka
yang mempunyai martabat dan hak-hak yang sama. Mereka dukaruniai akal
dan hati nurani dan hendaknya bergaul satu sama lain dalam semangat
persaudaraan.

Pada Tahun 1967 PBB telah mengeluarkan Deklarasi mengenai Penghapusan
Kekerasan Terhadap Perempuan. Deklarasi tersebut memuat hak dan
kewajiban beradasarkan persamaan hak dengan pria dan menyatakan agar

2

diambil langkah-langkah seperlunya untuk manejamin pelaksanaan deklarasi
tersebut. Oleh karena Deklarasi itu sifatnya tidak mengikat maka Komisi PBB
tentang Kedudukan Wanita berdasarkan Deklarasi tersebut menyusun
rancangan Konvensi tentang Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi
terhadap Perempuan (disingkat Konvensi Perempuan).

Pada tanggal 18 Desember 1979 Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa
telah menyetujui Konvensi tersebut dan di indonesia telah diratifikasi melalui
Undang-Undang No.7 Tahun1984 Tanggal 24 Juli 1984 tentang Pengesahan
Konvensi Mengenai Segala Bentuk Diskriminasi terhadap Perempuan. Karena
kententuan Konvensi pada dasarnya tidak bertentangan dengan Pancasila dan
UUD 1945, maka Pemerintah Republik Indonesia dalam Konperensi Sedunia
Dasawarsa PBB bagi Wanita di Kopenhagen pada tanggal 29 juli 1980 telah
menandatangani Konvensi tersebut. Penandatangan itu merupakan penegasan
sikap Indonesia yang dinyatakan pada tanggal 18 desember 1979 pada waktu
Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa melakukan pemungutan suara atas
resolusi yang kemudian menyetujui Konvensi tersebut.

Dalam pemungutan suara itu Indonesia memberikan suara setuju sebagai
perwujudan keinginan Indonesia untuk berpartisipasi dalam usaha-usaha
Internasional menghapus segala bentuk diskriminasi terhadap perempuan
karena isi konvensi itu sesuai dengan dasar negara Pancasila dan UUD 1945
yang menetapkan bahwa segala warga negara bersamaan kedudukannya dalam
hukum dan pemerintahan. Dalam pasal 1 UU tersebut dinyatakan Pengesahan
Konvensi dengan persyatratan terhadap Pasal 29 (1) menyatakan bahwa setiap

3

setiap perselisihan antara dua atau lebih negara pesrta mengenai penafsiran
atau penerapan Konvensi ini yang tidak diselesaikan melalui perundingan agar
diajukan arbitrase atas permohonan salah satu diantara negara-negara tesebut.
Jika dalam enam bulan sejak tanggal permohonan untuk arbitrase pihak-pihak
tidak dapat menyerahkan perselisihan itu pada mahkamah internasional sesuai
dengan peraturan mahkamah itu.

Dalam penjelasan atas UU No. 7 Tahun 1984 tentang Pengesahan Konvensi
Mengenai Penghapusan segala Bentuk Diskriminasi terhadap Perempuan
(Konvensi Perempuan) dalam Pasal 1 disebut bahwa Pemerintah Indonesia
tidak bersedia meningkatkan diri pada ketentuan Pasal tersebut karena pada
prinsipnya tidak dapat menerima suatu kewajiban untuk mengajukan
perselisihan Internasional karena Pemerintah Indonesia tersangkut pada
Mahkamah

Internasional

yang telah

menyetujui

Konvensi

mengenai

Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi terhadap Perempuan tersebut yang
mana Konvensi tersebut tidak bertentangan dengan Pancasila dan UUD1945.
Meskipun perempuan indonesia masa kini dapat dikatakan telah maju
dibandingkan dengan generassi sebelumnya, isu-isu perempuan seperti
diskriminasi terhadap perempuan masih tetap menjadi prioritas kedua ditingkat
nasional sehingga tetapdianggap sebagai masalah semua perempuan dan bukan
masalah bersama laki-laki dan perempuan.

4

Sedangkan pasal 6 Konvensi Penghapusan Diskriminasi Terhadap Perempuan
dinyatakan bahwa : Negara-negara peserta wajib membuat peraturan-peraturan
yang tepat, termasuk perbuatan undang-undang untuk memberantas segala
bentuk perdagangan perempuan dan eksploitasi perempuan dalam pelacuran.

Dalam pasal 3 Deklarasi Penghapusan Kekerasan Terhadap Perempuan
berbunyi: Kaum perempuan berhak untuk menikmati dan memperoleh
perlindungan hak asasi manusia dan kebebasan asasi yang sama di bidang
politik, ekonomi, sosial, budaya, sipil dan bidang-bidang lainnya” (Sumber:
Deklarasi Umum Hak-Hak Asasi Manusia, pasal 3; dan kovenan Internasional
tentang Hak-hak Asasi Sipil dan Politik, Pasal 26).

Di dalam pasal 4, Deklarasi Penghapusan Kekerasan terhadap Perempuan
berisikan yaitu: bahwa negara harus mengutuk kekerasan terhadap perempuan
dan tidak belindung dibalik pertimbangan adat, tradisi atau keagamaan untuk
menghindar tanggung jawab sebagai pelaksana. Negara harus meneruskan
dengan cara-cara yang benar dan tidak menunda-nunda kebijakan untuk
menghapuskan kekerasan terhadap perempuan. Berkaitan dengan pola tingkah
laku sosial budaya Landasan Aksi dan Deklarasi Beijing (1995) menetapkan:
“Kekerasan Terhadap Perempuan Sebagai Bentuk Pelanggaran Terhadap
HAM adalah manifestasi adanya perbedaan kekuasan dalam hubungan lakilaki dan perempuan sepanjang sejarah, yang mengakibatkan adanya
penguasaan dan diskriminasi terhadap perempuan, dan ini merintangi
kemajuan sepenuhnya dari perempuan. Kekerasan yang dialami perempuan
sepanjang hidupnya pada hakekatnya berasal dari pola-pola kebudayaan,

5

khususnya dampak yang merusak dari praktek-praktek tradisional tertantu
atau kebiasaan yang merugikan dan semua kebiasaan ekstrim yang berkaitan
denganras, jenis kelamin, bahasa atau agama, yang mengekalkan
memberikan kedudukan yang lebih rendah pada perempuan dalam keluarga,
ditempat kerja dan masyarakat”.
Atas dasar hal tersebut, maka pemerintah mengesahkan UU NO. 7 tahun 1984
tentang Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi dan Kekerasan Terhadap
Perempuan (ratifikasi CEDAW). Undang-undang tersebut diharapkan dapat
memberikan angin segar bagi perempuan yang menjadi korban kekerasan.
Dengan adanya UU NO. 7 tahun 1984 tentang Penghapusan Segala Bentuk
Diskriminasi dan Kekerasan Terhadap Perempuan (ratifikasi CEDAW), negara
dan masyarakat wajib memberikan perlindungan agar setiap perempuan
terhindar dari ancaman kekerasan, penyiksaan, atau perlakuan yang
merendahkan derajat dan martabat manusia. Segala bentuk kekerasan harus
dicegah dan dihapuskan, karena merupakan pelanggaran hak asasi manusia.
Sehingga pemerintah provinsi Bandar Lampung mengesahkan Peraturan
Daerah (Perda) No. 6/2006 tentang Pelayanan Terpadu terhadap Perempuan
dan Anak Korban Kekerasan mengenai pelayanan terhadap korban kekerasan
terhadap perempuan dan anak di kota Bandar Bandar Lampung pemerintah
membentuk beberapa instansi terkait dengan pelayanan terhadap korban
kekerasan terhadap perempuan yang di antaranya LSM dan badan-badan
lembaga pemerintah.

Terungkapnya angka kejadian tindak kekerasan di Bandar Lampung yang
selama ini masih tersembunyi dan sumber datanya masih terbatas merupakan

6

hasil perjuangan aktivis perempuan dalam membuka cakrawala pemikiran
masyarakat dalam mengahadapi ketidaksetaraan dan ketidakadilan gender.
Disamping itu, LSM Damar sedang menangani 15 kasus kekerasan terhadap
perempuan, satu kasus terindikasi adanya perdagangan manusia (trafficking).
15 kasus tersebut, terdiri dari 4 kasus kekerasan dalam rumah tangga (KDRT),
3 kasus penelantaran, 5 kasus pencabulan dan 3 kasus pemerkosaan diantara
tiga kasus pemerkosaan tersebut satu diantaranya terindikasi perdagaan
manusia. Dari Januari-Mei 2014, LSM Damar sudah menangani atau
mendampingi 15 kasus yang terdiri dari kasus KDRT, penelantaran,
pencabulan dan pemerkosaan, (http://lampost.co/berita/lima-bulan-damartangani-15-kasus-kekerasan-terhadap-perempuan Diakses pada tangga 11
Agustus 2014)

Latar belakang didirikannya lembaga ini secara sosiologis karena didasarkan
pada adanya paradigma keliru atas pemahaman kekerasan terhadap perempuan
di Indonesia sehingga muncul fenomena Gunung Es; adanya pengaruh budaya
patriarki, dan budaya meniru; adanya pemahaman keliru terhadap ajaran
agama; tatanan hukum yang belum memadai dan sosialisasi yang belum
berjalan dengan baik; dan belum tumbuhnya budaya hukum (legal culture).
Sedangkan, secara filosofis didasarkan bahwa Indonesia adalah Negara hukum,
dan setiap warga Negara mempunyai kedudukan yang sama di dalam hukum
dan pemerintahan; bahwa setiap warga Negara berhak mendapatkan rasa aman
dan terbebas dari segala bentuk kekerasan, termasuk kekerasan terhadap
perempuan yang merupakan pelanggaran hak asasi manusia dan kejahatan
terhadap martabat kemanusiaan.

7

Berdasarkan fakta yang terjadi dilapangan, jelas terlihat bahwa strategi yang
dilakukan oleh Lembaga Advokasi Perempuan (DAMAR) Kota Bandar
Lampung belum memperlihatkan upaya yang optimal. Hal ini dapat kita lihat
dari angka kasus kekerasan terhadap perempuan yang telah dipaparkan di atas
yang menunjukan peningkatan setiap tahun, selain itu sosialisasi dan advokasi
kekerasan terhadap perempuan yang masih minim, masih banyaknya
masyarakat yang belum mengetahui apalagi memahami undang-undang
penghapusan segala bentuk diskriminasi dan kekerasan terhadap perempuan.
Untuk itulah diperlukan suatu strategi yang baik dalam membenahi
permasalahan yang terjadi. Implementasi strategi yang jelas sangat diperlukan
oleh Lembaga Advokasi Perempuan Kota Bandar Lampung dalam upayanya
memberikan pelayanan terpadu terhadap perempuan korban tindak kekerasan.

Lembaga Advokasi Perempuan DAMAR Kota Bandar Lampung telah
menyediakan rumah aman yang letaknya dirahasiakan sebagai sarana tinggal
sementara bagi korban. Dirumah aman korban didampingi oleh relawan atau
pekerja sosial dan konselor yang selalu memantau kondisi fisik psikis korban
melalui konseling intensif sehingga korban diharapkn mampu menjadi
survivor.

Bertitik tolak dari uraian di atas maka penulis tertarik untuk mengadakan
penelitian yang mengkaji tentang Implementasi Strategi Lembaga Advoksi
Perempuan (DAMAR) dalam menanggulangi Kekerasan Terhadap Perempuan
di Kota Bandar Lampung serta kendala-kendala apa saja yang dihadapi dalam

8

memberikan menanggulangi Kekerasan terhadap Perempuan di Kota Bandar
Lampung.

B. Rumusan Masalah

Dengan melihat permasalahan pada uraian di atas, maka penelitian yang akan
mengambil tempat di Provinsi Bandar Lampung ini, akan meneliti tentang :
1. Bagaimana Strategi Lembaga Advokasi Perempuan (DAMAR) dalam
menanggulangi kekerasan terhadap perempuan di Kota Bandar Lampung?
2. Apa saja kendala-kendala yang dihadapi Lembaga Advokasi Perempuan
(DAMAR) dalam menaggulangi kekerasan terhadap perempuan di Kota
Bandar Lampung?
3. Apa saja upaya DAMAR Untuk Mengatasi Kesulitan/Hambatan yang
Dihadapi dalam Menangani Tindak Kekerasan Terhadap Perempuan?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan uraian latar belakang dan perumusan masalah yang telah
dikemukanakan di atas, maka tujuan penelitian ini adalah :
1. Untuk menganalisis Strategi Lembaga Advokasi Perempuan (DAMAR)
dalam menanggulangi kekerasan terhadap perempuan di Kota Bandar
Lampung.
2. Untuk mengetahui kendala-kendala yang dihadapi Lembaga Advokasi
Perempuan (DAMAR) dalam menanggulangi kekerasan terhadap perempuan
di Kota Bandar Lampung.

9

3. Untuk mengetahui upaya Lembaga Advokasi Perempuan (DAMAR) dalam
mengatasi kesulitan/hambatan yang dihadapi dalam Menanggulangi tindak
kekerasan terhadap perempuan di Kota Bandar Lampung.

D. Kegunaan Penelitian

Kegunaan penelitian yang diharapkan melalui penelitian ini adalah:
1. Secara akademis, hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan
dan ilmu pengetahuan dalam khasanah Ilmu Administrasi Negara,
khususnya mengenai konsep manajemen strategis.
2. Secara praktis
a. Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai acuan atau referensi
bagi pemerintah daerah untuk lebih memperhatikan permasalahan sosial
seperti masalah kekerasan terhadap perempuan.
b. Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai salah satu referensi bagi
pengembangan ide para mahasiswa Jurusan Ilmu Administrasi Negara
dalam melakukan penelitian dengan tema atau masalah serupa.

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Tentang Organisasi
1. Pengertian Organisasi

Menurut Herujito (2001:110), yang dimaksud dengan pengertian organisasi
mencakup dua segi yaitu: Pertama, organisasi sebagai wadah, lembaga atau
kelompok fungsional ketika proses manajemen berlangsung. Kedua,
organisasi sebagai wadah pembentukan tingkah laku hubungan antar
manusia secara efektif sehingga mereka dapat bekerja secara efisien dan
memperoleh kepuasan pribadi dalam melaksanakan tugas-tugasnya serta
memberikan kondisi lingkungan tertentu untuk pencapian tujuan. Pengertian
ini merujuk pada proses pengorganisasian, yaitu cara bagaimana pekerjaan
diatur dan dialokasikan diantara para anggota sehingga tujuan dapat
tercapai.

Selanjutnya Blake dan Mouton dalam Thoha (1997:128) mencoba
menjelaskan pengertian organisasi dengan mengenalkan adanya tujuh unsur
yang melekat pada organisasi, ketujuh unsur tersebut antara lain:
1. Organisasi senantiasa mempunyai tujuan.
2. Organisasi mempunyai kerangka.
3. Organisasi mempunyai sumber keuangan.

11

4. Organisasi

mempunyai

cara

yang memberikan kecakapan bagi

anggotanya untuk melaksanakan kerja mencapai tujuan tersebut.
5. Di dalam organisasi terdapat proses interaksi hubungan kerja antara
orang-orang yang bekerjasama mencapai tujuan tersebut.
6. Organisasi mempunyai pola kebudayaan ssebagai cara dasar hidupnya.
7. Organisasi mempunyai hasil-hasil yang ingin dicapai.

Menurut Handoko (1986:187), kata organisasi mempunyai dua pengertian
umum. Pengertian pertama menandakan suatu lembaga atau kelompok
fungsional, seperti organisasi perusahaan, rumah sakit, perwakilan
pemerintah atau suatu perkumpulan. Pengertian kedua berkenaan dengan
proses pengorganisasian, sebagai suatu cara dalam kegiatan organisasi
dialokasikan dan ditugaskan diantara para anggotanya agar tujuan organisasi
dapat tercapai dengan efisien.

Dari berbagai penjelasan mengenai pengertian organisasi diatas, dapat
ditarik kesimpulan bahwa organisasi adalah wadah berkumpulnya
sekelompok

orang

yang

memiliki

tujuan

bersama,

kemudian

mengorganisasikan diri dengan bekerja bersama-sama dan merealisasikan
tujuanya.

2. Prinsip-Prinsip Organisasi

Herujito (2001:111), menjelaskan bahwa dalam rangka mencapai tujuan yang
ditentukan organisasi dan agar organisasi dapat berjalan sesuai dengan rencana

12

yang digariskan maka seharusnya berpedoman kepada asas-asas (prinsipprinsip) organisasi sebagai berikut:
a. Perumusan tujuan organisasi dengan jelas
Dengan adanya perumusan tujuan organisasi, hal itu memudahkan setiap
orang bekerja sama mencapai hasil-hasil akhir. Tujuan itu yang menjadi
sasaran setiap organisasi.
b. Pembagian pekerjaan
Organisasi sebenarnya merupakan suatu sistem pembagian kerja. Oleh
kerena itu, struktur organisasi harus disusun sesuai dengan kebutuhan dan
tujuan yang ditetapkan. Tugas pokok dan fungsi seseorang harus
dirumuskan dengan jelas sehingga setiap orang memahami apa yang
menjadi tugasnya serta mengetahui kepada siapa ia harus bertanggung
jawab.
c. Kontinuitas dan fleksibilitas
Artinya kelangsungan dan kesinambungan sikap organisasi harus benarbenar terjamin, baik dalam perencanaan sasaran, program maupun kegiatan
pelaksanaan.
d. Delegasi wewenang dan tanggung jawab harus jelas dan seimbang
Harus memperhatikan adanya batas wewenang, yang dimaksud dengan
wewenang atau otoritas yaitu hak untuk memerintah atau bertindak,
sedangkan tanggung jawab yaitu kewajiban untuk melaksanakan tugas.

13

e. Kesatuan arah
Semua kegiatan, pemikiran, keahlian, waktu, dan kemampuan harus
ditujukan pada satu arah yaitu pencapaian tujuan dengan cara efektif dan
efisien.
f. Kesatuan komando
Dengan adanya kesatuan komando maka kerja sama menjadi lebih terjamin
dengan baik, pemusatan usaha dan pengendalian komando lebih terpursat.

3. Tipe-Tipe Organisasi

Menurut Winardi (2003:8), tipe-tipe organisasi dapat dibedakan menjadi
menjadi: organisasi formal dan organisasi informal, organisasi-organisasi yang
diklasifikasikan berdasarkan sasaran mereka. Penjelasan lebih lanjut mengenai
tipe organisasi yang dikemukakan oleh Winardi yaitu sebagai berikut:
a. Organisasi formal dan organisasi informal.
1) Organisasi formal
Organisasi formal pada dasarnya merupakan sebuah entitas yang
berorieantasi pada tujuan, yang dibentuk guna mengakomodasi upayaupaya para individu-individu dan kelompok-kelompok di dalamnya.
Sebuah organisasi formal memiliki suatu struktur yang terumuskan
dengan

baik,

yang

menerangkan

hubungan-hubungan

otoritas,

kekuasaan, akuntabilitas, dan tanggung jawabnya. Organisasi-organisasi
formal menunjukan tugas-tugas terspesifikasi bagi masing-masing
anggotanya. Organisasi ini tahan lama dan mereka terencana, mengingat
organisasi ini ditekankan pada keteraturan maka mereka relative tidak

14

bersifat fleksibel. Contoh organisasi-oraganisasi formal misalnya:
perusahaan-perusahaan besar, badan-badan pemerintah, dan universitasuniversitas.
2) Organisasi informal
Organisasi informal adalah organisasi yang terorganisasi secara lepas,
dan mereka bersifat fleksibel, tidak terumuskan dengan baik, dan sifatnya
aadalah spontan. Keanggotaan pada organisasi informal dapat dicapai
baik secara sadar maupun secara tidak sadar, dan kerap kali sulit untuk
menentukan waktu esak seseorang menjadi anggota organisasi tersebut.
Dan bahkan tujuan-tujuan dari organisasi ini tidak tersepesifikasi. Contoh
organisasi-organisasi informal antara lain: suatu pertamuan makan
malam bersama, orang-orang yang berkumpul di pasar.
b. Organisasi-organisasi yang diklasifikasikan berdasarkan sasaran pokok
mereka.
Setiap organisasi dibentuk dengan tujuan mencapai sasaran-sasaran tertentu,
yang secara luas dapat dirumuskan sebagai memuaskan kebutuhan,
keinginan, atau sasaran-sasaran para anggotanya.
Organisasi-organisasi ini dapat dikalsifikasikan sebagai berikut:
1) Organisasi-organisasi pelayanan (service organizations), yang siap
membantu orang-orang tanpa menuntut pembayaran penuh dari masingmasing pihak yang menerima servis yang bersangkutan.
2) Organisasi-organisasi

ekonomi

(economic

organizations),

yaitu

organisasi-organisasi yang menyediakan barang-barang dan jasa-jasa

15

sebagai imbalan untuk pembayaran dalam bentuk tertentu. Contohnya
antara lain: perusahaan-perusahaan, koporasi-koporasi.
3) Organisasi-organisasi religius (religious organizations), yang memenuhi
kebutuhan spritial anggotanya. Contohnya antara lain: masjid, gereja.
4) Organisasi-organisasi perlindungan (protective organizations), yang
memberikan perlindungan kepada orang-orang dari bahaya. Contohnya
antara lain: departemen kepolisian, ABRI, pemadam kebakaran.
5) Organisasi-organisasi pemerintah (goverment organizations), yang
memenuhi kebutuhan akan keteraturan dan kontunuitas. Contohnya
antara lain: pemerintah pusat, pemerintah daerah.
6) Organisasi-organisasi sosial (social organizations), yaitu organisasiorganisasi yang memenuhi kebutuhan sosial orang-orang untuk mencapai
kontak dengan orang-orang lain, kebutuhan akan idenifikasi dan bantuan
timball balik. Contohnya antara lain: lembaga swadaya masyarakat, klubklub, dan tim-tim untuk tujuan tertentu
Dalam Jurnal PKS Vol. 10, No. 3, September 2011; 247 – 262, dijelaskan
bahwa institusi lokal terbagi dalam dua tipe, yakni semi pemerintah (semi
govermental

organization)

dan

swadaya

masyarakat

(self-help

organization). Karakteristik kedua tipe organisasi tersebut adalah sebagai
berikut:
1.

Organisasi semi pemerintah dibentuk atau didukung oleh pihak luar,
umumnya oleh pemerintah. Pendekatan yang digunakan top-down, lebih
bersifat formal atau patembayan yang didasari oleh konsep, prinsip, dan

16

kebijakan yang diadopsi dari luar. Orientasinya bersifat elitis atau
didominasi oleh kepentingan elite.
2. Organisasi swadaya masyarakat dibentuk atau didukung sepenuhnya oleh
masyarakat. Pendekatan yang digunakan bottom-up, lebih bersifat
informal atau paguyuban dengan tujuan yang lebih fleksibel. Lebih tepat
disebut dengan istilah kelompok dari pada organisasi dan aktivitas
kegiatannya berkait dengan kebutuhan sehari-hari anggota.
Lebih lanjut dalam Modul Kerjasama Badan Diklat NAD dan UNDP –
CIDA, dijelaskan bahwa organisasi terbagi menjadi 3 macam yakni
organisasi pemerintah, organisasi semi pemerintah, dan organisasi nonpemerintah, penjelasan dari ketiga macam organisasi ini adalah sebagai
berikut:
1. Organisasi Pemerintah
Terdapat berbagai organisasi pemerintahan yang mengemban tugas dan
fungsi pelayanan publik. Organisasi pada sektor ini mendapatkan
legitimasi dari masyarakat yang diamanatkan melalui undang-undang
atau peraturan yang mengatur fungsi pemerintahan. Terdapat beberapa
struktur/organisasi pada sektor ini, antara lain adalah; 1). Lembaga
legislatif (DPRD, DPR), 2). Lembaga yudikatif (Pengadilan Daerah,
Kejaksaan), 3). Lembaga eksekutif (Dinas, Badan, Kantor, Departemen),
dan unit serta lembaga-lembaga pemerintah lainnya.
2. Organisasi Semi Pemerintah
Organisasi semi pemerintah adalah organisasi yang dibentuk oleh
Pemerintah berdasarkan ketentuan yang berlaku. Ciri-ciri lembaga

17

semacam ini tercermin dari fungsinya sebagai alat administratif
langsung dari pemerintah, yang mewujudkan tujuan-tujuan yang telah
ditetapkan dan diputuskan langsung oleh pemerintah. Lembagalembaga ini harus melaksanakan tugas-tugas sesuai dengan ketetapan
atau instruksi yang ditetapkan oleh pemerintah yang diberikan. seperti
Badan Usaha Milik Negara, dimana sebagian sahamnya turut dimiliki
masyarakat. Organisasi semacam ini seringkali memiliki peran penting
dalam bidang pelayanan publik, karenanya sangat penting untuk
dicermati dalam analisa penghidupan, apakah fungsi-fungsi yang
dijalankannya telah memenuhi harapan masyarakat. Contoh organisasi
semi pemerintah antara lain seperti PMI, KONI, Pramuka, Korpri,
PKK, P2TP2A, GOW, dan Dharma Wanita.
3. Organisasi Non-Pemerintah
Selain organisasi pemerintah terdapat berbagai organisasi nonpemerintah yang juga memiliki peran dan fungsi penting bagi
penghidupan masyarakat. Organisasi pada sektor ini umumnya memiliki
peran luas, berkembang cepat sesuai tuntutan masyarakat, terutama pada
bidang-bidang pelayanan yang tidak disediakan oleh pemerintah, baik
yang bersifat komersial maupun nirlaba. Terdapat beberapa organisasi
non pemerintah yang ada di masyarakat, antara lain;
1) Perusahaan dan kegiatan usaha komersial lainnya (for profit
organization),
2) Lembaga swadaya masyarakat/NGO (non-goverment organization),
3) Lembaga sosial kemasyarakatan (civil society)

18

B. Tinjauan Tentang Manajemen Strategi

1. Pengertian Manajemen Strategi

Manajemen strategis pada umumnya adalah menggabungkan pola berfikir
strategis

dengan

fungsi-fungsi

manajemen,

yakni

perencanaan,

pengorganisasian, pelaksanaan dan evaluasi. Menurut Salusu (2008:494),
konsep manajemen strategis berarti membicarakan hubungan antara
organisasi dan lingkungan internal dan eksternal.

Menurut David (2005:5), Manajemen strategis dapat didefinisikan sebagai
ilmu tentang perumusan, pelaksanaan dan evaluasi keputusan-keputusan
lintas fungsi yang memungkinkan organisasi mencapai tujuannya.
Sebagaimana tersirat dalam definisi tersebut, manajemen strategis terfokus
pada upaya memadukan manajemen, pemasaran, keuangan/akuntansi,
produksi/operasi, penelitian dan pengembangan, serta sistem informasi
komputer untuk mencapai keberhasilan organisasi. Istilah manajemen
strategis ini sepadan dengan istilah perencanaan strategis. Istilah

yang

terakhir ini lebih sering digunakan di dunia akademis. Kadang-kadang
istilah manajemen strategis digunakan untuk merujuk pada perumusan,
pelaksanaan, evalusasi strategis. Sedangkan perencanaan strategis hanya
mengacu pada perumusan strategis.

Menurut Steiner yang dikutip oleh Widjaya (1993:151), manajemen strategi
adalah

berkenaan

dengan

menghubungkan

organisasi

dengan

lingkungannya, merumuskan strategi untuk menyesuaikan diri dengan

19

lingkungannya tersebut, dan memastikan bahwa implementasi strategi
berjalan dengan lancar dan baik.

Menurut Viljoen dalam Heene (2010:76), manajemen strategi adalah suatu
proses dari pengidentifikasian, pemilihan, dan pengimplementasian
aktivitas-aktivitas yang dapat memperbaiki kinerja jangka panjang dari
organisasi, melalui penentuan arah disertai melanjutkan komitmen ataupun
penyesuaian antara keterampilan internal dengan sarana-sarana dari
organisasi berikut pula dengan lingkungan yang berubah evolutif dimana
organisasi itu beroperasi.

Dari berbagai pengertian manajemen strategis yang telah dipaparkan di atas
dapat disimpulkan bahwa manajemen strategis adalah suatu cara
pengelolaan organisasi atau program yang dilakukan dengan memperhatikan
lingkungan eksternal dan lingkungan internal dari organisasi atau program
tersebut. Dalam manajemen strategis terdapat dua bagian yang saling
berhubungan yaitu perencanaan strategis dan pelaksanaan pengelolaan dari
hasil perencanaan strategis tersebut.

2. Manfaat Manajemen Strategi

Salusu (2008:495) menyebutkan beberapa manfaat pentingnya manajemen
strategis, yakni:
a. Identifikasi peluang, yakni memungkinkan ancaman dari lingkungan
dapat dihindari seminimal mungkin dengan menggunakan kekuatan yang
dimiliki organisasi, sehingga organisasi dapat memperbaiki kelemahan-

20

kelemahannya dan memberi petunjuk untuk mengantisipasi perubahanperubahan awal dari lingkungan eksternal;
b. Semangat korps, yakni mampu menciptakan sinergi dan semangat korps
sehingga meningkatkan produktivitas;
c. Perubahan-perubahan strategis, yakni apabila terjadi perubahan dalam
lingkungan organisasi maka dengan manajemen stretejik maka dapat
menyesuaikan arah perjalanan organisasi dengan misi dan tujuan yang
dicapai.

3. Proses Manajemen Strategis

Proses manajemen strategis menurut David (2005: 6) terdiri dari tiga tahap,
yaitu :
a. Perumusan Strategi
Mencakup

kegiatan

mengembangkan

visi

dan

misi

organisasi,

mengidentifikasi peluang dan ancaman eksternal organisasi, menemukan
kekutan dan kelemahan internal organisasi, menetapkan tujuan jangka
panjang organisasi, membuat sejumlah strategi alternatif untuk organisasi
dan memilih strategi tertentu untuk digunakan. Isu-isu perumusan strategi
mencakup keputusan mengenai bisnis baru yang akan dimasuki, bisnis yang
akan ditinggalkan, pengalokasian sumber daya, perluasan operasi atau
diversifikasi, keputusan untuk memasuki pasar internasional, merger atau
membentuk usaha patungan, dan cara untuk menghindari pengambilalihan
oleh pesaing bisnis.

21

b. Pelaksanaan Strategi
Mengharuskan organisasi untuk menetapkan sasaran, membuat kebijakan,
motivasi karyawan dan mengalokasikan sumber daya sehingga strategi
dapat dilaksanakan. Pelaksanaan strategi mencakup pengembangan budaya
yang mendukung strategi, penciptaan struktur organisasi yang efektif,
mengalokaikan sumber daya, pengarahan kembali usaha-usaha pemasaran,
penyiapan anggaran, pengembangan dan pemanfaatan system informasi,
serta menghubungkan kompensasi untuk karyawan dengan kinerja
organisasi. Pelaksanaan strategi sering disebut tahap tindakan dalam
manajemen strategis. Melaksanakan strategi untuk melaksanakan strategistrategi yang dirumuskan. Pelaksanaan strategi yang sering dianggap
sebagai tahap yang paling sulit dalam manajemen strategi menuntut disiplin,
komitmen dan pengorbanan pribadi. Keberhasilan pelaksanaan strategi
tergantung pada kemampuan manajer untuk memotivasi para karyawan. Hal
ini lebih merupakan seni daripada ilmu. Strategi-strategi yang dirumuskan
tetapi tidak dilaksanakan tidak akan memberikan manfaat.
c. Evaluasi Strategi
Tahap akhir dalam manajemen strategis. Para manajer harus benar-benar
mengetahui alasan strategi-strategi tertentu tidak dapat dilaksanakan dengan
baik. Dalam hal ini, evaluasi strategi adalah cara pertama untuk memperoleh
informasi. Semua strategi dapat diubah sewaktu-waktu karena faktor-faktor
eksternal dan internal selalu berubah. Tiga kegiatan pokok dalam evaluasi
adalah:

22

1) Mengkaji ulang faktor-faktor eksternal dan internal yang menjadi
landasan perumusan strategi yang diterapkan sekarang ini.
2) Mengukur kinerja
3) Melakukan tindakan-tindakan korektif

C. Tinjauan Tentang Strategi

1. Pengertian Strategi

Strategi merupakan salah satu hal penting karena strategi memberikan
landasan untuk mencapai suatu tujuan dalam berbagai bentuk. Disadari atau
tidak, strategi mempunyai andil dalam setiap pengambilan keputusan
manajerial. Strategi memberikan pilihan tentang apa yang tidak perlu
dilakukan dan apa yang harus dilakukan. Adapun batasan mengenai
pengertian strategi itu sendiri yakni, Kata strategi secara etimologi berasal
dari bahasa Yunani “strategos” atau “streteus” dengan kata jamak
strategi.”strategos” sendiri memiliki makna “generalship” atau sesuatu yang
dikerjakan oleh para jendral perang dalam membuat rencana untuk
memenangkan perang, sehingga dapat diartikan sebagai ilmu para jendral
untuk memenangkan pertempuran, (Salusu, 2008:84).

Namun pada kaum bisnislah justru strategi menjadi sangat terkenal untuk
dipergunakan dalam pertempuran bisnis. Belakangan organisasi publik
seperti pemerintahan juga mulai mengadopsi strategi sebagai alat untuk
memenangkan peperangan untuk advokasi mempengaruhi kebijakan negara

23

agar memihak kepada kepentingan rakyat dan upaya untuk merubah
kehidupan ke arah yang lebih baik.

Salusu (2008:99) mengambil kesimpulan bahwa strategi umumnya sepakat
membahas:
a) Tujuan dan sasaran. Organizational goals adalah keinginan yang hendak
dicapai di waktu yang akan datang, yang digambarkan secara umum dan
relatif tidak mengenal batas waktu, sedangkan organizational objectives
adalah pernyataan yang sudah mengarah pada kegiatan untuk mencapai
goals, lebih terikat dengan waktu, dapat di ukur dan dapat dijumlah/di
hitung.
b) Lingkungan.

Sasaran

organisasi

senantiasa

berhubungan

dengan

lingkungan, dimana dapat terjadi bahwa lingkungan mampu mengubah
sasaran. Sebaliknya sasaran organisasi dapat mengontrol lingkungan.
c) Kemampuan internal. Kemampuan internal oleh Shirley dalam Salusu
(2008:100), digambarkan sebagai apa yang dapat dibuat karena kegiatan
akan terpusat pada kekuatan.
d) Kompetisi. Hal ini diperlukan dalam merumuskan strategi.
e) Pembuat strategi. Hal ini menunjukkan siapa yang kompeten membuat
strategi.
f) Komunikasi. Melalui komunikasi yang baik, strategi dapat berhasil,
karena dengan komunikasi kita dapat mengetahui alam kehidupan sekitar
kita dan bagaimana pihak lain mengetahui kita.

24

Menurut Chalder, strategi adalah sebagai penetapan sasaran dan tujuan
jangka panjang suatu organisasi dan alokasi sumber daya yang diperlukan
untuk mencapai tujuan itu (Lukiastuti dan Hamdani, 2011:3). Lebih lanjut
Tregoe dan Zimmerman, mendefinisikan strategi sebagai kerangka yang
membimbing dan mengendalika