17
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Hakikat Pembelajaran Matematika
1. Definisi Matematika
Istilah matematika berasal dari Yunani “mathein” atau “manthenein”, yang artinya
“mempelajari”. Mungkin juga, kata tersebut erat hubungannya dengan kata Sanskerta “medha” atau “widya” yang artinya “kepandaian”,
“ketahuan”, atau “inteligensi”.
25
Penggunaan kata “ilmu pasti” atau “wiskunde” untuk “mathematics” seolah-olah membenarkan pendapat bahwa
di dalam matematika semua hal sudah pasti dan tidak dapat diubah lagi. Padahal, kenyataannya sebenarnya tidaklah demikian. Dalam matematika,
banyak terdapat pokok bahasan yang justru tidak pasti, misalnya dalam
statistika
ada
probabilitas
kemungkinan, perkembangan dari logika konvensional yang memiliki 0 dan 1 ke logika
fuzzy
yang bernilai antara 0 sampai 1, dan seterusnya.
26
Dengan demikian, istilah “matematika” lebih tepat digunakan daripada “ilmu pasti”. Karena, dengan menguasai matematika orang akan dapat belajar
untuk mengatur jalan pemikirannya dan sekaligus belajar menambah kepandaiannya. Dengan kata lain, belajar matematika sama halnya dengan
belajar logika, karena kedudukan matematika dalam ilmu pengetahuan adalah
25
Moch. Masykur Ag, Abdul Halim Fathani,
Mathematical Intelligence
, Jogjakarta: Ar- Ruzz Media, 2007, hal. 42
26
Ibid
, hal. 43
18
sebagai ilmu dasar atau ilmu alat. Sehingga, untuk dapat berkecimpung di dunia sains, teknologi, atau disiplin ilmu lainnya, langkah awal yang harus
ditempuh adalah menguasai alat atau ilmu dasarnya, yakni menguasai matematika secara benar.
27
Dalam proses belajar matematika juga terjadi proses berpikir, sebab seorang dikatakan berpikir apabila orang itu melakukan
kegiatan mental, dan orang yang belajar matematika mesti melakukan kegiatan mental.
Dalam berpikir, orang menyusun hubungan-hubungan antara bagian- bagian informasi yang telah direkam dalam pikirannya sebagai pengertian-
pengertian. Perlu diketahui, bahwa ilmu matematika itu berbeda dengan disiplin ilmu yang lain. Matematika memiliki ilmu bahasa sendiri, yakni
bahasa yang terdiri atas simbol-simbol dan angka. Sehingga, jika kita ingin belajar matematika dengan baik, maka langkah yang harus ditempuh adalah
kita harus menguasai bahasa pengantar dalam matematika, harus berusaha memahami makna-makna di balik lambang dan simbol tersebut.
28
Matematika sebagai ilmu mengenai struktur dan hubungan- hubungannya, simbol-simbol diperlukan. Simbol-simbol itu penting untuk
membantu memanipulasi aturan-aturan dengan operasi yang ditetapkan. Simbolisasi menjamin adanya komunikasi dan mampu memberikan
keterangan untuk membentuk suatu konsep baru. Konsep baru terbentuk karena adanya pemahaman terhadap konsep sebelumnya sehingga matematika
itu konsep-konsepnya tersusun secara hirarkis. Simbolisasi itu barulah berarti
27
Ibid
28
Ibid
, hal. 44
19
bila suatu simbol itu dilandasi suatu ide. Jadi kita harus memahami ide yang terkandung dalam simbol tersebut. Dengan perkataan lain, ide harus dipahami
terlebih dahulu sebelum ide tersebut disimbolkan. Secara singkat dikatakan bahwa matematika berkenaan dengan ide-ide atau konsep-konsep abstrak yang
tersusun secara hirarkis dan penalarannya deduktif. Hal yang demikian ini tentu saja membawa akibat kepada bagaimana terjadinya proses belajar
matematika itu.
29
Jadi, Matematika adalah ilmu mengenai simbol-simbol. Matematika bukan ilmu pasti tetapi Matematika adalah ilmu logika yang
berkedudukan sebagai ilmu dasar dalam berbagai ilmu pengetahuan.
2. Bahasa Matematika: Alat Komunikasi dalam Pembelajaran