1
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Istilah adolescence atau remaja berasal dari kata latin adolescere yang berarti tumbuh atau tumbuh menjadi dewasa. Istilah adolescence mempunyai arti
yang lebih luas lagi yang mencakup kematangan mental, emosional sosial dan fisik Hurlock, 1999. Selain perubahan yang terjadi dalam diri remaja, terdapat
pula perubahan dalam lingkungan, seperti sikap orang tua atau anggota keluarga lain, guru, teman sebaya, maupun masyarakat pada umumnya. Kondisi ini
merupakan reaksi terhadap pertumbuhan remaja. Remaja dituntut untuk mampu menampilkan tingkah laku yang dianggap pantas atau sesuai bagi orang-orang
seusianya. Adanya perubahan baik di dalam maupun di luar dirinya itu membuat kebutuhan remaja semakin meningkat terutama kebutuhan sosial dan kebutuhan
psikologisnya. Sebagai mahluk sosial, manusia perlu berkomunikasi. Komunikasi pada
dasarnya berarti interaksi antara dua orang atau lebih, dimana komunikator memberikan informasi atau masukan, bertukar pikiran, gagasan, ide kepada
komunikan, kemudian komunikan memberikan tanggapan ataupun respons. Setiap kali seseorang menyampaikan pikiran atau perasaannya kepada orang lain dan
orang yang dituju dapat menerima pesannya, hal ini berarti telah terjadi suatu komunikasi.
2 Komunikasi interpersonal sangat berpengaruh bagi perkembangan remaja.
Komunikasi interpersonal mempunyai peran dalam menciptakan kebahagiaan hidup manusia, diantaranya komunikasi interpersonal membantu perkembangan
intelektual dan sosial remaja, identitas dan jati diri terbentuk lewat komunikasi dengan orang lain. Menurut Devito 2011, komunikasi interpersonal adalah
penyampaian pesan oleh satu orang dan penerimaan pesan oleh orang lain atau sekelompok kecil orang, dengan berbagai dampaknya dan dengan peluang untuk
memberikan umpan balik segera. Sedangkan menurut Mulyana Adiprakosa, 2008 komunikasi interpersonal adalah komunikasi antara orang-orang secara
tatap muka, yang memungkinkan setiap pesertanya menangkap reaksi orang lain secara langsung, baik secara verbal ataupun nonverbal.
Pada dasarnya manusia adalah mahluk sosial, begitupun dengan remaja. Kehidupan di sekeliling remaja sangat besar perannya dalam perkembangan.
Perkembangan intelektual dan sosial remaja sangat ditentukan oleh kualitas dan komunikasinya dengan orang lain. Saat terjadinya proses komunikasi dengan
orang lain, individu secara sadar ataupun tidak mengamati, memperhatikan dan bahkan mencatat mengenai tanggapan yang diberikan kepada individu tersebut.
Remaja dapat mengetahui dirinya yang sebenarnya melalui komunikasi dengan individu atau orang lain.
Keterampilan komunikasi merupakan keterampilan yang digunakan manusia untuk berinteraksi dan berhubungan dengan manusia lain. Keterampilan
komunikasi juga merupakan keterampilan yang mendasari semua perilaku baik verbal maupun non verbal untuk mencapai penyesuaian sosial yang baik.
3 Penyesuaian sosial yang baik sangat tergantung pada efektivitas komunikasi yang
dijalin individu dengan orang lain Suryaningrum, 2010. Hurlock 1999 mengartikan penyesuaian sosial sebagai keberhasilan
seseorang untuk menyesuaikan diri terhadap orang lain pada umumnya dan terhadap kelompok pada khususnya. Orang yang dapat menyesuaikan diri dengan
baik mempelajari berbagai keterampilan sosial seperti kemampuan untuk menjalin hubungan secara baik dengan orang lain, baik terhadap teman maupun terhadap
orang yang tidak dikenal, sehingga sikap orang terhadap mereka menyenangkan. Biasanya orang yang berhasil melakukan penyesuaian sosial dengan baik dapat
mengembangkan sikap sosial yang menyenangkan seperti kesediaan untuk membantu orang lain.
Penelitian dari Ria Sari 2006 yang berjudul “Hubungan Antara
Komunikasi Interpersonal dan Penyesuaian Sosial pada Remaja ” menyatakan
bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan antara komunikasi interpersonal dengan penyesuaian sosial pada remaja, koefisien korelasi r adalah sebesar 0,311,
dengan p-value 0,010,05. Dalam penelitian ini, peneliti memilih siswa kelas X SMA Negeri 1
Getasan dikarenakan mengacu pada pendapatnya Hurlock 1999 yang menyatakan bahwa salah satu tugas perkembangan masa remaja yang tersulit
adalah yang berhubungan dengan penyesuaian sosial. Individu harus menyesuaikan diri dengan lawan jenis dalam hubungan yang sebelumnya belum
pernah ada dan harus menyesuaikan dengan orang dewasa diluar lingkungan keluarga. Melalui komunikasi interpersonal individu dapat berinteraksi dengan
4 orang lain, mengenal orang lain dan diri sendiri, dan mengungkapkan diri sendiri
kepada orang lain Devito, 2011. Maka dari itu peneliti tertarik dengan siswa kelas X di SMA Negeri 1 Getasan Tahun Ajaran 20122013. Peneliti meneliti
ulang untuk memastikan hubungan antara komunikasi interpersonal dengan penyesuaian sosial. Subyek prapenelitian sebanyak sebanyak 30 orang siswa SMA
Negeri 1 Getasan. Tabel. 1.1.
Kategori Penyesuaian Sosial Kelas X SMA N 1 Getasan Kategori
Interval Frekuensi
Sangat Rendah 54-60
2 6,7
Rendah 61-67
4 13,3
Sedang 68-74
13 43,3
Tinggi 75-81
7 23,3
Sangat Tinggi 82-88
4 13,3
Total 30
100 Mean
73,4333 SD
7,84630 Min
54 Max
88
Dari Tabel 1.1. hasil pengukuran penyesuaian sosial kelas X SMA Negeri 1 Getasan, penyesuaian sosial sebagian siswa berada pada kategori sedang
43,3.
5 Tabel. 1.2.
Kategori Komunikasi Interpersonal Kelas X SMA N 1 Getasan Kategori
Interval Frekuensi
Sangat Rendah 53-60
1 3,3
Rendah 61-68
5 16,7
Sedang 69-76
11 36,7
Tinggi 77-84
8 26,7
Sangat Tinggi 85-92
5 16,7
Total 30
100 Mean
76,100 SD
9,09471 Min
53 Max
92
Dari Tabel 1.2. hasil pengukuran komunikasi interpersonal kelas X SMA Negeri 1 Getasan, komunikasi interpersonal sebagian siswa berada pada kategori
sedang 36,7. Dari hasil prapenelitian kategori komunikasi interpersonal siswa pada
kategori sedang, sedangkan penyesuaian sosial siswa berada pada kategori sedang. Dari hasil tersebut, jika dilakukan analisis tentang korelasi, kemungkinan
ada hubungan komunikasi interpersonal dengan penyesuaian sosial siswa kelas X SMA Negeri 1 Getasan Tahun Ajaran 20122013. Selanjutnya peneliti
mengkorelasikan komunikasi interpersonal dengan penyesuaian sosial siswa kelas X SMA Negeri 1 Getasan Tahun Ajaran 20122013.
6 Tabel. 1.3.
Hasil Korelasi antara Komunikasi Interpersonal dengan Penyesuaian Sosial
Correlations
K_interpersonal P_sosial
Kendalls tau_b K_interpersonal
Correlation Coefficient 1.000
.119 Sig. 2-tailed
. .443
N 30
30 P_sosial
Correlation Coefficient .119
1.000 Sig. 2-tailed
.443 .
N 30
30
Dari tabel 1.3. didapatkan hasil korelasi antara komunikasi interpersonal dengan penyesuaian sosial dengan nilai r
xy
= .119 dengan p= 0,443 0,05 maka dapat dikatakan tidak ada hubungan yang signifikan antara komunikasi
interpersonal dengan penyesuaian sosial siswa. Jika komunikasi interpersonal siswa tinggi belum pasti penyesuaian sosial siswa tinggi, begitu pula sebaliknya.
Dari hasil prapenelitian yang dilakukan oleh peneliti, didapatkan hasil yang bertolak belakang dengan penelitian dari Ria Sari 2006, maka diperlukan
penelitian ulang untuk memastikan hubungan antara komunikasi interpersonal dengan penyesuaian sosial siswa kelas X SMA Negeri 1 Getasan Tahun Ajaran
20122013. Pada prapenelitian, sampel yang diambil 30 orang siswa. Penelitian ini merupakan penelitian nonparametrik maka jumlah sampel menurut Roscoe
Sugiyono, 2010 sampel yang layak kisaran 30-500 orang. Maka dari itu kemungkinan masih dibutuhkan sampel yang lebih besar untuk melanjutkan
7 penelitian Hubungan Antara Komunikasi Interpersonal dengan Penyesuaian
Sosial Siswa Kelas X SMA N 1 Getasan Tahun Ajaran 20122013.
1.2. Rumusan Masalah