Telaah Teoritis 1. Audit Internal

6 1.2.Rumusan Masalah 1. Bagaimana persepsi manajemen BUMD Kota Salatiga mengenai praktek pengawasan BUMD oleh Dewan Pengawas ? 2. Bagaimana persepsi manajemen BUMD Kota Salatiga tentang faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas fungsi pengawasan BUMD oleh Dewan Pengawas? 2. Telaah Teoritis 2.1. Audit Internal Audit internal adalah suatu fungsi penilaian yang bebas dalam suatu organisasi, guna menelaah atau mempelajari dan menilai kegiatan-kegiatan perusahaan guna memberikan saran-saran kepada manajemen Bambang, 1999. Sedangkan pengertian audit internal menurut IAI Ikatan Akuntan Indonesia dalam SPAP Standar Pelaporan Akuntan Publik adalah suatu aktivitas penilaian yang independen dalam suatu organisasi untuk menguji dan mengevaluasi aktivitas-aktivitas organisasi pemberi bantuan bagi manajemen. 1998; 322. Berdasarkan kedua pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa audit internal adalah: 1. Pemeriksaan dilakukan oleh karyawan dalam suatu perusahaan 2. Pemeriksa berfungsi sebagai staf pembantu manajemen 3. Pemeriksa harus bersifat independen 4. Pemeriksaan terhadap operasi dan pengendalian intern dilaksanakan untuk mendorong ketaatan pada kebijakan dan prosedur yang ditetapkan 5. Pemeriksaan terhadap berbagai aktivitas perusahaan secara terus menerus Tujuan dari audit internal adalah membantu para anggota organisasi agar dapat melaksanakan tanggung jawabnya secara efektif. Untuk hal tersebut, auditor internal akan memberikan berbagai analisis, penilaian, rekomendasi, petunjuk dan informasi sehubungan dengan kegiatan yang sedang diperiksa Tugiman, 1997: 99. Adapun pemeriksaan intern disini bukan hanya kecermatan matematis, tetapi 7 adalah manajemen kontrol. Begitu pula yang dikatakan Hiro Tugiman dalam standar professional audit internal, yaitu pemeriksaan yang memiliki kewajiban melaporkan aktivitas perusahaan pada tingkat manajemen. Peran dan tugas auditor internal yang tertulis dalam penelitian Angus, et. al, 2011 yang meneliti tentang efektivitas internal audit pada sektor publik di Nigeria adalah: 1. Auditor internal bertanggung jawab kepada manajemen dan dewan, dalam menyediakan informasi tentang kecukupan dan efektivitas sistem pengendalian internal dan kualitas kinerja. 2. Auditor internal memastikan kepatuhan terhadap semua keuangan, personalia, pemberian pinjaman, pengolahan data, kebijakan dan prosedur administratif lainnya, serta ekonomi, efisiensi dan efektivitas tentang sumber daya yang digunakan. 3. Audit internal merupakan alat control manajemen utama untuk memberikan keyakinan kepada manajamen bahwa informasi keuangan diserahkan kepada manajemen untuk membantu dalam pengambilan keputusan yang handal, akurat dan berdasarkan catatan yang handal dan dinyatakan untuk memberikan informasi tentang kekurangan dalam organisasi ataupun sistem pengendalian internal, serta menyoroti pratek manajemen yang memerlukan tindakan korektif. Tanggung jawab lainnya dari auditor internal adalah: 1. Untuk meninjau, mengevaluasi dan melaporkan kecukupan atau kerangka pengawasan keuangan yang ada di badan dan efisiensi dalam menjamin properti, kehati-hatian, kelengkapan dan keakuratan kegiatan instansi bersangkutan dan transaksi. 2. Untuk melaksanakan audit yang lengkap dan berkelanjutan dari rekening dan catatan pendapatan, pengeluaran, tanaman, toko-toko dan properti lainnya. 3. Untuk mengevaluasi apakah kinerja aktual dalam kerangka kontrol didirikan keuangan audit kepatuhan. 8 2.2.Audit internal pada BUMD Pengawasan pada BUMD dapat diartikan sebagai kegiatan mengamati dan meneliti proses kegiatan dari mulai perencanaan sampai dengan pelaksanaan serta melakukan tindakan yang diperlukan untuk memeriksa, mencegah, memperbaiki penyimpangan yang terjadi agar sesuai dengan rencana pencapaian tujuan secara efektif dan efisien. Pengawasan terhadap BUMD dapat dilakukan oleh Dewan Pengawas dan manajemen atau pengelola BUMD itu sendiri melalui Satuan Pengawas Intern serta oleh pihak luar atau ekstern yaitu Bank Indonesia dan Akuntan Publik. Pengawas terus menerus berkembang, terutama dengan adanya pengelolaan BUMD dan pengendalian resiko yang sehat. BUMD harus bisa menciptakan suatu pengendalian untuk operasionalnya sendiri yaitu dengan menciptakan pengendalian internal. Untuk diyakininya bahwa pengendalian internal itu sudah dilakukan dengan baik perlu dilakukan suatu audit oleh pihak internal sendiri yaitu internal audit. Dengan semakin berkembangnya BUMD tersebut, maka rentang kendali antara Direksi dan Dewan Pengawas dengan para pelaksana operasional semakin lebar dan komplek, sehingga fungsi internal audit diharapkan dapat menjadi penghubung antara keduanya, terutama membantu Direksi dalam mengamankan kegiatan operasional yang melibatkan dana dari masyarakat luas untuk meyakinkan bahwa penyelenggaraan kegiatan BUMD berjalan secara efisien, efektif, ekonomis, lancar, aman dan tertib. Dewan pengawas berasal unsur pejabat pemerintah daerah yang ditunjuk langsung oleh pemerintah untuk menjamin agar pemerintahan kota atau kabupaten dapat berjalan dengan baik dan benar sesuai dengan rencana dan aturan undang- undang yang telah ditetapkan. Tugas Dewan Pengawas adalah melaksanakan pengawasan, pengendalian dan pembinaan terhadap pengurusan dan pengelolaan BUMD, sehingga BUMD dapat berjalan sesuai dengan tujuan yang telah direncanakan. Dalam melakukan pengawasan terhadap BUMD, Dewan Pengawas menggunakan SPIP sebagai acuan kerjanya. 9 Menurut Johnson 1996 dalam Effectiveness of Internal Audit as Instrument of Improving Audit internal, tugas-tugas umum auditor internal meliputi : 1. Salinan audit tentang laporan dari akun yang disampaikan dalam tata cara penulisan yang ditentukan bersama-sama dengan laporan kepada menteri atau sekretaris Negara. 2. Para auditor harus menyatakan apakah akun menurut mereka dapat memberikan pandangan yang benar dan adil sesuai terhadap urusan operasi. 3. Auditor harus menyatakan apakah akun tersebut telah memberikan semua informasi yang diperlukan sesuai dengan undang-undang yang berlaku. 4. Para auditor biasanya akan melaporkan jika mereka tidak puas dengan aspek dalam laporan keuangan. Agar memperkuat dan menilai apakah BUMD telah menerapkan SPIPSistem Pengendalian Intern Pemerintah dengan baik menurut peraturan pemerintah, maka dilakukan pengawasan intern dan pembinaan penyelenggaraan SPIP. Pengawasan intern merupakan salah satu bagian dari kegiatan pengendalian intern yang berfungsi melakukan penilaian independen atas pelaksanaan tugas dan fungsi instansi pemerintahan. Lingkup pengaturan pengawasan intern mencakup kelembagaan, tugas, kompetensi SDM, kode etik, standart audit, pelaporan. Pembinaan penyelenggaraan SPIP meliputi penyusunan pedoman teknis, penyelenggaraan, sosialisasi, pendidikan, dan pelatihan, serta bimbingan dan konsultasi SPIP, dan peningkatan kompetensi auditor selaku aparat pengawas internpemerintah. Secara ekonomi, audit internal dimaksudkan untuk konsumsi internal dengan berbagai manfaat sosial ekonomi.Dalamsektor publik menurut Azubike 2002 dalam Effectiveness of Internal Audit as Instrument of Improving Audit internal, pengendalian internal sangat efektif dalam meningkatkan keandalan akuntansi data dan dalam melindungi terhadap penipuan, hal tersebut mengimplikasikan ekonomi dari suatu audit tidak efektif. Hal-hal yang biasa 10 menjadi alasanketidakefektifan audit internal dalam manajemen sektor publik adalah sebagai berikut : a. Lack of audit manual: tidak adanya panduan standar audit internal dan rencana audit kerja secara terperinci akan mempengaruhi kualitas pekerjaan audit terutama untuk audit internal baik non-akuntan ataupun akuntan yang non- qualified. b. Non-Career Auditors and lack of growth prospect: karir auditor yang memenuhi syarat professional akuntan memiliki level atau status dibawah dengan yang dimiliki oleh rekan-rekan professional mereka di departemen keuangan sebagai auditee. Hal ini memberikan auditee keuntungan dan perasaan superioritas kepada auditor internal maka mereka dapat menahan akses auditor untuk mendapatkan informasi dengan ketidakseimbangan proses arus informasi sehingga informasi yang didapatkan auditor adalah informasi yang mereka ingin sediakan untuk auditor lihat. c. Reporting structure and professional independence: pada masa lalu auditor internal merupakan sebuah unit dari accounts department, tetapi untuk menjamin independensi auditor, auditor internal harus melaporkan langsung kepada kepala eksekutif. Perubahan ini berdampak negatif karena kebanyakan kepala eksekutif merupakan pemegang jabatan politik, yang tidak memiliki kepentingan permanen dan mengarah ke non-komitmen untuk laporan audit internal. d. Scope of work: tidak adanya definisi yang tepat dari tugas, hak, keistimewaan dan keterbatasan auditor internal sehingga dapat menghambat auditor untuk melakukan tugasnya dengan hasil yang memuaskan. e. Privileges of office: kurangnya upah yang memadai dan pra-syarat kantor telah membuat beberapa auditor internal ikut andil dalam melakukan kecurangan. f. Hazards of office: faktor lain yang menghambat efisiensi audit internal adalah resiko yang dihadapi oleh auditor internal yang jujur dan berprinsip. Auditor 11 mungkin akan dihadapkan pada masalah-masalah yang dapat mengganggu kehidupan dan sifat dari auditor internal. Kinerja Dewan Pengawas sebagai auditor internal di BUMD dapat dikatakan baik apabila Dewan Pengawas dapat menjamin bahwa tidak terdapat penyimpangan atau penyalahgunaan atas aset pemerintah yang dilakukan oleh BUMD terkait, dan dapat melakukan perbaikan di area-area yang harus memerlukan perbaikan agar untuk periode berikutnya BUMD dapat berjalan dengan lebih baik lagi. Apabila Dewan Pengawas telah menjamin bahwa BUMD telah menerapkan SPIP dengan baik dan sesuai dengan visi, misi, dan tujuan yang telah direncanakan serta sesuai dengan peraturan pemerintah maka kinerja Dewan Pengawas sebagai auditor internal terhadap BUMD telah dilakukan dengan baik. 3. Metode Penelitian 3.1 Jenis Data dan Sumber Data