Gambar pada saat guru menerapkan metode demonstrasi pada materi jenazah agar siswa memperoleh pemahaman yang lebih nyata
Hal diatas merupakan sebuah kreativitas guru dalam penggunaan metode demonstrasi yang dilakukan pada pembelajaran fiqih di MAN
Trenggalek. Sebuah kreativitas guru tersebut dilakukan agar memperjelas suatu materi dan untuk menambah ketrampilan pelaksanaan penyampaian
materi tersebut sehingga dalam mata pelajaran fiqih, metode ini sering dilakukan oleh guru fiqih.
Beberapa penjelasan diatas merupakan hasil wawancara kepada guru fiqih yang diperoleh langsung dari lapangan mengenai kreativitas guru
dalam penggunaan metode demonstrasi pada pelajaran fiqih.
3. Kreativitas Guru dalam Penggunaan Metode Tanya Jawab pada
Pembelajaran Fiqih di MAN Trenggalek
Metode tanyajawab merupakan suatu cara untuk menyajikan bahan pelajaran dalam bentuk pertanyaan dari guru yang harus dijawab oleh siswa
atau sebaliknya. Dalam menggunakan metode tanya jawab dalam pembelajaran fiqih guru harus bertindak kreatif guna merangsang peserta
didik. Seperti yang diungkapkan oleh Ibu Dwi Nuraini Hadifah ketika diwawancarai peneliti dengan pertanyaan” bagaimana cara guru merangsang
peserta didik agar akif di dalam pembelajaran ?”
Untuk peserta didik aktif dalam kegiatan pembelajaran yaitu dengan cara mengajukan pertanyaan- pertanyaan dan siswa memberikan
jawaban atau sebaliknya siswa diberikan kesempatan bertanya dan guru menjawab pertanyaan. Dalam kegiatan belajar mengajar melalui
tanya jawab, guru memberikan pertanyaan-pertanyaan atau siswa
diberikan kesempatan untuk bertanya terlebih dahulu pada saat dimulai pelajaran, pada saat pertengahan dan pada akhir pelajaran.
26
Hal senada juga disampaikan oleh ibu Nihayatul Mujtahidah bahwa:
Untuk merangsang keaktifan siswa ya mbak dalam proses pembelajaran saya melakukan tanya jawab diawal pelajaran untuk
mengingatkan materi yang telah dipelajari kemudian saya melakukannya ditengah pembelajaran maupun diakhir pelajaran untuk
mengetahui pemahaman siswa mengenai materi yang telah saya sampaikan. Siswa diberi kesempatan untuk bertanya ataupun siswa
menjawab pertanyaan yang diberikan oleh gurunya mengenai materi yang dipelajari.
27
Beberapa penjelasan diatas merupakan paparan hasil wawancara kepada guru fiqih untuk merangsang keaktifan peserta didik untuk aktif
dalam proses pembelajaran dengan mengajukan pertanyaan kepada siswa ataupun sebaliknya diawal, ditengah dan diakhir pembelajaran.
Ketika peneliti melakukan wawancara kepada ibu Dwi Nuraini Hadifah dengan pertanyaan” bagaimana kreativitas ibu agar siswa aktif
dalam melakukan tanya jawab?” beliau mengungkapkan bahwa: Untuk memancing ataupun kreativitas yang saya lakukan agar anak-
anak itu aktif dalam bertanya maupun menjawab pertanyaan yang saya berikan itu, siapa saja yang dapat menjawab maupun bertanya
maka akan saya beri reewed mbak. Dengan seperti itu anak- anak menjadi sangat tertarik dan antusias dalam melakukannya.
28
Hal senada juga disampaikan oleh Ibu Nihayatul Mujtahidah bahwa:
Kreativitas yang saya lakukan agar siswa aktif pada saat saya melakukan metode tanya itu saya beri reewed berupa point mbak.
dengan seperti itu anak- anak menjadi semangat dalam pembelajaran.
26
Wawancara dengan ibu Dwi Nuraini Hadifah, Pukul 08.40 WIB, Hari Selasa, Tanggal 7 Februari 2017 di depan ruang kelas
27
Wawancara dengan ibu Nihayatul Mujtahidah, Pukul 09.15 WIB, hari Selasa, Tanggal 31 Januari 2017 di Perpustakaan
28
Wawancara dengan ibu Dwi Nuraini Hadifah, Pukul 08.40 WIB, Hari Selasa, Tanggal 7 Februari 2017 di depan ruang kelas
Anak- anak menjadi terdorong dalam menjawab atupun dalam bertanya mengenai materi yang sedang dipelajari.
29
Disampaikan juga oleh Novia Tamaya Putri bahwa: Apabila dalam tanya jawab itu guru memberikan rewed maka teman-
teman itu menjadi semangat mbak, dan teman- teman menjadi lebih aktif.
30
Dari paparan diatas dapat disimpulkan kreativitas yang guru fiqih
lakukan agar peserta didik aktif dalam metode tanya jawab yaitu guru merangsang dengan memberikan reward terhadap peserta didik yang aktif,
terhadap peserta didik yang menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru ataupun peserta didik yang bertanya mengenai materi yang dipelajari.
Dengan adanya reward yang diberikan oleh guru maka, siswa akan menjadi lebih aktif dan semangat dalam bertanya maupun menjawab.
Ketika peneliti wawancarai dengan pertanyaan” bagaimana cara memaksimalkan metode tanya jawab tersebut?” Ibu Dwi Nuraini Hadifah
mengatakan bahwa: Untuk memaksimalkan pengguaan metode tanya jawab ya mbak, agar
keseluruhan siswa dapat aktif maka, pertanyaan yang saya ajukan itu dapat dijawab oleh keseluruhan siswa didalam kelas, guru harus
menggugah siswa yang pemalu atau yang diam, sedangkan siswa yang pandai dan berani menjawab perlu dikendalikan untuk memberi
kesempatan pada yang lain.
31
Hal senada juga disampaikan oleh Ibu Nihayatul Mujtahidah bahwa: Penggunaan metode tanya dalam kelas apabila saya mengajukan
pertanyaan itu diharapkan seluruh siswa untuk aktif. Jika pertanyaan
29
Wawancara dengan ibu Nihayatul Mujtahidah, Pukul 09.15 WIB, Hari Selasa, Tanggal 31 Januari 2017 di Perpustakaan
30
Wawancara dengan Novia Tamaya Putri, Pukul 10.00 WIB, H ari Jum’at, Tanggal 17
Februari 2017 di Perpustakaan
31
Wawancara dengan ibu Dwi Nuraini Hadifah, Pukul 08.40 WIB, Hari Selasa, Tanggal 7 Februari 2017 di depan ruang kelas
tersebut hanya dijawab oleh siswa- siswa yang aktif saja, maka guru harus memberikan peluang kepada siswa yang diam saja.
32
Selanjutnya peneliti melakukan wawancara dengan siswa yaitu Ulfa
Arbaul Husna, dia mengatakan bahwa: Dalam kegiatan tanya jawab dikelas guru melakukan tanya jawab itu
menjadikan semua siswa untuk aktif mbak, jika hanya beberapa saja siswa yang aktif, maka guru itu menunjuk siswa yang diam itu untuk
menjawab pertanyaan yang telah diajukan oleh guru mbak. Sehingga penggunaan metode ini dapat menjadikan siswa yang pemalu menjadi
berani mbak dan semua anak menjadi aktif.
33
Beberapa penjelasan diatas merupakan paparan hasil wawancara
dengan guru fiqih yang diperoleh langsung mengenai cara memaksimalkan penggunaan metode tanya jawab dalam pembelajaran yang penulis lakukan
pengamaatan pada tanggal 6 februari 2017 bahwa: Peneliti mengikuti ibu Nihayatul Mujtahidah mengajar pada
pembelajaran fiqih. Dalam kelas penulis melihat antusias dan semangat yang tinggi para siswa dalam mengikuti pembelajaran fiqih.
Sehingga
mata pelajaran
fiqih merupakan
pelajaran yang
menyenangkan bagi peserta didik. Diadakannya metode tanya jawab merupakan metode yang dijadikan untuk komunikasi secara langsung
antara guru dengan siswa. Metode ini berbentuk siswa bertanya, guru menjawab atau sebaliknya yaitu guru bertanya dan siswa menjawab.
Kemudian untuk memancing keaktifan siswa yang diam saja atau pemalu seorang guru melempar pertanyaan tersebut kepada siswa
yang diam, sehingga yang menjawab pertanyaan tersebut tidak hanya siswa yang pandai ataupun siswa yang berani berbicara saja. Dengan
penerapan kreativitas guru dalam menggunakan metode tanya jawab yang seperti ini peserta didik menjadi aktif dan antusias. Kemudian
metode tanya jawab ini dilakukan oleh guru diawal pembelajaran untuk mengingatkan materi yang telah dipelajari pada pertemuan yang
lalu dan di tengah serta diakhir pelajaran guna mengetahui apakah peserta didik sudah paham atau belum mengenai materi yang telah
dipelajari.
34
32
Wawancara dengan ibu Nihayatul Mujtahidah, Pukul 09.15 WIB, Hari Selasa, Tanggal 31 Januari 2017 di Perpustakaan
33
Wawancara dengan Ulfa Arbaul Husna siswa kelas X, Pukul 11.30 WIB, Hari Rabu, Tanggal 8 Februari 2017 di kelas X-IIK 1
34
Observasi, pada Tanggal 6 Februari 2017
Gambar 4.3 Penerapan Metode Tanya Jawab
Gambar pada saat guru menerapkan metode tanya jawab agar siswa lebih aktif dalam pembelajaran
Dari paparan di atas dapat dipahami bahwa penggunaan metode tanya jawab dapat menjadikan semua siswa itu aktif. Untuk memaksimalkan
pengguaan metode tanya jawab pertanyaan yang diajukan itu dapat dijawab oleh keseluruhan siswa didalam kelas, digunakan menggugah siswa yang
pemalu atau yang diam, sedangkan siswa yang pandai dan berani menjawab perlu dikendalikan untuk memberi kesempatan pada yang lain.
B. Temuan Penelitian