ASPIRASI BENDA ASING

  SHINTA YUNINGRUM 09310087

PENDAHULUAN

  

benda asing di dalam suatu organ ialah

benda yang berasal dari luar tubuh atau dari dalam tubuh yang dalam keadaan normal tidak ada.

HIDUNG

   Rongga hidung atau cavum nasi berbentuk terowongan dari depan ke belakang dipisahkan oleh septum nasi dibagian tengahnya

menjadi kavum nasi kanan

dan kiri. Pintu atau lubang

masuk kavum nasi bagian

depan disebut nares anterior dan lubang belakang disebut nares posterior (koana) yang menghubungkan kavum nasi dengan nasofaring

NASOFARING

  Fungsi nasofaring :

  

  Sebagai jalan udara pada respirasi

  

  Jalan udara ke tuba eustachii

  

  Resonator

LARING

  

  Laring merupakan bagian yang terbawah dari saluran pernafasan bagian atas

  

  Fungsi laring berfungsi untuk proteksi, batuk, respirasi, sirkulasi, menelan, emosi serta fonasi.

  TRAKEA Trakea menghubungkan laring dengan bronkus utama dan merupakan pipa yang terdiri dari tulang rawan dan otot.

  

Trakea dibagi menjadi dua

bagian yaitu bagian servikal dan bagian mediastinal.

  Rata-rata panjang trakea pada orang dewasa laki-laki

adalah 11 cm dan wanita

10 cm.meningkat ketika

kepala di ekstensikan dan

diputar kesamping.

  bronkus

  Bronkus utama kanan lebih pendek dari bronkus utama kiri, panjangnya pada orang dewasa 2,5 cm dan mempunyai 6-8 cincin tulang rawan. Panjang bronkus utama kiri kira-kira 5 cm dan mempunyai cincin tulang rawan sebanyak 9-12 buah.

Aspirasi Benda Asing definisi

  

benda asing di dalam suatu organ ialah

benda yang berasal dari luar tubuh atau

dari dalam tubuh yang dalam keadaan

normal tidak ada.

Epidemiologi

   Kejadian aspirasi benda asing di saluran pernafasan paling sering dialami oleh anak- anak.

   Benda asing di laring dan trakea lebih

sering terjadi pada anak, karena usia 2-4

tahun cenderung memasukan benda-benda yang ditemukannya dan dijangkaunya kedalam lubang hidung, mulut, atau di masukan oleh anak lain

Etiologi dan Faktor Resiko

   Faktor personal, seperti umur, jenis kelamin, pekerjaan, kondisi sosial, tempat tinggal.

  

Faktor kegagalan mekanisme proteksi normal, misal

keadaan tidur, kesadaran menurun, alkoholisme, dan epilepsi.

   Faktor fisik yaitu kelainan dan penyakit neurologik. 

  Proses menelan surgical misal tindakan bedah , ekstraksi gigi, dan gigi molar yang belum tumbuh pada anak umur <4tahun.

   Faktor kejiwaan, misal emosi dan gangguan psikis.  Faktor ukuran dan bentuk serta sifat benda asing. 

  Faktor kecerobohan,

Patogenesis

  

Pada saat benda asing atau makanan ada di

dalam mulut,

anak tertawa atau menjerit sehingga pada saat

inspirasi

laring terbuka

makanan atau benda asing masuk kedalam laring

pasien batuk berulang-ulang saat terjepit di sphincer sumbatan ditrakea, mengi, dan

Diagnosis

  Anamnesis:

  • adanya riwayat tersedak sesuatu,
  • tiba-tiba timbul choking (rasa tercekik)
  • - tanda pemeriksaan fisik dengan auskultasi,

  • palpasi
  • pemeriksaan radiologik sebagai pemeriksaan penunjang

  Gejala sumbatan benda asing di saluran nafas tergantung pada

lokasi benda asing, derajat sumbatan, bentuk dan ukuran benda

asing.

  Stadium pertama : batuk-batuk hebat secara tiba-tiba, rasa tercekik, rasa tersumbat ditenggorokan, bicara gagap dan obstruksi jalan nafas Stadium kedua : gejala stadium permulaan diikuti oleh interval asimtomatik hal ini terjadi karena benda asing tersangkut, reflek-reflek akan melemah dan gejala rangsangan akut menghilang.

  Stadium ketiga : telah terjadi gejala komplikasi dengan obstruksi, erosi atau infeksi

  Gejala dan tanda

Benda asing di hidung

  

  Gejala yang paling sering adalah

  

  hidung tersumbat ,

   rinorea unilateral dengan cairan kental dan berbau. 

  Kadang-kadang terdapat rasa nyeri, demam, epistaksis dan bersin

  .

  

  Pada pemeriksaan tampak edema dengan inflamasi mukosa hidung unilateral dan dapat terjadi ulserasi

Benda asing di hidung

  Gejala yang paling sering adalah

  

  hidung tersumbat ,

  

  rinorea unilateral dengan cairan kental dan berbau.

  

  Kadang-kadang terdapat rasa nyeri, demam, epistaksis dan bersin.

  

  Pada pemeriksaan tampak edema dengan inflamasi mukosa hidung unilateral dan dapat terjadi ulserasi

  

Benda asing di orofaring dan hipofaring

  rasa nyeri pada waktu menelan (odinofagi) baik makanan maupun ludah.

  

  Terutama bila benda asing tajam seperti tulang ikan, tulang ayam.

Benda asing di laring

  

  Benda asing dilaring dapat menutup laring, tersangkut diantara pita suara atau ada di subglotis

  

  Sumbatan total spasme laring(disfonia-afonia, apneu, sianosis) afiksia

  

  Sumbatan parsial suara parau, disfonia-afonia, croupy cough, odinofagia, mengi, sianosis, hemoptisis, rasa subjektif dari benda asing, dispnea

  

Benda asing di trakea

  batuk dengan tiba-tiba yang berulang-ulang dengan rasa tercekik ( choking),

  

  rasa tersumbat ditenggorokan ( gagging),

  

  terdapat gejala patonomomik yaitu audible slap, pappatory thud dan asthmatoid wheeze

Benda asing di bronkus

   Pada fase pulmonum, benda asing berada di bronkus dan dapat digerakan ke perifer

  Pada fase ini udara dapat masuk ke segmen paru terganggu secara progresif dan pada auskultasi terdengar ekspirasi memanjang disertai dengan mengi

   Benda asing organik menyebabkan reaksi yang hebat pada saluran nafas dengan gejala

laringotrakeabronkitis, toksemia, batuk, dan

demam ireguler

   Pemeriksaan radiologi

   Video fluoroskopi

   Bronkogram

   Pemeriksaan laboratorium

  

Pemeriksaan Penujang

  

  Benda asing di hidung ektrasi benda asing dengan Haak(+) infeksi hidung/sinus AB sistemik 5-7 hari

  

  Benda asing di laring Sumbatan parsial laringoskop, ektraksi benda asing dengan cunam ( anastesia/analgesia) Sumbatan total perasat Heimlich

  

  Benda asing di trakea Bronkoskopi

  

  Benda asing di bronkus Bronkoskopi benda asing yang tajam, tidak rata dan tersangkut dijaringan, servikotomi, torakotomi

  AB dan kortikosteroid tidak rutin

  Penatalaksaan

  TERIMAKASIH