Benda Asing Ikan di Hipofaring.

Bagian Telinga Hidung Tenggorok Bedah Kepala Leher (THT-KL)
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
Padang

Benda Asing Ikan di Hipofaring
Novialdi, Ade Asyari
Bagian Telinga Hidung Tenggorok Bedah Kepala Leher (THT-KL)
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Padang

Abstrak
Latar belakang: Benda asing ikan di hipofar ing mer upakan kasus yang jar ang ter jadi dan memerlukan penanganan yang
cepat dan tepat. Tujuan: Kar ena kasusnya jarang, diagnosis dan penatalaksanaannya per lu diketahui dan dilakukan
secar a tepat. Kasus: Satu kasus benda asing ikan (ikan puyu) di hipofar ing pada seor ang laki-laki umur 25 tahun
Penatalaksanaan: Dilakukan tr akeostomi dengan anastesi lokal yang dilanjutkan dengan ekstr aksi benda asing
menggunakan forsep McGill dalam anastesi umum Kesimpulan: Diagnosis ditegakkan dengan ter lihatnya benda asing
ikan di hipofar ing yang beresiko menyebabkan obstr uksi jalan nafas atas. Penatalaksanaan yang telah dilakukan adalah
trakeostomi darurat dan ekstraksi benda asing dalam anastesi umum.
Kata kunci: benda asing, ikan, obst r uksi jalan nafas, tr akeostomi dan ekstraksi.
Abstr act
Background: Fish impact ion in hypopar ynx is a r ar e case and need a r apid and accur at e management. Purpose:
Because of a r ar e case, the diagnosis and management have to be det ect ed and managed accur at ely. Case: A case of fish

impact ed in hypopar ynx in a 25 years old boy. Case management: Tr acheostomy have been performed under local
anesthesia and for eign body ext ract ed using McGill forcep under general anesthesia. Conclusion: The diagnosis was
est ablished by a fish foreign body appearance in hypophar ynx as a r isk of upper airw ay obstr uct ion. The accurat e
management have been done by emergency tr acheost omy and ext ract ion of foreign body under gener al anest hesia.
Key words: for eign body, fish, upper airw ay obst ruct ion, t r acheostomy and extr act ion .

Korespondensi: dr. Ade Asyari; ade asyar i2@gmail.com

Pendahuluan
Ter sedak benda asing merupakan keadaan
gaw at darurat yang dapat terjadi pada semua usia,
ter utama pada bayi dan anak usia kurang dar i 3
tahun.1,2,3 Hal ini disebabkan oleh per tumbuhan gigi
molar yang belum sempurna, kecendr ungan anak untuk
memasukkan benda ke dalam mulut sebagai car a
mereka mengenali objek di sekitar mer eka dan
ser ingkali ber teriak, menangis atau berlari dengan
objek di dalam mulut.1,2
Pada or ang dew asa insidensi aspirasi benda
asing sering pada usia dekade ke enam dan ke tujuh. Hal

ter sebut disebabkan oleh proteksi jalan nafas pada usia
ter sebut tidak adekuat. Selain itu, aspir asi benda asing
ser ing terjadi pada keadaan intoksikasi alkohol,
penggunaan obat hipnotik dan sedatif, keadaan gigi
geligi yang buruk, r etardasi mental serta faktor
kecer obohan (antara lain meletakkan benda asing di
mulut, persiapan makanan yang kurang baik, makan
atau minum tergesa-gesa, makan sambil ber main pada
anak-anak).2,4
Pada pasien ter telan benda asing ikan
biasanya disebabkan oleh kelalaian dan kecerobohan
dar i pasiennya sendir i dan juga jenis ikan yang
ter telan.2,4 Dimana setiap benda asing yang teraspirasi
akan menimbulkan hal yang ser ius jika ter jadi
sumbatan jalan nafas akut, baik sumbatan total atau
sebagian.4
Ter telan ikan mer upakan kasus yang jar ang
ter jadi. Di RSUP M Djamil Padang dari Juli 2008 - Juli
2010 terdapat 2 kasus ter telan ikan yang ditatalaksana


dengan tindakan tr akeostomi untuk mengeluar kan
benda asing dengan anestesi umum.

Laporan Kasus
Seorang pasien laki-laki umur 25 tahun MR
699712 datang ke IGD RSUP Dr M Djamil Padang pada
tanggal 3 Juli 2010, jam 19.30 WIB, dengan keluhan
utama ter telan ikan sejak 6 jam sebelum masuk rumah
sakit. Sebelumnya pasien sedang menangkap ikan di
sungai dengan tangan dan meletakkan ikan yang telah
ditangkap di antar a bibir atas dan baw ah. Saat pasien
ber usaha menangkap ikan yang lain, tiba-tiba ikan yang
digigit tadi ber gerak dan masuk ke dalam mulut. Pasien
merasa sesak dan nyer i setelah ikan ter telan, disertai
keluar air liur ber campur dar ah dar i mulut. Pasien
ber usaha mengeluarkannya sendir i dengan jar i tangan,
tapi ikan makin masuk ke dalam tenggor ok. Kemudian
pasien dibaw a ke RSUD Painan dan ikan ber usaha
dikeluarkan tetapi tidak ber hasil. Pasien dir ujuk ke IGD
RSUP

M Djamil Padang dengan diagnosis cor pus
alienum (ikan) di r ongga mulut. Sesak nafas makin
ber tambah sejak 1 jam sebelum masuk rumah sakit,
nyer i di tenggor ok makin lama makin meningkat. Ikan
di dalam mulut sudah dir asakan tidak berger ak lagi 4
jam sebelum masuk r umah sakit. Suara ser ak tidak
dapat dinilai kar ena pasien takut berbicar a.
Pada pemer iksaan fisik didapatkan keadaan
umum sakit sedang, kesadar an komposmentis,
frekuensi nafas 19 kali per menit, nadi 68 kali per
menit, tekanan dar ah 90/ 60 mmHg dan suhu 36,50C.
Pada pemer iksaan orofaring terlihat benda asing (ikan)

1

Bagian Telinga Hidung Tenggorok Bedah Kepala Leher (THT-KL)
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
Padang

yang telah hancur pada bagian ekornya dan memenuhi

selur uh hipofaring, terlihat laser asi dan hematom pada
uvula dan palatum mole. Selain itu ter lihat laser asi pada
palatum durum. Pada pemer iksaan daerah thor aks,
ter dapat r etr aksi pada daer ah supr aster nal dan
epigastr ium disertai adanya suar a str idor pada saat
inspir asi
pada pemer iksaan
auskultasi. Tidak
ditemukan tanda-tanda emfisema subkutis.
Pasien didiagnosis dengan obstr uksi jalan
nafas atas gr ade 2 ec benda asing (ikan) di hipofar ing,
pasien di terapi dengan seftr iakson 1 gr am (IV) dan
deksametason 1 ampul (IV) dan dir encanakan
trakeostomi dan ekstraksi benda asing dalam anastesi
umum
Dilakukan pemer iksaan dar ah dan didapatkan
hasil hemoglobin 17,1 g/ dl, leukosit 15800/ mm 3,
hematokr it 49 %, trombosit 204.000/ mm 3, dan PT dan
APTT masing-masing
12,5 detik dan 30,1 detik.

Kemudian dilakukan pemer iksaan analisis gas dar ah
dengan hasil pH 7,39, pCO2 39 mmHg, pO2
235
mmHg, Na+ 141 mmol/ L, K+ 5,1 mmol/ L, Ca++ 0,65
mmol/ L, Hct 48%, HCO3- 23,6 mmol/ L, HCO3std 24,1
mmol/ L, TCO2 24,8 mmol/ L, BE ecf -1,4 mmol/ L, BE(B)
-1,2 mmol/ L, SO2c 100%, THbc 14,9 g/ dl dan
didapatkan kesan : dalam batas nor mal.
Pasien dikonsulkan ke bagian anestesi dan
dir encanakan tr akeostomi dar ur at dengan anestesi
lokal dan dilanjutkan dengan ekstr aksi benda asing
dalam anestesi umum.
Laporan operasi (pukul
20.30 WIB) :
 Pasien dalam posisi supine di atas meja
oper asi dan dipasang ganjal bahu
 Dilakukan prosedur septik dan aseptik pada
daer ah oper asi
 Dilakukan infiltr asi lidokain untuk anestesi
lokal dan dilanjutkan insisi ver tikal pada

cincin tr akea 3
 Dilakukan pemisahan jar ingan secar a tumpul
lapis demi lapis, setelah ter lihat tr akea maka
dilakukan aspir asi dan terlihat gelembung
udar a
 Dilakukan insisi U pada cincin tr akea 3 dan
dipasang kanul no 7,5, cuff diisi ± 10cc
 Ter lihat pasase udara lancar
 Kemudian pasien dianestesi umum
 Dalam posisi r ose dan dipasang davis gag
 Ter lihat ikan pada daer ah hipofar ing
 Kemudian ikan diekstraksi
dengan car a
menghancurkannya dari bagian tengah dan
memotong sir ip ikan kir i dan kanan dengan
gunting
 Setelah ter lepas dari jar ingan sekitar nya,
kepala ikan yang tersisa dapat dikeluar kan
secar a keselur uhan dengan McGiil for cep .
 Sisa-sisa ikan yang tertinggal diber sihkan dan

dicuci dengan aqua ster il
 Dilakukan evaluasi dan terlihat laser asi pada
palatum durum, palatim mole dan dinding
posterior far ing
 Dipasang nasogast r ic tube (NGT) no 18



Davis gag dilepaskan dan oper asi selesai

Gambar 1: laser asi dan udem pada uvula dan palatum m ole

Gam bar 2: benda asing i kan

Pada har i per tama r aw atan ter lihat laser asi pada
palatum dur um dan dinding poster ior far ing, tidak ada
dar ah mengalir dar i mulut dan tidak ditemukan
emfisema subkutis. Pasien di ter api dengan seftr iakson
2x1 gr , deksamet ason 3x1 ampul, tr amadol dr ip,
betadin kumur dan diet makanan cair melalui NGT.

Balon tr akeostomi dikempeskan 6 jam sesudah
oper asi. Per aw atan luka tr akeostomi dilakukan tiap
har i dengan suct ion ber kala, mencuci kanul dalam dua
kali sehar i dan redr essing luka stoma sekali sehar i.
Pada hari ke dua r aw atan pasien dilakukan
telelar ingoskopi dan ter lihat laserasi pada palatum
durum dan dinding posterior faring, juga ter dapat
hematom pada palatum mole, uvula dan ar itenoid
sinistra

2

Bagian Telinga Hidung Tenggorok Bedah Kepala Leher (THT-KL)
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
Padang

Gambar 3: hasil t elelari ngosk opi serat optik .

Pada har i ketiga laserasi pada palatum durum dan
dinding posterior telah ber kurang, hematom pada

palatum mole dan uvula juga ber kurang dan diputuskan
untuk melepas NGT dan mengganti diet dengan
makanan lunak.

Gambar 4: kontr ol har i ke 7

Pasien dilakukan dekanulasi pada har i ke empat
dan diper bolehkan pulang pada har i kelima.
Pada saat kontrol 3 hari kemudian tidak terdapat
lagi keluhan pada pasien dan balut tekan dekanulasi
trakeostomi dibuka 6 hari setelah dekanulasi.
Satu minggu kemudian pasien kontr ol ke
poliklinik THT Dr M Djamil Padang dan sudah tidak ada
keluhan, luka bekas stoma baik dan pemer iksaan
orofaring dan lar ing dalam batas normal.

Diskusi
Dilapor kan satu
tahun yang tertelan ikan
masuk rumah sakit. Hal

jar ang ter jadi. Di bagian

kasus seorang laki-laki 25
sejak 9 jam sebelum masuk
ini mer upakan kasus yang
THT M Djamil Padang bar u

dilapor kan satu kasus yang sama sejak juli 2008.
Dunmade5 dkk, pernah melaporkan satu kasus yang
sama di Niger ia pada tahun 2002. Pasien tertelan ikan
juga pernah dilaporkan oleh Panigr ahi 6 dkk sebanyak 2
kasus, yang kesemuanya ditatalaksana dengan
trakeostomi dan ekstr aksi dalam narkose umum.
Benda asing di saluran nafas ialah benda yang
ber asal dar i luar tubuh atau dari dalam tubuh, yang
dalam keadaan normal tidak ada. Benda asing yang
ber asal dar i luar tubuh disebut benda asing eksogen
biasanya masuk melalui hidung atau mulut. Sedangkan
yang ber asal dari dalam tubuh disebut benda asing
endogen.4
Benda asing eksogen terdiri dari benda padat,
cair atau gas. Benda asing eksogen padat terdar i dar i zat
or ganik, seper ti kacang-kacangan (yang ber asal dari
tumbuh-tumbuhan), tulang (yang ber asal dar i ker angka
binatang) dan zat anorganik seperti paku, jar um, peniti,
batu dan lain-lain.4
Ikan ter masuk benda asing eksogen padat dan
ter golong zat organik binatang.
Setelah pengangkatan benda asing diketahui
bahw a corpus alienumnya adalah ikan puyu. Ikan puyu
dikenal juga dengan nama betok atau pepuyu dalam
bahasa Banjar . Dalam bahasa Inggr is dikenal sebagai
climbing gour amy atau climbing per ch yang ter masuk
dalam spesies Anabas t est udineus. Ikan ini merupakan
spesis ikan air taw ar yang paling liar. Habitat utamanya
adalah di saw ah dan di sungai. Spesies ini ber sisik dan
ber sir ip ker as yang memudahkan spesies ini berger ak
di atas tanah yang ber air. Ikan ini memiliki kemampuan
untuk mengambil langsung oksigen dar i udar a kar ena
memiliki or gan labir in di kepalanya sehingga ikan ini
dapat hidup lebih dar i satu jam di dar atan tanpa air.7
Benda asing yang masuk ke salur an nafas akan
menimbulkan reaksi pada jar ingan sekitar nya. Reaksi
jar ingan yang terjadi ber upa inflamasi lokal, udema,
ulser asi dan terbentuknya jar ingan gr anulasi yang
dapat menimbulkan obstr uksi jalan nafas.4,8,9,10 Selain
itu benda asing yang masuk salur an nafas akan
menimbulkan reaksi pada jar ingan sekitar nya. Reaksi
r adang menyebabkan per ubahan mukosa ber upa
ber tambahnya vaskular isasi, sehingga mukosa menjadi
hiper emis, edema, bentuknya menjadi tidak ter atur dan
ber tambahnya sekr et mukoid.1,2,8,10
Pada kasus ini pada pemer iksaan fisik
ditemukan air ludah bercampur dar ah keluar dari
mulut, laser asi dan hematom pada palatum dur um,
palatum mole dan uvula yang disebabkan oleh benda
asing ikan yang ter telan dan kar ena upaya dari pasien
untuk mengeluar kannya sendir i.
Aspir asi benda asing ke dalam salur an nafas
akan menimbulkan gejala sumbatan jalan nafas. Gejala
yang timbul ter gantung dar i jenis benda asing, lokasi
ter sangkutnya, ukur an dan sifat ir itasinya ter hadap
mukosa ser ta lamanya benda asing dalam salur an
nafas.3,8,11
Jika lokasi benda asing di laring maka ia akan
ter sangkut di antar a pita suara atau ber ada di subglotis.
Gejala sumbatan laring tergantung pada besar , bentuk,
dan letak (posisi) benda asing.4

3

Bagian Telinga Hidung Tenggorok Bedah Kepala Leher (THT-KL)
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
Padang

Sumbatan total di laring akan menimbulkan
keadaan yang gaw at dan kematian mendadak kar ena
ter jadi asfiksia dalam w aktu singkat.3,12 Hal ini
disebabkan oleh timbulnya spasme laring dengan gejala
antar a lain disfoni sampai afoni, apnue ser ta sianosis.3,4
Sumbatan tidak total di lar ing dapat
menimbulkan suara par au, disfonia sampai afonia,
batuk yang disertai sesak, odinofagi, str idor, sianosis,
hemoptisis dan r asa subjektif yang dapat ditunjuk oleh
pender ita sesuai dengan lokasi benda asing. Gejala dan
tanda ini jelas bila benda asing masih ter sangkut di
lar ing, dapat juga benda asing sudah tur un ke trakea,
tetapi masih meninggalkan r eaksi inflamasi oleh kar ena
udema lar ing.4,8,10,11,12
Benda asing pada tr akea member ikan gejala
batuk paroksismal, r asa tercek ik ( choking), rasa
ter sumbat ditenggorok ( gaging), dan ter dapat gejala
patognomonik yaitu audible slap, phalpathor y thud dan
asmathoid wheeze.10,12
Pada kasus ini telah ter jadi sumbatan jalan
nafas atas karena benda asing yang ter sangkut di
hipofar ing dan ujung kepala ikan telah sampai ke laring
yang menimbulkan sumbatan tidak total di laring
dengan kemungkinan terdapat ir itasi mukosa yang
menyebabkan udem mukosa laring.
Jackson membagi sumbatan laring yang
progr esif dalam 4 stadium dengan tanda dan gejala:12
Stadium 1 :
Cekungan tampak pada w aktu inspirasi di supr aster nal,
str idor pada w aktu inspirasi dan pasien masih tenang.
Stadium 2 :
Cekungan pada w aktu inspirasi di daer ah suprasternal
makin dalam, ditambah lagi dengan timbulnya
cekungan di daerah epigastr ium. Pasien sudah mulai
gelisah. Str idor terdengar pada w aktu inspirasi.
Stadium 3 :
Cekungan selain di daer ah suprasternal dan
epigastr ium juga terdapat di infr aklafikula dan sela-sela
iga. Pasien sangat gelisah dan dispnea. Str idor
ter dengar pada w aktu inspir asi dan ekspir asi
Stadium 4 :
Cekungan-cekungan
di
daer ah
supr aster nal,
epigastr ium, infr aklafikula dan sela iga ber tambah jelas,
pasien sangat gelisah, tampak sangat ketakutan dan
sianosis. Jika keadaan ini ber langsung ter us maka
pasien akan kehabisan tenaga, pusat pernafasan
par alitik kar ena hiper kapnia. Pasien lemah dan tertidur,
akhir nya meninggal kar ena asfiksia.
Pada
pasien
ini
ditemukan
r etr aksi
supr aster nal dan epigastr ium ser ta str idor pada saat
inspir asi yang mer upakan tanda pada obstruksi jalan
nafas atas stadium 2.
Diagnosis aspir asi benda asing ditegakkan
dengan anamnesis yang teliti. Anamnesis yang khas
pada aspirasi seper ti batuk, mendadak sesak nafas,
nafas berbunyi atau kebiruan di sekitar mulut.1
Pemeriksaan

cervical later al
bisa
menentukan posisi dar i ikan disalur an nafas ataukah
disalur an cerna.11
Dengan ditemukannya air liur bercampur
dar ah, sesak nafas, dan pada pemer iksaan fisik

ditemukan ikan di hipofar ing yang telah sampai ke
lar ing, retraksi supr aster nal dan epigastrium dengan
str idor maka pasien didiagnosis obstr uksi jalan nafas
atas stadium 2 ec benda asing ikan di tenggorok.
Pr insip penanganan benda asing di salur an
nafas adalah mengeluar kan benda asing tersebut
dengan seger a dalam kondisi paling maksimal dan
trauma
yang
minimal.8,10,12
Penentuan
car a
pengambilan benda asing dipengaruhi oleh beber apa
faktor, yaitu usia penderita, keadaan umum, lokasi dan
jenis benda asing ser ta lamanya benda asing ber ada di
salur an nafas.11,12
Pr insip penanggulangan sumbatan lar ing ialah
menghilangkan sumbatan dengan cepat atau membuat
jalan nafas bar u yang dapat menjamin ventilasi.
Sumbatan laring dapat disebabkan oleh 1) r adang akut
dan r adang kr onis, 2) benda asing, 3) t r auma akibat
kecelakaan, perkelahian, per cobaan bunuh dir i dengan
senjata tajam, 4) tr auma akibat tindakan medik, 5)
tumor lar ing, baik berupa tumor jinak ataupun tumor
ganas, 6) kelumpuhan ner vus r ekur en bilater al.11,12
Dalam penanggulangan sumbatan laring
diusahakan supaya jalan nafas kembali lancar kembali.
Tindakan konservatif dengan pember ian anti inflamasi,
anti aler gi, antibiotika ser ta pember ian oksigen
inter mitten dilakukan pada sumbatan lar ing stadium 1
yang disebabkan per adangan. Tindakan oper atif atau
r esusitasi untuk membebaskan salur an nafas ini dapat
dengan car a memasukkan pipa endotr akea melalui
mulut
(intubasi orotrakea) atau melalui hidung (intubasi
nasotrakea), membuat tr akeostoma atau melakukan
kr ikotir otomi.12,13
Intubasi
endotr akea
dan
trakeostomi
dilakukan pada pasien dengan sumbatan lar ing stadium
2 dan 3, sedangkan kr ikotirotomi dilakukan pada
sumbatan laring stadium 4.12
Tindakan oper atif atau resusitasi dapat
dilakukan ber dasar kan analisis gas darah (pemer iksaan
astrup).12
Bila fasilitas ter sedia, maka intubasi
endotrakea merupakan pilihan per tama, sedangkan jika
r uangan per aw atan intensif tidak tersedia, sebaiknya
dilakukan tr akeostomi.12
Pada kasus ini dilakukan tindakan trakeostomi
dan pengangkatan benda asing dengan McGill forcep
dalam anestesi umum. Trakeostomi ber tujuan untuk
membuat jalan nafas baru agar terjaganya ventilasi dan
mengamankan jalan nafas, dan juga untuk membuat
pasien menjadi nyaman dengan anastesi umum. Selain
itu juga dapat menghindar i kemungkinan terjadinya
spasme lar ing saat dilakukan pengangkatan benda
asing.12,13
Hal ini telah sesuai dengan yang dilapor kan
oleh Panigr ahi 6 dkk, dimana mereka melapor kan 2
kasus ter telan ikan yang masing-masing ber umur 23
tahun dan 65 tahun dan pasien di tatalaksana dengan
trakeostomi dan diekstr aksi dalam anastesi umum. Hal
yang sama juga dilaporkan oleh Dunmade5 dkk dari
Niger ia.

4

Bagian Telinga Hidung Tenggorok Bedah Kepala Leher (THT-KL)
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
Padang

Hal yang ber beda pernah dilaporkan oleh
Ramdass T15 pada tahun 1975, dengan pasien berumur
45 tahun dan Das C16 dkk pada tahun 1980, dengan
pasien 25 tahun dimana benda asing ikan berhasil di
keluarkan dengan anestesi lokal yaitu Lignocain
semprot 4% dan pr emedikasi injeksi intr amuskular
diazepam dan atropin.
Ter telan ikan juga per nah dilaporkan pada
bayi berumur 7 bulan dan ditatalaksana dalam anestesi
umum setelah berhasil ber hasil di intubasi dimana ikan
ter sebut dapat dikeluar kan secar a utuh dengan forcep
McGill.17
Satu kasus menar ik pernah dilapor kan oleh
Madana18 dkk, di India pada tahun 2010, dimana ikan
yang tertelan tidak masuk ke hipofar ing tapi masuk ke
nasofar ing
dan
dapat
dikeluar kan
dengan
nasoendoskopi dan forsep dengan anestesi lokal.
Tr akeostomi adalah tindakan membuat lubang
pada dinding anter ior tr akea untuk bernafas.12 Menur ut
letak stoma, trakeostomi dibedakan letak yang tinggi
dan letak yang r endah dan batas letak ini adalah cincin
trakea ketiga. Sedangkan menurut w aktu dilakukan
tindakan maka tr akeostomi dibagi
dalam 1)
trakeostomi dar ur at dan segera dengan per siapan
sar ana sangat kur ang dan 2) trakeostomi ber encana
(persiapan sar ana cukup) dan dapat dilakukan secar a
baik (lege ar tis).12
Tr akeostomi pada kasus ini ter masuk
trakeostomi dar ur at karena dilakukan dengan anestesi
lokal
Secar a umum ada
4 indikasi trakeostomi
yaitu: 1) mengatasi obstruksi lar ing, 2) mengur angi
r uang r ugi (dead air space) di salur an nafas bagian atas
seper ti daer ah rongga mulut, sekitar lidah dan far ing, 3)
mempermudah pengisapan sekr et dar i bronkus pada
pasien yang tidak dapat mengeluar kan sekr et secar a
fisiologik, misalnya pada pasien yang koma, 4) untuk
mengambil benda asing dari subglotik, apabila tidak
mempunyai fasilitas untuk bronkoskopi.12
Jika pada saat kejadian didapatkan tanda
benda asing menyumbat lar ing secar a total har us
dilakukan back slap untuk pender ita ber usia dibaw ah
satu tahun yaitu dengan memposisikan kepala ber ada di
baw ah. Pada anak berusia di atas satu tahun dilakukan
par asat Heimlich . Tidak dibenarkan mengor ek
tenggorok dengan jari tangan secar a membabi buta
untuk mengeluar kan benda asing tersebut.1,12
Ter telan ikan bisa menyebabkan komplikasi
ber upa perfor asi pada hipofaring dan esophagus bagian
atas ter masuk abses r etrofar ing, mediastinitis dan tidak
jar ang menyebabkan fistula esophagoar ter i.19
Per aw atan pasca tr akeostomi sangatlah
penting, karena sekret dapat menyumbat, sehingga
akan terjadi asfiksia. Oleh kar ena itu sekret di tr akea
dan kanul har us sering dihisap keluar dan kanul dalam
dicuci sekur ang-kurangnya
2 kali sehar i, lalu seger a
dimasukkan lagi ke dalam kanul luar . Pasien dapat
dir aw at di r uang peraw atan biasa.12
Bila kanul har us dipasang dalam jangka w aktu
yang lama, maka kanul luar har us dibersihkan
2
minggu sekali. Kain kasa di baw ah kanul harus diganti

setiap basah untuk
menghindar i terjadinya
der matitis.12
Per aw atan pasca tr akeostomi telah sesuai
dengan kepustakaan dan tidak terdapat keluhan setelah
dekanulasi dan 2 minggu kontr ol pasca dekanulasi.

Daftar Pustaka
1.
2.

3.
4.

5.

6.

7.
8.

9.

10.

11.

12.

13.

14.
15.
16.
17.

18.
19.

Rovin D, Rodger s M.Pediat r ic for eign body aspi r ati on. Ped
in r evi ew . Mar ch 2000vol.21(3) : 86-90
Dikensoy O, et al.For eign body aspir ati on: Clini cal utilit y
of flexible br onchoscopy. Postgr ad Med J 2002:78: 399403
Tan K, et al.Inhaled forei gn bodi es i n childr en-anaestethic
consider ati on. Si ngapor e M ed J 2000 vol 41(10) : 506-10
Juni zaf M.Benda asi ng di salur an nafas.Dalam: Soepar di E,
Iskandar N, Bashir uddi n J, Restuti R.Buku Ajar ilm u
kesehat an THT-KL.Ed 6 Jakar ta:Balai pener bit FKUI,
2007:259-65
Dunm ade A.D, Segun Busar i S, Olajide T.G, Olege F.E.in: An
unusual for ei gn body: a w hole in the thr oat.Thi s paper
w as pr esented at t he 12 th annual scient ifi c confer ence of
otor hi nolar yngol ogical societ y of Niger ia held i n Abuja
2002
Panigr ahi R, Sar angi T.R, Beher a S.K, Bisw al R.N.Unusual
for eign body in thr oat. Indi an J. Otol alar ingol. Head Neck
Sur g 2007:59:384-5
Ikan Puyu. [updated 2010 June 4; cited 2010 Nov 22].
Available fr om: http:/ / m s.w ikipedia.or g/ w iki/ Ikan_Puyu
Alya Y, Soepardi E.Penyul it pada panatalaksanaan
aspir asi benda asi ng di bronk us. Kum pulan naskah ilmiah
per temuan ilmiah tahunan PERHATI Malang 1996: 570-9
Tamin S.Benda asi ng salur an nafas dan cer na.
Disam paikan pada: satelit sym posium penanganan
mutak hi r k asus THT. PKB bagian THT FKUI
RSCM.2003:16-28
Yunizaf M.Benda asing saluran nafas dan cer na.Kum pulan
naskah k ongr es nasional PERHATI XII,Semarang
1999:86-99
Dar r ow DH,et al. For eign body of the lar ynx, tr achea and
br onchi.In: Bluestone, st ool, Kenna eds. Ped Ot olar yngol
1996,3 rd ed (2).Philadel phi a.WB Saunder s co: 1930-401
Hadiw ik ar ta A, Rusmarj ono, Soepar di EA.Penanggulangan
sumbatan lari ng.Dalam : Soepar di E, Iskandar N,
Bashir uddi n J, Restut i R.Buku Ajar ilmu kesehatan THTKL.Ed 6 Jak ar ta:Balai pener bi t FKUI, 2007:243-53
Chi u HS, Chung CH.Management of for eign bodies i n
thr oat: an emergency depar tm ent’s perspecti ve.
Hongk ong J Emergency Med 2002 vol 9:3:126-9
Jill Zei tlin, Char les M. Myer III. For ei gn body i n
trachea.ann Otol Rhinol Lar yngol 2000:109:1007-1008
Ramm das. T.Dead fish in t he phar ynx. Indian Jour nal of
Otolar yngol ogy 1976 vol 28:2:88-89
Das C.Koi fish in lar yngophar ynx.Indi an j our nal of
Otolar yngol ogy 1980 vol 32:4:130
Aggar w al M.K, Gautam Bir Singh, Ruchir Dhaw an, Ar un
Tiw ar i.An unusual case of li ve fish impacti on i n
hypophar ynx i n an infant. Inter nat ional Jour nal of
Pediat r ic Otor inolar yngology Ext ra 2006:1:154-156
Madana J, Yulm o D, Gopal ak r isnan S, Saxena SK. A nosy
fish. J Em er g Traum a Shock 2010;3:293-5
Jeffr ey P. Kanne, Mann F.A. Pharyngeal perforation fr om
an im pacted fish. Amer ican Roentgen Ray Society
2004:182:802

5