Kajian Motif Bunga Mawar pada Kelom Geulis Sheny Tasikmalaya
KAJIAN MOTIF BUNGA MAWAR PADA KELOM GEULIS KAJIAN MOTIF BUNGA MAWAR PADA KELOM GEULIS SHENY TASIKMALAYA DK 38315 / Skripsi Semester II 2012-2013 2013 Oleh : Iqbal Yulanda 51909269 Program Studi Desain Desain Komunikasi Visual
FAKULTAS DESAIN FAKULTAS DESAIN UNIVERSITAS KOMPUTER UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA BANDUNG 2013
DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN................................................................................. i
SURAT KETERANGAN PENYERAHAN HAK EKSKLUSIF...................... ii LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS.................................................. iii
ABSTRAK............................................................................................................ iv ABSTRACT............................................................................................................ vi KATA PENGANTAR.......................................................................................... viii DAFTAR ISI......................................................................................................... ix DAFTAR GAMBAR............................................................................................ xi DAFTAR TABEL................................................................................................. xiv
KOSAKATA / GLOSARY.................................................................................. xv
1 I.2 Identifikasi Masalah................................................................................
9 I.7 Manfaat Penelitian..................................................................................
13
13 II.2 Kelom Geulis Tasikmalaya....................................................................
11 II.1.2 Hubungan Antara Estetika Dan Kebudayaan................................
11 II.1.1 Teori Estetika Edmund Burke Feldman.........................................
10 BAB II ESTETIKA DAN MOTIF BUNGA DALAM KAJIAN LITERATUR II.1 Estetika..................................................................................................
9 I.8 Sistematika Penulisan............................................................................
7 I.6 Tujuan Penelitian....................................................................................
3 I.3 Perumusan Masalah................................................................................
6 I.5.4 Kerangka Penelitian........................................................................
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah.........................................................................
4 I.5.2 Metode Pengumpulan Data............................................................
4 I.5.1 Jenis Penelitian...............................................................................
4 I.5 Metode Penelitian....................................................................................
4 I.4 Pembatasan Masalah...............................................................................
5 1.5.3 Metode Analisis Data....................................................................
II.3 Daerah Penyebaran Kelom Geulis Tasikmalaya...................................... 16
II.4 Definisi Motif Bunga Mawar................................................................... 16
II.5 Jenis Motif Bunga Pada Kelom Geulis Tasikmalaya............................... 17
BAB III MOTIF BUNGA MAWAR PADA KELOM GEULIS SHENY TASIKMALAYA III.1 Kelom Geulis Sheny Tasikmalaya...........................................................
21 III.2 Motif Bunga Mawar Pada Kelom Geulis Sheny Tasikmalaya............................................................................................ 22
III. 2.1 Motif Bunga Mawar Pada Tutup Muka Kelom
22 Geulis Sheny Tasikmalaya...........................................................
III.2.2 Motif Bunga Mawar Pada Badan Kelom Geulis Sheny Tasikmalaya............................................................ 26
BAB IV KAJIAN MOTIF BUNGA MAWAR PADA KELOM GEULIS SHENY TASIKMLAYA IV.1 Kajian Estetika Feldman.........................................................................
36 IV.2 Tahap Deskriptif..................................................................................... 37
IV.3 Tahap Analisis Formal........................................................................... 41
BAB V KESIMPULAN V.1 Kesimpulan Analisis Deskripsi dan Analisis Formal............................
50 DAFTAR PUSTAKA
KATA PENGANTAR Puji dan Syukur dipanjatkan kehadirat ALLAH SWT yang telah memberikan akal dan pikiran serta ketabahan dan petunjuk sehingga skripsi yang berjudul, KAJIAN MOTIF BUNGA MAWAR PADA KELOM GEULIS SHENY TASIKMALAYA dapat diselesaikan.
Tulisan ini dibuat bertujuan untuk menyumbangkan pikiran, bagi masyarakat yang memerlukan khususnya bagi masyarakat pengrajin Tasikmalaya. Kajian ini penting dipahami oleh Pengrajin dan pengusaha kelom geulis Tasikmalaya karena dalam kajian ini membahas hal-hal yang berkaitan dengan analisa visual motif bunga mawar pada kelom geulis yang dapat bermanfaat sebagai pengatahuan mengenai berbagai macam motif bunga mawar yang ada..
Penulisan skripsi ini masih membutuhkan kritik dan saran untuk perbaikan kedepannya. karena penyajian penulisan ini dibuat dengan kondisi terbatasnya pengetahuan dan wawasan dari segi pemahaman teori maupun praktek, namun diharapkan tulisan ini dapat menyumbangkan sebagian kecil dari pengetahuan.
Dalam penyusunan skripsi ini mendapat dukungan, arahan dan bimbingan dari berbagai pihak. Untuk disampaikan rasa terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu.
Bandung, 16 Juli 2013 Iqbal Yulanda DAFTAR PUSTAKA Atisah,. Petrrussumadi,. 1991 Dasar-Dasar Desain. Jakarta. DEPDIKBUD Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia 2001 Kamus Besar Bahasa Indonesia Jakarta: Balai Pustaka.
Dessy Anwar 2001 . Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Surabaya:. Indonesia Feldman, Edmund Burke 1967 , Art as Image and Idea, . New Jersey. Prentice- Hall Inc.Engelwood Cliff.
Liputan6.com. 2011 Agustus 16). Daya Tarik Sandal Kelom Geulis Tasik. sandal-kelom-geulis-tasik
Pemerintah Kota Tasikmalaya, Dinas Koperasi UMKM Perindustrian dan Perdagangan 2009 . Rencana Strategi. Profil UMKM Kota Tasikmalaya
Sugiyono. 2012. metode penelitian kuantitatif, kualitatif dan kombinasi (mixed methods). alfabeta, Bandung. alfabeta Sutanto, Damid., Sumaryo, S Hudi., Sudarmono 1984 Pengetahuan ornamen.Indonesia. Jakarta. DEPDIKDUD.
Suherman. Otang. 2012. Pimpinana Perusahaan Kelom Geulis Sheny . Tasikmalaya.
Wiwalda Hery. 2013. Budayawan . Tasikmalaya.
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Kelom Geulis merupakan masyarakat Tasikmalaya hasil kreatifitas yang memiliki nilai fungsi sekaligus memiliki nilai estetis. Kelom diambil dari bahasa Belanda ‘kelompen’ yang artinya sandal kayu, geulis sendiri berasal dari bahasa Sunda yang artinya cantik yang berarti sandal kayu yang cantik. Kelom geulis terbuat dari kayu mahoni atau albasia yang dibuat secara manual dengan menggunakan tangan (Daya Tarik Sandal Kelom Geulis Tasik, Agar tampak menarik kelom geulis diberi hiasan dengan menggunakan cukilan atau digambar langsung pada bagian kelom, adapun cara pewarnaannya dengan menggunakan kuas atau dengan airbrush, penerapan pahatan pada kelom geulis dibentuk dengan garis-garis yang tegas, yang pada umunya berupa motif-motif bunga (wawancara dengan H. Otang Suherman, 10 Oktober 2012).
Keberadaan kelom geulis merupakan barang konsuntif sebagai perilaku membeli atau memakai, dalam perkembangannya produksi kelom geulis sangat sensitif terhadap perubahan mode yang ditunjang oleh gaya hidup yang menyertainya. Oleh karena itu, para perajin selalu dituntut untuk menyeimbangkan kelesuan yang ditunjang oleh kebosanan konsumen. Produk kelom geulis umumnya dipakai oleh para wanita dari mulai remaja sampai para ibu rumah tangga, kelom geulis digunakan untuk melengkapi busana yang dipakainya sehingga menambah daya tarik bagi pemakainya.
Dalam proses pembuatan kelom geulis, penerapan warna dan penggunan motif bunga mempengaruhi hasil produk/kerajinan menjadi indah dan menarik, merupakan salah satu proses yang benar-benar perlu diperhatikan. Penerapan warna dan bentuk motif dalam kelom geulis sangat berpengaruh terhadap produk tersebut, karena elemen tersebut merupakan unsur terpenting dalam menghasilkan produk kelom geulis yang berkualitas, pemilihan motif yang disesuaikan dengan bentuk alas kaki yang akan dibuat, baik jenis motif maupun besar kecilnya motif juga sangat mendukung sekali untuk terciptanya sebuah produk alas kaki yang indah dan menarik (wawancara dengan H. Otang Suherman, 10 Oktober 2012).
Motif bunga pada kelom geulis sangat berperan penting untuk menunjang kebutuhan estetis, karena dengan memberi motif bunga kelom geulis tersebut menjadi tampak lebih indah. Kelom geulis memiliki ciri khas tersendiri karena dikenal dengan penggunaan motif-motif bunganya. Motif bunga pada kelom geulis dibuat secara tradisi, diturunkan dari generasi ke generasi sehingga menjadi kerajinan tradisional. Peranan motif bunga pada kelom geulis sangat berpengaruh, karena motif bunga menjadi hiasan pokok yang memberikan nilai estetis, yang menunjang pada bentuk kelom itu secara utuh. Motif bunga pada kelom geulis sangat beragam, diantaranya, mawar, melati, cengkeh, kemboja, dan anggrek. Jenis-jenis motif bunga yang terdapat pada kelom geulis dapat diklasifikasi, namun usaha untuk mengumpulkan data mengenai jumlah dan jenis bunga yang digunakan untuk motif belum dilakukan, sehingga penelitian untuk mengetahui motif bunga yang digunakan sebagai elemen estetis kelom geulis penting dilakukan, karena motif bunga sebagai unsur visual banyak digunakan sebagai elemen estetis pada kelom geulis. Permasalahan lain yang ditemukan pada produsen kelom geulis yaitu kelom geulis Sheny Tasikmalaya, produsen tersebut tidak memiliki manajemen penyimpanan data yang baik mengenai beragam gambar motif bunga khususnya motif bunga mawar yang telah digunakan ataupun dihasilkan, sehingga menyulitkan pendokumentasian ragam hias atau motif bunga mawar yang pernah digunakan pada kelom geulis produksinya. Dengan kondisi seperti ini dihawatirkan produsen kesulitan dalam mempertahankan motif bunga mawar yang telah ada, juga menyulitkan apabila akan dilakukan pengembangan motif. Selain itu juga untuk pengetahuan mengenai motif bunga mawar yang terdapat pada kelom geulis sebagai kekayaan budaya menghadapi kendala, sehingga usaha untuk pengkajian dan pelestarian budaya visual khususnya motif bunga mawar pada kelom geulis Tasikmalaya mengalami kesulitan.
Motif bunga mawar merupakan motif yang paling banyak digunakan untuk elemen estetis pada kelom geulis Tasikmalaya khususnya pada produksi kelom geulis Sheny Tasikmalaya. Motif bunga mawar menurut H. Otang merupakan motif yang paling banyak digemari, sehingga pembuatan motif bunga mawar pada kelom geulis memiliki banyak ragam bentuk bunga mawar dibandingkan dengan bentuk bunga lainnya. Hal ini menunjukkan apresiasi masyarakat cukup tinggi terhadap motif bunga mawar pada kelom geulis Sheny Tasikmalaya. Hal ini memunculkan asumsi bahwa motif bunga mawar secara estetis dapat mempengaruhi pertimbangan estetis bagi penggunanya
Atas dasar uraian tersebut diatas dan berdasarkan deskripsi latar belakang tersebut, maka keinginan untuk mengkaji mengenai ”Kajian Motif Bunga Mawar Pada Kelom Geulis Sheny Tasikmalaya” penting untuk dilakukan.
I.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan dari penjelasan latar belakang diatas, berikut ini merupakan beberapa permasalahan yang teridentifikasi :
Jenis motif bunga mawar yang terdapat pada kelom geulis Sheny Tasikmalaya belum diklasifikasi. Usaha untuk mengumpulkan data mengenai jumlah dan jenis bunga mawar yang digunakan untuk motif pada kelom geulis Sheny Tasikmalaya belum dilakukan.
Produsen kelom geulis Sheny Tasikmalaya tidak memiliki manajemen penyimpanan data yang baik mengenai beragam gambar motif bunga mawar yang telah digunakan ataupun dihasilkan, sehingga menyulitkan pendokumentasian ragam hias/ morif bunga mawar pada kelom geulis Sheny Tasikmalaya produksinya.
Produsen kelom geulis Sheny Tasikmalaya kesulitan dalam mempertahankan motif bunga mawar yang telah ada sehingga menyulitkan apabila akan dilakukan pengembangan motif.
Keberagaman motif bunga mawar yang terdapat pada kelom geulis Sheny Tasikmalaya tidak dapat dijadikan sebagai pengetahuan dan pelestarian kekayaan budaya visual karena tidak ada pengkajian mengenai motif bunga mawar pada kelom geulis Sheny Tasikmalaya.
motif bunga mawar secara estetis dapat mempengaruhi pertimbangan estetis bagi penggunanya.
I.3 Perumusan Masalah Berdasarkan permasalahan yang sudah diuraikan dan diidentifikasi masalahnya dapat dikemukakan suatu perumusan masalah sebagai berikut :
Bagaimana keberagaman motif bunga mawar yang terdapat pada kelom geulis Sheny Tasikmalaya? Apakah motif bunga mawar memiliki nilai-nilai estetis?
I.4 Pembatasan Masalah Untuk menghindari dari melebarnya penelitian ini, maka di buat batasan- batasan materi sebagai berikut :
Subjek penelitian dibatasi pada motif bunga mawar Objek penelitian dibatasi pada kelom geulis Sheny Tasikmalaya Tempat penelitian dibatasi di Tasikmalaya
I.5 Metode Penelitian
I.5.1 Jenis Penelitian Berdasarkan permasalahan dan tujuan penelitian di atas, maka penelitian ini dikategorikan ke dalam penelitian kualitatif. Data penelitian kualitatif adalah data yang berbentuk kata, kalimat, gerak tubuh, ekspresi wajah, bagan, gambar dan foto (Sugiyono, 2012:h.6). Dengan kata lain, penelitian kualitatif merupakan salah satu pendekatan yang digunakan untuk membedah fenomena yang diamati di lapangan oleh peneliti.
Penelitian kualitatif ini merupakan metode penelitian yang menggambarkan temuan variabel di lapangan yang tidak memerlukan skala hipotesa, jadi sifatnya hanya menggambarkan dan menjabarkan temuan di lapangan.
I.5.2 Metode Pengumpulan Data Sumber data yang digunakan dalam penelitian skripsi ini demi menunjang proses pengumpulan data yang diperlukan sebagai berikut :
Data primer
a. Pengamatan langsung / Observasi Dimana data yang dikumpulkan dengan cara pengamatan ke tempat lokasi yaitu produsen kelom geulis Sheny Tasikmalaya dengan maksud lebih merasakan dan kemudian memahami secara jelas untuk mendapatkan informasi-informasi yang dibutuhkan. Didalam penelitian, observasi dapat dilakukan dengan mencatat, kuesioner, rekaman gambar dan rekaman suara.
b. Wawancara Merupakan data yang dikumpulkan melalui percakapan antara narasumber yaitu pemilik toko dan pengrajin kelom geulis Sheny Tasikmalaya dan pewawancara yaitu penulis mengenai masalah yang akan dikaji. Tujuannya untuk mendapatkan seputar kelom geulis Sheny Tasikmalaya di mana pewawancara melontarkan pertanyaan-pertanyaan untuk dijawab oleh pemilik toko dan pengrajin kelom geulis Sheny Tasikmalaya.
Data Sekunder Pada bagian ini penelitian menggunakan sumber referensi yang mengacu terhadap permasalahan mengenai kelom geulis tersebut, seperti buku, media sosial, pakar, koran, majalah atau hasil penelitian orang lain dan lain-lain yang bertujuan untuk menyusun dasar teori yang digunakan dalam melakukan penelitian. I.5.3 Metode Analisis Data Seperti yang telah diuraikan diatas mengenai metode panelitian dan metode pengumpulan data yang digunakan. Maka, metode atau teknis yang digunakan untuk menganalisis objek pada penelitian ini dengan menggunakan metode analisis estetika Edmund Bruke Feldman. Dalam hal ini, Feldman melihat estetika sebagai ilmu pengetahuan pengamatan atau ilmu pengetahuan inderawi, mengacu pada kesan-kesan inderawi. Estetika sebagai ilmu pengetahuan berdasarkan pada kegiatan dari pengamatan yang dilakukan dengan menggunakan panca indera, yaitu :
mata sebagai indera penglihatan, hidung sebagai indera penciuman, telinga sebagai indera pendengaran, lidah sebagai indera pengecap, dan kulit sebagai indera peraba.
Pertimbangan untuk menggunakan teori estetika sebagai alat analisis mengacu dari pendapat Hope M. Smith bahwa : “In essence, aesthetics is philosophy of the beautiful, the science of beauty and taste”, keindahan tidak terlepas dari kebudayaan, karena kebudayaan merupakan penentu corak, typical, gaya hidup suatu kelompok masyarakat sebagai pendukung kebudayaan tersebut. Disisi lain manusia sebagai makhluk multidimensi mempunyai peran untuk mencipta dan mengamati suatu karya seni sesuai dengan cita rasanya. Kebudayaan secara hakiki mempunyai pengertian sebagai keseluruhan pengetahuan, kepercayaan, dan nilai-nilai yang isinya berupa sistem- sistem makna atau sistem-sistem simbol. Didalam suatu kebudayaan mengandung unsur-unsur seperti ilmu pengetahuan, kepercayaan (termasuk agama) dan nilai-nilai (etika dan estetika). Keberadaan kebudayan itu telah di dukung oleh manusia, maka dengan sendirinya manusia tidak dapat terlepas dari kebudayaan tersebut, karena budaya merupakan wujud/ ekspresi dari eksistensi manusia (Feldman, 1967).
Dengan demikian metode tersebut digunakan untuk mengidentifikasi karakteristik motif bunga mawar pada kelom geulis Sheny Tasikmalaya, Sebagai contoh dalam mengamati suatu karya desain, kita menggunakan salah saatu atau lebih, dari kelima indera tersebut untuk mendapatkan kesan yang ditimbulkan dari karya desain yang diamati, baik itu kesan warna, ruang, tekstur, dan sebagainya. Setelah kita mendapatkan kesan dari karya desain yang diamati, maka dapat merasakan unsur keindahan yang terdapat pada karya desain tersebut. Keindahan bersifat relatif bergantung pada selera atau cita rasa masing-masing individu. Selera atau cita rasa yang dimaksud kecenderungan menyukai sesuatu atau hal-hal yang pernah dialami.
I.5.4 Kerangka Penelitian Peneliti pada bagian ini akan menjelaskan mengenai langkah atau proses analisis yang akan dilakukan, yaitu, mengidentifikasi karakteristik penempatan ditinjau dari aspek estetika. Meliputi unsur komponen dan kompisisi motif bunga, pewarnaan dan keserasian secara menyeluruh. dianalisis dengan menggunakan pendekatan kualitatif atau dengan menggunakan metode analisis deskriptif untuk analisisnya. Berikut ini adalah bagan gambar proses penelitian
KAJIAN ESTETIKA MOTIF BUNGA MAWAR
PADA KELOM GEULIS SHENY TASIKMALAYA
Table I.1 Bagan Proses Penelitian Sumber : dokumentasi pribadi
Seperti yang telah diutarakan diatas, analisis ini ditinjau dari dua hal : Pertama, mengidentifikasi karakteristik penempatan ditinjau dari metode penelitian kualitatif yang didukung oleh sumber-sumber, referensi dan juga data primer dan sekunder. Selanjutnya dibedah dengan menggunakan teori analisis estetika. Meliputi elemen estetika motif bunga mawar sheny komponen dan didalamnya mendeskripsikan mengenai penempatan motif bunga mawar pada bagian kelom geulis Sheny Tasikmalaya.
Kedua, mengindentifikasi karakteristik penggunaan elemen visual pada kelom geulis Tasikmalaya yang ditinjau dari teori analisis estetika. Yang didukung oleh sumber-sumber, referensi dan juga data primer dan sekunder, dibagi menjadi dua tahap yaitu : Tahap deskriptif, tahap analisis formal.
I.6 Tujuan Penelitian Untuk mengetahui berbagai motif bunga mawar yang digunakan pada kelom geulis Sheny Tasikmalaya.
Dapat dijadikan sebagai pengetahuan dan pelestarian kekayaan budaya visual karena tidak ada pengkajian mengenai motif bunga mawar pada kelom geulis Sheny Tasikmalaya.
Mendeskripsikan nilai estetika motif bunga mawar pada kelom geulis Tasikmalaya.
I.7 Manfaat Penelitian Secara teori supaya dapat menambah khazanah berbagai motif yang akan di gunakan pada kerajinan, terutama pada kelom geulis Sheny Tasikmalaya, supaya memberikan hasil yang baik, bermanfaat agar identitas budaya Tasikmalaya semakin mantap keberadaanya.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna dan bermanfaat sebagai usaha mendiskripsikan seni budaya lokal yang divisualisasikan berupa motif bunga mawar pada kelom geulis Sheny Tasikmalaya. Disamping itu juga sebagai masukan bahan referensi, meningkatkan apresiasi, dan menambah wawasan seni budaya tentang motif-motif bunga mawar yang digunakan pada kelom geulis Sheny Tasikmalaya. I.8 Sistematika Penulisan Susunan penulisan dalam penelitian ini terdiri lima bab dengan dibuat secara tersruktur dan sistematis, sehingga dapat mudah dimengerti ataupun dipahami, penulisan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :
BAB I. PENDAHULUAN Meliputi latar belakang masalah, identifikasi masalah, perumusan masalah, pembatasan masalah, metode penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan penelitian.
BAB II. ESTETIKA DAN MOTIF BUNGA DALAM KAJIAN LITERATUR Meliputi teori – teori yang digunakan menyangkut dengan judul penelitian terutama mengenai motif bunga pada kelom geulis.
Termasuk didalamnya, menyangkut literatur estetika dan motif bunga pada kelom geulis.
BAB III. MOTIF BUNGA PADA KELOM GEULIS SHENY TASIKMALAYA Meliputi sejarah perusahaan, Perkembangannya, profil kelom geulis Sheny Tasikmalaya, motif bunga mawar pada kelom geulis sheny. BAB IV. KAJIAN MOTIF BUNGA MAWAR PADA PADA
KELOM GEULIS SHENY TASIKMALAYA Meliputi kajian motif bunga mawar menggunakan metode analisis estetika Edmund Burke Feldman
BAB V KESIMPULAN Kesimpulan dari hasil penelitian dengan menggunakan analisis estetika Edmund Burke Feldman mengenai kajian motif bunga mawar pada kelom geulis Sheny Tasikmalaya. BAB II ESTETIKA DAN MOTIF BUNGA DALAM KAJIAN LITERATUR II.1 Estetika Estetika dalam pandangan Feldman merupakan ilmu pengetahuan pengamatan atau ilmu pengetahuan inderawi yang mengacu pada kesan-kesan inderawi, menyandingkan estetika dengan teori cita rasa yang mengacu pada tradisi empiris dan pandangan platonis dan neoplatonis (Feldman,1967).
Estetika berhubungan dengan tradisi atau kebudayaan sehingga dalam berkesenian berisi tentang nilai-nilai, pedoman, gagasan-gagasan, dan kepercayaan atau keyakinan tentang berkesenian. hal tersebut menjadi dasar dalam berkesenian maka konsep tentang estetika dipengaruhi oleh keadaan, kebudayaan, dan peradaban yang berlaku di suatu tempat.
II.1.1 Teori Estetika Edmund Burke Feldman Berdasarakan teori Estetik dari Edmund Feldman, ada empat langkah dalam proses analisa yaitu:
1. deskripsi 2. analisis formal 3. interpretasi
4. Hipotesa/penilaian Namun dalam kajian ini penulis hanya menggunakan 2 tahapan analisa karena penulis mengkaji motif bunga mawar pada kelom geulis tidak sampai ketahap pemaknaan. Hal ini dilakukan karena penulis mengikuti fenomena saat ini dimana perajin kelom geulis di Tasikmalaya dalam menggunakan ataupun menggambarkan motif bunga sudah terlepas dari penggunaan makna. Sehingga motif bunga yang digunakan tidak bermakna, hanya sebagai unsur estetis saja.
Pada tahap pertama ini, apresiasi dilakukan dengan memberi gambaran nyata tentang sesuatu yaitu berdasarkan apa yang dilihat. Gambaran berdasarkan apa yang dilihat termasuk elemen sensori seperti warna, garis, bentuk dan ruang atau dengan kata lain penekanan diberikan kepada unsur seni, ciri-ciri.
Penekanan diberikan kepada asas seni reka Kritikus perlu mengidentifikasi karakteristik fisik karya seperti gambar dan bentuk pada karya seni tampak Elemen dasar seni reka dinilai dan dikupas Pengamatan tentang gambar benda, subjek penelitian dan penggunaan unsur-unsur seni dinilai dengan mendalam Kritik deskripsi dapat dijadikan panduan dan referensi serta membantu pengkarya.
Melihat pada gaya karya, misalnya gaya realistic, suruelistik dan lain-lain.
Adalah penelitian atau penguraian seperti masalah dan kondisi untuk mengetahui berbagai aspek komposisi yang digunakan secara rinci dan mendalam, ciri-ciri :
Pengkrikitik perlu menganalisis komposisi yang digunakan dalam sebuah karya, Menganalisis secara rinci untuk mengetahui bagaimana prinsip-prinsip seni digunakan dan dihubungkan dengan proses dan teknik, gambar atau bentuk, isi dan makna serta bentuk dan ruang dan mencari hubungan persoalan ide dan perasaan mendalam sebuah karya.
Misalnya, fokus dan penegasan citra keseimbangan antara ruang dan warna Kesesuaian objek dalam objek Kontra dan gambar
II.1.2 Hubungan Antara Estetika Dan Kebudayaan Feldman mengacu dari pendapat Hope M. Smith bahwa “In essence, aesthetics is philosophy of the beautiful, the science of beauty and taste”, keindahan tidak terlepas dari kebudayaan, karena kebudayaan merupakan penentu corak, typical, gaya hidup suatu kelompok masyarakat sebagai pendukung kebudayaan tersebut. Di sisi lain manusia sebagai makhluk multidimensi mempunyai peran untuk mencipta dan mengamati suatu karya seni sesuai dengan cita rasanya. Kebudayaan secara hakiki mempunyai pengertian sebagai keseluruhan pengetahuan, kepercayaan, dan nilai-nilai yang isinya berupa sistem-sistem makna atau sistem-sistem simbol.
Di dalam suatu kebudayaan mengandung unsur-unsur seperti ilmu pengetahuan, kepercayaan (termasuk agama) dan nilai-nilai (etika dan estetika). Keberadaan kebudayan itu telah di dukung oleh manusia, maka dengan sendirinya manusia tidak dapat terlepas dari kebudayaan tersebut, karena budaya merupakan wujud/ ekspresi dari eksistensi manusia.
II.2 Kelom Geulis Tasikmalaya Kota Tasikmalaya merupakan kota yang subur dan kaya akan kekayaan alamnya, banyak jenis tumbuhan yang tumbuh subur di kota Tasikmalaya. Tidak hanya pohon-pohon yang tinggi seperti halnya pohon Albasia dan mahoni, di Tasikmalaya juga tumbuh subur berbagai jenis bunga seperti halnya bunga mawar/ros yang tersebar hampir diseluruh daerah Tasikmalaya.
Kekayaan alam yang berlimpah ini, banyak yang dimanfaatkan oleh masyarakat Tasikmalaya guna menunjang kehidupannya diantaranya sebagai pendukung dalam kegiatan industri. Tasikmalaya terkenal dengan industri kerajinan rakyat yang banyak memanfaatkan bahan-bahan yang ada di alam diantaranya, tikar, anyaman bambu dan rotan, bordir, kelom geulis, dan payung geulis. Hasil kerajinan Tasikmalaya memiliki nilai seni yang menunjang perolehan pendapatan daerah, seperti tertuang dalam Rencana Strategi Tasikmalaya, bahwa jumlah kontribusi industri kerajinan terhadap Pendapatan Daerah Bruto (PDB) hanya 8,27 %, namun keberadaannya sangat strategis karena mampu menyerap tenaga kerja sebesar 208.626 orang (Rencana Strategis Tasikmalaya : 2012-2013)
Kelom geulis Tasikmalaya merupakan industri rumahan yang pada awalnya hanya dikerjakan oleh anggota keluarga, karena mayoritas masyarakat kota Tasikmalaya adalah Petani, sehingga kegiatan industri dilakukan hanya untuk mengisi waktu sampai panen tiba. Pesatnya perkembangan kelom geulis di Tasikmalaya membuat Tasikmalaya banyak dikenal sampai ke luar daerah pulau Jawa. Bahkan banyak para perajin yang memasarkan produknya hingga ke luar negeri. Sehingga banyak para petani yang beralih menjadi perajin, tidak hanya sebagai industri rumahan, akan tetapi sudah mampu menyerap banyak tenaga kerja.
Perkembangan yang sangat pesat dari kerajinan Tasikmalaya ini, disebabkan oleh kemajuan berpikir masyarakat dalam menjawab semua tuntutan dalam upaya pemenuhan kebutuhan hidupnya terutama untuk kebutuhan sehari hari. Karya kerajinan dewasa ini tidak lagi dibuat sebagai kebutuhan praktis, akan tetapi lebih dari itu karya kerajinan dibuat sedemikian rupa sehingga mempunyai nilai dan mutu yang sangat tinggi, baik dari segi fungsi maupun estetiknya. Dalam penerapannya, diharapkan mampu memiliki nilai ekonomi yang tinggi sehingga akan mensejahterakan pembuatnya. Dilihat dari segi fungsi, produk kerajinan dapat diklasifikasikan kerajinan hias atau pajangan dan kerajinan yang tidak hanya sebagai hiasan saja akan tetapi juga memiliki nilai fungsi.
Salah satu daerah penghasil sekaligus sebagai pusat kerajinan alas kaki kelom geulis terbesar di Jawa Barat yaitu Kampung Gunung Kanyere kelurahan Mulyasari, Kecamatan Tamansari Gobras Kota Tasikmalaya. Telah dikenal sejak lama penduduk Kota Tasikmalaya pandai membuat barang-barang kerajinan yang unik dan menarik salah satunya kelom geulis. target pasarnya pun tidak sebatas wilayah kota atau dalam negeri, tetapi merambah hingga ke luar negeri. Gobras di Tasikmalaya dikenal sebagai pengrajin alas kaki dari kayu, saat awal-awal kedatangan orang Belanda ke Indonesia pada waktu lampau pernah mampir ke daerah Gobras Kecamatan Tamansari Tasikmalaya, pada waktu itu ada seorang nyonya Belanda yang memesan alas kaki hak tinggi kepada pengrajin alas kaki dari kayu di daerah Gobras tersebut, setelah selesai nyonya belanda tersebut merasa puas dan karena begitu kagumnya dengan hasil pesanannya maka terucap Dat Is De Mooi Klompen yang artinya Ini Kelom yang Cantik , dalam bahasa Sunda cantik artinya Geulis maka sejak itulah istilah kelom geulis muncul ( Hery Wiwalda 3 maret 2013 ).
Tasikmalaya yang sebagian besar masyarakatnya hidup dari sektor Industri kerajinan, mampu menunjang program pemerintah Tasikmalaya yang mempunyai visi sebagai kota terdepan di Jawa Barat dalam sektor Industri dan perdagangan. Sentra-sentra industri kerajinan menyebar di beberapa kecamatan yang berada diwilayah Tasikmalaya, demikian pula dengan sentra kerajinan kelom geulis menyebar diberbagai pelosok kecamatan Tamansari. Dari sekian banyak perusahaan yang ada, penulis teliti perusahaan kelom geulis Sheny dengan pertimbangan bahwa perusahaan ini merupakan pelopor atau perintis produsi kelom geulis yang sampai sekarang merupakan perusahaan kelom geulis paling besar. Kelom geulis Tasikmalaya mempunyai ciri khas, yaitu alas kaki dari kayu yang dikhususkan untuk perempuan dimana hampir seluruh bagian tubuh alas kaki tersebut diberi hiasan dalam bentuk motif bunga. Penerapan warna dan penggunan motif dalam pencapaian sebuah produk kelom geulis yang indah dan menarik, merupakan salah satu proses yang benar-benar perlu diperhatikan. Penerapan warna dalam alas kaki kelom geulis sangat bepengaruh terhadap keindahan produk tersebut, karena penerapan warna yang serasi dan sesuai akan menghasilkan kelom geulis yang benar-benar indah dan menarik. Begitu pula dengan penggunaan motif mawar, dalam pencapaian sebuah produk kelom geulis yang berkualitas, pemilihan motif mawar yang disesuaikan dengan bentuk alas kaki yang akan dibuat, besar kecilnya motif mawar juga sangat mendukung sekali untuk terciptanya sebuah produk alas kaki yang indah dan menarik (H. Otang Suherman, 10 Oktober 2012). II.3 Daerah Penyebaran Kelom Geulis Tasikmalaya Kota Tasikmalaya, setelah terpisah dari Kabupaten Tasikmalaya mempunyai sepuluh wilayah Kecamatan: Kecamatan Tamansari, Kecamatan
Kawalu, Kecamatan Mangkubumi, Kecamatan Indihiang, Kecamatan Cibeureum, Kecamatan Purbaratu, Kecamatan Tawang, Kecamatan Cihideung, Kecamatan Cipedes, Kecamatan Buniseuri. Tasikmalaya merupakan daerah yang dikenal dengan Kota kerajinan sehingga menjadi bukti bahwa penyebarannya ke masing- masing kecamatan yang ada di wilayah Kota Tasikmalaya begitu kelihatan, demikian juga dengan penyebaran kerajinan kelom geulis menyebar dibeberapa Kecamatan diantaranya, Kecamatan Cihideung, Kecamatan Kawalu, Kecamatan mangkubumi, dan Kecamatan Tamansari yang merupakan sentra / pusat kerajinan kelom geulis Tasikmalaya.
II.4 Definisi Motif Bunga Mawar Kamus Besar Bahasa Indonesia (2001 ) menjelaskan bahwa : Motif, adalah pola, corak, bermotif mempunyai pola;bercorak : gaun yang dipakainya motif kembang-kembang besar ( h. 593 ), Modul Ornamen ( 2010 ), “motif adalah jenis / macam bentuk yang dipakai sebagai titik tolak atau gagasan dalam proses penciptaan ornamen, didukung oleh imajinasi, emosi, intuisi, logika, intelektual, keterampilan ( kreatif )”. ( h. 4 ). Pengetahuan Ornemen (1984 ), menjelaskan bahwa “motif adalah bentuk ragam”. ( h. 21 )
Motif yang diterapkan pada setiap benda karya seni, umumnya diwujudkan melalui penerapan berbagai unsur yang diambil dari bentuk-bentuk yang ada di alam sekitar diantaranya, motif tumbuhan, seluruh bagian dari tumbuhan dapat digunakan sebagai ide dalam penciptaan sebuah motif mulai dari bunga, daun, dahan, ranting, atau batang dan seratnya.
Kamus Besar Bahasa Indonesia ( 2001 ) menjelaskan bahwa : bunga jenis bunga, berbagai bunga, bunga melati, bunga mawar, gambar hiasan ( pada kain, pamor ukiran dan sebagainya ( h. 136 ).Kamus lengkap bahasa Indonesia ( 2001 ) bunga adalah bagian tumbuh-tumbuhan yang akan jadi buah, indah dan harum baunya. ( Dessy Anwar.h 94 ) menurut pendapat di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa; bunga adalah jenis-jenis bunga, seperti bunga melati, bunga mawar dan sebagainya yang biasa digunakan sebagai gambar hias pada kain, pada ukiran dan sebagainya, atau jenis bunga yang mekar sebelum menjadi buah,yang sama-sama mengeluarkan aroma yang harum dan indah bentuknya.
II.5 Jenis Motif Bunga Pada Kelom Geulis Tasikmalaya Jenis motif bunga pada kelom geulis, motif bunga yang sekarang dibuat dan dipakai sebagai hiasan pada kelom geulis belum pernah diidentifikasi dikarenakan para pengrajin tidak menyimpan data-data motif dan nama motif yang pernah dipakai, dan masih menganggap nama dari motif yang dipergunakan tidak penting untuk diketahui, yang jelas mereka membuat motif atas dasar contoh yang ada dan pernah dibuat secara turun temurun dalam bentuk patrun / contoh motif yang sudah jadi pada kelom geulis, pengrajin dan perusahaan lebih menitik beratkan pada penamaan kelom Geulis itu dilihat dari teknik membuatnya, contoh dari perusahaan Salsa menamai kelom geulis airbrash jepit, kelom geulis ukir jepit, kelom geulis love ukir jepit, kelom geulis extreme, kelom geulis bordir, dan lain- lain.
Motif bunga pada kelom geulis Tasikmalaya : Kembang campaka ligar / bunga cempaka mekar, Kembang anggrek / bunga anggrek, Bunga cengkeh dengan batangnya , Kembang samoja / bunga kemboja dengan batangnya , Kembang ros / bunga mawar , Kembang malati / bunga melati.
Gambar II.1 Motif Bunga Cempaka Mekar
Sumber : Dokumen Pribadi
Gambar II.2 Motif Bunga Anggrek
Sumber : Dokumen Pribadi
Gambar II.3 Motif Bunga Cengkeh
Sumber : Dokumen Pribadi
Gambar II.4 Motif Bunga Kemboja
Sumber : Dokumen Pribadi Gambar II.5 Motif Bunga Mawar/Ros Sumber : Dokumen Pribadi
Gambar II.6 Motif Bunga Melati Sumber : Dokumen Pribadi . BAB III MOTIF BUNGA MAWAR PADA KELOM GEULIS SHENY TASIKMALAYA III.1 Kelom Geulis Sheny Tasikmalaya Kelom geulis Sheny Tasikmalaya merupakan kelom geulis produksi perusahaan Sheny Tasikmalaya. Sheny Tasikmalaya merupakan salah satu produsen kerajinan kelom geulis khas Tasikmalaya yang terkenal. Sheny Tasikmalaya adalah perusahaan kerajinan kelom geulis yang benar-benar serius dengan pembuatan dan pemasaran kelom geulis . Perusahaan Sheny Tasikmalaya memproduksi kelom geulis yang di rancang dengan rancangan yang variatif dan inovatif, sehingga banyak digemari oleh konsumen/masyarakat dan bertahan hingga saat ini.
Pada awalnya kelom geulis yang dihasilkan Sheny Tasikmalaya adalah produk rumahan yang hanya memenuhi kebutuhan setempat. Namun pada perkembangannya, produk kelom geulis Sheny Tasikmalaya yang dihasilkan di Tasikmalaya banyak diminati karena unik dan mempunyai ciri khas tersendiri, sehingga kelom geulis Sheny Tasikmalaya banyak diproduksi dan kini menjadi salah satu komoditi unggulan kota Tasikmalaya. H. Otang Suherman sebagai pemilik perusahaan kelom geulis Sheny Tasikmalaya menyatakan bahwa perusahaannya berdiri sejak tahun 1986 dengan jumlah karyawan sebanyak 15 orang pada saat itu. Dalam proses pembuatannya, perusahaan kelom geulis Sheny Tasikmalaya menggunakan kombinasi kain untuk tali dan kayu, dalam pemilihan bahan, baik kain maupun kayu selalu memperhatikan pertimbangan estetik dari bahan, warna maupun karakteristik dari keduanya untuk mendapatkan kelom geulis yang memiliki kualitas yang baik.
Penerapan warna dan penggunan motif bunga dalam pencapaian sebuah produk kelom geulis Sheny Tasikmalaya, merupakan salah satu proses yang perlu diperhatikan. Penerapan warna dalam bentuk dan motif bunga pada kelom geulis Sheny Tasikmalaya sangat bepengaruh terhadap kualitas produk tersebut, karena penerapan warna yang serasi dan sesuai akan menghasilkan sebuah kombinasi warna yang indah dan menarik. Begitu pula dengan penggunaan motif bunga, dalam pencapaian sebuah produk kelom geulis Sheny Tasikmalaya yang berkualitas, pemilihan motif bunga yang disesuaikan dengan bentuk kelom geulis Sheny Tasikmalaya yang akan dibuat, baik jenis motif bunga maupun besar kecilnya motif bunga juga sangat mendukung sekali untuk terciptanya sebuah produk kelom geulis yang indah dan menarik (wawancara dengan H. Otang Suherman, 10 Oktober 2012).
III.2 Motif Bunga Mawar Pada Kelom Geulis Sheny Tasikmalaya Penggunaan motif bunga pada kelom geulis Tasikmalaya menjadi unsur terpenting dalam pembuatan kelom geulis, sehingga perkembangan bentuk varian dari motif bunga pada kelom geulis sangat pesat. Begitu juga dengan motif bunga yang digunakan pada kelom geulis perusahaan pengrajin Sheny Tasikmalaya, perusahaan tersebut memiliki rancangan motif bunga yang sangat banyak, khususnya motif bunga mawar. Kelom geulis bermotif bunga mawar produksi Sheny Tasikmalaya sangat diminati oleh masyarakat sehingga rancangan motif bunga mawar memiliki jumlah yang lebih besar dibandingkan dengan motif bunga lain. Komposisi motif bunga mawar pada kelom geulis Sheny Tasikmalaya yaitu pada tutup muka dan badan kelom geul. Motif bunga mawar selalu dikembangkan rancangannya sehingga penulis tertarik untuk menelitinya.
III.2.1 Motif Bunga Mawar Pada Tutup Muka Kelom Geulis Sheny Tasikmalaya
Motif bunga mawar pada tutup muka yaitu pada bagian kainnya hampir diseluruh kelom geulis Sheny Tasikmalaya selalu menggunakan motif bunga, jarang terlihat polos tanpa motif bunga. Motif bunga mawar yang diterapkan pada tutup muka kelom geulis Sheny Tasikmalaya menggunakan teknik bordiran sekaligus dengan perwarnaannya, biasanya motif bunga pada tutup muka bentuk motif bunganya terbatas dibanding dengan motif bunga pada bagian badan kelom geulisnya. Gambar. III.1 motif bunga mawar pada tutup muka kelom geulis Sheny
Tasikmalaya (1)
Sumber : dokumentasi pribadi
Gambar. III.2 motif bunga mawar pada tutup muka kelom geulis Sheny Tasikmalaya (2)
Sumber : dokumentasi pribadi
Gambar. III.3 motif bunga mawar pada tutup muka kelom geulis Sheny Tasikmalaya (3)
Sumber : dokumentasi pribadi
Gambar. III.4 motif bunga mawar pada tutup muka kelom geulis Sheny Tasikmalaya (4)
Sumber : dokumentasi pribadi
Gambar. III.5 motif bunga mawar pada tutup muka kelom geulis Sheny Tasikmalaya (5)
Sumber : dokumentasi pribadi
Gambar. III.6 motif bunga mawar pada tutup muka kelom geulis Sheny Tasikmalaya (6)
Sumber : dokumentasi pribadi
Gambar. III.7 motif bunga mawar pada tutup muka kelom geulis Sheny Tasikmalaya (7)
Sumber : dokumentasi pribadi
Gambar. III.8 motif bunga mawar pada tutup muka kelom geulis Sheny Tasikmalaya (8)
Sumber : dokumentasi pribadi
Gambar. III.9 motif bunga mawar pada tutup muka kelom geulis Sheny Tasikmalaya (9)
Sumber : dokumentasi pribadi
III.2.2 Motif Bunga Mawar Pada Badan Kelom Geulis Sheny Tasikmalaya
Tata letak motif bunga mawar pada badan kelom geulis Sheny Tasikmalaya berada hampir diseluruh badan kelom geulis, kalau di pilah berada pada empat bagian: yaitu bagian alas kaki, bagian muka (bagian depan), bagian samping dan bagian belakang. Motif bunga mawar yang diterapkan pada badan kelom geulis Sheny Tasikmalaya menggunakan teknik pahat/cukil dengan kuas, pahat/cukil dengan airbrush, ukir/cukil polos, biasanya motif bunga pada badan kelom geulis bentuk motif bunganya lebih beragam.
Gambar. III.10 motif bunga mawar pada badan kelom geulis Sheny Tasikmalaya (1) Sumber : dokumentasi pribadi Gambar. III.11 motif bunga mawar pada badan kelom geulis Sheny Tasikmalaya (2) Sumber : dokumentasi pribadi
Gambar. III.12 motif bunga mawar pada badan kelom geulis Sheny Tasikmalaya (3)
Sumber : dokumentasi pribadiGambar. III.13 motif bunga mawar pada badan kelom geulis Sheny Tasikmalaya (4)
Sumber : dokumentasi pribadiGambar. III.14 motif bunga mawar pada badan kelom geulis Sheny Tasikmalaya (5)
Sumber : dokumentasi pribadi
Gambar. III.15 motif bunga mawar pada badan kelom geulis Sheny Tasikmalaya (6)
Sumber : dokumentasi pribadiGambar. III.16 motif bunga mawar pada badan kelom geulis Sheny Tasikmalaya (7)
Sumber : dokumentasi pribadiGambar. III.17 motif bunga mawar pada badan kelom geulis Sheny Tasikmalaya (8)
Sumber : dokumentasi pribadi
Gambar. III.18 motif bunga mawar pada badan kelom geulis Sheny Tasikmalaya (9)
Sumber : dokumentasi pribadi Gambar. III.19 motif bunga mawar pada badan kelom geulis Sheny Tasikmalaya(10)
Sumber : dokumentasi pribadi
Gambar. III.20 motif bunga mawar pada badan kelom geulis Sheny Tasikmalaya (11)
Sumber : dokumentasi pribadi
Gambar. III.21 motif bunga mawar pada badan kelom geulis Sheny Tasikmalaya (12)
Sumber : dokumentasi pribadiGambar. III.22 motif bunga mawar pada badan kelom geulis Sheny Tasikmalaya (13)
Sumber : dokumentasi pribadiGambar. III.23 motif bunga mawar pada badan kelom geulis Sheny Tasikmalaya (14)
Sumber : dokumentasi pribadi
Gambar. III.24 motif bunga mawar pada badan kelom geulis Sheny Tasikmalaya (15)
Sumber : dokumentasi pribadiGambar. III.25 motif bunga mawar pada badan kelom geulis Sheny Tasikmalaya (16)
Sumber : dokumentasi pribadiGambar. III.26 motif bunga mawar pada badan kelom geulis Sheny Tasikmalaya (17)
Sumber : dokumentasi pribadi
Gambar. III.27 motif bunga mawar pada badan kelom geulis Sheny Tasikmalaya (18)
Sumber : dokumentasi pribadiGambar. III.28 motif bunga mawar pada badan kelom geulis Sheny Tasikmalaya (19)
Sumber : dokumentasi pribadiGambar. III.29 motif bunga mawar pada badan kelom geulis Sheny Tasikmalaya (20)
Sumber : dokumentasi pribadi
Gambar. III.30 motif bunga mawar pada badan kelom geulis Sheny Tasikmalaya (21)
Sumber : dokumentasi pribadiGambar. III.31 motif bunga mawar pada badan kelom geulis Sheny Tasikmalaya (22)
Sumber : dokumentasi pribadiGambar. III.32 motif bunga mawar pada badan kelom geulis Sheny Tasikmalaya (23)
Sumber : dokumentasi pribadi
Gambar. III.33 motif bunga mawar pada badan kelom geulis Sheny Tasikmalaya (24)
Sumber : dokumentasi pribadiGambar. III.34 motif bunga mawar pada badan kelom geulis Sheny Tasikmalaya (25)
Sumber : dokumentasi pribadi
Gambar. III.35 motif bunga mawar pada badan kelom geulis Sheny Tasikmalaya (26) Sumber : dokumentasi pribadi BAB IV KAJIAN MOTIF BUNGA MAWAR PADA KELOM GEULIS SHENY TASIKMLAYA IV.1 Kajian Estetika Feldman Kajian motif bunga mawar pada kelom geulis Sheny menggunakan teori Estetika Feldman, untuk mengkaji objek motif bunga mawar pada kelom geulis dengan menggunakan metode kritik formalistik agar kualitas aspek-aspek formal yang berkaitan dengan unsur-unsur pembentuk objek motif bunga dan kualitas teknik bagaimana produk kerajinan tersebut dibuat dapat terungkap secara objektif, untuk sekaligus dapat mengkaji dan menggungkap unsur-unsur formal dibalik motif bunga mawar tersebut.