L aporan Hasil Penelit ian Delignif ikasi K ulit K opi M enjadi Bahan Baku Pulp Dengan M et ode Organosolv
Program St udi S – 1 Teknik K imia Fakult as Teknologi I ndust ri - U PN “Vet eran” Jawa timur
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
II.1. Tinjauan Umum
Kertas pertama kali diciptakan oleh bangsa Cina. Tsai Lun adalah orang yang menemukan kertas yang dibuat dari bahan bambu yang mudah didapatkan di
Cina pada tahun 101 Masehi. Penemuan ini kemudian menyebar ke Jepang dan Korea seiring dengan menyebarnya bangsa Cina ke timur dan berkembangnya
peradaban di kawasan itu, walaupun sebenarnya cara pembuatan kertas pada awalnya merupakan hal yang sangat dirahasiakan.
Teknik pembuatan kertas jatuh ke tangan orang-orang Arab pada masa Abbasiyah setelah kalahnya pasukan Dinasti Tang dalam Pertempuran Sungai
Talas pada tahun 751 Masehi. Para tawanan perang mengajarkan cara pembuatan kertas kepada orang-orang arab, sehingga kemudian muncullah industri-industri
kertas disana. Teknik pembuatan kertas kemudian juga menyebar ke Italia dan India lalu
Eropa khususnya setelah Perang Salib dan jatuhnya Grenada dari bangsa Moor ke tangan Spanyol dan ke seluruh dunia.
Kegiatan utama dalam industri pulp dan kertas adalah proses pulping proses pembuatan pulp dan proses bleaching proses pemutihan pulp . Saat
ini sebagian besar teknologi pulping yang digunakan dalam industri pulp dan kertas di Indonesia adalah proses kraft atau proses sulfat yang memang
merupakan proses paling banyak digunakan di seluruh dunia. Proses kraft diakui mempunyai banyak segi positif, antara lain mampu
mengolah semua jenis bahan baku dengan berbagai macam kualitas dan dapat menghasilkan pulp dengan kualitas yang sangat prima. Di lain pihak, proses
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
L aporan Hasil Penelit ian Delignif ikasi K ulit K opi M enjadi Bahan Baku Pulp Dengan M et ode Organosolv
Program St udi S – 1 Teknik K imia Fakult as Teknologi I ndust ri - U PN “Vet eran” Jawa timur
konvensional ini juga mempunyai beberapa kelemahan, salah satunya adalah kontribusinya terhadap pencemaran lingkungan.
Tuntutan masyarakat akan teknologi ramah lingkungan semakin meningkat, baik di tingkat nasional maupun internasional, tentu saja tidak bisa
diakomodasi dengan menggunakan proses kraft. Bahkan, ada sinyalemen bahwa masyarakat internasional untuk tidak membeli pulp apabila dalam proses
produksinya tidak menggunakan teknologi bersih. Agar produksi pulp yang dihasilkan dapat diterima di pasar internasional,
maka harus dilakukan usaha-usaha pencarian teknologi alternatif yang lebih aman terhadap lingkungan. Penelitian dan pengembangan teknologi dalam bidang pulp
telah banyak dilakukan dengan tujuan menjawab permasalahan lingkungan yang ditimbulkan oleh industri ini, baik penelitian dalam teknologi pembuatan pulp
maupun dalam teknologi pemutihan pulp. Penemuan-penemuan dan inovasi teknologi tersebut sebagian sudah ada
yang diterapkan dalam skala industri, sebagian masih dalam taraf uji coba untuk penyempurnaan dalam skala pilot project, dan sebagian lainnya masih dalam taraf
penelitian dan pengembangan dalam skala laboratorium. Beberapa inovasi teknologi pulping telah ditemukan dan terbukti lebih
aman terhadap lingkungan. Teknologi tersebut misalnya adalah modifikasi proses kraft konvensional, kombinasi beberapa proses konvensional proses asam ,
penggunaan bahan kimia organik dalam proses pulping proses organosolv , dan pemanfaatan mikroba dalam proses pulping proses bio-pulping .
Pengembangan teknologi pulping pada saat ini bertujuan terutama untuk menghasilkan pulp dengan bilangan kappa rendah, sehingga dalam proses
pemutihan pulp lebih aman terhadap pencemaran lingkungan. Di antara inovasi teknologi dalam proses pulping tersebut, ada teknologi yang bisa dikatakan
bersifat revolusif dan sangat aman terhadap lingkungan serta kemungkinan besar
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
L aporan Hasil Penelit ian Delignif ikasi K ulit K opi M enjadi Bahan Baku Pulp Dengan M et ode Organosolv
Program St udi S – 1 Teknik K imia Fakult as Teknologi I ndust ri - U PN “Vet eran” Jawa timur
bisa memberikan harapan untuk diterapkan dalam skala pabrik di masa depan. Jenis teknologi pulping tersebut adalah proses Organosolv.
Ada beberapa proses pengolahan pulping di dunia. Proses kimia menggunakan sodapulping sulfat merupakan salah satu proses pengolahan ampas
tebu menjadi pulp yang saat ini banyak digunakan. Keuntungan proses ini adalah biayanya lebih murah dan hampir semua bahan baku dapat menghasilkan pulp
dengan kekuatan yang sangat baik. Tetapi proses ini menimbulkan pencemaran lingkungan karena lindi hitam yang tinggi dan kemampuan daur ulang
rendah. Sementara itu tuntutan masyarakat, baik ditingkat nasional dan internasional, akan mutu lingkungan semakin gencar. Industri pulp dihadapkan
pada kenyataan yang menunjukkan bahwa industri ini merupakan salah satu industri yang mencemari lingkungan hidup yang berat Syafii, 2000; Suratmaji,
2001; KLH, 2005 . Oleh karena itu, agar produksi pulp tersebut dapat diterima di pasar
internasional, maka usaha-usaha pencarian teknologi alternatif yang ramah lingkungan harus dilakukan salah satunya dengan metode Organosolv. Proses ini
menggunakan bahan-bahan organik seperti alkohol, asam asetat dan phenol, yang dikenal dengan proses organosolv.
Penggunaan bahan-bahan organik dalam proses pembuatan pulp memiliki beberapa keunggulan antara lain, yaitu bebas senyawa sulfur, impregnasi senyawa
pelarut organik lebih baik dari pelarut anorganik, dan proses daur ulang limbah lebih mudah dan murah dengan kemurnian cukup tinggi, selain itu rendemen pulp
yang dihasilkan lebih tinggi dan dapat diperoleh hasil samping berupa lignin dan furfural dengan kemurnian yang relatif tinggi dan ekonomis dalam skala yang
relatif kecil.
II.2. Kopi