PENGARUH KETERLIBATAN KONSUMEN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN TELEPON GENGGAM MEREK SAMSUNG

ABSTRAK

PENGARUH KETERLIBATAN KONSUMEN TERHADAP KEPUTUSAN
PEMBELIAN TELEPON GENGGAM
MEREK SAMSUNG
Oleh
EFNEDI IRAWAN

Proses pemilihan produk konsumen mengalami keterlibatan sebelum memutuskan
pembelian atas suatu produk, atau dengan kata lain seseorang merasa terlibat dengan
produk merupakan dampak dari penting atau tidaknya terhadap produk. Proses
pengambilan keputusan pembelian oleh konsumen tidak terlepas dari keterlibatan.
Keterlibatan merupakan titik awal bagi konsumen dalam pencarian informasi tentang
produk yang akan mereka beli. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui
faktor pribadi, produk, dan situasi berpengaruh terhadap keterlibatan konsumen
dalam keputusan pembelian Telepon Genggam Merek Samsung.

Efnedi Irawan
Hipotesis yang dirumuskan adalah : faktor – faktor yang mempengaruhi keterlibatan
konsumen yaitu faktor pribadi, faktor produk, dan faktor situasi berpengaruh pada
keputusan pembelian Telepon Genggam Merek Samsung.

Hasil regresi linear berganda membuktikan faktor pribadi (X1), faktor produk (X2)
dan faktor situasi (X3) berpengaruh secara simultan dan parsial terhadap keputusan
pembelian Telepon Genggam Merek Samsung. Pengaruh faktor-faktor tersebut
sebesar 54,10% terhadap keputusan konsumen dalam membeli Telepon Genggam
Merek Samsung dan sisanya sebesar 45,90% diberikan oleh variabel lain yang tidak
diidentifikasi dalam penelitian ini.
Perusahaan disarankan untuk dapat meningkatkan kegiatan promosi, seperti brosur,
pameran, media periklanan, dan lain-lain Tujuannya tentu saja untuk memberikan
informasi yang jelas mengenai produk Telepon Genggam yang akan ditawarkan
kepada konsumen. Perusahaan harus menyediakan informasi yang lebih lengkap yang
dibutuhkan oleh konsumen, agar konsumen tidak mengalami kesulitan dalam
pencarian informasi.

1

I. PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG
Perkembangan dunia usaha yang semakin meningkat mengharuskan perusahaan
untuk semakin kreatif dan inovatif dalam melayani konsumen salah satunya

melalui penawaran produk dengan memberikan pelayanan dan fasilitas yang
semakin baik. Menyadari peran pentingnya konsumen bagi perusahaan, untuk itu
perusahaan dituntut harus mampu menyediakan produk dan jasa yang dapat
memenuhi kebutuhan konsumen.
Perusahaan harus mampu membaca situasi pasar dan perilaku konsumen.
Perusahaan harus lebih sensitif terhadap perilaku konsumen yang selalu dinamis.
Konsumen saat ini lebih cerdik menyikapi berbagai produk yang muncul secara
beragam dan bersamaan, perlu diingat bahwa setiap akan melakukan pengambilan
keputusan atau pembelian, konsumen terlebih dahulu mempertimbangkannya.
Terkadang konsumen berpikir cepat atau lebih lama hanya untuk memutuskan
baik-buruknya suatu produk, keuntungan atau manfaat yang mungkin bisa
diperoleh dari produk tersebut sebelum diambil keputusan untuk membelinya.

2

Proses pengambilan keputusan pembelian oleh konsumen tidak terlepas dari
keterlibatan konsumen. Karena keterlibatan merupakan titik awal bagi konsumen
dalam pencarian informasi tentang produk yang akan dibeli. Keterlibatan memicu
konsumen dalam pencarian informasi. Lebih jelasnya mengenai pengertian
Keterlibatan yaitu menurut Setiadi, Nugroho (2008:115):

Keterlibatan adalah status motivasi yang menggerakkan serta
mengarahkan proses kognitif dan perilaku konsumen pada saat
konsumen membuat keputusan.
Konsumen memiliki perasaan keterlibatan terhadap suatu produk, maka konsumen
akan melakukan pencarian informasi yang banyak dan mendalam mengenai
produk tersebut, dan sebaliknya bila konsumen tidak memiliki perasaan terlibat
maka konsumen tidak akan terpicu untuk melakukan pencarian informasi secara
mendalam tentang produk yang akan dibeli tersebut. Informasi tentang produk
yang konsumen butuhkan pada umumnya seperti jenis produk, manfaat produk,
harga, risiko penggunaan produk dan sebagainya.
Konsep keterlibatan sangat berarti untuk mengerti dan menjelaskan perilaku
konsumen dalam proses pertimbangan terhadap suatu produk atau jasa tertentu.
Setiap konsumen mempunyai motivasi yang mendasari dalam bentuk kebutuhan
dan nilai. Sementara keterlibatan akan muncul ketika objek produk atau jasa
dirasakan dapat membantu untuk memenuhi kebutuhan, tujuan dan nilai yang
terasa penting. Pemenuhan kebutuhan ini akan bervariasi atau tidak sama dari satu
situasi ke situasi berikutnya.

3


Konsumen tidak terus menerus mengalami perasaan terlibat terhadap suatu
produk, bahkan untuk produk penting seperti telepon genggam (handphone).
Teknologi komunikasi yang semakin canggih, menjadikan masyarakat di seluruh
dunia akan terhubungkan satu sama lain tanpa adanya hambatan yang berarti.
Termasuk internet telah menunjang efektifitas dan efisiensi operasional
perusahaan, terutama peranannya sebagai sarana komunikasi, publikasi, serta
sarana untuk mendapatkan berbagai informasi yang dibutuhkan oleh sebuah badan
usaha dan bentuk badan usaha atau lembaga lainnya. Bukan hanya badan usaha
atau lembaga organisasi saja yang membutuhkan informasi tetapi juga tiap
individu yang merupakan bagian dari masyarakat juga ingin dengan cepat dapat
mengakses dan mendapatkan informasi yang dibutuhkan.
Kondisi ini menantang para pemasar untuk tidak lagi sekedar memuaskan
pelanggannya akan tetapi sedapat mungkin berusaha untuk memanjakan dan
membahagiakan pelanggannya dengan memberikan kejutan fantastis melalui
identifikasi dan pemenuhan kebutuhan yang tersembunyi dari pelanggannya. Hal
ini dilakukan dengan menggali nilai-nilai yang mungkin benar-benar dihargai
pelanggan tetapi pelanggan belum pernah mengalaminya. Akhirnya fenomena
persaingan yang ada didalam era globalisasi akan semakin mengarahkan sistem
perekonomian Indonesia ke mekanisme pasar yang memposisikan pemasar untuk
selalu mengembangkan dan merebut pangsa pasar.

Teknologi informasi merupakan suatu kebutuhan yang penting akan tetapi
masyarakat merasa terlibat dengan produk tersebut hanya pada kesempatan
tertentu dan pada kondisi atau situasi tertentu pula. Konsumen

akan selalu

4

berkombinasi untuk menciptakan tingkat keterlibatan yang dialami konsumen
selama proses pengambilan keputusan. Perusahaan perlu memahami dan
mempelajari tentang keterlibatan konsumen serta perlu mengetahui dan
mengidentifikasi dengan jelas fokus dari keterlibatan konsumen.
Keterlibatan mempunyai arti penting dalam proses pengambilan keputusan, dan
untuk mengetahui seberapa besar tingkat keterlibatan konsumen akan suatu
produk selama proses pengambilan keputusan. Pada dasarnya ada beberapa faktor
yang dapat mempengaruhi keterlibatan konsumen, menurut Setiadi, Nugroho
(2008:121) ada 3 faktor anteseden dari keterlibatan antara lain:
1. Faktor pribadi
Tanpa aktivasi kebutuhan dan dorongan, tidak ada keterlibatan.
Keterlibatan yang paling kuat bila produk dipandang mencerminkan

kepentingan, keinginan, kebutuhan.
2. Faktor Produk
Produk adalah obyek. Sebagai obyek, produk bersifat pasif. Adapun
pengaruhnya dalam keterlibatan berkenaan dengan cara konsumen
merespon produk. Ada beberapa karakteristik produk yang mempengaruhi
yaitu

Komitmen

waktu, Harga,

Arti simbolis,

Tingkat

bahaya,

Kemungkinan kinerja tidak maksimal
3. Faktor situasi
Ditentukan oleh aspek lingkungan fisik dan sosial yang ada disekitar yang

dengan segera mengaktifkan konsekuensi dan nilai penting.

5

Faktor situasi yaitu mencakup Situasi pembelian, Situasi penggunaan yang
diinginkan, Tekanan waktu, Lingkungan sosial, Lingkungan fisik.
Seperti yang telah dijelaskan bahwa konsumen tidak terus menerus mengalami
perasaan terlibat, bahkan untuk produk penting seperti telepon genggam. Hal ini
membuat peneliti menjadikan telepon genggam sebagai objek penelitian untuk
membahas mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi keterlibatan konsumen.
Kegiatan pemasaran harus mampu untuk memberikan kepuasan pada konsumen
jika menginginkan usahanya untuk terus berjalan dan konsumen mempunyai
pandangan yang lebih baik terhadap perusahaan, sehingga kesinambungan
perusahaan dapat dipertahankan.
Kotler, Philip (2008:6) memberikan komentar tentang pentingnya pemasaran yaitu
Sebagai proses dimana perusahaan menciptakan nilai bagi pelanggan dan
membangun hubungan yang kuat dengan pelanggan dengan tujuan untuk
menangkap nilai dari pelanggan sebagai imbalannya.
Berdasarkan hal di atas berarti, kegiatan pemasaran pada akhirnya ditujukan untuk
memenuhi kebutuhan konsumen. Karena itu, pihak perusahaan diharuskan untuk

mengetahui keinginan dan kebutuhan konsumen melalui pemahaman tentang
perilaku konsumen.
Menurut Prasetijo dkk (2005:9):
Perilaku konsumen adalah proses yang dilalui oleh seseorang dalam
mencari, membeli, menggunakan, mengevaluasi, dan bertindak pasca
konsumsi produk, jasa maupun ide yang diharapkan bisa memenuhi
kebutuhannya.

6

Sebagai suatu perusahaan, telepon genggam melakukan kegiatan pemasaran
dengan menetapkan program-program yang tersusun dalam suatu strategi
pemasaran yang dirancang dan disesuaikan dengan perilaku konsumen yang
menjadi pasar sasarannya. Jin-Tsann Yeh dan Chyong-Ling Lin, (2010), meneliti
mengenai ekuitas merk untuk produk-produk teknologi tinggi seperti personal
computer dan printer. Temuannya adalah bahwa ekuitas merk produk-produk tersebut
sangat mempengaruhi konsumen dalam menentukan pilihannya. Akhir-akhir ini
Synovate (sebuah perusahaan yang biasa melakukan riset pasar) menggelar survei
mengenai merk yang terlintas di benak konsumen ketika memikirkan produk
teknologi.

Synovate menggelar survei kepada 5.500 responden yang tersebar di Kanada, China,
Prancis, Hungaria, India, Romania, Arab Saudi, Taiwan serta Thailand untuk
mengetahui tanggapan mereka mengenai produk teknologi terbaru. Dalam survei
tersebut ternyata Samsung disebut sebagai merk yang paling melekat di benak
responden (Top of Mind) ketika mereka berpikir mengenai produk teknologi.
Merk Samsung merupakan merk yang paling melekat di benak konsumen disusul
oleh merek lainnya. Hal ini tentu patut dibanggakan oleh pihak perusahaan. Namun
perusahaan perlu mempertahankan prestasi tersebut dengan senantiasa mengkaji halhal yang berdampak pada keterlibatan konsumen tersebut agar tidak melakukan
tindakan yang malah merusak merk telepon genggam Samsung yang telah dibangun.
Apalagi jika melihat bahwa pesaing terdekatnya di benak konsumen adalah
perusahaan-perusahaan yang masih berumur di bawah merk Samsung yang sudah
berusia puluhan tahun bahkan dapat dikatakan bahwa telah menjadi ancaman bagi
merk Samsung. Oleh sebab itu perlu dilakukan kajian mengenai faktor-faktor yang

7

dapat mempengaruhi keterlibatan konsumen dalam memutuskan pembelian telepon
genggam produk Samsung.

Pengetahuan tentang keterlibatan konsumen dalam membeli telepon genggam

sangat berperan bagi perusahaan untuk dapat membaca dan memahami keinginan
konsumen secara mendalam. Berdasarkan hal tersebut perusahaan dapat
melakukan inovasi untuk menarik lebih banyak konsumen, tentunya dengan
menyediakan produk yang dibutuhkan dan yang sesuai dengan yang diinginkan
oleh konsumen guna menciptakan loyalitas konsumen. Karena seperti yang
diketahui bahwa mempertahankan konsumen lebih sulit dibandingkan mencari
konsumen. Saat ini konsumen sudah semakin selektif dan kritis dalam memilih
dan membuat keputusan sebelum melakukan pembelian.
Setiap konsumen mempunyai motivasi yang mendasari dalam bentuk kebutuhan
dan nilai. Sementara keterlibatan akan muncul ketika objek produk atau jasa
dirasakan dapat membantu untuk memenuhi kebutuhan, tujuan dan nilai yang
terasa penting. Pemenuhan kebutuhan ini akan bervariasi atau tidak sama dari satu
situasi ke situasi berikutnya. Keterlibatan konsumen dalam proses pengambilan
keputusan pembelian suatu produk sangat penting dan tentu sangat mempengaruhi
tindakan pembelian. Berdasarkan uraian yang telah disajikan dan yang penjelasan
sebelumnya, maka penulis tertarik untuk mengambil judul Pengaruh Keterlibatan
Konsumen terhadap Keputusan Pembelian Telepon Genggam Merek Samsung.
(Studi penelitian pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Lampung).


8

1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka dapat dirumuskan permasalahan
pada penelitian ini adalah :
1. Faktor-Faktor apa saja yang mempengaruhi Keterlibatan konsumen dalam
pembelian telepon genggam merek Samsung.
2. Faktor mana yang paling dominan yang mempengaruhi keterlibatan konsumen
dalam pembelian telepon genggam merek Samsung.
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian
Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui besarnya pengaruh faktor pribadi, faktor produk dan
faktor situasi terhadap keterlibatan konsumen dalam pembelian telepon
genggam merek Samsung.
2. Untuk mengetahui faktor yang paling dominan yang mempengaruhi
keterlibatan konsumen dalam pembelian telepon genggam merek
Samsung.
1.4 Manfaat Penelitian
1.

Bagi Perusahaan
Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi pemasar dalam memahami
mengenai perilaku konsumen khususnya mengenai keterlibatan konsumen
serta fakto-faktor yang mempengaruhi keterlibatan konsumen dalam proses
keputusan pembelian. Dengan tambahan pengetahuan mengenai keterlibatan
konsumen yang ada dalam penelitian ini, diharapkan perusahaan dapat
memperoleh informasi mengenai keterlibatan konsumen dan hal-hal yang

9

membuat konsumen merasa terlibat dalam pengambilan keputusan pembelian
telepon genggam.
2.

Bagi Penulis
Melalui

penelitian

ini

diharapkan

penulis

dapat

memahami

dan

menngaplikasikan ilmu pengetahuan yang diperoleh dari Universitas
Lampung khususnya Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Hasil penelitian ini
diharapkan dapat memberikan bukti empiris mengenai faktor-faktor yang
mempengaruhi keterlibatan terhadap keputusan pembelian.
3.

Bagi Pembaca
Bermanfaat sebagai bahan informasi dan pengalaman mengenai keterlibatan
konsumen dan faktor-faktor yang mempengaruhi keterlibatan konsumen.

1.5 Kerangka Berpikir
Konsumen mengambil banyak keputusan membeli setiap hari. Sedangkan untuk
mempelajari mengenai alasan perilaku membeli konsumen bukan hal yang mudah
dan jawabannya seringkali tersembunyi jauh dalam benak konsumen.
American Marketing Association dalam Rangkuti (2002:6): perilaku konsumen
sebagai interaksi dinamis antara pengaruh dan kognisi, perilaku, dan kejadian di
sekitar dimana manusia melakukan aspek pertukaran dalam hidupnya.
Mempelajari atau menganalisis perilaku konsumen adalah suatu yang sangat
kompleks terutama karena banyaknya faktor

yang mempengaruhi

dan

kecenderungan untuk saling berinteraksi. Konsumen memiliki keterlibatan dalam
mengkonsumsi sebuah produk. Pengertian keterlibatan menurut Peter & Olson,

10

dalam Rangkuti (2002: 106) adalah status motivasi yang menggerakkan serta
mengarahkan proses kognitif dan perilaku konsumen pada saat mereka membuat
keputusan.
Keterlibatan (involvement) mengacu pada persepsi konsumen tentang pentingnya
atau relevansi personal suatu objek, kejadian, atau aktivitas. Konsumen yang
melihat bahwa produk yang memiliki konsekuensi relevan secara pribadi
dikatakan terlibat dengan produk dan memiliki hubungan dengan produk tersebut.
Konsekuensi dengan suatu produk atau merek memiliki aspek kognitif maupun
pengaruh. Secara kognitif, termasuk dalam keterlibatan adalah pengetahuan artiakhir tentang konsekuensi penting yang disebabkan oleh penggunaan produk.
Juga termasuk dalam keterlibatan adalah pengaruh seperti evaluasi produk.
Umumnya ada dua faktor yang mempengaruhi keterlibatan menurut Setiadi,
Nugroho ( 2008:118), antara lain:


Relevansi-pribadi intrinsik

Mengacu pada pengetahuan arti-akhir konsumen yang disimpan dalam ingatan.
Konsumen mendapatkan pengetahuan arti-akhir ini melalui pengalaman masa lalu
mereka terhadap suatu produk. Faktor yang mempengaruhi pada relevansi pribadi
intrinsik meliputi: faktor Pribadi (konsumen) dan faktor Produk (obyek).
 Faktor pribadi
Tanpa aktivasi kebutuhan dan dorongan, tidak ada keterlibatan. Keterlibatan yang
paling kuat bila produk dipandang mencerminkan kepentingan, keinginan,
kebutuhan.

11

 Faktor Produk
Produk adalah obyek. Sebagai obyek, produk bersifat pasif. Adapun pengaruhnya
dalam keterlibatan berkenaan dengan cara konsumen merespon produk. Ada
beberapa karakteristik produk yang mempengaruhi cara orang merespon. Pada
poin itulah dipandang adanya peranan produk pada keterlibatan.


Relevansi-Pribadi situasional

Ditentukan oleh aspek lingkungan fisik dan sosial yang ada disekitar kita yang
dengan segera mengaktifkan konsekuensi dan nilai penting, sehingga membuat
produk dan merek yang terlihat secara pribadi relevan, yang diprtimbangkan
adalah faktor situasi.
 Faktor situasi
Kalau keterlibatan yang langgeng dianggap sebagai ciri tetap, keterlibatan situasi
berubah sepanjang waktu. Keterlibatan ini bekerja secara temporer dan selesai
setelah terjadi pembelian.
Pada dasarnya faktor konsumen, faktor produk dan faktor situasi ini memiliki
pengaruh yang penting dalam proses keterlibatan. Karena seperti yang telah
dijelaskan diatas bahwa Keterlibatan adalah status motivasi yang menggerakkan
serta mengarahkan proses kognitif dan perilaku konsumen pada saat mereka
membuat keputusan.Berdasarkan hal-hal yang telah diuraikan diatas, maka model
kerangka pikir dalam penelitian ini yaitu:

12

FAKTOR-FAKTOR YANG
MAMPENGARUHI
KETERLIBATAN


FAKTOR PRIBADI



FAKTOR PRODUK



FAKTOR SITUASI

KEPUTUSAN
PEMBELIAN

Gambar 1. Model Kerangka Pemikiran

1.6 Hipotesis
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang dikemukakan
sebelumnya, maka hipotesis yang diajukan adalah bahwa faktor pribadi, produk
dan situasi berpengaruh terhadap keterlibatan konsumen dalam keputusan
pembelian telepon genggam Merek Samsung.

13

II. LANDASAN TEORI
2.1 Arti dan Pentingnya Pemasaran
Saat ini, pemasaran harus dipahami tidak hanya dalam pemahaman kuno sebagai
membuat penjualan tetapi dalam pemahaman modern yaitu memuaskan
kebutuhan pelanggan. Bila pemasar memahami kebutuhan pelanggan, menetapkan
harga, mempromosikan, dan mendistribusikan produk dan jasa tersebut secara
efektif, maka produk atau jasa tersebut mudah dijual.
Perusahaan harus dapat memonitor secara terus-menerus kebutuhan dan keinginan
pembeli yang terus berubah – ubah, dan menyesuaikan produksi-produksi, jasa
dan metode distribusi perusahaan dengan kebutuhan dan keinginan pasar.
Pendekatan seperti ini disebut pendekatan pemasaran, karena berorientasi pada
kepuasan konsumen. Untuk mendapatkan gambaran mengenai pemasaran, di
bawah ini dikemukakan beberapa pengertian pemasaran dari beberapa ahli.
Pengertian pemasaran menurut Kotler (2008 : 8) menyebutkan bahwa :
Pemasaran adalah suatu proses social yang di dalamnya individu dan kelompok
mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan,
menawarkan dan secara bebas mempertukarkan produk bernilai dengan pihak
lain.

Pemasaran merupakan salah satu kegiatan pokok yang dilakukan perusahaan
untuk mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan, untuk berkembang dan
mendapatkan laba yang maksimal. Pemasaran dilakukan sebelum barang-barang

14

diproduksi dan berlanjut setalah produk terjual dan terus berkelanjutan untuk
menafsirkan tingkat kepuasan yang diperoleh konsumen setelah mengonsumsi
produk yang dihasilakan oleh perusahaan. Pemasaran yang dilakukan oleh
perusahaan harus dapat memberikan kepuasan kepada konsumen untuk menjaga
agar perusahaan dapat terus berjalan atau konsumen mempunyai pandangan yang
baik bagi perusahaan untuk memperluas pasar yang ada.
2.2 Arti dan Pentingnya Perilaku Konsumen
Memahami perilaku konsumen tidaklah mudah, terkadang konsumen berterus
terang menyatakan kebutuhan dan keinginannya, namun ada pula konsumen yang
berperilaku sebaliknya. Perilaku konsumen adalah suatu tindakan yang langsung
terlibat dalam mendapatkan, kemudian mengkonsumsi dan menghabiskan produk
atau jasa, termasuk proses keputusan yang mendahului dan menyusulnya.
Kebutuhan dan keinginan konsumen yang bervariasi menjadi pedoman bagi
rancangan strategi pemasar. Pembeli biasanya mempertahankan preferensi dan
prioritas produk yang berbeda-beda, konsumen umumnya menginginkan produk
dan jasa yang bisa memuaskan kebutuhan dengan harga yang bersaing.
Perbedaan-perbedaan tersebut yang dapat menciptakan segmen pasar.
Segmentasai memberikan peluang bagi perusahaan untuk menyesuaikan produk
atau jasanya dengan permintaan pembeli secara efektif. Kepuasan konsumen
dapat ditingkatkan dengan pemfokusan segmen. Penentuan pasar sasaran
merupakan proses pengevaluasian dan pemilihan setiap segmen yang dilayani
oleh perusahaan. Pengetahuan tentang segmentasi pasar yang dimiliki harus

15

didukung oleh pengetahuan mempelajari perilaku konsumen dalam melakukan
pembelian atas barang dan jasa yang dibutuhkan konsumen tetapi harus melalui
penelitian

terpadu

dan

berkesinambungan

sejalan

dengan

pertumbuhan

perusahaan.
Menurut Kotler (2008 : 158 ) analisis pasar konsumen dimulai dengan mencari
jawaban 7-O yaitu:
1. Siapa yang ada dipasar konsumen ( Occupants )
Pasar konsumen terdiri dari seluruh individu- individu dan rumah tangga yang
membeli atau membutuhkan barang-barang dan jasa untuk keperluan pribadi.
Pada dasarnya konsumen dibedakan berdasarkan umur, pendapatan, tingkatan
pendidikan, selera dan sebagainya.
2. Apa yang dibeli konsumen (Objects)
Menurut tingkat penggunaannya, barang dapat digolongkan menjadi barang
konsumsi dan barang produksian. Berdasarkan tingkat pemakaiannya, dan
keberujudannya, barang dapat digolongkan menjadi barang tidak tahan lama,
barang tahan lama, dan jasa.
3. Kapan konsumen membeli (Occasions)
Waktu pembelian yang dilakukan oleh konsumen dapat dianalisis dari beberapa
faktor. Frekuensi pembelian suatu barang atau jasa tergantung dari tingkat
pemakaian produksi tersebut. Tingkat pembelian juga dipengaruhi oleh faktor
musiman dan keadaan ekonomi.

16

4. Siapa yang terlibat dalam pembelian ( Organization )
Keluarga merupakan unit dasar kegiatan ekonomi di pasar konsumen. Perananperanan yang dimainkan oleh anggota keluarga dalam pembelian barang atau jasa
adalah: initiator, influencer, decider, buyer, dan user.
5. Mengapa konsumen membeli ( Objective )
Konsumen membeli suatu barang atau jasa karena ingin memuaskan kebutuhan
dan keinginan. Kebutuhan tersebut disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya
faktor sosial, ekonomi, psikologi, perkembangan fisik, dan lain sebagainya.
6. Bagaimana konsumen membeli ( Operations)
Pembelian merupakan bermacam-macam tindakan yang dipengaruhi oleh
kebiasaan-kebiasaan membeli para konsumen, yang meliputi keputusan tentang
jenis produksi, bentuk, merek, waktu dan cara pembayarannya.
7. Dimana konsumen membeli (Otlets)
Tentang dimana mereka melakukan pembelian. Perusahaan harus dapat
membedakan antara di mana pembelian dilakukan dan di mana rencana serta
putusan dalam pembelian tersebut.

2.3 Jenis-jenis Perilaku Keputusan Pembelian


Perilaku pembelian kompleks
Perilaku pembelian konsumen dalam situasi yang ditentukan oleh
keterlibatan konsumen yang tinggi dalam pembelian dan perbedaan yang
dianggap signifikan antarmerek.

17



Perilaku pembelian pengurangan disonasi
Perilaku pembelian konsumen dalam situasi yang mempunyai karakter
keterlibatan tinggi tetapi hanya ada sedikit anggapan perbedaan
antarmerek.



Perilaku pembelian kebiasaan
Perilaku pembelian konsumen dalam situasi yang mempunyai karakter
keterlibatan konsumen rendah dan anggapan perbedaan merek sedikit.



Perilaku pembelian mencari keragaman
Perilaku pembelian konsumen yang mempunyai karakter keterlibatan
konsumen yang rendah tetapi dengan anggapan perbedaan merek yang
signifikan.
Gambar 2. Empat tipe perilaku pembelian

Keterlibatan tinggi
banyak perbedaan
antar merek
sedikit perbedaan
antarmerek

Keterlibatan rendah

Perilaku pembelian
kompleks

Perilaku pembelian yang
mencari keragaman

Perilaku pembelian
pengurangan disonansi

Perilaku pembelian
kebiasaan

Sumber : (Philip Kotler , 2008)
Proses keputusan pembelian atas suatu produk terdiri dari lima tahap yaitu :
1. Pengenalan kebutuhan
Tahap pertama proses keputusan pembeli, di mana konsumen menyadari
suatu masalah atau kebutuhan.

18

2. Pencarian informasi
Tahap proses keputusan pembelian dimana konsumen ingin mencari lebih
banyak lagi, pada tahap ini konsumen mungkin hanya akan memperbesar
perhatian atau melakukan pencarian informasi secara aktif.
3. Evaluasi alternative
Tahap proses keputusan pembelian di mana konsumen menggunakan
informasi untuk mengevaluasi merek alternative dalam sekelompok
pilihan yang ada.
4. Keputusan pembelian
Keputusan pembeli tentang merek mana yang dibeli.
5. Perilaku pascapembelian
Tahap proses keputusan pembeli di mana konsumen mengambil tindakan
selanjutnya setelah pembelian, berdasarkan kepuasan atau ketidakpuasan.
Tingkat keterlibatan relefansi pribadi konsumen tergantung pada dua aspek rantai
arti akhir yang diaktifkan :


Pentingnya atau relefansi pribadi dari akhir bagi konsumen



Kekuatan hubungan antara tingkatan pengetahuan produk dan
tingkatan pengetahuan pribadi.

Konsumen yang percaya bahwa suatu ciri produk secara kuat dihubungkan
dengan tujuan nilai akhir yang penting akan menempati posisi keterlibatan yang
lebih tinggi. Begitupun sebaliknya konsumen yang percaya bahwa ciri produk
secara lemah dihubungkan dengan tujuan nilai akhir akan memiliki keterlibatan

19

yang rendah. Konsumen yang percaya bahwa ciri produk tidak mengakibatkan
konsekuensi yang relefan akan mengalami keterlibatan yang kecil atau bahkan
tidak sama sekali. Konsumen cenderung terlibat pada produk ketika :
1.

Produk dipentingkan bagi konsumen, ketika : a) citra yang dibentuk oleh
pribadi konsumen mengikat pada produk, contoh penggunaan mobil merek
toyota mencerminkan antara personalitas pengguna dan mobil toyota tersebut,
b) produk memiliki makna simbolik yang mengikat pada nilai konsumen,
contoh memiliki mobil merek BMW mencerminkan kekuatan dan sukses, c)
produk tidak mahal, memiliki peran fungsional yang penting, contoh
memasak dengan cepat difasilitasi dengan produk microwave.

2.

Produk memiliki ketertarikan emosional. Konsumen tidak hanya mencari
manfaat fungsional tetapi mencari keputusan manfaat produk yang di dorong
oleh respon emosional.

3.

Produk diminati secara terus menerus bagi konsumen

4.

Melibatkan tingkat risiko produk signifikan. Pembelian sebuah mobil berarti
melibatkan risiko keuangan, pembelian komputer melibatkan resiko
teknologi, penggunaan perubahan pakaian melibatkan risiko sosial.

5.

Produk teridentifikasi dengan norma kelompok. Produk memilik simbol atau
nilai simbolis, atau sebagai identitas norma kelompok.

20

Meneliti Proses Keputusan Pembelian
Perusahan yang pintar akan meneliti proses keputusan membeli yang melibatkan
kategori produk yang dihasilkannya. Perusahaan akan menanyakan kepada
konsumen kapan konsumen pertama kali mengenal kategori produk dan merek
dari perusahaan, apa kepercayaan merek, seberapa keterlibatan dengan merek,
bagaimana konsumen membuat pilihan merek dan seberapa puas konsumen
setelah pembelian dilakukan.
Keadaan tersebut terjadi karena konsumen berbeda dalam cara membeli suatu
produk tertentu. Dalam pembelian sebuah komputer beberapa konsumen akan
banyak

menghabiskan

waktu

dalam

mencari

informasi

dan

membuat

perbandingan, yang lain mungkin langsung pergi ke toko komputer dan membeli
suatu merek

yang direkomendasi. Dengan demikian kosnsumen dapat

disegmentasikan atau dikelompokkan menurut gaya pembelian misalnya, pembeli
yang berhati-hati versus pembeli yang infulsip dan starategi pemasaran yang
berbeda dapat diarahkan kepada masing-masing segmen.
Bagaimana para pemasar dapat mempelajari tahap-tahap khusus dalam proses
pembelian untuk suatu produk tertentu. Perusahaan dapat mengintropeksi
mengenai perilakunya sendiri yang mungkin (metode introsfektif). Perusahaan
juga dapat mewawancarai sejumlah kecil pembeli terakhir, meminta konsumen
untuk mengingat kembali kejadian-kejadian yang mendorong pembeliannya
(metode retrosfektif).
Perusahan dapat mencari konsumen yang merencanakan membeli produknya dan
meminta konsumen untuk memikirkan bagaimana konsumen melewati proses

21

pembelian (metode prosfektif). Dapat juga perusahaan meminta konsumen untuk
menjelaskan cara yang ideal untuk membeli suatu produk (metode preskriptif).
Hubungan antara faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku pembeli menurut
model Howard Seith dalam Mangkunegara (1998: 48) terdiri dari empat elemen
pokok, yaitu:
1. Bahan atau input
Berupa dorongan dari sumber pemasaran (termasuk periklanan) yang berkaitan
dengan berbagai macam merk seperti harga, kualitas, ketersedian dan pelayanan
dan lingkungan sosial (kelas-kelas sosial). Hasil utama dari model ini adalah
keputusan pembeli.
2. Proses Intern
Digolongkan dalam dua bagian, yaitu pengamatan dan pembelajaran, di mana
pembeli dapat belajar dari suatu pengamatan terlebih dahulu atau dari pengalaman
orang lain.
3. Hasil atau output
Hasil dari Model Howard-Seith adalah keputusan untuk membeli, tidak hanya
sekali saja, tetapi juga untuk waktu-waktu mendatang.
4. Pengaruh eksogen
Variabel eksogen yang mempengaruhi perilaku pembeli meskipun pengaruhnya
tidak begitu besar, seperti: pentingnya pembelian, sifat kepribadian, status
keuangan, batasan waktu, faktor sosial dan organisasi, kelas sosial dan
kebudayaan.

22

Dengan demikian model ini menitikberatkan pada pembelian ulang dan
menggambarkan dinamika perilaku pembelian selama satu periode, yang
memperlihatkan bahwa pembeli memiliki motif, pandangan dan mengambil
keputusan melalui proses belajar.
Jumlah dan kompleksitas kegiatan konsumen dalam pembeliannya dapat berbedabeda. Menurut Howard dalam Mangkunegara (2008: 49) ada tiga macam situasi
pembelian, yaitu:
1. Perilaku Responsi Rutin
Jenis perilaku pembelian yang paling sederhana terdapat dalam suatu pembelian
yang berharga murah dan sering dilakuan, yang pada umumnya kegiatan
pembelian dilakukan secara rutin, tidak memerlukan banyak pikiran, tenaga dan
waktu. Dalam hal ini pembeli sudah memahami merk-merk beserta atributnya dan
pembeli tidak selalu membeli merk yang sama karena dipengaruhi oleh kehabisan
persedian atau sebab-sebab lain.
2. Penyelesaian Masalah Terbatas
Jenis pembelian yang lebih kompleks, dimana pembeli tidak mengetahui sebuah
merk dalam suatu jenis produk yang disukai sehingga membutuhkan informasi
lebih banyak lagi sebelum memutuskan untuk membeli.
3. Penyelesaian Masalah Ekstensif
Jenis pembelian yang sangat kompleks, dimana pembeli menjumpai jenis produk
yang kurang dipahami dan tidak mengetahui kriteria penggunaannya.

23

Banyaknya pergeseran dan perubahan trend akan mempengaruhi perilaku
konsumen, dimana konsumen di masa depan lebih menyukai produk dengan
merasakan sendiri, bertindak demi kepentingan sendiri, makin terlibat dalam
dunia bisnis sehingga menjadikan pasar bekerja lebih baik.
Pergeseran dan perubahan trend akan terlihat pada beberapa hal (Rusmianti, Ni
Nyoman 2002 : 4), antara lain:
a. Pergeseran produksi ke konsep kegunaan dengan dimensi sebagai pemakai,
kualitas, pelayanan, jaminan dan modifikasi produk.
b. Dari kelompok individu ke kerjasama yang lebih besar.
c. Dari perekonomian regional dan nasional ke perekonomian global.
d. Dari industri tradisional ke industri berteknologi tinggi yang kaya, berkiblat
pada R & D.
e. Dari tenaga fisik tak terdidik ke tenaga terdidik yang dalam prakteknya
dilakukan oleh tenaga-tenaga berpendidikan, penelitian, dan perangkat lunak.
Beberapa hal yang harus diperhatikan perusahaan untuk dapat mempertahankan
konsumen, antara lain:
a. Perusahaan dituntut untuk menawarkan derajat kepuasan yang memenuhi
harapan atau bahkan melampauinya.
b. Perusahan harus dapat mengantisipasi ancaman dari pesaing yang mungkin
melakukan hal yang sama, atau bahkan melampaui apa yang diberikan
perusahan kepada pelanggan.
c. Perusahaan harus memperhatikan kemampuan intern dalam menghadapi
perubahan-perubahan.

24

2.4 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keterlibatan
Tingkat keterlibatan konsumen dipengaruhi oleh dua sumber, relevansi pribadi
intrinsik dan situasional. Relevansi pribadi intrinsik mengacu pada pengetahuan
arti akhir konsumen yang disimpan dalam ingatan. Konsumen mendapatkan
pengetahuan arti- akhir ini melalui pengalaman masa lalu mereka terhadap suatu
produk. Pada saat konsumen menggunakan produk (atau memperhatikan orang
lain menggunakannya), konsumen belajar bahwa ciri produk tertentu memiliki
konsekuensi yang dapat membantu mencapai tujuan dan nilai yang penting.
Relevansi pribadi intrinsik adalah suatu fungsi ciri konsumen dan produk.
Relevansi pribadi situasional ditentukan oleh aspek lingkungan fisik dan sosial
yang ada disekitar nya yang dengan segera mengaktifkan konsekuensi dan nilai
penting. Relevansi pribadi situasional selalu berkombinasi dengan relevansi
pribadi intrinsik konsumen untuk menciptakan tingkat keterlibatan yang benarbenar dialami konsumen selama proses pengambilan keputusan.
Faktor – Faktor Anteseden dari Keterlibatan
 Faktor pribadi
Tanpa pengaktifan kebutuhan dan dorongan, maka tidak akan ada keterlibatan,
dan ini paling kuat apabila produk atau jasa dipandang sebagai citra tinggi yang
mempertinggi.
 Faktor produk
Produk tidak menimbulkan keterlibatan dalam dan dari diri sendiri. Cara
konsumen merespon akan menentukan tingkat keterlibatan. Selain itu

25

karakteristik akan menentukan tingkat keterlibatan, secara umum keterlibatan
lebih besar yang memenuhi kebutuhan dan nilai penting.
 Faktor situasi
Meskipun keterlibatan yang langgeng dapat dipertimbangkan sebagai ciri yang
stabil, keterlibatan situasi (instrumental) akan berubah sepanjang waktu.
Keterlibatan situasi bersifat operasional atas dasar temporer dan akan memudar
segera setelah hasil pembelian terpecahkan.
2.5 Bentuk Keterlibatan dan Hasil
Memperlihatkan bentuk-bentuk yang diambil oleh keterlibatan dan cara
keterlibatan itu menjadi diekspresikan di dalam perilaku konsumen. Saat
keterlibatan dengan produk, konsumen mempersepsikan produk yang sama
secara berbeda. Saat keterlibatan dengan keputusan pembelian, situasi pembelian
yang penting dapat memunculkan level keterlibatan dengan aksi pembelian untuk
sebuah produk dengan keterlibatan rendah.
Dua tipe produk involvement;
1. Situational Invovement, terjadi ketika keputusan pembelian diperlukan pada
situasi khusus dan bersifat sementara. Contoh, keterlibatan tinggi pada produk
pembelian mobil yang dilakukan pada basis situasional Pembelian dillakukan
konsumen secepatnya pada pagi hari, tetapi tidak mengetahui jenis mobil apa
yang akan dibeli, maka jasa WEB diperlukan untuk mempercepat
perbandingan nilai produk dan evaluasi alternatif dalam pembelian mobil.

26

2. Enduring Involvement, terjadi pada kondisii lebih permanen dan berlangsung
terus menerus.
Situational involvement dan enduring involvement cenderung berakibat pada
pengambilan keputusan komplek.
Karakteristik Involvement pada produk berbeda terjadi pada basis lintas budaya
(a croos cultural basis). Contoh, sepeda menjadi lebih dipentingkan bagi
masyarakat China, sebagai alat transportasi utama, tetapi lain halnya dengan
Amerika, lebih menyukai membeli Mobil.
3. Hirarki keterlibatan dalam proses pilihan konsumen apakah memamanfaatkan
keterlibatan pada produk rendah atau tinggi, yaitu: 1) membentuk keyakinan
merek (brand belief) merupakan komponen sikap kognitif; 2) konsumen
mengevaluasi merek merupakan komponen afektif; 3) membuat keputusan beli
merupakan komponsen perilaku. Berikut perbedaan keterlibatan rendah dan
keterlibatan tinggi berdasarkan efek hirarki.

27

Gambar 3. Hirarki Keterlibatan Rendah dan Tinggi
Hirarki Keterlibatan Rendah

Hirarki keterlibatan Tinggi

1. Keyakinan pada merek dibentuk 1. Keyakinan pada merek dibentuk
pertama kali dengan pembelajaran

pertama kali dengan pembelajaran

pasif

aktif

2. Keputusan pembelian dibuat

2.Merek dievaluasi

3. Merek mungkin dievaluasi atau 3.Keputusan pembelian dibuat
tidak dievaluasi setelah pembelian

Konsumen pada keterlibatan rendah, konsumen sadar akan merek dan membentuk
keyakinan tentang merek secara pasif. Konsumen membuat keputusan pembelian
dengan sedikit informasi yang dimiliki dan mengevaluasi merek setelah
pembelian untuk menentukan tingkat kepuasan. Pada situasi ini, konsumen
mengembangkan sikap pada merek lemah, tingkat evaluasi merek lebih rendah
dibandingkan dengan keterlibatan tinggi, dan memproses informasi lemah..
Sebaliknya, konsumen pada keterlibatan tinggi membentuk keyakinan

pada

merek secara aktif, dan konsumen memiliki banyak informasi, sehingga mereka
mengevaluasi merek terlebih dahulu sebelum keputusan pembelian dilakukan agar
tidak menimbulkan kekecewaan bagi konsumen.
Keputusan konsumen pada keterlibatan rendah, teridentifikasi pada: 1) mengambil
produk dengan merek yang paling dikenal, seperti studi oleh Hoyer dan Brown
menemukan konsumen yang sadar pada satu merek dalam satu kategori produk

28

secara berulang akan memilih produk tersebut, walaupun kualitas lebih rendah
dibandingkan dengan merek lain; 2) memilih merek yang digunakan seperti
produk yang terakhir digunakan konsumen jika produk cukup tersedia. Pada
keputusan Komplek, teori yang diterapkan adalah teori cognitive learning, yaitu
suatu proses yang mmebutuhkan pengembangan sikap merek oleh konsumen dan
adanya evaluasi rinci pada alternatif merek.

29

III. METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian dan Sumber Data
3.1.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah survei sedangkan metode yang digunakan adalah deskriptif
analitis. Metode survei deskriptif adalah suatu metode penelitian yang dalam
mengumpulkan data dan informasi menggunakan kuesioner. Metode ini untuk
membuat gambaran mengenai situasi atau kejadian, selain itu untuk menerangkan
hubungan, menguji hipotesis-hipotesis, membuat prediksi serta mendapatkan makna
dan implikasi dari suatu masalah yang ingin dipecahkan (Moh.Nazir:2005).
Metode penelitian survei adalah usaha pengamatan untuk mendapatkan keteranganketerangan yang jelas terhadap suatu masalah tertentu dalam suatu penelitian.
Penelitian ini dilakukan secara meluas dan berusaha mencari hasil yang segera dapat
dipergunakan untuk suatu tindakan yang sifatnya deskriptif yaitu melukiskan hal-hal
yang mengandung fakta-fakta, klasifikasi dan pengukuran yang akan diukur adalah
fakta yang fungsinya merumuskan apa yang terjadi
Berdasarkan pengertian pakar di atas, maka Penulis menarik kesimpulan bahwa
metode survei deskriptif cocok untuk digunakan dalam penelitian ini, karena sesuai
dengan maksud dan penelitian, yaitu untuk memperoleh gambaran mengenai faktor-

30

faktor yang Mempengaruhi Keterlibatan Konsumen dalam Pembelian Telepon
Genggam Merek Samsung
3.1.2 Sumber Data
Dalam penelitian ini, data yang akan digunakan bersumber dari :
1. Data primer
Data primer merupakan data yang diperoleh secara langsung dari responden melalui
wawancara, dan pengamatan langsung terhadap sumber yang diteliti. Dalam
penelitian ini data primer diperoleh dari penyebaran kuesioner kepada mahasiswa
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.
2. Data Sekunder
Data sekunder merupakan data yang dukumpulkan dan diperoleh dari pihak-pihak
lain. Dalam penelitian ini data sekunder diperoleh dari Lembaga-Lermbaga yang
terkait dan literatur-literatur yang berhubungan dan sumber-sumber lain yang
mendukung.
3.2 Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel
3.2.1 Populasi
Populasi atau universe adalah jumlah keseluruhan dari unit analisis yang ciri-cirinya
akan diduga dan populasi yang dipilih erat hubungannya dengan masalah yang ingin
dipelajari. Populasi merupakan sekumpulan orang atau objek yang memiliki
kesamaan dalam satu atau beberapa hal yang membentuk masalah pokok dalam satu
riset khusus. Populasi dalam penelitian ini adalah semua mahasiswa Fakultas Ekonomi

31

dan Bisnis Universitas Lampung yang memiliki telepon genggam Merek Samsung. Tidak
terdapat data yang pasti mengenai jumlah mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Lampung yang memiliki telepon genggam Merek Samsung. Tidak semua
anggota populasi akan menjadi responden pada penelitian ini, sehingga perlu dilakukan
pengambilan sampel.

3.2.2 Sample
Penentuan jumlah sampel ditentukan dengan persyaratan yang ditentukan oleh Hair et al.
(1998). menyatakan jumlah sampel yang diambil minimal 5 kali dari jumlah parameter
yang dipergunakan dalam penelitian.

3.3 Variabel Operasional Penelitian
3.3.1 Variabel Independen (X)
Variabel bebas (independent) adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi
penyebab terjadinya perubahan atau timbulnya variabel terikat (Sugiono, 2003:33).
Variabel bebas (X) dalam penelitian ini adalah Keterlibatan (Faktor Pribadi, Faktor
Produk dan Faktor situasi), dikarenakan variabel ini yang akan mempengaruhi
variabel terikat (Y) yaitu keputusan pembelian telepon genggam merek Samsung oleh
Mahasiswa fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.
3.3.2 Variabel Dependen (Y)
Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat
karena adanya variabel bebas (Sugiono, 2003:33). Variabel terikat (Y) dalam
penelitian ini adalah adalah keputusan pembelian telepon genggam Merek Samsung.

32

Tabel 1. Variabel Operasional Penelitian
Variabel
Pribadi

Definisi
Keterlibatan yang paling
kuat bila produk
dipandang dapat

Indikator

Skala

- kebutuhan
- Kepentingan
- Keinginan

Interval

mencerminkan citra diri
Produk

Produk adalah obyek.
Sebagai obyek, produk
bersifat pasif. Adapun
pengaruhnya dalam
keterlibatan berkenaan

- Harga
- Manfaat
- Desain produk
- Fasilitas
pendukung

Interval

dengan cara konsumen
merespon produk.
Situasi

Kalau keterlibatan yang
langgeng dianggap

- Situasi penggunaan
- Situasi Pembelian

sebagai ciri tetap,
keterlibatan situasi
berubah sepanjang waktu.

Interval

Keterlibatan ini bekerja
secara temporer dan
selesai setelah terjadi
pembelian
Keputusan
pembelian

adalah Keputusan yang diambil dalam
mengkonsumsi sesuatu yang dilakukan oleh
konsumen

Interval

33

3.4 Validitas dan Reliabilitas
3.4.1 Uji validitas
Validitas merupakan suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan atau
kesahihan suatu instrumen (Sugiyono 2003:109). Valid berarti instrumen tersebut
dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Jadi dengan
melakukan uji validitas maka bisa dilihat seberapa baik instrumen tersebut dapat
mengukur suatu penelitian.
Penelitian ini menggunakan analisis faktor dalam uji validitas. Validitas masingmasing indikator peneltian dilakukan denga uji Anti- Image Matrices dan pengukuran
nilai factor loading untuk setiap indikator. Nilai anti-image yang diharapkan
minimum adalah 0,500, yang berarti variabel cocok/sesuai dengan struktur variabel
lainnya di dalam faktor tersebut.
3.4.2 Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas digunakan untuk menunjukkan sejauh mana alat pengukur yang
digunakan dapat dipercaya. Instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila
digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama, akan menghasilkan data
yang sama (Sugiyono 2003:110). Pengujian reliabilitas ditunjukkan oleh koefisien
Alpha Croanbach
dengan rumus :
r 11

2
k    1
=
1
k  1 
 12






34

Keterangan :
r 11

= Reliabilitas instrumen

k

= Banyak butir pertanyaan



2
1

 12

Dimana  12 =

= Jumlah varians pertanyaan
= Varians total

X

 X 


2

2
1

1

n

n

Coefficient Alpha (Croanbach Alfa) yaitu koefisien reliabilitas yang menunjukkan
seberapa baik item dalam suatu kumpulan secara positif berkorelasi satu sama lain.
Hasil uji reliabilitas dengan nilai Alfa Croanbach > 0,5 dikatakan reliabilitas
(Ferdinand, Augusty 2002:63)
3.5 Alat Analisis
3.5.1 Analisis Kualitatif
Menganalisis permasalahan dan mencari jalan pemecahan masalah dengan
menggunakan data yang terkumpul dari hasil kuesioner yang dihubungkan dengan
teori pemasaran atau pendekatan-pendekatan yang berkaitan dengan keterlibatan
konsumen dalam pembelian telepon genggam Merek Samsung.

35

3.5.2 Analisis Kuantitatif
Dalam penelitian ini menggunakan Analisis Regresi Berganda, analisis ini dipakai
untuk mengetahui pengaruh anatara variabel-variabel bebas terhadap variabel terikat
dengan menggunakan analisis linear berganda. Persamaan regresi linear berganda
yang dirumuskan adalah sebagai berikut.
Y = a+ b1X1 + b2X2 + b3X3 + Et
Keterangan :
Y

= Keputusan pembelian Telepon Genggam Merek Samsung

a

= Konstanta

X1

= Pribadi

X2

= Produk

X3

= Situasi

b1, b2, b3 = Koefisien regresi
Et

= Error term

58

D. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, hipotesis awal yang diajukan
adalah dapat diterima dengan alasan sebagai berikut.
5.1.1 Hasil statistik melalui regresi linear berganda membuktikan faktor pribadi
(X1), faktor produk (X2) dan faktor situasi (X3) berpengaruh secara simultan
dan parsial terhadap keputusan pembelian telepon genggam merek Samsung.
5.1.2 Faktor pribadi (X1), faktor produk (X2) dan faktor situasi (X3) memberikan
sumbangan sebesar 54,10% terhadap keputusan konsumen dalam membeli
telepon genggam merek Samsung, dan sisanya sebesar 45,90% dipengaruhi
oleh variabel lain yang tidak diidentifikasi dalam penelitian ini.
5.1.3 Hasil analisis kuantitatif membuktikan bahwa faktor pribadi merupakan
pengaruh dominan bagi konsumen dalam membuat keputusan pembelian
telepon genggam merek Samsung, hal tersebut berdasarkan nilai β sebesar
0,574. Sedangkan berdasarkan hasil analisis deskriptif, terlihat bahwa situasi
pembelian

merupakan

pengaruh

dominan

dari

faktor

situasi

yang

59

mempengaruhi keterlibatan konsumen dalam pembelian telepon genggam
merek Samsung.

5.2 Saran
Saran yang dapat direkomendasikan dari hasil penelitian adalah sebagai berikut.
5.2.1 Sebaiknya pihak-pihak terkait dalam penjualan telepon genggam merak
Samsung memperhatikan faktor pribadi dari dimensi kebutuhan, kepentingan
dan keinginan karena merupakan hal utama yang dipertimbangkan oleh
konsumen dalam membuat keputusan pembelian. Salah satu cara yang dapat
dilakukan adalah dengan menciptakan suatu fitur-fitur yang sesuai dengan
kebutuhan dan keinginan konsumen serta harus dapat menanamkan persepsi
dalam ingatan konsumen untuk menyediakan produk yang sesuai dengan
kebutuhan dan kepentingan pribadi konsumen.
5.2.2 Perusahaan disarankan untuk dapat meningkatkan kegiatan promosi, seperti
brosur, pameran, media periklanan, dan lain-lain Tujuannya tentu saja untuk
memberikan informasi yang jelas mengenai produk telepon genggam merek
Samsung yang akan ditawarkan kepada konsumen. Perusahaan harus
menyediakan informasi yang lebih lengkap yang dibutuhkan oleh konsumen
agar konsumen tidak mengalami kesulitan dalam pencarian informasi. Selain
itu perusahaan juga harus memperhatikan kedua variabel lainnya yaitu faktor
produk dan faktor situasi.

60

5.2.3 Untuk peneliti selanjutnya diharapkan dapat mengembangkan penelitian ini
pada alat analisis, variabel-variabel lain yang belum dibahas dalam penelitian
ini, ataupun dapat mengembangkan pada obyek lain sehingga dapat digunakan
sebagai bahan perbandingan.

PENGARUH KETERLIBATAN KONSUMEN TERHADAP
KEPUTUSAN PEMBELIAN TELEPON GENGGAM MEREK
SAMSUNG
(STUDI PENELITIAN PADA MAHASISWA FAKULTAS EKONOMI
DAN BISNIS UNIVERSITAS LAMPUNG)

(Skripsi)

Oleh
EFNEDI IRAWAN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS LAMPUNG
2012

✁✂✄AR ISI
Halaman
DAFTAR ISI ..................................................................................................

iv

DAFTAR TABEL .........................................................................................

vii

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................

ix

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................

x

I.

PENDAHULUAN
1.1
1.2
1.3
1.4
1.5
1.6

II.

Latar Belakang ..............................................................................
Permasalahan .................................................................................
Tujuan Penelitian ..........................................................................
Manfaat Penelitian ........................................................................
Kerangka Pemikiran ......................................................................
Hipotesis.........................................................................................

1
8
8
8
9
12

LANDASAN TEORI
2.1
2.2
2.3
2.4
2.5

Arti dan Pentingnya Pemasaran ......................................................
Arti dan Pentingnya Perilaku Konsumen .......................................
Jenis – Jenis Perilaku Keputusan Pembelian ..................................
Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Keterlibatan ........................
Bentuk Keterlibatan dan Hasil ........................................................

13
14
16
24
25

III. METODE PENELITIAN
3.1
3.2
3.3
3.4
3.5

Jenis Penelitian dan Sumber Data ..................................................
3.1.1 Jenis Penelitian ......................................................................
3.1.2 Sumber Data ..........................................................................
Populasi dan Sampel ......................................................................
3.2.1 Populasi ................................................................................
3.2.2 Sampel ..................................................................................
Variabel Operasional Penelitian......................................................
3.3.1 Variabel Independen (X) ......................................................
3.3.2 Variabel Dependen (Y) ......................................................
Uji Validitas dan Reliabilitas .........................................................
3.4.1 Uji Validitas ..........................................................................
3.4.2 Uji Reliabilitas ......................................................................
Alat Analisis ....................................................................................

29
29
30
30
30
31
31
31