suami merangkap kepala keluarga, seorang istri bernama Ni Nyoman Sewi dan memiliki 3orang anakyaitu Wayan Riantara, Kadek Bumitasari, dan Nyoman Rendi.
Keluarga dari Bapak Nyoman Asung ini dapat dikatakan sebagai salah satu keluarga pra-
sejahtera karena dilihat dari segi ekonomi yang masih ‘pas-pasan’ untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari. Dalam kesehariannya, Bapak Nyoman Asung
beserta istri menempati sebuah rumah seluas ± 15 aredengan 1 bangunan utama yang terdiri dari 5 kamar tidur.Dapur yang dimiliki oleh keluarga Bapak Nyoman Asung
menggunakan tungku dan kayu bakar sebagai sarana utama memasak.Kemudian untuk penerangan di rumah, Bapak Nyoman Asung menggunakan lampu rendah daya listrik,
dengan daya listrik yang terdapat disana sebesar 1300 kwh. Untuk hal konsumsi air keperluan sehari-hari, Bapak Nyoman Asung menggunakan air langsung dari sumur.
1.2 Ekonomi Keluarga Dampingan
1.2.1 Pendapatan Keluarga
Sumber penghasilan dari keluarga Nyoman Asung berasal dari pekerjaan yang ditekuni sebagai seorang buruh bangunan. Dan keluarga ini tergolong sebagai keluarga
ekonomi yang berkekurangan, dimana pendapatan yang diperoleh berasal dari penghasilannya sebagai buruh bangunanSedangkan Ni Nyoman Sewi yang juga
sebagai buruh serabutan. Penghasilan yang didapat sebagai buruh bangunanadalah sebesar ±Rp 100.000 per hari atau Rp. 3.000.000 per bulan. Sedangkan penghasilan
oleh Ibu Ni Nyoman Sewi adalah ± Rp 80,000 per sekali kerja. Dalam 1 bulan Ibu Ni Nyoman Sewi mendapatkan pekerjaan 2 minggu sekali dan dapat di hitung penghasilan
Ibu Ni Nyoman Sewi adalah sebesar Rp.160.000 per bulan. Ibu Ni Nyoman Sewi juga menjual bunga kamboja yang dikeringkan sebagai penghasilan tambahan. Jika dirata-
ratakan penghasilan yang diperoleh oleh keluarga Nyoman Asung yang bekerja sebagai Buruh bangunan dan istri bekerja sebagai buruh serabutan yaitu sekitar Rp. 3.160.000
per bulannya.
1.2.2 Pengeluaran Keluarga
Keluarga Nyoman Asung tergolong ke dalam keluarga kurang mampu karena penghasilan dan pekerjaaan yang dilakukan oleh keluarga ini tidak sebanding, sehingga
keluarga ini kurang mampu dalam memenuhi kebutuhan sehari-harinya. a.
Kebutuhan Sehari- hari Untuk pemenuhan kebutuhan makan sehari-hari, biaya yang dikeluarkan keluarga
ini terkadang tidka menentu. Basanya keluarga Nyoman Asung mengeluarkan uang rata-rata Rp. 100.000,00 perhari yaitu meliputi sayur-sayuran, lauk-pauk, bumbu
masakan, dan terkadang bahan makanannya juga diperoleh dari hasil sawah ladang yang ada disekitar halaman rumahnya. Untuk biaya listrik Nyoman Asung
mengeluarkan biaya sebesar Rp. 200.000 per bulannya b.
Kerohanian Untuk masalah kerohanian terutama dalam pengeluaran menghabiskan biaya kurang
lebih sebesar Rp. 1.000.000 per bulannya. Untuk sarana persembahyangan sehari- hari Bapak Nyoman Asung membeli sendiri seperti janur, buah-buahan dan lain-
lain. c.
Sosial Dari segi sosial Bapak Nyoman Asung mengakui bahwa cukup banyak dana harus
diluangkan untuk kehidupan sosialnya. Selayaknya orang Bali pada umumnya, memang diperlukan alokasi dana untuk upacara adat maupun acara adat lainnya.
Keluarga ini memang tidak mengalokasikan dana khusus untuk bersosialisasi menyama braya namun tetap saja hampir tiap bulannya dibutuhkan untuk bidang
ini. Beliau bahkan mengakui bahwa dalam kesempatan tertentu seperti rahinan dan piodalan maka pengeluaran untuk banten akan bertambah Kemudian pengeluaran
yang lainnya berupa pengeluaran adat meliputi iuran banjar, banten sehari-hari dan terkadang upacara besar di pura piodalan. Untuk hal tersebut keluarga Nyoman
Asung biasanya menghabiskan dana kurang lebih sebesar Rp. 1.000.000 setiap enam bulannya.
BAB II IDENTIFIKASI DAN PRIORITAS MASALAH
2.1 Permasalahan Keluarga