BAB I GAMBARAN UMUM KELUARGA DAMPINGAN
1.1 Profil Keluarga Dampingan
Keluarga Bapak I Putu Kenci adalah sebuah keluarga yang tinggal di dusun Sama Undisan, Desa Jehem.
Bapak I Putu Kenci 39tahun memiliki perekonomian yang menengah ke bawah. Bapak I Putu Kenci tinggal bersama istrinya yang bernama Ni Nengah Karmiani
36tahun, dan 4 orang anak. Pasangan ini memiliki 4 orang anak yang terdiri atas 2 laki-laki dan 2 perempuan.
Anak pertama pasangan ini I Putu Edy yang berusia 20 tahun kini telah selesai menempuh pendidikan SMA. Sedangkan anak kedua dari pasangan ini seorang wanita yang
bernama Ni Kadek Diantari 14tahun sedang duduk dibangku sekolah menengah pertama SMP. Kemudian anak ketiga dari pasangan ini bernama I Komang Andika berusia 8 tahun
masih mengenyam pendidikan dibangku sekolah dasar SD dan anak yang terakhir bernama Ni Ketut Vina Tiarini yang berusia 4 tahun.
Keluarga Bapak I Putu Kenci menempati tanah milik desa. Keluarga beliau menempati tanah tersebut dengan kata lain keluarga tersebut siap untuk berpartisipasi lebih banyak di setiap
kegiatan upacara di desa atau dengan kata lain medesa. Untuk lebih jelasnya, identitas keluarga Bapak I Wayan Kari
dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 1. Identitas Keluarga Bapak I Putu Kenci
No Nama Status
Umur tahun
Pendidikan Pekerjaan
Ket
1 I Putu Kenci
Kepala Keluarga
39 SD
Buruh
2 Ni
Nengah Karmiani
Istri 36
SD Pedagang
3. I Putu Edy
Anak I 20
SMK -
4. Ni
Kadek Diantari
Anak II 14
SMP Pelajar
1.2 Ekonomi Keluarga Dampingan
1.2.1 Pendapatan Keluarga
Keluarga Bapak I Wayan Kenci tergolong keluarga yang memiliki keuangan yang menengah kebawah. Sumber keuangan keluarga ini di dominasi oleh sang istri dari hasil
berjualan sayur keliling yang dilakukan setiap pagi hari dari pukul 04.00 hingga pukul 10.00 wita.
Bapak I Putu Kenci bekerja sebagai buruh pembuat kerajinan bambu yang digunakan sebagai tempat menaruh barang atau bisa juga disebut dengan “Ngiu” yang dibuat jika ada
pesanan khusus dari para pelanggan. Pembuatan kerajinan yang tidak pernah menentu ini juga membuat kepala keluarga ini mencari kesibukan lain yang bisa menghasilkan uang seperti
mencari ayam jika dibutuhkan untuk upacara adat atau menerima panggilan jika ada yang memerlukan bantuan bapak I Putu Kenci tersebut. Hasil yang didapatkan dari menjual kerajinan
bambu dihargai Rp.10.000 perbijinya. Bapak I Putu Kenci dapat menghasilkan 10buah kerajinan bambu dalam sekali buat dan hasilnya mencapai Rp.100.000 untuk sekali
pemesanan. Namun pekerjaan ini dilakukan sewaktu-waktu atau tidak menentu karena tergantung permintaan, selama sebulan dikatakan biasanya ± 2 kali. Selain itu untuk memenuhi
kebutuhan sehari-hari Bapak I Putu Kenci dibantu oleh sang istri dengan menjual sayuran keliling, hasil yang didapatkan dari menjual sayur keliling perhari sejumlah Rp. 500.000
kotornya jika dihitung hasil bersihnya Ibu Ni Nengah Karmiani meraup keuntungan Rp 150.000 perharinya
1.2.2 Pengeluaran Keluarga
a. Kebutuhan sehari-hari
5. I
KomangAndik a
Anak III 8
SD Pelajar
6. Ni Ketut Vina
Tiarini Anak IV
4 -
-
Untuk keperluan sehari-hari, keluarga Bapak I Putu Kenci menghabiskan uang sebesar ±
Rp. 70.000 yang digunakan untuk membeli berbagai keperluan konsumsi sehari-hari. Untuk pembelian beras keluarga Bapak Kenci mengeluarkan biaya ± Rp. 450.000 bulan. Setiap
harinya istri dari Bapak Kenci ini mengolah sayur sisa dari berjualan yang dilakukan keliling setiap pagi.
Selain biaya untuk makan setiap harinya, Bapak Kenci juga mengeluarkan biaya untuk keperluan lainnya seperti biaya listrik dan air. Untuk biaya listrik Bapak Kenci mengeluarkan
biaya sebesar Rp. 50.000 perbulannya dan untuk biaya air Bapak Kenci mengeluarkan biaya sebesar Rp 50.000 perbulannya dan kebutuhan pokok lainnya seperti sabun, pasta gigi,
deterjen dll beliau mengeluarkan dana sebesar Rp.100.000 setiap bulannya.
b. Pendidikan Pendidikan yang dikecam oleh bapak Kenci dan istrinya hanya sebatas tamat SD. Beliau
dan sang istri tidak mampu untuk melanjutkan sekolahnya ke jenjang yang lebih tinggi karena faktor ekonomi yang kurang mencukupinya. Anak pertama dari Bapak Kenci ini sudah selesai
menempuh jenjang sekolah menengah kejuruan SMK sedangkan anak keduanya sedang duduk dibangku sekolah menengah pertama SMP dan anak ketiga dari bapak kenci sedang duduk
dibangku sekolah dasar SD dan anak terkahir dari bapak kenci ini belum cukup umur untuk sekolah.
Biaya yang dikeluarkan unutk SPP kedua anak dari Bapak Kenci dan Ibu Karmiani ditanggung oleh dana BOS sehingga dapat meringankan beban kedua pasangan suami istri ini
untuk biaya sekolah anak-anaknya. Selain itu diperlukan juga uang saku untuk anak kedua dan ketiga bapak kenci yang dimana anak keduanya Rp 5.000 dan anak ketiganya Rp 3.000
setiap harinya. Jadi total untuk pengeluaran uang saku perharinya yang dikeluarkan oleh Bapak Kenci Rp 8.000hari.
c. Kesehatan Untuk biaya kesehatan Bapak I Putu Kenci tidak mengeluarkan uang lagi karena biaya
kesehatannya sudah ditanggung oleh Jaminan Kesehatan Bali Mandara JKBM dan Kartu Indonesia Sehat KIS. Dalam keluarga saat ini jaminan kesehatan tersebut masih cukup untuk
memenuhi kesehatan keluarga di rumahnya. Untuk setiap bulannya dikatakan pasien pergi ke Puskesmas Pembantu sebanyak 1 kali.
d. Kerohanian Seluruh anggota keluarga Bapak I Putu Kenci beragama Hindu. Untuk keperluan
sembahyang sehari-harinya, istri Bapak I Putu Kenci mengatakan menghabiskan biaya yaitu sebesar kurang lebih Rp 100.000 bulannya dan tergantung hari raya juga. Apabila terdapat
upacara atau upacara di pura yang ada di desa, setiap keluarga biasanya mengeluarkan “peturun” yang berupa benda seperti kelapa, dan jajan. Selain itu juga mengeluarkan “peturunan” berupa
sejumlah uang yang biasanya berkisar ± 3000.000 setiap upacara.
e. Sosial
Untuk biaya sosial, keluarga Bapak I Putu Kenci
tidak menghabiskan biaya yang besar. Tidak terdapat iuran rutin untuk desa pakraman. Begitu juga untuk iuran suka duka juga
jarang terjadi.
f. Keperluan lain
Keluarga Bapak Kenci memiliki 2 sepeda motor dengan kondisi sedang mencicil Rp
300.000bulan. Sepeda motor tersebut menghabiskan bensin ± Rp 15.000 hari. Keluarga Bapak Kenci dikatakan tidak memiliki tabungan atau simpanan dana. Hal ini
dikarenakan perekonomian beliau dikatakan kurang untuk kehidupan sehari-hari.
BAB II IDENTIFIKASI DAN PRIORITAS MASALAH