Landasan Filosofis Landasan Yuridis

BAB II LANDASAN PENGEMBANGAN STANDAR PENILAIAN

Landasan yang perlu dibahas sebagai acuan dalam mengembangkan sistem penilaian pendidikan adalah landasan filosofis, yuridis, dan konseptual.

A. Landasan Filosofis

Penilaian merupakan bagian dari proses pendidikan yang dapat memacu dan memotivasi peserta didik untuk lebih berprestasi, meraih tingkat dan level yang setinggi- tingginya sesuai dengan potensi peserta didik. Potensi peserta didik sangat beragam sehingga sulit untuk dapat secara tepat mengakomodasi kebutuhan setiap individu peserta didik dalam proses pendidikan. Penilaian yang dilakukan harus memiliki asas keadilan dan kesetaraan serta objektivitas yang tinggi. Keadilan dalam penilaian berarti bahwa setiap peserta didik diperlakukan sama sehingga penilaian itu tidak menguntungkan atau merugikan salah satu atau sekelompok peserta didik yang dinilai. Selain itu, penilaian harus adil dalam arti tidak membedakan latar belakang sosial-ekonomi, budaya, bahasa, dan jender. Ditinjau dari sudut profesionalisme tugas pendidik, kegiatan penilaian merupakan salah satu ciri yang melekat pada pendidik profesional. Seorang pendidik profesional selalu menginginkan umpan balik atas proses pembelajaran yang telah dilakukannya. Selain itu, pendidik profesional juga menginginkan informasi tentang cara atau metode yang sudah digunakannya dalam proses pembelajaran. Proses penilaian, bagi pendidik, dapat menjadi sebagai tolok ukur keberhasilan proses pembelajaran. Hasil penilaian dapat dijadikan sebagai umpan balik bagi pendidik untuk secara arif memperbaiki proses pembelajaran yang telah dilakukan.

B. Landasan Yuridis

Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 57 ayat 1 menyatakan bahwa evaluasi dilakukan dalam rangka pengendalian mutu pendidikan secara nasional sebagai bentuk akuntabilitas penyelenggara pendidikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Pasal 57 ayat 2 menyatakan evaluasi dilakukan terhadap peserta didik, lembaga pendidikan, dan program pendidikan pada jalur formal dan nonformal untuk semua jenjang, satuan, dan jenis pendidikan. Pasal 58 ayat 1 menyatakan bahwa evaluasi hasil belajar peserta didik dilakukan oleh pendidik untuk memantau proses, kemajuan, dan perbaikan hasil belajar peserta didik secara berkesinambungan. Pasal 58 ayat 2 menyatakan bahwa evaluasi peserta didik, satuan pendidikan, dan program pendidikan dilakukan oleh lembaga mandiri secara berkala, menyeluruh, transparan, dan sistemik untuk menilai pencapaian standar nasional pendidikan. Pengembangan standar penilaian pendidikan sebagai salah satu upaya peningkatan mutu pendidikan dilandasi secara khusus oleh PP Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan pada Bab X, pasal 63 sampai dengan pasal 72. Mulai dari bagian Umum, Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik, Penilaian Hasil Belajar oleh Satuan Pendidikan, Penilaian Hasil Belajar oleh Pemerintah, dan Kelulusan. Selanjutnya, PP Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan Pasal 63 ayat 1 menyatakan bahwa penilaian pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah terdiri atas: a penilaian hasil belajar oleh pendidik b penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan; dan c penilaian hasil belajar oleh pemerintah. Penilaian hasil belajar oleh pendidik dilakukan secara berkesinambungan untuk memantau proses, kemajuan, dan perbaikan hasil dalam bentuk ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, dan ulangan kenaikan kelas. Penilaian hasil belajar untuk memantau proses dan hasil pembelajaran menggunakan berbagai instrumen, baik tes maupun nontes, atau penugasan yang dikembangkan sesuai dengan karateristik kompetensi setiap kelompok mata pelajaran. Penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan bertujuan menilai pencapaian standar kompetensi lulusan untuk semua mata pelajaran pada kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia, kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian, kelompok mata pelajaran estetika, dan kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga, dan kesehatan. Penilaian ini merupakan penilaian akhir untuk menentukan kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan. Penilaian hasil belajar untuk semua mata pelajaran pada kelompok ilmu pengetahuan dan teknologi dilakukan melalui ujian sekolahmadrasah untuk menentukan kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan. Sementara itu, penilaian hasil belajar oleh pemerintah bertujuan untuk menilai pencapaian kompetensi lulusan secara nasional pada mata pelajaran tertentu dalam kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan teknologi dan dilakukan dalam bentuk ujian nasional. Terkait dengan pelaksanaan ujian nasional, pemerintah menugaskan Badan Standar Nasional Pendidikan BSNP untuk menyelenggarakan ujian nasional bekerja sama dengan instansi terkait di lingkungan Pemerintah, Pemerintah Provinsi, Pemerintah KabupatenKota, dan satuan pendidikan. Selanjutnya, PP Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan Pasal 64 ayat 7 menyatakan bahwa BSNP diberi amanat untuk menerbitkan panduan penilaian untuk jenjang pendidikan dasar dan menengah yaitu: a kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia; b kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian; c kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi; d kelompok mata pelajaran estetika; dan e kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga, dan kesehatan

C. Landasan Konseptual