Metode penafsiran Ibn Kas|ir
i. Al-Bidayah wa an-Nihayah. Terdiri dari 14 jilid, yang menjelaskan tentang
sejarah yang menjadi rujukan utama bagi mereka yang gemar dalam mempelajari dan memperdalam sejarah.
j. Al-Fus}ul fi Sirah ar-Rasul. Kitab yang menguraikan tentang sejarah
Rasulullah. k.
T}abaqat as-Syafi’iyyah. Kitab yang banyak menjelaskan aspek yang berhubungan dengan figh, yang dalam penulisan kitab ini Ibn Kas|ir banyak
belajar dari gurunya Ibn Taimiyyah. Dan dijadikan sebagai rujukan dibidang hukum Islam. Namun kitab ini hanya sampai pada bab yang menjelaskan
tentang haji. l.
Al-Ijtihad fi T}alab al-Jihad. Kitab yang menjelaskan tema-tema tentang jihad.
m. Manaqib al-Imam as-Syafi’i.
n. Syiyasah as-Syar’iyyah politik hukum.
o. Karya-karya lainnya yaitu : ‘Ala Abwah at-Tauh}id, Takhrij Ah}adis| at-
Tanbih, Musnad Syaikhani, Sirah an-Nabawiyyah, Mukhtas}ar Kitab al- Madkhal karya Baihaqi, al-Kawakibu D}arari, as-Sunanul Hadi li
Aqwami Sunan, dan al-Wadihun Nafis fi Manaqibil Imam Muhammad bin Idris.
44
C. Metode penafsiran Ibn Kas|ir
44
Manna ’ Khalil al-Qat}t}an, Studi Ilmu-ilmu alquran, ter. Mudzakir, cet. II Bogor:
Pustaka Litera Antar Nusa, 2007, h. 527-528
Dalam menafsirkan ayat-ayat alquran metode yang ditempuh Ibn Kas|ir dapat dikatakan sebagai manhaj tah}lili, dikarenakan pengarang menafsirkan ayat demi
ayat secara analitis menurut urutan mushaf alquran. Metode tersebut beliau aplikasikan dengan langkah-langkah penafsiran yang menurut beliau bisa dijadikan
peganggan. Secara garis besar langkah-langkah penafsirannya ada 3 cara yaitu: pertama,
menafsirkan alquran dengan alquran itu sendiri,
45
dengan menyebutkan ayat yang ditafsirkan, yang kemudian menafsirkannya dengan bahasa yang mudah, lugas dan
ringkas. Setelah itu beliau menafsirkan ayat tersebut dengan ayat lain yang sesuai dan kemudian memperbandingkannya hingga makna dan maksudnya jelas.
Kedua, jika dengan menafsirkan ayat dengan ayat lainnya belum diketahui hasil maupun maksudnya dengan jelas maka metode kedua yang beliau gunakan adalah
dengan memasukkan berbagai hadis-hadis dan riwayat-riwayat sahih yang berhubungan dengan ayat yang akan ditafsirkan. Baliau juga sering memberikan
penjelasan tentang hadis-hadis dan riwayat-riwayat mana yang dapat dijadikan argumentasi h}ujjah dan yang tidak bisa dijadikan hujjah, tanpa mengabaikan
pendapat dan pandangan para s ahabat, tabi’in, dan para ulama salaf terdahulu.
Ketiga, yaitu dengan mengemukakan pendapat-pendapat para mufassir atau ulama sebelumnya. Dalam hal ini, metode yang ia gunakan adalah dengan menetukan
pendapat yang lebih kuat diantara pendapat para ulama yang dikutipnya, dan ia juga mengemukakan pendapat sendiri dalam menafsirkan ayat alquran tersebut. Ini apabila
45
Ensiklopedi Islam Jakarta: PT. Ichtiar Bari Van Hoeve, 1997,......... h. 157.
menafsirkan ayat alquran dengan menggunakan metode yang kedua belum bisa dipahami maksud dari ayat tersebut.