Kinetika dan Dinamika Gerak Lurus

2.6 Kinetika dan Dinamika Gerak Lurus

2.6.1 Gerak Lurus Benda dikatakan bergerak jika kedudukan posisi benda itu berubah terhadap titik acuan yang dapat dipilih secara sembarang. Tempat kedudukan titik- titik yang dilalui oleh benda yang bergerak disebut lintasan gerak. Gerak dan lintasan berupa garis lurus disebut gerak lurus. a. Jarak s Jarak adalah panjang lintasan yang dilalui oleh benda dalam selang waktu tertentu tanpa memperhatikan arah pengukurannya. Jarak termasuk besaran saklar. b. Kecepatan v Kecepatan adalah jarak yang ditempuh persatuan waktu. t s v  c. Percepatan Percepatan adalah perubahan percepatan persatuan waktu. t v a  2.6.2 Gerak Lurus Beraturan GLB Gerak lurus beraturan adalah gerak lurus dengan kecepatan tetap, baik besar maupun arahnya. Pada benda yang bergerak lurus beraturan, kecepatan rata- ratanya sama dengan kecepatan sesaatnya, yakni besar dan arahnya tetap. Dalam persoalan gerak lurus, arah vector dapat dinyatakan dengan tanda positif atau tanda negatif. Misalkan pada saat t = 0 kedudukan benda yang bergerak dengan kecepatan tetap v adalah s . Maka kedudukan benda setelah waktu t dapat ditentukan dengan rumus kecepatan rata-rata sebagai berikut : t t s s t s v t        s t adalah kedudukan benda setelah waktu t. Karena kecepatan rata-rata sama dengan kecepatan sesaat, maka : v = t s s v t    atau s t = s + v.t Untuk menentukan jarak yang ditempuh oleh benda selama waktu t, haruslah diambil s = 0 pada saat t = 0. Jadi rumus jarak pada gerak lurus beraturan adalah : s t = v.t 2.6.3 Gerak Lurus Berubah Beraturan GLBB Gerak lurus berubah beraturan adalah gerak lurus dengan percepatan tetap, baik besar maupun arahnya. Pada benda yang bergerak lurus berubah beraturan, percepatan rata-ratanya sama dengan percepatan sesaatnya. Yakni besar dan arahnya tetap. Kecepatan benda setelah waktu t dirumuskan : t a v v t .   v = kecepatan awal ms -1 a = percepatan tetap ms -2 t = waktu s Jika v = 0 pada saat t = 0, maka kecepatan benda setelah waktu t dirumuskan : vt = a.t Karena percepatannya tetap, maka kecepatan rata-rata dalam sembarang selang waktu sama dengan setengah dari jumlah kecepatan awal dan kecepatan akhir. t a v v . 2 1    Jika pada saat t = 0 kedudukan benda adalah s dan setelah waktu t kedudukan benda adalah st, maka kecepatan rata-ratanya adalah : t s s v t    t s s t a v t . 2 1    atau 2 . 2 1 . t a t v s s t    Dimana : s t = kedudukan benda setelah waktu t m s = kedudukan awal m v = kecepatan awal ms -1 a = percepatan tetap ms -2 t = waktu s Untuk menentukan jarak yang ditempuh oleh benda selama waktu t, haruslah diambil s = 0 pada saat t = 0. Sehingga rumus jarak pada gerak lurus berubah beraturan dirumuskan : 2 . 2 1 . t a t v s t   Jika t a v v t .   digabungkan dengan rumus 2 . 2 1 . t a t v s t   denga menghilangkan variabel waktu t, maka akan diperoleh persamaan yang menghubungkan antara v t , v , a dan s t sebagai berikut : t s a v vt . . 2 2 2   2.6.4 Hukum Newton Tentang Gerak Hukum 1 Newton menyatakan, bila resultan gaya yang bekerja pada benda sama dengan nol, maka benda itu tetap diam atau bergerak lurus dengan kecepatan konstan. ,       v maka F Jika Hukum Newton II menyatakan, percepatan yang ditimbulkan oleh resultan gaya yang bekerja pada benda berbanding lurus dengan resultan gaya, searah dengan resultan gaya dan berbanding terbalik dengan massa benda. m F a     atau     a m F . Dimana :   F = resultan gaya yang bekerja pada benda N  a = percepatan benda ms -2 m = massa benda kg Jika pada dua benda yang massanya berbeda dikenai gaya yang sama, maka perbandingan massa benda pertama dan benda kedua dirumuskan : 2 1 2 1 a a m m  Hukum III Newton menyatakan, Apabila benda pertama melakukan gaya pada benda kedua, maka dalam waktu yang bersamaan benda kedua juga gaya pada benda pertama yang besarnya sama, segaris kerja dan arahnya berlawanan.     r ea ksi a ksi F F Tim Galaksi; Fisika, 1994

2.7 Perataan Permukaan