Metode dan Perancangan Sistem

5 didefinisikan sebagai fungsi pemeriksaan data pengguna pada saat pengguna memberikan data ke dalam sistem. Setelah menerima data, sistem lalu mengenali dan mencocokkan data tersebut, lalu menentukan apakah pengguna tersebut memiliki hak akses atau tidak. Untuk melakukan satu proses otentikasi ke dalam sebuah sistem, pada umumnya dibutuhkan pasangan username dan password. Proses ini dilakukan untuk memastikan bahwa pengguna yang mengakses sistem adalah pengguna yang sah. Proses ini juga membatasi pengguna dalam mengakses sebuah jaringan. Agar dapat melakukan otentikasi, pertama kali pengguna harus didaftarkan dulu pada sistem yang ada. Dalam proses otentikasi diperlukan data- data yang unik sebagai pembeda. Menurut G. Scott Owen, pada dasarnya bentuk otentikasi pada manusia dapat berupa kombinasi mengenai siapa diri anda biometric, apa yang dipunyai token, dan apa yang diketahui knowledge based [8]. Wireshark adalah sebuah Network Packet Analyzer. Network Packet Analyzer akan mencoba menangkap paket-paket jaringan dan berusaha untuk menampilkan semua informasi dipaket tersebut sedetail mungkin. Network Packet Analyzer diumpamakan sebagai alat untuk memeriksa apa yang sebenarnya sedang terjadi di dalam kabel jaringan. Wireshark juga merupakan salah satu tool gratis terbaik untuk menganalisa paket jaringan. Salah satu penggunaan wireshark yang sering dilakukan oleh orang yang tidak bertanggungjawab adalah orang usil yang bertindak sebagai sniffer atau pengendus data-data privasi di jaringan [9].

3. Metode dan Perancangan Sistem

Penelitian yang dilakukan, diselesaikan melalui tahapan penelitian yang terbagi dalam empat tahapan, yaitu, 1 Tahap Identifikasi Masalah dan Pengumpulan Data, 2 Perancangan Sistem, 3 Implementasi Sistem, 4 Pengujian Sistem, serta Analisis Hasil Pengujian. Dengan adanya tahapan-tahapan tersebut, proses analisis dan perancangan akan menjadi lebih mudah. Gambar 2 Tahapan Penelitian Tahapan penelitian pada Gambar 2, dijelaskan sebagai berikut. Tahap pertama merupakan tahapan identifikasi masalah dan pengumpulan data. Pada 6 tahapan ini data-data yang berkaitan dengan masalah otentikasi yang terjadi pada website yang tidak menggunakan protokol keamanan SSL dikumpulkan dengan cara melakukan pengujian login pada website yang tanpa OpenSSL. Tahap kedua adalah perancangan proses autentikas menggunakan OpenSSL. Tahapan ini yang akan dijadikan sebagai parameter dan perlu mendapat perhatian sebelum membangun server. Yang harus diperhatikan pada tahapan ini adalah kebutuhan- kebutuhan fisik dan perangkat lunak yang akan digunakan dalam merancang sistem. Komunikasi data melalui jaringan komputer dilakukan dengan menggunakan jaringan virtual sehingga tidak diperlukan infrastruktur jaringan fisik. Komunikasi dilakukan antara client yang menggunakan web browser dengan web server. Gambar 3 Topologi jaringan Gambar 3 menunjukan topologi komunikasi menggunakan protokol HTTP dan HTTPS. Komunikasi antara client dan server yang menggunakan HTTP sangat terbuka tanpa keamanan enkripsi sehingga plain text yang dikirim dapat dilihat oleh penyusup yang sengaja melakukan pencurian data pada protokol HTTP. Sedangkan komunikasi antara client dan server yang menggunakan protokol HTTPS sudah aman karena setiap kali melakukan komunikasi pertukaran data antara client dengan server diperlukan otentikasi melalui sebuah sertifikat digital. Sertifikat digital ini memiliki algoritma kunci publik yang digunakan untuk melakukan enkripsi dan kunci privat untuk melakukan dekripsi terhadap informasi yang akan dipertukarkan antara client dan server [10]. Server akan dibangun dalam Oracle VM Virtualbox menggunakan sistem operasi Linux Ubuntu Server 14.04 sedangkan client mengakses sistem melalui laptop dengan sistem operasi Windows 7. Tahap ketiga adalah tahap implementasi hasil perancangan sistem dengan membangun web server yang aman berbasis OpenSSL. Dalam komputer server terpasang paket Linux Apache MySQL PHP LAMP server untuk mendukung sistem yang akan dibuat. Pada tahap keempat dilakukan pengujian terhadap sistem yang telah dibuat untuk 7 memastikan sistem telah berjalan sesuai dengan yang dirancangkan. Setelah pengujian dilakukan, sistem tersebut dianalisis menggunakan aplikasi Wireshark. Tujuan dari sistem yang dibangun ini adalah untuk membandingkan proses otentikasi pada web server tanpa OpenSSL dan web server yang aman menggunakan OpenSSL. Adapun proses yang terjadi dalam sistem yang telah dibangun, ditujukan pada Gambar 4 dan Gambar 5. Gambar 4 Proses Otentikasi tanpa OpenSSL Gambar 4 adalah proses otentikasi dalam website yang tidak menggunakan OpenSSL. Proses ini cukup sederhana karena setelah pengguna melakukan login dengan memasukan username dan password, pengguna langsung masuk dalam halaman utama website tersebut karena tidak ada protokol keamanan tambahan yang dapat melindungi komunikasi antara client dan server pada web server. Proses ini tidak menjamin keamanan otentikasi karena nilai string dari username dan password dapat dilihat oleh pihak ketiga sehingga lebih rentan terhadap serangan keamanan jaringan. Oleh karena itu dibangun sistem yang lebih aman agar dapat menjamin keamanan data pada proses otentikasi. 8 Gambar 5 Proses Otentikasi dengan OpenSSL Gambar 5 adalah proses otentikasi yang aman berbasis OpenSSL. Sebelum pengguna melakukan login terhadap website, OpenSSL melalui webserver sudah memastikan pengguna melewati jalur yang aman. Server melakukan validasi kunci publik dan memberikan sertifikat server kepada pengguna. Setelah mendapat jaminan keamanan, pengguna melakukan login dalam website berbasis OpenSSL.

4. Hasil dan Pembahasan