Analisis Kandungan Klorin (Cl2) pada Beras yang Beredar Di Pasar Besar Kota Malang Sebagai Sumber Belajar Biologi
ANALISIS KANDUNGAN KLORIN (Cl2) PADA BERAS YANG BEREDAR DI PASAR BESAR KOTA MALANG SEBAGAI SUMBER
BELAJAR BIOLOGI
SKRIPSI
DISUSUN OLEH: DEWI ROSITA 201210070311145
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 2016
(2)
ii
ANALISIS KANDUNGAN KLORIN (Cl2) PADA BERAS YANG BEREDAR DI PASAR BESAR KOTA MALANG SEBAGAI SUMBER
BELAJAR BIOLOGI
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Malang
Sebagai Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Biologi
Disusun Oleh: Dewi Rosita 201210070311145
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 2016
(3)
(4)
(5)
(6)
vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Berat ringannya sebuah usaha dan perjuangan untuk sukses itu ditentukan dari
tingkat kesulitan dan solusinya, juga bagi mereka yang beriman, mintalah
pertolongan kepada Allah dengan sabar dan sholat. Sesungguhnya Allah
bersama-sama dengan orang yang sabar dan tawakkal (QS. Al-Baqarah: 153)
Kupersembahkan karya yang telah kuperjuangkan dengan penuh kesabaran, keikhlasan, perasaan, keringat hingga tetesan air mata ini untuk :
Kedua orangtuaku sebagai wujud baktiku
karena beliau sudah memberikan segala dukungan baik materiil maupun spiritual. Hingga aku bisa menyelesaikan skripsi ini
Dan sebagai perwujudan amanat beliau yang sudah besarkan dengan tetesan
keringat usaha, serta doa yang tiada hentinya mengiringi setiap langkahku …
Kakakku tercinta
Dan untuk orang-orang yang menyayangiku Terima kasih atas do’a, dukungan, dan motivasinya
(7)
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat, taufiq, hidayah serta inayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisis Kandungan Klorin (Cl2) pada Beras Yang Beredar di Pasar Besar Kota Malang Sebagai Sumber Belajar Biologi” dapat terselesaikan. Shalawat serta salam semoga tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW. Penulisan skripsi ini digunakan untuk syarat mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Biologi pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan di Universitas Muhammadiyah Malang.
Selama proses penyusunan hingga selesainya skripsi ini penulis telah banyak mendapat bantuan, bimbingan, pengarahan dan motivasi dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Dr. Poncojari Wahyono M.Kes selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Malang.
2. Ibu Dr. Yuni Pantiwati, M.M., M.Pd. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Biologi.
3. Ibu Dra. Siti Zaenab, M.Kes selaku pembimbing I dan Bapak Dr. Moch. Agus Krisno Budiyanto, M.Kes selaku pembimbing II yang telah memberikan bimbingan dan motivasi dalam penyusunan skripsi ini.
4. Bapak dan Ibu Dosen Pendidikan Biologi Universitas Muhammadiyah Malang yang telah memberikan bekal ilmu dan pengetahuan selama kuliah. 5. Ibu Meiria Istiana Sari, A.Md Selaku Kepala UPT Laboratorium Putra
Indonesia yang tekah memberikan izin kepada saya untuk melakukan penelitian di Laboratorium Putra Indonesia Malang.
6. Orang tuaku Bapak Heri Subagiyo dan Ibu Puniti, Kakakku Rudi Hari Purnomo serta keluarga tercinta. Terima kasih atas doa, perhatian, semangat, kasih sayang dan menjadi inspirator dalam hidup.
7. Segenap keluarga besar Laskar Biologi D 2012 yang memberikan doa, semangat, motivasi, informasi serta kenangan selama perkuliahan.
(8)
viii
8. Teman kost Tlogomas 58 dan sahabat seperjuangan terima kasih atas semangat, bantuan serta motivasi selama ini
9. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu terimakasih atas dukungan, bantuan, dan motivasinya.
Semoga Allah SWT senantiasa membalas amal baik yang telah diberikan, Amin. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran sangat penulis harapkan demi kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya.
Malang, 19 April2016 Penulis,
(9)
ix ABSTRAK
Analisis Kandungan Klorin (Cl2) pada Beras yang Beredar Di Pasar Besar Kota Malang Sebagai Sumber Belajar Biologi
Oleh : Dewi Rosita (201210070311145)
Makanan pokok merupakan salah satu kebutuhan primer manusia. Indonesia menjadikan beras sebagai salah satu makanan pokok, karena beras salah satu bahan makanan yang mengandung karbohidrat sebagai sumber energi sehingga berpengaruh besar terhadap aktivitas tubuh atau kesehatan. Dalam memilih beras tentunya, konsumen menginginkan beras yang putih dan bersih. Namun di zaman sekarang ini beras di Indonesia itu tidak murni lagi dan banyak mengandung zat kimia tambahan yang berbahaya. Klorin sekarang bukan hanya digunakan untuk bahan pakaian dan kertas saja, tetapi telah digunakan sebagai bahan pemutih atau pengkilat beras, agar beras yang berstandar medium menjadi beras berkualitas super.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kandungan klorin pada beras yang beredar di pasar besar Kota Malang dan menerapkan hasil penelitian tersebut sebagai sumber belajar biologi. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 29 maret
– 6 April 2016 di Laboratorium Putra Indonesia Malang.
Kegiatan Penelitian ini bersifat deskriptif kuantitatif karena bertujuan untuk mendeskripsikan kandungan klorin pada Klorin dalam penelitian ini. Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan secara Purposive sampling dengan pengulangan sebanyak 2 kali pengulangan. Sampel beras yang akan diteliti berasal dari Pasar Besar Kota Malang yang berjumlah 19 jenis (Merk) yaitu Piala, Mentari, Padi Wangi, Bintang Biru, Rosita super, Kancil, Bintang Mas, Bulan Mas, Puteri, Lombok, Maknyus, Apel, Manggis, Mangga, Cucak Rowo, Beras Padi, Raja Boga dan Monas. Metode yang digunakan yaitu metode uji reaksi warna, uji titrasi iodometri dan perhitungan rata-rata presentase kandungan klorin pada sampel secara keseluruhan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kandungan klotin dari 19 sampel beras yang diambil dari pasar besar kota Malang adalah 0 % atau negative yang artinya tidak mengandung klorin sehingga aman untuk dikonsumsi.
Kata Kunci : Klorin, Beras, Sumber Belajar, Pasar Besar
Malang, 19 April 2016
Pembimbing 1 Penyusun
(10)
x ABSTRACT
The Analysis on the Chlorine Contents in Rice Circulated in “Pasar Besar” of Malang as the Biological Learning Resource
By: Dewi Rosita (201210070311145)
The staple food constitutes one out of humans’ primary needs. Rice in
Indonesia has been declared as the one of various staple foods since rice is easy to process, easy to serve, tasty, and contain of carbohydrate as the energy resource so that it is assumed to contribute to support physical activities and health. In search of selecting the rice, the consumers certainly want to have the purely white and clean one. However, nowadays, rice that is traded in Indonesia is out of high quality due to the additional chemical contents, particularly chlorine. Chlorine is going to react to water heading to be a hypo-chlorine acid which is familiarly identified able to ruin the cells in the body. Chlorine is not exerted as the material of fabric and paper only, but also as the whitener or shiner of rice in search of change the medium quality to the best-like one.
This research aimed to investigate the chlorine contents in rice circulated in Pasar Besar of which findings were supposed to be applicable as Biological learning resource. This research was officially conducted at March 29 – April 6 2016 in Putra Indonesia Malang Laboratory.
This research was of descriptively quantitative design since the main aim of this research was to describe the chlorine contents in rice. The sampling technique engaging regarding this research was purposive sampling with two repetitions in total. The sample of rice that was going to be analyzed was originally from Pasar Besar comprised 19 types (considering the brands), they were: Piala, Mentari, Padi Wangi, Bintang Biru, Rosita Super, Kancil, Bintang Mas, Bulan Mas, Puteri, Lombok, Maknyus, Apel, Manggis, Mangga, Cucak Rowo, Beras Padi, Raja Boga dan Monas. In addition, the methods accommodated in terms of testing the reaction included testing the color reaction test, testing the iodometric titration, and measuring the average percentage of chlorine contents in the whole sample.
Moreover, this research revealed that the 19 types sample of rice taken from Pasar Besar is 0 % or negative of chlorine contents. Consequently, they were safe to consume.
Keywords: Chlorine, Rice, Learning Resource, Pasar Besar
Malang, 19 April 2016
Advisor I, Researcher,
(11)
xi
DAFTAR ISI
Halaman LEMBAR PERSETUJUAN ... Error! Bookmark not defined.
SURAT PERNYATAAN ... iii
LEMBAR PENGESAHAN ... Error! Bookmark not defined. MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... v
KATA PENGANTAR ... vii
ABSTRAK ... ix
ABSTRACT ... x
DAFTAR ISI ... xi
DAFTAR TABEL ... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ... xiv
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 5
1.3 Tujuan Penelitian ... 6
1.4. Manfaat Penelitian ... 6
1. Manfaat Teoritis ... 6
2. Manfaat Praktis ... 6
1.5 Batasan Masalah ... 7
1.6 Definisi Istilah ... 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 10
2.1 Kajian Teori ... 10
2.1.1 Beras ... 10
2.1.2 Bahan Tambahan Pangan ... 16
2.1.3 Klorin (Cl2) ... 21
2.1.4 Bahan Pemutih Pangan yang Diizinkan ... 27
2.1.5 Kajian Sebagai Sumber Belajar ... 29
2.2. Hasil Penelitian yang Relevan ... 40
2.3 Kerangka Konsep ... 42
(12)
xii
3.1 Jenis Penelitian ... 43
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 43
3.2.1. Tempat Penelitian ... 43
3.2.2. Waktu Pelaksanaan Penelitian ... 43
3.3 Prosedur Penelitian ... 43
3.4 Populasi dan Sampel ... 44
3.4.1 Populasi ... 44
3.4.2 Sampel ... 45
3.4.3 Teknik Sampling ... 45
3.5 Variabel Penelitian ... 45
3.6 Teknik Pengumpulan Data ... 46
3.7 Teknik Analisis Data ... 48
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 49
4.1 Hasil Penelitian ... 50
4.2 Pembahasan ... 51
4.3 Pemanfaatan Hasil Penelitian Sebagai Sumber Belajar ... 53
BAB V PENUTUP ... 55
5.1 Kesimpulan ... 55
5.2 Saran ... 56
DAFTAR PUSTAKA ... 57
(13)
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
Tabel 2.1 Spesifikasi persyaratan mutu beras menurut SNI ... 13 Tabel 2.2 Ciri beras berpemutih dan tanpa pemutih ... 14 Tabel 4.1 Hasil Analisis Kandungan Klorin Pada Beras
Yang Beredar di Pasar Besar Kota Malang
(14)
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
Lampiran 1. Prosedur kerja pengujian ... 61
Lampiran 2. Hasil pengujian ... 62
Lampiran 3. Gambar Sampel Beras ... 72
Lampiran 4 Jurnal Penelitian ... 75
Lampiran 5 Surat Hasil Pengujian ... 85
(15)
55 DAFTAR PUSTAKA
Adiwasastra, A. 1989. Sumber, Bahaya serta Penanggulangan Keracunan. Penerbit Angkasa. Bandung.
Ahmad, A.K, 1990. Budidaya Tanaman Padi. Yogyakarta: Kanisius. Alsuhendra. 2013. Bahan Toksik dalam Makanan. Rosda: Bandung. Azhar Arsyad. (2004).Media Pembelajaran. Jakarta:Raja Grafindo
[BSN] Badan Standarisasi Nasional Indonesia. 2016. Persyaratan Mutu Beras Giling. SNI 01-6128-2008. www.sisni.bsn.go.id [26 Januari 2016].
Cahyadi ,W.2012. Analisis dan Aspek Kesehatan Bahan Tambahan Pangan. PT. Bumi Aksara. Jakarta
Chandra, B. 2006. Pengantar Kesehatan Lingkungan. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta.
Effendi,S.2012. Teknologi Dan Pengawetan Pangan. Cv Alfabeta. Bandung. Haryono, 2014. Metode Praktis Pengembangan Sumber dan Media
Pembelajaran. Genius Media : Malang
Hasan, A. 2006. Dampak Penggunaan Klorin. Jurnal Teknologi Lingkungan. P3TL – BPPT.7. (1): 90-96
http://www.pps.unud.ac.id/ Diakses tanggal 20 Maret 2016
Irmayani. 2013. Kebiasaan Pencucian Raskin dan Residu Zat Pemutih (Klorin) di Kelurahan Sidorame Timur Kecamatan Medan Perjuangan Kota Medan Tahun 2013. Fakultas Kesehatan Masyarakat USU.
Juniya, Any. 2011. Pemanfaatan Sumber - Sumber Belajar Dalam Proses Pembelajaran Di Smp Negeri 2 Lebaksiu Kabupaten Tegal. Skripsi. Universitas Negeri Semarang.
Karti Soeharto, Teknologi Pembelajaran Pendekatan Sistem, Konsepis dan Model, SAP, Evaluasi, Sumber Belajar dan Media, (Surabaya: SIC, 2003), 80-82 Kemas, A. H. 2003. Rancangan Percobaan: Teori & Aplikasi. Jakarta: Raja
Grafindo Persada
Kurniawan. 2014. Identifikasi Zat Klorin Pada Beras Putih Di Pasar Kahayan Kota Palangka Raya. Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Palangkaraya
Laksmi, S.B.2001. Potensi dan Prospek Bioteknologi dalam Rangka Penyediaan Pangan Menyehatkan. Fakultas Teknologi Pertanian, Jurusan Teknologi Pangan dan Gizi. Intitut Pertanian Bogor.
(16)
56
Luthana, Y.K. 2008. Klorin. Diakses 6 Februari 2016. http://yongkikastanyaluthana.wordpress.com
Moehyi, S. 1992. Penyelenggaraan Makanan Institusi dan Jasa Boga. Jakarta: Bhratara.
Nana Sudjana, Teknologi Pengajaran, (Bandung: Sinar Baru: 1989), 80
Nurnawati, H. 2015. Kandungan Klorin Pada Beras Putih Di Pasar Tanjung Kabupaten Jember. Skripsi. Fakultas Kesehatan Masyarakat. Universitas Negeri Jember
Modul Bahan Ajar PJJ PGSD. Universitas Pendidikan Indonesia. http://pjjpgsd.upi.edu/. Di akses Tanggal 15 Februari 2016
Rohani, A. 2004.Pengelolaan Pengajaran. Rineka Cipta: Jakarta
Saparinto, Cahyo dan Hidayati, Diana. 2006. Bahan Tambahan Pangan. Yogyakarta: Kanisius
Sinuhaji, D.N. 2009. Perbedaan Kandungan Klorin (Cl2) Pada Beras Sebelum Dan Sesudah di Masak. Skripsi. Fakultas Kesehatan Masyarakat : Universitas Sumatra, Sumatra Utara.
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. CV Alfabeta. Bandung.
Suryaningrum, Riana Dyah, dkk. 2007. Peningkatan Kadar Tanin dan Penurunan Kadar Klorin. Jurusan Pendidikan Biologi, FKIP, Universitas Muhammadiyah Malang.
Tranggono, dkk. 1990. Buku dan Monograf Bahan Tambahan Pangan. Proyek Pengembangan Pusat Fasilitas Bersama Antar Universitas (Bank Dunia XVII)– PAU Pangan dan Gizi Universitas Gadjah Mada Yogyakarta Wibowo, HS. 2013. Pengaruh Jenis dan Konsentrasi Pemutih (Bleacher) Terhadap
Residu Pemutih pada Beras Yang Dipucatkan dengan Metode Semprot (Spraying).www.Digilib.unpas (diakses 20 Februari 2016).
Widjajanti, E. 2008. Kualitas Lembar Kerja Siswa. Jurusan Pendidikan Kimia FMIPA. Universitas Negeri Yogyakarta.
Wongkar, I.Y, Abidjulu, J., dan Wehantouw, F. 2014 Analisis Klorin Pada Beras Yang Beredar Di Pasar Kota Manado. Jurnal Ilmiah Farmasi. Vol. 3 No. 3 Agustus 2014 ISSN 2302 – 2493
(17)
1 BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pangan merupakan kebutuhan dasar yang paling esensial bagi manusia untuk mempertahankan hidup dan kehidupan. Pangan diartikan sebagai segala sesuatu yang bersumber dari sumber hayati dan air, baik yang diolah maupun yang tidak diolah. Pengertian pangan menurut Peraturan Pemerintah RI nomor 28 tahun 2004 adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati dan air, baik yang diolah maupun yang tidak diolah, yang diperuntukkan sebagai makanan atau minuman bagi konsumsi manusia, termasuk bahan tambahan pangan, bahan baku pangan, dan bahan lain yang digunakan dalam proses penyiapan, pengolahan, dan atau pembuatan makanan atau minuman (Effendi, 2012).
Makanan merupakan kebutuhan dasar utama bagi setiap manusia, karena di dalamnya terkandung senyawa-senyawa yang sangat diperlukan untuk memulihkan dan memperbaiki jaringan tubuh yang rusak, mengatur proses di dalam tubuh, perkembangbiakan dan menghasilkan energi untuk kepentingan berbagai kegiatan dalam kehidupannya. Kebutuhan manusia akan makanan diperoleh dari berbagai sumber nabati maupun hewan. Pada dasarnya makanan merupakan campuran senyawa kimia, yang dapat dikelompokkan ke dalam karbohidrat, lemak, protein, vitamin, mineral dan air (Effendi, 2012).
Makanan pokok merupakan salah satu kebutuhan primer manusia. Banyak varian makanan pokok yang dapat dikonsumsi manusia. Tiap daerah memiliki makanan pokok sendiri-sendiri. Penentuan jenis pangan yang dikonsumsi sangat tergantung pada beberapa faktor, diantara jenis tanaman penghasil bahan makanan
(18)
2
yang biasa ditanam didaerah tersebut serta tradisi yang diwariskan oleh budaya setempat. Perilaku konsumsi pangan masyarakat dilandasi oleh kebiasaan makan (food habit) yang tumbuh dan berkembang dalam lingkungan keluarga melalui proses sosialisasi (Hidayah, 2011).
Indonesia menjadikan beras sebagai salah satu makanan pokok, karena beras salah satu bahan makanan yang mudah diolah, mudah disajikan, enak, dan mengandung protein sebagai sumber energi sehingga berpengaruh besar terhadap aktivitas tubuh atau kesehatan (Ahmad dalam Wongkar 2014). Sebagai makanan pokok, beras memberikan beberapa keuntungan. Selain rasanya netral, beras setelah dimasak memberikan volume yang cukup besar dengan kandungan kalori yang cukup tinggi,serta dapat memberikan berbagai zat gizi lain yang penting bagi tubuh, seperti protein dan mineral (Asnawati, 2008).
Dalam memilih beras tentunya, konsumen menginginkan beras yang putih dan bersih. Namun di zaman sekarang ini beras di Indonesia itu tidak murni lagi dan banyak mengandung zat kimia tambahan yang berbahaya. Masalah manipulasi mutu beras sebenarnya sudah sering dilakukan pedagang atau penggilingan seperti penyemprotan zat aromatik dan pemakaian bahan pemutih pada beras yang tidak jelas dan tidak sesuai spesifikasi bahan tambahan yang diperbolehkan untuk pangan, dan konsentrasi pemakaian di atas ambang batas berbahaya bagi kesehatan manusia (Wongkar, 2014).
Menurut Laksmi (2001) kesehatan yang baik merupakan dambaan dari setiap umat manusia. Oleh karena itu, usaha-usaha untuk meningkatkan kesehatan terus-menerus diupayakan orang dengan berbagai cara. Kemajuan teknologi sistem informasi dalam era globalisasi juga banyak membantu masyarakat dalam
(19)
3
menyadari perlunya mengkonsumsi pangan yang menyehatkan. Pangan yang menyehatkan tidak boleh mengandung bahan-bahan atau cemaran yang dapat membahayakan kesehatan termasuk Bahan Tambahan Pangan (BTP) yang terlarang dan mikroba penyebab penyakit atau toksinnya, tetapi sebaliknya yang mengandung senyawa-senyawa yang mendukung kesehatan.
Peraturan Pemerintah nomor 28 tahun 2004 tentang keamanan, mutu, dan gizi pangan pada bab I pasal 1 menyebutkan, yang dimaksud dengan bahan tambahan pangan adalah bahan yang ditambahkan kedalam makanan untuk mempengaruhi sifat dan bentuk pangan atau produk makanan. Dalam Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 722/Menkes/Per/IX/88 dijelaskan bahwa BTP adalah bahan yang biasanya tidak digunakan sebagai pangan dan biasanya bukan merupakan ingredient khas pangan, mempunyai atau tidak mempunyai nilai gizi, yang sengaja ditambahkan kedalam pangan untuk maksud teknologi pada pembuatan, pengolahan, pengepakan, pengemasan, penyimpanan atau pengangkutan oangan untuk menghasilkan suatu komponen atau mempengaruhi sifat khas pangan tersebut (Sinuhaji, 2009).
Klorin adalah bahan kimia yang biasanya digunakan sebagai pembunuh kuman. Zat klorin akan bereaksi dengan air membentuk asam hipoklorus yang diketahui dapat merusak sel-sel dalam tubuh. Klorin berwujud gas berwarna kuning kehijauan dengan bau cukup menyengat. Penggunaan klorin dalam pangan bukan hal yang asing. Klorin sekarang bukan hanya digunakan untuk bahan pakaian dan kertas saja, tetapi telah digunakan sebagai bahan pemutih atau pengkilat beras, agar beras yang berstandar medium menjadi beras berkualitas super (Darniadi dalam Wongkar, 2014).
(20)
4
Dampak dari beras yang mengandung klorin itu tidak terjadi sekarang atau dalam waktu dekat. Namun, bahaya untuk kesehatan baru akan muncul setelah 15 hingga 20 tahun mendatang, khususnya apabila kita menkonsumsi beras tersebut terus menerus. Zat klorin yang ada di dalam beras akan menggerus usus pada lambung (korosit). Akibatnya, lambung rawan terhadap penyakit maag. Dalam jangka panjang, mengkonsumsi beras yang mengandung klorin akan mengakibatkan penyakit kanker hati dan ginjal (Departemen Luar Negeri Republik Indonesia dalam Sinuhaji, 2009). Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 772/Menkes/Per/XI/88, bahwa klorin tidak tercatat sebagai Bahan Tambahan Pangan (BTP) dalam kelompok pemutih dan pematang tepung.
Klorin selain berdampak pada kesehatan juga berdampak pada lingkungan, baik itu air, udara dan komunitas yang ada di lingkungan tersebut. Adapun beberapa dampak yang disebabkan oleh penggunaan klorin ini adalah dampak jangka panjang dan jangka pendek. Besar dampaknya yang ditimbulkan klorin sangat tergantung pada kadar, jenis senyawa klorin dan yang terpenting tingkat toksisitas senyawa tersebut. Pengaruh klorin pada kesehatan dapat menggganggu sistem kekebalan tubuh, merusak hati dan ginjal, gangguan pencernaan, gangguan pada sistem saraf dapat menyebabkan kanker dan gangguan sistem reproduksi yang dapat menyebabkan keguguran (Hasan, 2006).
Pengembangan kreatifitas dalam mengajar merupakan salah satu faktor penting dalam berlangsungnya kegiatan belajar mengajar. Sumber belajar adalah segala sesuatu yang dapat memberi kemudahan kepada peserta didik dalam memperoleh sejumlah informasi, pengetahuan, pengalaman dan keterampilan dalam proses belajar mengajar. Sedangkan media pembelajaran merupakan
(21)
5
komponen pembelajaran yang tidak bisa diabaikan yang dapat meningkatkan motivasi dan minat belajar siswa (Haryono, 2014).
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Nurmawati pada tahun 2015 di Laboratorium Analisa Pangan Poloteknik Negeri Jember bahwa terdapat kadar klorin pada beras putih di Pasar Tanjung, Kabupaten Jember yang relatif tinggi dan berada diatas ambang batas yang dapat ditolerir oleh tubuh manusia. Tidak menutup kemungkinan hal tersebut juga terjadi pada beras yang beredar di Pasar Kota Malang. Oleh karena itu, perlu diadakan penelitian dengan tujuan untuk mengetahui adanya kandungan klorin dan berapa kandungan klorin pada beras yang beredar di Pasar Besar Kota Malang.
Dalam penelitian ini peneliti akan membuat suatu media yang berupa Jurnal penelitian yang akan menjadi sumber belajar untuk siswa pada mata pelajaran IPA Terpadu untuk kelas VIII semester genap pada pokok bahasan Bahan Tambahan Pangan dengan Standart Kompetensi yaitu Memahami kegunaan bahan kimia dalam kehidupan sehari-hari dan KD 4.1 yaitu Mencari informasi tentang kegunaan dan efek samping bahan kimia dalam kehidupan sehari-hari. Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti mengambil judul penelitian tentang : “ Analisis Kandungan Klorin (Cl2) pada Beras yang Beredar di Pasar Besar Kota Malang Sebagai Sumber Belajar Biologi”.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan dalam penelitian ini :
1. Berapakah kandungan klorin (Cl2) pada beras yang beredar di pasar besar di Kota Malang?
(22)
6
2. Bagaimanakah penerapan analisis kandungan klorin (Cl2) pada beras yang beredar di pasar besar di Kota Malang sebagai sumber belajar biologi?
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk:
1. Menganalisis kandungan klorin (Cl2) pada beras yang beredar di pasar besar di Kota Malang.
2. Mengetahui penerapan kandungan klorin (Cl2) pada beras yang beredar di pasar besar di Kota Malang sebagai Sumber Belajar Biologi.
1.4. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian kandungan klorin pada beras ini dapat dimanfaatkan sebagai referensi maupun pijakan bagi penelitian yang lebih mendalam berkenaan dengan mutu dan kulitas beras khususnya di Kota Malang maupun daerah-daerah lainnya.
2. Manfaat Praktis 1. Bagi Peneliti Lain
Penelitian ini akan menjadi landasan bagi peneliti lain mengenai kandungan klorin pada beras yang beredar di pasar besar di Kota Malang.
2. Bagi Masyarakat
Memberikan informasi kepada masyarakat mengenai ada atau tidaknya kandungan klorin pada beras yang mereka konsumsi sehari-hari.
(23)
7
3. Bagi Dunia Pendidikan
Memberikan informasi kepada siswa dan guru mengenai Klorin yang terkandung dalam beras yang akan dikembangkan menjadi media belajar untuk menambah ilmu baru bagi dunia pendidikan khususnya dalam bidang biologi.
1.5 Batasan Masalah
Adapun Batasan Masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah beras bermerk yang diperoleh dari pasar besar Kota Malang.
2. Beras yang diteliti adalah beras dalam kemasan plastik atau bermerek dan berwarna putih sekali.
3. Parameter dalam penelitian ini adalah kandungan Klorin pada beras sampel.
4. Uji yang digunakan yaitu metode reaksi warna, jika positif dilanjutkan dengan metode Iodometri.
5. Hasil penelitian ini akan dikembangkan menjadi media pembelajaran yang berupa Jurnal penelitian.
1.6 Definisi Istilah
Adapun definisi Istilah dalam penelitian adalah sebagai berikut:
1. Analisis adalah penguraian suatu pokok atas berbagai bagiannya dan penelaahan bagian itu sendiri serta hubungan antar bagian untuk meperoleh pengertian yang tepat dan pemahaman arti keseluruhan (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2002:43).
(24)
8
2. Klorin (berasal dari bahasa Yunani Chloros, yang berarti “hijau pucat”), adalah unsur kimia dengan nomor atom 17 dan simbol Cl termasuk dalam golongan halogen (Anmurunnisa, 2002).
3. Beras adalah Biji-bijian yang berasal dari padi yang sudah terkelupas kulitnya (yang menjadi nasi setelah ditanak) (Kamus Besar Bahasa Indonesia).
4. Pasar adalah tempat dimana para penjual dan pembeli berkumpul untuk mempertukarkan barang. Para penjual dan pembeli mengadakan transaksi atas produk yang bernilai dan dapat memuaskan kebutuhan serta keinginannya melalui tawar menawar.
(1)
menyadari perlunya mengkonsumsi pangan yang menyehatkan. Pangan yang
menyehatkan tidak boleh mengandung bahan-bahan atau cemaran yang dapat
membahayakan kesehatan termasuk Bahan Tambahan Pangan (BTP) yang
terlarang dan mikroba penyebab penyakit atau toksinnya, tetapi sebaliknya yang
mengandung senyawa-senyawa yang mendukung kesehatan.
Peraturan Pemerintah nomor 28 tahun 2004 tentang keamanan, mutu, dan
gizi pangan pada bab I pasal 1 menyebutkan, yang dimaksud dengan bahan
tambahan pangan adalah bahan yang ditambahkan kedalam makanan untuk
mempengaruhi sifat dan bentuk pangan atau produk makanan. Dalam Peraturan
Menteri Kesehatan RI No. 722/Menkes/Per/IX/88 dijelaskan bahwa BTP adalah
bahan yang biasanya tidak digunakan sebagai pangan dan biasanya bukan
merupakan ingredient khas pangan, mempunyai atau tidak mempunyai nilai gizi,
yang sengaja ditambahkan kedalam pangan untuk maksud teknologi pada
pembuatan, pengolahan, pengepakan, pengemasan, penyimpanan atau
pengangkutan oangan untuk menghasilkan suatu komponen atau mempengaruhi
sifat khas pangan tersebut (Sinuhaji, 2009).
Klorin adalah bahan kimia yang biasanya digunakan sebagai pembunuh
kuman. Zat klorin akan bereaksi dengan air membentuk asam hipoklorus yang
diketahui dapat merusak sel-sel dalam tubuh. Klorin berwujud gas berwarna
kuning kehijauan dengan bau cukup menyengat. Penggunaan klorin dalam pangan
bukan hal yang asing. Klorin sekarang bukan hanya digunakan untuk bahan
pakaian dan kertas saja, tetapi telah digunakan sebagai bahan pemutih atau
pengkilat beras, agar beras yang berstandar medium menjadi beras berkualitas
(2)
Dampak dari beras yang mengandung klorin itu tidak terjadi sekarang
atau dalam waktu dekat. Namun, bahaya untuk kesehatan baru akan muncul
setelah 15 hingga 20 tahun mendatang, khususnya apabila kita menkonsumsi
beras tersebut terus menerus. Zat klorin yang ada di dalam beras akan menggerus
usus pada lambung (korosit). Akibatnya, lambung rawan terhadap penyakit maag.
Dalam jangka panjang, mengkonsumsi beras yang mengandung klorin akan
mengakibatkan penyakit kanker hati dan ginjal (Departemen Luar Negeri
Republik Indonesia dalam Sinuhaji, 2009). Menurut Peraturan Menteri Kesehatan
RI No. 772/Menkes/Per/XI/88, bahwa klorin tidak tercatat sebagai Bahan
Tambahan Pangan (BTP) dalam kelompok pemutih dan pematang tepung.
Klorin selain berdampak pada kesehatan juga berdampak pada lingkungan,
baik itu air, udara dan komunitas yang ada di lingkungan tersebut. Adapun
beberapa dampak yang disebabkan oleh penggunaan klorin ini adalah dampak
jangka panjang dan jangka pendek. Besar dampaknya yang ditimbulkan klorin
sangat tergantung pada kadar, jenis senyawa klorin dan yang terpenting tingkat
toksisitas senyawa tersebut. Pengaruh klorin pada kesehatan dapat menggganggu
sistem kekebalan tubuh, merusak hati dan ginjal, gangguan pencernaan, gangguan
pada sistem saraf dapat menyebabkan kanker dan gangguan sistem reproduksi
yang dapat menyebabkan keguguran (Hasan, 2006).
Pengembangan kreatifitas dalam mengajar merupakan salah satu faktor
penting dalam berlangsungnya kegiatan belajar mengajar. Sumber belajar adalah
segala sesuatu yang dapat memberi kemudahan kepada peserta didik dalam
memperoleh sejumlah informasi, pengetahuan, pengalaman dan keterampilan
(3)
komponen pembelajaran yang tidak bisa diabaikan yang dapat meningkatkan
motivasi dan minat belajar siswa (Haryono, 2014).
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Nurmawati pada
tahun 2015 di Laboratorium Analisa Pangan Poloteknik Negeri Jember bahwa
terdapat kadar klorin pada beras putih di Pasar Tanjung, Kabupaten Jember yang
relatif tinggi dan berada diatas ambang batas yang dapat ditolerir oleh tubuh
manusia. Tidak menutup kemungkinan hal tersebut juga terjadi pada beras yang
beredar di Pasar Kota Malang. Oleh karena itu, perlu diadakan penelitian dengan
tujuan untuk mengetahui adanya kandungan klorin dan berapa kandungan klorin
pada beras yang beredar di Pasar Besar Kota Malang.
Dalam penelitian ini peneliti akan membuat suatu media yang berupa
Jurnal penelitian yang akan menjadi sumber belajar untuk siswa pada mata
pelajaran IPA Terpadu untuk kelas VIII semester genap pada pokok bahasan
Bahan Tambahan Pangan dengan Standart Kompetensi yaitu Memahami
kegunaan bahan kimia dalam kehidupan sehari-hari dan KD 4.1 yaitu Mencari
informasi tentang kegunaan dan efek samping bahan kimia dalam kehidupan
sehari-hari. Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti mengambil judul penelitian tentang : “ Analisis Kandungan Klorin (Cl2) pada Beras yang Beredar di Pasar
Besar Kota Malang Sebagai Sumber Belajar Biologi”.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan
permasalahan dalam penelitian ini :
1. Berapakah kandungan klorin (Cl2) pada beras yang beredar di pasar besar
(4)
2. Bagaimanakah penerapan analisis kandungan klorin (Cl2) pada beras yang
beredar di pasar besar di Kota Malang sebagai sumber belajar biologi?
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk:
1. Menganalisis kandungan klorin (Cl2) pada beras yang beredar di pasar
besar di Kota Malang.
2. Mengetahui penerapan kandungan klorin (Cl2) pada beras yang beredar di
pasar besar di Kota Malang sebagai Sumber Belajar Biologi.
1.4. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian kandungan klorin pada beras ini dapat dimanfaatkan
sebagai referensi maupun pijakan bagi penelitian yang lebih mendalam
berkenaan dengan mutu dan kulitas beras khususnya di Kota Malang
maupun daerah-daerah lainnya.
2. Manfaat Praktis
1. Bagi Peneliti Lain
Penelitian ini akan menjadi landasan bagi peneliti lain mengenai
kandungan klorin pada beras yang beredar di pasar besar di Kota
Malang.
2. Bagi Masyarakat
Memberikan informasi kepada masyarakat mengenai ada atau
tidaknya kandungan klorin pada beras yang mereka konsumsi
(5)
3. Bagi Dunia Pendidikan
Memberikan informasi kepada siswa dan guru mengenai Klorin yang
terkandung dalam beras yang akan dikembangkan menjadi media
belajar untuk menambah ilmu baru bagi dunia pendidikan khususnya
dalam bidang biologi.
1.5 Batasan Masalah
Adapun Batasan Masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah beras bermerk yang
diperoleh dari pasar besar Kota Malang.
2. Beras yang diteliti adalah beras dalam kemasan plastik atau bermerek dan
berwarna putih sekali.
3. Parameter dalam penelitian ini adalah kandungan Klorin pada beras
sampel.
4. Uji yang digunakan yaitu metode reaksi warna, jika positif dilanjutkan
dengan metode Iodometri.
5. Hasil penelitian ini akan dikembangkan menjadi media pembelajaran yang
berupa Jurnal penelitian.
1.6 Definisi Istilah
Adapun definisi Istilah dalam penelitian adalah sebagai berikut:
1. Analisis adalah penguraian suatu pokok atas berbagai bagiannya dan
penelaahan bagian itu sendiri serta hubungan antar bagian untuk
meperoleh pengertian yang tepat dan pemahaman arti keseluruhan (Kamus
(6)
2. Klorin (berasal dari bahasa Yunani Chloros, yang berarti “hijau pucat”), adalah unsur kimia dengan nomor atom 17 dan simbol Cl termasuk dalam
golongan halogen (Anmurunnisa, 2002).
3. Beras adalah Biji-bijian yang berasal dari padi yang sudah terkelupas
kulitnya (yang menjadi nasi setelah ditanak) (Kamus Besar Bahasa
Indonesia).
4. Pasar adalah tempat dimana para penjual dan pembeli berkumpul untuk
mempertukarkan barang. Para penjual dan pembeli mengadakan transaksi
atas produk yang bernilai dan dapat memuaskan kebutuhan serta