Studi Kandungan Bahan Pengawet Dan Pewarna Sintesis Pada Berbagai Bumbu Giling Di Pasar Kota Malang Sebagai Sumber Belajar Biologi
STUDI KANDUNGAN BAHAN PENGAWET DAN PEWARNA SINTESIS PADA BERBAGAI BUMBU GILING DI PASAR KOTA MALANG
SEBAGAI SUMBER BELAJAR BIOLOGI
SKRIPSI
DISUSUN OLEH : YULIANA PUTRI SUSANTI
201110070311022
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 2016
(2)
ii
STUDI KANDUNGAN BAHAN PENGAWET DAN PEWARNA SINTESIS PADA BERBAGAI BUMBU GILING DI PASAR KOTA MALANG
SEBAGAI SUMBER BELAJAR BIOLOGI
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Malang
Sebagai Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Biologi
DISUSUN OLEH : YULIANA PUTRI SUSANTI
201110070311022
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 2016
(3)
iii
LEMBAR PERSETUJUAN
Nama : Yuliana Putri Susanti
Nim : 201110070311022
Jurusan : Pendidikan Biologi
Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Judul Skripsi : Studi Kandungan Bahan Pengawet Dan Pewarna Sintesis Pada Berbagai Bumbu Giling Di Pasar Kota Malang Sebagai Sumber Belajar Biologi
Diajukan untuk Dipertanggung Jawabkan di hadapan Dewan Penguji Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Strata Satu (S1)
pada Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Malang
(4)
iv
SURAT PERNYATAAN
Nama : Yuliana Putri Susanti
Tempat/Tgl. Lahir : Sidoarjo, 28 Maret 1993
NIM : 201110070311022
Fakultas/Jurusan : KIP / Pendidikan Biologi
Menyatakan bahwa skripsi saya berjudul “Studi Kandungan Bahan
Pengawet Dan Pewarna Sintesis Pada Berbagai Bumbu Giling Di Pasar Kota Malang Sebagai Sumber Belajar Biologi” adalah bukan skripsi orang lain baik sebagian maupun keseluruhan, kecuali dalam bentuk kutipan yang telah disebutkan sumbernya.
Demikian surat pernyataan ini dibuat dengan sebenar-benarnya dan apabila pernyataan ini tidak benar, saya bersedia mendapat sanksi akademis.
(5)
v
LEMBAR PENGESAHAN
Dipertahankan di Depan Dewan Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Malang Dan diterima untuk memenuhi
Sebagian dari Persyaratan
Memperoleh Gelar Sarjana (S1) Pendidikan Biologi Mengesahkan
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Malang
Malang, 06 Februari2016 Dekan
(6)
vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramudan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat dan Allah maha mengetahui apa yang kamu kerjakan
(Q.S. Al-Mujadalah : 11)
Dan perumpamaan – perumpamaan ini kami buat untuk manusia. Dan tiada yang memahaminya kecuali orang-orang yang berilmu (Q.S. Al-Ankabut 29:43)
Dan bahwasanya seseorang manusia tiada memperoleh selain apa yang telah diusahakannya (Q.S. An-Najm: 39)
Dengan penuh rasa syukur kupersembahkan karya sederhana yang telah kuperjuangkan dengan kesabaran, keikhlasan, dan penuh semangat ini kepada
Bapak dan Ibu
Agus Susanto dan Titik Ning Saichunah Nurhayati
Tiada cinta dan kasih sayang yang paling suci selain kasih saying Bapak dan Ibu. Terima kasih telah senantiasa ada saat suka maupun duka, selalu setia mendampingi saat aku
lemah dan jenuh, selalu mendoakan dan meneteskan keringat perjuangan untukku.
Terima kasih untuk kedua adikku Mochammad Tito Mandala Putra & Mochammad Yudha Tri Susanto atas segala dukungan, do’a dan semangat yang kalian berikan.
Para sahabat happy ending, teman-teman ohana bio A, dan orang terkasih kalian telah membantu dan memberikan motivasi, nasihat, do’a dan kasih sayang yang tak terhingga dan
(7)
vii
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan berkah, rahmat, taufik, hidayah dan juga inayah-Nya sehingga penulis mampu menyelesaikan tugas Akhir skripsi sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Biologi di Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Muhammadiyah Malang dengan Judul “Analisis
Kandungan Bahan Pengawet Dan Pewarna Sintesis Pada Berbagai Bumbu Giling
Di Pasar Kota Malang Sebagai Bahan Belajar Biologi”
Penulisan skipsi ini tidak akan terselesaikan dengan baik tanpa adanya bantuan tenaga, informasi, bimbingan dan juga bantuan do’a dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis ucapkan banyak terimakasih atas segala bantuan yang telah diberikan. Terutama pada:
1. Bapak Dr. Poncojari Wahyono, M.Kes, selaku Dekan Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Malang.
2. Ibu Dr. Yuni Pantiwati, MM. M.Pd, selaku Ketua Program Studi
Pendidikan Biologi Universitas Muhammadiyah Malang.
3. Ibu Dra. Siti Zaenab, M.Kes, selaku dosen pembimbing I yang telah memberikan dorongan, semangat, motivasi, dan pengarahan hingga terselesainya skripsi ini dan Bapak Dr. Poncojari Wahyono, M.Kes selaku dosen pembimbing II yang telah memberikan pengarahan, dukungan serta nilai-nilai obyektif yang mandiri terhadap penyusunan skripsi ini.
4. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Pendidikan Biologi Universitas
Muhammadiyah Malang, yang telah memberikan bekal ilmu dan pengetahuan.
5. Kedua Orang tuaku, BapakAgus Susanto dan Ibu Titik Ning Saichunah
Nurhayati yang senantiasa memberikan rasa cinta dan kasih saying tulus dan suci, do’a, nasihat, motivasi, arahan, dan kekuatan yang tiada henti. 6. Ibu Meiria Istiana Sari, A.Md, selaku kepala UPT Laboratorium PIMdan
(8)
viii
Laboratorium Kesehatan Surabaya yang telah membantu dan memberikan izin penelitian serta dukungan moril.
7. Adikku Mochammad Tito Mandala Putra dan Mochammad Yudha Tri
Susanto yang selalu memberikan kasih sayang, do’a, bantuan dan
dukungan.
8. Sahabat - sahabatku Pipit, Fadilah, Ina, Mak Oci, Umam, Adit, Agung, Dyah, Fifin, Rida, Yani, Kalian selalu mendampingi, mendukung, memotivasi, dan memberikan kasih saying terhadap penulis. Seluruh teman-teman Biologi angakatan 2011, khususnya Ohana Biologi A terima kasih untuk semangat, dukungan, do’a serta persahabatannya selama ini. Serta asisten dan instruktur laboratorium biologi yang telah memberikan semangat dan dukungannya.
Semoga Allah senantiasa membalas amal baik yang telah diberikan, Amin. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran sangat penulis harapkan demi kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya.
Malang, 06 Februari 2016
Penulis,
(9)
ix DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...i
HALAMAN JUDUL DALAM ...ii
LEMBAR PERSETUJUAN ...iii
LEMBAR PERNYATAAN ...iv
LEMBAR PENGESAHAN ...v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ...vi
KATA PENGANTAR ...vii
ABSTRAK ...ix
ABSTRACK...x
DAFTAR ISI ...xi
DAFTAR TABEL...xii
DAFTAR GAMBAR ...xiii
DAFTAR LAMPIRAN ...xiv
DAFTAR PUSTAKA ...xv
BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar belakang ...1
1.2Rumusan masalah ...4
1.3Tujuan penelitian ...5
1.4Manfaat penelitian ...6
1.5Batasan penelitian ...6
1.6Definisi istilah...6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Tentang Bahan Tambahan Pangan (BTP) ...8
2.1.1 Definisi dan Macam Zat Tambahan Pangan...8
2.1.2 Manfaat dan Peranan Bahan Tambahan Pangan ...11
2.1.3 Keamanan Bahan Tambahan Pangan ...12
2.2 Tinjauan Tentang Bahan Pengawet ...13
2.2.1 Definisi dan Macam Zat Pengawet ...13
2.2.2 Manfaat dan Peranan Bahan Pengawet Dalam Makanan ...20
(10)
x
2.3 Tinjauan Bahan Pengawet ...24
2.3.1 Dampak Pewarna Sintesis pada Kesehatan ...31
2.4 Tinjauan Tentang Bumbu Giling ... 33
2.4.1 Macam-Macam Bumbu ...33
2.4.2 Manfaat Bumbu ...34
2.4.3 Teknik Pembuatan Bumbu Dasar ...35
2.5 Peranan Bahan Pengawet dan Pewarna Sintesis Dalam Pembuatan Bumbu Giling ...36
2.5.1 Peranan Pengawet dengan Bumbu Giling ...36
2.5.2 Peranan Pewarna Sintesis dengan Bumbu Giling...36
2.6 Tinjauan Tentang Bahan Ajar ...37
2.6.1 Deskripsi Bahan Ajar...37
2.6.2 Bahan Ajar Menurut Bentuknya ...38
2.7 Tinjauan Tentang Handout ...38
2.7.1 Deskripsi Handout ...38
2.7.2 Unsur-Unsur Handout...39
2.8 Kerangaka Konsep ...41
2.9 Hipotesis ...42
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ... 43
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ... 43
3.2.1 Tempat ... 43
3.2.2 Waktu...43
3.3 Populasi dan Sampel ...44
3.3.1 Populasi ...44
3.3.2 Sampel dan Teknik Pengambilan Sampling ...44
3.3.3 Penentuan Lokasi Pengambilan Sampel ...45
3.4 Jenis dan Definisi Operasional Variabel ...45
3.4.1 Jenis Variabel ...45
3.4.1.1 Variabel Bebas ...45
3.4.1.2 Variabel Terikat ...45
3.4.1.3 Variabel Kendali ...46
3.4.2 Definisi Operasinal Variabel ...46
3.5 Prosedur Penelitian ...47
3.5.1 Persiapan Penelitian ...47
3.5.1.1 Alat ...47
3.5.1.2 Bahan ...47
3.5.2 Prosedur Kerja ...48
3.5.2.1 Analisis Kadar Pengawet ...48
3.5.2.2 Analisis Kadar Pewarna ...49
3.6 Teknik Pengambilan Data ...52
3.6.1 Tabel Hasil Penelitian ...52
3.6.1.1 Data Hasil Perhitungan Pengawet dan Pewarna Bumbu Giling ...52
3.7 Langkah-Langkah Penyusunan Handout ...52
(11)
xi
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian ...55
4.1.1 Data Pengamatan Kadar Pengawet dan Pewarna pada Berbagai Bumbu Giling di Pasar Kota Malang ...55
4.1.2 Hasil Uji Asumsi ...58
4.1.2.1 Uji Normalitas Data ...58
4.1.2.2 Uji Homogenitas ...59
4.1.3 Hasil Uji One Way Anova ...59
4.1.4 Hasil Uji Duncan ...60
4.2 Ketersesuaian Data Kadar Pengawet dan Kadar Pewarna pada Berbagai Bumbu Giling dengan Standart Bahan Tambahan Pangan ...62
4.2.1 Data Kadar Pengawet ...62
4.2.2 Data Kadar Pewarna ...63
4.3 Hasil Analisis Data ...64
4.4 Pembahasan ...65
4.4.1 Analisis Kandungan Bahan Pengawet dan Pewarna Sintesis pada Berbagai Bumbu Giling di Pasar Kota Malang ...65
4.4.2 Pengembangang Hasil Penelitian Menjadi Handout ...67
BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan ...72
5.2 Saran ...73
(12)
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Daftar bahan pengawet organik yang diizinkan pemakaiannya dan dosis maksimum yang diperbolehkan oleh Dirjen POM (Lampiran peraturan
Menteri Kesehatan RI nomor 033/Menkes/IX/2012) ... 14
Tabel 2.2 Daftar bahan pengawet anorganik yang diizinkan pemakainnya dan dosis maksimum yang diperkenankan oleh Dirjen POM (Lampiran peraturan Menteri Kesehatan RI nomor 033/Menkes/IX/2012) ... 17
Tabel 2.3 Beberapa Pengawet Kimia dan Batas Maksimal Penggunaan Menurut DEPKES RI No. 033/Menkes/IX/2012 ... 20
Tabel 2.4 Sifat-sifat Bahan Pewarna Alami ... 27
Tabel 2.5 Daftar Zat Pewarna yang Dilarang di Indonesia ... 30
Tabel 2.6 Daftar Zat Pewarna yang Diizinkan di Indonesia ... 30
Tabel 4.1 Data Pengamatan Kadar Pengawet pada Berbagai Bumbu Giling di Pasar Kota Malang... 56
Tabel 4.2 Uji Normalitas Data ... 58
Tabel 4.3 Uji Homogenitas Ragam ... 59
Tabel 4.4 Ringkasan Hasil One Way Anava ... 60
Tabel 4.5 Ringkasan Hasil Uji Duncan pada Pengawet ... 60
Tabel 4.6 Ringkasan Hasil Uji Duncan pada Pewarna ... 61
Tabel 4.7 Kadar Pengawet Berbagai Bumbu Giling ... 62
(13)
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Pengaruh Pengawetan terhadap pertumbuhan jasad renik ... 21 Gambar 4.1 Grafik Rata-Rata Kadar Kandungan Pengawetan Di Berbagai
Bumbu Giling ... 57 Gambar 4.2 Grafik Rata-Rata Kadar Kandungan Pewarna Di Berbagai
(14)
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Hasil Penelitian Sesungguhnya ...77
Lampiran 2 Hasil Analisis Data ...78
Lampiran 3 Dokumentasi Penelitian ...83
Lampiran 4 Silabus ...86
Lampiran 5 Handout ...90
(15)
xv
DAFTAR PUSTAKA
Azizahwati, Dkk.2007.Analisis Zat Warna Sintetik Terlarang Untuk Makanan Yang Berada di Pasaran, Majalah Ilmu Kefarmasian, IV,(1), 7-8, Departeman Farmasi FMIPAUniversitas Indonesia Depok.
Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM). 2012. Laporan Tahunan Balai Besar POM Surabaya Tahun 2012. BBPOM. Surabaya.
Budianto, M. Agus Krisno. 2001. Dasar-Dasar Ilmu Gizi. Penerbit UMM Press:
Malang
Cahyadi, Wisnu. 2006. Analisis & Aspek Kesehatan Bahan Tambahan Pangan.
Penerbit Bumi Aksara, Jakarta.
DeMan JM. Kimia Makanan Edisi Kedua. Penerjemah: Prof. Dr. Kosasih
Padmawinata. Bandung:Penerbit ITB. 1997: 238, 253, 280 – 282, 487 – 491, 520 – 529.
Depkes, 1990. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
NO.722/MENKES/PER/IX/1988 tentang Bahan Tambahan Makanan. Direktorat Pengawasan Makanan dan Minuman, Direktorat Jendral Pengawasan Obat dan Makanan, Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
Fardias S. 1992. Mikrobiologi Pangan I. Penerbit Gramedia pustaka utama: Jakarta.
Hastomo, Aziz E., 2008. “Analisis Rhodamin B Dan Metanil Yellow Dalam Jelly
Di Pasar Kecamatan Jebres Kotamadya Surakarta Dengan Metode
Kromatografi Lapis Tipis”. Skripsi. Surakarta. Universitas
Muhammadiyah Surakarta.
Julianingsih, Dkk., 2003. PENENTUAN KONDISI PENGOLAHAN DAN
PENYAJIAN BUMBU RAWON INSTAN BUBUK DENGAN METODE
TAGUCHI. JURNAL TEKNIK INDUSTRI VOL. 5, NO. 2, DESEMBER
2003: 90 – 100. Universitas Kristen Petra.
Kumara, D., 1986. Analisis mutu kimia dan Mikrobiologik Beberapa Produk Saos
(16)
xvi
Lailatul. 2010. Pemanfaatan Bahan Ajar Lembar Kerja Siswa Untuk
meningkatkan Efektivitas Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Kelas VII SMP Negeri 3 Malang. Penerbit UIN.Malang.
Lutfi, A., 2009. Analisis Bahan Pengawet Benzoat Pada Saus Tomat Yang
Beredar Di Wilayah Kota Denpasar.FMIPA. Universitas Udayana, Bukit Jimbaran.
Marin, Lucian E. 2009. Bahaya Zat Pewarna Pada Makanan. Penerbit The
Journalist V1.9.Nurhanah.
Martono, nanang. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif: Analisis Isi dan Analisis Data Sekunder. Jakarta: Penerbit rajawali Pers
Prastowo Andi, 2014. Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif. Penerbit Diva Press.Jogjakarta:
Qudrotillah Bebi. 2006. “Analisis Kandungan Zat Additive (Pengawet, Pewarna & Pemanis) pada Getuk Pisang yang Dijual di Pasar Induk Kota Kediri”. Skripsi. Malang: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Malang.
Saparinto Cahyo dan Diana Hidayati, 2006. Bahan Tambahan Pangan.Penerbit Kanisius.Yogyakarta.
Sudarmadji, 1982.Bahan-bahan Pemanis. Penerbit Agritch: Yogyakarta.
Sudiarto, Fadil. 2010. Bahan Tambahan Pangan (food additive). (diakses pada tanggal 05 Oktober 2015).
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R & D. Penerbit Alfabeta. Bandung.
Sumarlin L. 2010. Identifikasi Pewarna Sintetis pada Produk Pangan yang Beredar di Jakarta danCiputat. Jurnal Valensi Vol1 (6).
Supardi I & Sukamto. 1999. Mikrobiologi dalam pengolahan dan keamanan pangan. Penerbit Alumni: Bandung.
(17)
xvii
Tranggono dkk. 1990. Bahan tambahan makanan (food additive). Proyek
pengembangan pusat fasilitas bersama antar universitas-PAU. Pangan dan gizi UGM: Yogyakarta.
W. Desrosier, Norman. 1998. Teknologi Pengawetan Pangan. Terjemahan oleh Muchdi Mulijohardjo 1998. UI Press: Jakarta.
Winarno & Jenie. 1984. Kerusakan bahan pangan dan cara pencegahannya. Ghalia Indonesia: Jakarta.
Winarni, T., Swastawati, F., Darmanto, Y. S., dan Dewi, E. N. 2003. Uji Mutu
Terpadu pada Beberapa Jenis Bumbu Di Indonesia. Laporan Akhir Hibah
Bersaing XI Perguruan Tinggi.Universitas Diponegoro. Semarang.
Winarno F.G. 2002. Kimia Pangan dan Gizi. PT Gramedia: Jakarta.
Winarno, F.G dan S. Rahayu. 1994. Bahan Tambahan Untuk Makanan Dan
Kontaminan. Pustaka Sinar Harapan: Jakarta.
Winarsunu, Tulus. 2012. Statistik Dalam Penelitian Psikologi Dan Pendidikan. Umm Press. Malang.
Yuliarti, N., 2007. Awas!Bahaya Dibalik Lezatnya Makanan. Penerbit Andi. Yogyakarta.
(18)
1 BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar belakang
Kesehatan merupakan hal yang sangat berharga dalam hidup. Seseorang rela melakukan apapun demi menjaga kesehatan tubuhnya. Salah satunya dengan mengkomsumsi makanan yang sehat, bergizi dan bebas dari zat aditif yang berbahaya di dalam setiap masakan makanan yang akan dimakan.
Masakan Indonesia, seperti rawon, soto, rendang dan lain-lain merupakan masakan yang tidak bisa disajikan dengan cepat, umumnya sangat rumit dalam pembuatan dan tidak dapat disajikan sangat cepat. Menurut (Julianingsih, 2003) saat ini banyak masyarakat yang menginginkan segala sesuatu serba instan, mudah, cepat, dan praktis. Demikian pula dalam masalah makanan, masyarakat lebih menyukai yang dapat diolah dan disajikan dengan cepat dan mudah tetapi juga sesuai dengan selera mereka masing-masing.
Salah satu bahan bantu mereka para pecinta masakan Indonesia untuk menyajikannya dengan cara cepat dan mudah adalah dengan menggunakan bumbu siap pakai yang ada dipasaran yang berbentuk pasta. Bumbu seperti itu mempunyai keanekaragaman bentuk, rasa, dan tekstur yang berbeda-beda. Bumbu-bumbu ini memang sangat praktis, namun karena kandungan airnya yang masih tinggi menyebabkan bumbu ini memiliki ketahanan yang relatif lebih rendah dan diperlukan bahan pengawet untuk dapat meningkatkan ketahanannya terhadap daya jual yang semakin tinggi. Selain itu untuk menarik banyak
(19)
2
konsumen membeli, pedagang banyak yang menyalah gunakan perwarna sintesis untuk mewarnai produk mereka.
Dalam Peraturan Pemerintah RI No. 28 tahun 2004 dan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 033/Menkes/per/IX/2012, semua perwarna sintesis yang disalah gunakan merupakan salah satu bahan yang dilarang digunakan dalam kegiatan atau proses produksi pangan. Yakni methanyl yellow (pewarna kuning) dan Natrium Benzoat (pengawet). Tetapi penggunaannya masih terus digunakan oleh produsen dalam mewarnai produk makanan dan minuman yang dihasilkannya seperti untuk mewarnai terasi, gulali, kerupuk, saus tomat, bumbu giling dan minuman sirup (Cahyadi, 2009).
Bahan Tambahan Pangan (BTP) adalah bahan yang ditambahkan kedalam makanan untuk mempengaruhi sifat ataupun bentuk makanan (Yuliarti, 2007). Bahan tambahan makanan memiliki nilai gizi, tetapi bisa pula tidak. Banyak pula BTM mengakibatkan gangguan kesehatan bagi kita. Banyak sekali bahan kimia berbahaya yang bukan ditujukan untuk makanan. Banyak hal ingin dicapai oleh pedagang, seperti makanannya menjadi awet, sementara ia tidak mengetahui mengenai cara pengawetan makanan yang benar. Hal lain yang menyebabkan produsen menambahkan bahan berbahaya adalah tingkah laku konsumen itu sendiri. Sejumlah konsumen ingin makanan dengan warna mencolok sehingga produsen terdorong menambahkan pewarna tekstil untuk mendapatkan hasil yang diinginkan.
Makanan kemasan atau bermerk di Indonesia saat ini berkembang sangat pesat. Namun demikian, sangat disayangkan bahwa banyak sekali makanan
(20)
3
kemasan yang diproduksi hanya mementingkan aspek selera konsumen tanpa menngindahkan aspek-aspek kesehatan (Yuliarti, 2007). Tidak semua makanan kemasan itu jelek buat tubuh, tetapi juga tidak semuanya baik. Hal itu tergantung jenis bahan makanan maupun bahan tambahan yang digunakan. Makanan kemasan memang sangat menolong bagi kita yang memiliki kesibukan sedemikian padat.
Menurut Tranggono (1984) keberadaan BTM bertujuan membuat makanan tampak lebih berkualitas, lebih menarik, dengan rasa dan tekstur lebih sempurna. BTM bukan hanya berfungsi sebagai pengawet, pewarna, penyedap maupun aroma pada berbagai jenis makanan dan minuman, tetapi juga sebagai pengemulsi (emulsifier), misalnya saja dalam pencampuran minyak dan air agar tidak terpisah. Bumbu giling merupakan bahan utama dalam tambahan untuk setiap masakan dirumah maupun ditempat umum yang menjual makanan (restoran, kantin, warung, dll.) dan tidak asing lagi bagi ibu-ibu yang selalu menggunakannya sebagai bahan utama masakan baik ditingkat pedesaan maupun perkotaan. Penggunaan pengawet dan pewarna buatan pada bumbu giling sudah sangat banyak dan meluas. Dengan ditinjau dari harga bahan-bahan utama yang sekarang jauh lebih mahal perkilogram, banyak ibu-ibu rumah tangga yang beralih dengan membeli bumbu giling yang siap saji dipasaran.
Dilihat dari aspek pendidikan dan pembelajaran, hasil penelitian ini akan dikembangkan dan diharapkan dapat digunakan sebagai bahan ajar biologi SMP kelas VIII semester 1 dalam materi bahan kimia melalui analisis SK-KD, dengan hasil mengaitkan hasil penelitian ini pada materi pembelajaran bahan kimia untuk
(21)
4
pembahasan materi bahan kimia dalam makanan serta mengembangkan hasil penelitian ini menjadi bahan belajar biologi SMP kelas VIII. Bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guru/instruktur dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Bahan yang dimaksud bisa berupa bahan tertulis maupun bahan tidak tertulis. Dengan bahan ajar memungkinkan siswa dapat mempelajari suatu kompetensi atau kompetensi dasarsecara runtut dan sistematis sehingga secara akumulatif mampu menguasai semua kompetensi secara utuh dan terpadu. Bahan ajar merupakan informasi, alat dan teks yang diperlukan guru untuk perencanaan dan penelaahan implementasi pembelajaran (Lailatul, 2010). Dengan adanya penelitian ini diharapkan adanya pengembangan bahan belajar yang tersedia dimasyarakat dan mudah ditemukan, sehingga diharapkan siswa mampu menerapkan hasil pembelajran dalam kehidupan sehari-hari.
Atas dasar tersebut peneliti bermaksud meneliti kandungan pengawet dan perwarna sintesis pada bumbu giling yang dijual di masyarakat dengan judul “Studi Kandungan Pengawet dan Pewarna Sintesis pada Berbagai Bumbu Giling
di Pasar Kota Malang sebagai Sumber Belajar Biologi”.
1.2Rumusan masalah
1. Adakah perbedaan kadar kandungan bahan pengawet dan bahan pewarna
sintesis pada berbagai jenis bumbu giling di pasar kota Malang?
2. Berapakah kadar tertinggi pengawet dan pewarna pada berbagai jenis
(22)
5
3. Apakah kadar pengawet dan pewarna sintesis pada berbagai bumbu giling
di pasar kota Malang sudah sesuai dengan Surat Keputusan (SK) Menteri Kesehatan RI nomor 033/Menkes/Per/IX/2012 mengenai bahan tambahan pangan?
4. Bagaimanakah hasil penelitian analisis kandungan pengawet dan pewarna
sintesis pada berbagai jenis bumbu giling di pasar kota Malang dalam perencanaan pembelajaran untuk dipakai sebagai sumber belajar didalam perencanaan pembelajaran Biologi SMP?
1.3Tujuan penelitian
1. Untuk mengetahui perbedaan kandungan pengawet dan pewarna pada
berbagai jenis bumbu giling dipasar kota Malang.
2. Untuk mengetahui kadar tertinggi pengawet dan pewarna pada berbagai bumbu giling di kota Malang.
3. Untuk mengetahui kadar pengawet dan pewarna sintesis pada berbagai jenis bumbu giling di pasar kota Malang sudah sesuai dengan Surat Keputusan (SK) Menteri Kesehatan RI nomor 033/Menkes/Per/IX/2012 mengenai bahan tambahan pangan.
4. Untuk mengkaji hasil penelitian sebagai sumber belajar didalam
(23)
6
1.4Manfaat penelitian
Adapun Manfaat dari penelitian ini adalah :
1. Memberikan informasi kepada masyarakat kemungkinan adanya
perbedaan kadar bahan pewarna sintesis dan pengawet pada berbagai jenis bumbu giling.
2. Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai sarana pendidikan bagi
masyarakat agar lebih berhati-hati dan membatasi membeli bumbu instan (giling) yang mengadung bahan pengawet dan pewarna sintesis.
1.5Batasan penelitian
Batasan penelitian yang digunakan adalah :
1. Jenis Bumbu giling yang diambil sebagai sampel adalah Bumbu Soto, dan
Bumbu Kari, Bumbu Bali
2. Pewarna yang digunakan adalah pewarna sintesis pewarna yang dilarang untuk makanan, yakni Rhodamin B dan Methanil Yellow.
3. Pengawet yang digunakan adalah pengawet Natrium Benzoat.
4. Wilayah pengambilan sampel di 3 pasar di kota Malang, yakni pasar dinoyo di Merjosari, pasar tawangmangu di Klojen, pasar besar di Kendungkandang.
1.6Definisi istilah
Untuk memberikan gambaran jelas tentang bagian yang ada dalam penelitian ini, maka penulis akan menjelaskan beberapa batasan masalah atau batasan arti dalam penelitian ini.
(24)
7
1. Pengawet yang diteliti adalah pengawet yang dilarang dan diperbolehkan oleh Pemerintah.
2. Pewarna yang diteliti yaitu Pewarna sintesis.
3. Bumbu Giling yang diteliti adalah bumbu giling yang dijual di area dalam
pasar yang sudah siap jual dan dengan membeli bumbu ke penjual bumbu eceran skala besar atau langsung diracik didepan konsumen.
(1)
konsumen membeli, pedagang banyak yang menyalah gunakan perwarna sintesis untuk mewarnai produk mereka.
Dalam Peraturan Pemerintah RI No. 28 tahun 2004 dan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 033/Menkes/per/IX/2012, semua perwarna sintesis yang disalah gunakan merupakan salah satu bahan yang dilarang digunakan dalam kegiatan atau proses produksi pangan. Yakni methanyl yellow (pewarna kuning) dan Natrium Benzoat (pengawet). Tetapi penggunaannya masih terus digunakan oleh produsen dalam mewarnai produk makanan dan minuman yang dihasilkannya seperti untuk mewarnai terasi, gulali, kerupuk, saus tomat, bumbu giling dan minuman sirup (Cahyadi, 2009).
Bahan Tambahan Pangan (BTP) adalah bahan yang ditambahkan kedalam makanan untuk mempengaruhi sifat ataupun bentuk makanan (Yuliarti, 2007). Bahan tambahan makanan memiliki nilai gizi, tetapi bisa pula tidak. Banyak pula BTM mengakibatkan gangguan kesehatan bagi kita. Banyak sekali bahan kimia berbahaya yang bukan ditujukan untuk makanan. Banyak hal ingin dicapai oleh pedagang, seperti makanannya menjadi awet, sementara ia tidak mengetahui mengenai cara pengawetan makanan yang benar. Hal lain yang menyebabkan produsen menambahkan bahan berbahaya adalah tingkah laku konsumen itu sendiri. Sejumlah konsumen ingin makanan dengan warna mencolok sehingga produsen terdorong menambahkan pewarna tekstil untuk mendapatkan hasil yang diinginkan.
Makanan kemasan atau bermerk di Indonesia saat ini berkembang sangat pesat. Namun demikian, sangat disayangkan bahwa banyak sekali makanan
(2)
kemasan yang diproduksi hanya mementingkan aspek selera konsumen tanpa menngindahkan aspek-aspek kesehatan (Yuliarti, 2007). Tidak semua makanan kemasan itu jelek buat tubuh, tetapi juga tidak semuanya baik. Hal itu tergantung jenis bahan makanan maupun bahan tambahan yang digunakan. Makanan kemasan memang sangat menolong bagi kita yang memiliki kesibukan sedemikian padat.
Menurut Tranggono (1984) keberadaan BTM bertujuan membuat makanan tampak lebih berkualitas, lebih menarik, dengan rasa dan tekstur lebih sempurna. BTM bukan hanya berfungsi sebagai pengawet, pewarna, penyedap maupun aroma pada berbagai jenis makanan dan minuman, tetapi juga sebagai pengemulsi (emulsifier), misalnya saja dalam pencampuran minyak dan air agar tidak terpisah. Bumbu giling merupakan bahan utama dalam tambahan untuk setiap masakan dirumah maupun ditempat umum yang menjual makanan (restoran, kantin, warung, dll.) dan tidak asing lagi bagi ibu-ibu yang selalu menggunakannya sebagai bahan utama masakan baik ditingkat pedesaan maupun perkotaan. Penggunaan pengawet dan pewarna buatan pada bumbu giling sudah sangat banyak dan meluas. Dengan ditinjau dari harga bahan-bahan utama yang sekarang jauh lebih mahal perkilogram, banyak ibu-ibu rumah tangga yang beralih dengan membeli bumbu giling yang siap saji dipasaran.
Dilihat dari aspek pendidikan dan pembelajaran, hasil penelitian ini akan dikembangkan dan diharapkan dapat digunakan sebagai bahan ajar biologi SMP kelas VIII semester 1 dalam materi bahan kimia melalui analisis SK-KD, dengan hasil mengaitkan hasil penelitian ini pada materi pembelajaran bahan kimia untuk
(3)
pembahasan materi bahan kimia dalam makanan serta mengembangkan hasil penelitian ini menjadi bahan belajar biologi SMP kelas VIII. Bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guru/instruktur dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Bahan yang dimaksud bisa berupa bahan tertulis maupun bahan tidak tertulis. Dengan bahan ajar memungkinkan siswa dapat mempelajari suatu kompetensi atau kompetensi dasarsecara runtut dan sistematis sehingga secara akumulatif mampu menguasai semua kompetensi secara utuh dan terpadu. Bahan ajar merupakan informasi, alat dan teks yang diperlukan guru untuk perencanaan dan penelaahan implementasi pembelajaran (Lailatul, 2010). Dengan adanya penelitian ini diharapkan adanya pengembangan bahan belajar yang tersedia dimasyarakat dan mudah ditemukan, sehingga diharapkan siswa mampu menerapkan hasil pembelajran dalam kehidupan sehari-hari.
Atas dasar tersebut peneliti bermaksud meneliti kandungan pengawet dan perwarna sintesis pada bumbu giling yang dijual di masyarakat dengan judul “Studi Kandungan Pengawet dan Pewarna Sintesis pada Berbagai Bumbu Giling di Pasar Kota Malang sebagai Sumber Belajar Biologi”.
1.2Rumusan masalah
1. Adakah perbedaan kadar kandungan bahan pengawet dan bahan pewarna sintesis pada berbagai jenis bumbu giling di pasar kota Malang?
2. Berapakah kadar tertinggi pengawet dan pewarna pada berbagai jenis bumbu giling di pasar kota Malang?
(4)
3. Apakah kadar pengawet dan pewarna sintesis pada berbagai bumbu giling di pasar kota Malang sudah sesuai dengan Surat Keputusan (SK) Menteri Kesehatan RI nomor 033/Menkes/Per/IX/2012 mengenai bahan tambahan pangan?
4. Bagaimanakah hasil penelitian analisis kandungan pengawet dan pewarna sintesis pada berbagai jenis bumbu giling di pasar kota Malang dalam perencanaan pembelajaran untuk dipakai sebagai sumber belajar didalam perencanaan pembelajaran Biologi SMP?
1.3Tujuan penelitian
1. Untuk mengetahui perbedaan kandungan pengawet dan pewarna pada berbagai jenis bumbu giling dipasar kota Malang.
2. Untuk mengetahui kadar tertinggi pengawet dan pewarna pada berbagai bumbu giling di kota Malang.
3. Untuk mengetahui kadar pengawet dan pewarna sintesis pada berbagai jenis bumbu giling di pasar kota Malang sudah sesuai dengan Surat Keputusan (SK) Menteri Kesehatan RI nomor 033/Menkes/Per/IX/2012 mengenai bahan tambahan pangan.
4. Untuk mengkaji hasil penelitian sebagai sumber belajar didalam perencanaan pembelajaran biologi SMP.
(5)
1.4Manfaat penelitian
Adapun Manfaat dari penelitian ini adalah :
1. Memberikan informasi kepada masyarakat kemungkinan adanya perbedaan kadar bahan pewarna sintesis dan pengawet pada berbagai jenis bumbu giling.
2. Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai sarana pendidikan bagi masyarakat agar lebih berhati-hati dan membatasi membeli bumbu instan (giling) yang mengadung bahan pengawet dan pewarna sintesis.
1.5Batasan penelitian
Batasan penelitian yang digunakan adalah :
1. Jenis Bumbu giling yang diambil sebagai sampel adalah Bumbu Soto, dan Bumbu Kari, Bumbu Bali
2. Pewarna yang digunakan adalah pewarna sintesis pewarna yang dilarang untuk makanan, yakni Rhodamin B dan Methanil Yellow.
3. Pengawet yang digunakan adalah pengawet Natrium Benzoat.
4. Wilayah pengambilan sampel di 3 pasar di kota Malang, yakni pasar dinoyo di Merjosari, pasar tawangmangu di Klojen, pasar besar di Kendungkandang.
1.6Definisi istilah
Untuk memberikan gambaran jelas tentang bagian yang ada dalam penelitian ini, maka penulis akan menjelaskan beberapa batasan masalah atau batasan arti dalam penelitian ini.
(6)
1. Pengawet yang diteliti adalah pengawet yang dilarang dan diperbolehkan oleh Pemerintah.
2. Pewarna yang diteliti yaitu Pewarna sintesis.
3. Bumbu Giling yang diteliti adalah bumbu giling yang dijual di area dalam pasar yang sudah siap jual dan dengan membeli bumbu ke penjual bumbu eceran skala besar atau langsung diracik didepan konsumen.