HUBUNGAN LAMA MENDERITA KUSTA DENGAN TINGKAT KECACATAN KUSTA DI PUSKESMAS TANJUNG KABUPATEN SAMPANG PERIODE 1 JANUARI 2010 – 31 DESEMBER 2011

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Penyakit kusta merupakan salah satu penyakit kronis, menular dan dapat
menimbulkan masalah yang sangat kompleks. Penderita kusta mendapat stigma
buruk dari masyarakat, sehingga tidak hanya menanggung penyakit, tetapi juga
dikucilkan karena cacat tubuh yang tampak menyeramkan (Regan dan Keja, 2007;
Wisnu dan Hadilukito, 2003).
Indonesia menempati urutan ketiga sebagai negara endemis kusta setelah India
dan Brasil dengan insidensi 17.012 kasus selama tahun 2011 dan 1.822 atau
10,71% di antaranya ditemukan dalam keadaan cacat tingkat 2 (Aditama, 2012).
Provinsi Jawa Timur menduduki peringkat pertama sebagai penyumbang kasus
kusta dengan 5.284 kasus pada tahun 2011 dan penderita kusta tersebar terutama
di Pulau Madura dan wilayah Pantura (Rahaju, 2012). Kecacatan kusta terjadi
akibat kerusakan saraf perifer yang disebabkan oleh Mycobacterium leprae.
Semakin lama waktu penundaan dari saat pertama ditemukan tanda dini hingga
dimulainya pengobatan akan memperbesar risiko cacat akibat kerusakan saraf
(Regan dan Keja, 2007).
Lama menderita kusta merupakan rentang waktu saat penderita mengenali
gejala kusta dini yang timbul sampai saat menemui petugas medis untuk memulai

pengobatan, serta menjadi faktor yang penting dalam memprediksi terjadinya
cacat pada penderita kusta baru (Bastaman, 2002). Jangka waktu menderita kusta

1

2

dalam waktu lama akan berpengaruh terhadap tingkat kecacatan kusta. Kerusakan
saraf pada kusta yang terjadi dalam waktu 1 tahun disebut stage of
destruction ketika saraf telah hancur secara lengkap sehingga mudah terjadi
infeksi progresif dengan kerusakan tulang dan penglihatan (Wisnu dan Hadilukito,
2003).
Menurut WHO (2009) kecacatan adalah istilah yang digunakan untuk
menggambarkan segala kerusakan, pembatasan aktivitas atau berkurangnya
partisipasi seseorang dalam aktivitas sosial. Batasan istilah dalam cacat kusta
berdasarkan WHO (1980) adalah impairment, disability dan handicap. WHO
membagi cacat kusta pada tiga tingkat, yaitu 0, 1, 2 sesuai pemeriksaan saraf
motorik dan sensorik mata, tangan, dan kaki saat pasien didiagnosis. Tingkat cacat
digunakan untuk menilai kualitas penanganan pencegahan cacat dan kualitas
penemuan dengan melihat proporsi cacat tingkat 2 (Regan dan Keja, 2007).

Kabupaten Sampang menempati urutan pertama untuk penderita kusta
terbanyak di Jawa Timur dan proporsi cacat tingkat 2 sebesar 8,63%. Di Pulau
Madura, prevalensi kusta Kabupaten Sampang adalah 640 kasus pada tahun 2011,
sementara Bangkalan dengan 203 kasus, Pamekasan dengan 266 kasus dan
Sumenep dengan 540 kasus. Berdasarkan hal tersebut menunjukkan prevalensi
kusta dan angka kecacatan yang masih tinggi serta stigma buruk yang diterima
penderita yang menyebabkan tertundanya memulai pengobatan, penulis merasa
perlu melakukan penelitian di salah satu puskesmas, yaitu Puskesmas Tanjung

3

Kabupaten Sampang dengan meninjau hubungan lama menderita kusta dengan
tingkat kecacatan pada penderita kusta.
1.2 Rumusan Masalah
Apakah terdapat hubungan antara lama menderita kusta dengan tingkat
kecacatan kusta di Puskesmas Tanjung Kabupaten Sampang.
1.3 Tujuan Penelitian
1. 3.1 Tujuan Umum
Mengetahui hubungan antara lama menderita kusta dengan tingkat
kecacatan kusta di Puskesmas Tanjung Kabupaten Sampang.

1.3.2 Tujuan Khusus
1. Mengetahui angka kejadian penderita kusta di Puskesmas Tanjung
Kabupaten Sampang periode 1 Januari 2010 – 31 Desember 2011.
2. Mengetahui lama menderita kusta pada penderita kusta di Puskesmas
Tanjung Kabupaten Sampang periode 1 Januari 2010 – 31 Desember
2011.
3. Mengetahui angka kecacatan penderita kusta di Puskesmas Tanjung
Kabupaten Sampang periode 1 Januari 2010 – 31 Desember 2011.
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1. Manfaat Klinis
Sebagai sumber informasi tentang angka kecacatan penderita kusta
sehingga dapat dimanfaatkan sebagai bahan pertimbangan dalam pelaksanaan
program pencegahan dan pemberantasan penyakit kusta.
1.4.2. Manfaat Akademis
1. Menambah wawasan dan khasanah ilmu pengetahuan kedokteran.

4

2. Sebagai tambahan sumber informasi dalam pengembangan ilmu
pengetahuan di bidang pemberantasan penyakit kusta.

3. Sebagai dasar untuk melakukan penelitian selanjutnya yang berkaitan
dengan hubungan lama menderita kusta dan tingkat kecacatan pada
penderita kusta.
1.4.3. Manfaat Bagi Masyarakat
Sebagai tambahan informasi mengenai penyakit kusta, sehingga dapat
membantu penderita dan masyarakat dalam mengenal secara dini dan
mencegah terjadinya kecacatan sehingga cepat mendapat pertolongan medis.

KARYA TULIS AKHIR

HUBUNGAN LAMA MENDERITA KUSTA
DENGAN TINGKAT KECACATAN KUSTA DI PUSKESMAS TANJUNG
KABUPATEN SAMPANG
PERIODE 1 JANUARI 2010 – 31 DESEMBER 2011

Oleh:
BEATTA MEIDINI RAHMAT
09020007

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2013

HASIL PENELITIAN
HUBUNGAN LAMA MENDERITA KUSTA
DENGAN TINGKAT KECACATAN KUSTA DI PUSKESMAS TANJUNG
KABUPATEN SAMPANG
PERIODE 1 JANUARI 2010 – 31 DESEMBER 2011

KARYA TULIS AKHIR

Diajukan kepada
Universitas Muhammadiyah Malang
Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan
Dalam Menyelesaikan Program Sarjana
Fakultas Kedokteran

Oleh
Beatta Meidini Rahmat
09020007


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
FAKULTAS KEDOKTERAN
2013

i

LEMBAR PENGESAHAAN
LAPORAN HASIL PENELITIAN
Telah disetujui sebagai hasil penelitian
untuk memenuhi persyaratan
Pendidikan Sarjana Fakultas Kedokteran
Universitas Muhammadiyah Malang
8 Februari 2013

Pembimbing I

dr. Sri Adila Nurainiwati, Sp. KK

Pembimbing II


dr. Indah Serinurani Effendi

Mengetahui,
Fakultas Kedokteran
Dekan,

dr. Irma Suswati, M.Kes.

ii

Karya Tulis Akhir oleh Beatta Meidini Rahmat ini
telah diuji dan dipertahankan di depan Tim Penguji
Pada tanggal: 8 Februari 2013

Tim Penguji

dr. Sri Adila Nurainiwati, Sp. KK

, Ketua


dr. Indah Serinurani Effendi

, Anggota

dr. Irma Suswati, M.Kes.

, Anggota

iii

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT, karena atas berkat dan
rahmat-Nya, penulis telah berhasil menyelesaikan penelitian yang berjudul
“Hubungan Lama Menderita Kusta dengan Tingkat Kecacatan Kusta di
Puskesmas Tanjung Kabupaten Sampang Periode 1 Januari 2010 – 31 Desember
2011”. Penulisan penelitian ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu
syarat untuk mencapai gelar Sarjana Kedokteran Jurusan Pendidikan Dokter pada
Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang.

Penulis menyadari bahwa penyusunan tugas akhir ini jauh dari sempurna,
walaupun demikian penulis telah berusaha semaksimal mungkin serta
mendapatkan bantuan dan bimbingan dari dosen pembimbing dalam rangka
penyusunan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat
diharapkan.
Akhir kata penulis berharap semoga penelitian ini dapat menambah
wawasan dan bermanfaat bagi semua pihak.

Malang, Februari 2013

Penulis

iv

LEMBAR PERSEMBAHAN

1. Allah SWT atas cinta dan rezeki yang dilimpahkan kepada hamba-Nya
yang banyak lupa ini. Terima kasih atas kesempatan yang banyak Engkau
berikan dalam kehidupan ini. “Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang
engkau dustakan?”.

2. dr. Irma Suswati, M.Kes. selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas
Muhammadiyah Malang sekaligus sebagai penguji pada ujian karya tulis
akhir atas masukan, bimbingan dan arahan sehingga TA ini dapat
terselesaikan.
3. dr. Meddy Setiawan, Sp.PD selaku Pembantu Dekan I Fakultas
Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang.
4. dr. Fathiyah Safitri, M.Kes. selaku Pembantu Dekan II Fakultas
Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang.
5. dr. Iwan Sys, Sp.KJ selaku Pembantu Dekan III Fakultas Kedokteran
Universitas Muhammadiyah Malang.
6. dr. Sri Adila Nurainiwati, Sp. KK selaku Pembimbing I atas bimbingan,
ketelitian, motivasi serta kesediaan memberikan waktu kepada penulis
dalam menyelesaikan karya tulis akhir ini. Terima kasih telah menjadi
teladan bagi penulis.
7. dr. Indah Serinurani Effendi selaku Pembimbing II atas bimbingan,
dukungan, saran, bantuan maupun waktu yang telah diberikan dalam
penyusunan karya tulis akhir ini.

v


8. dr. Ruby Riana Asparini, Sp.BP-RE selaku penguji pada ujian proposal
atas kritik, saran dan bimbingannya dalam penyusunan karya tulis akhir
ini.
9. Orang tuaku tercinta Bapak Ir. H. Rahmatullah, MM. dan Ibu Hj. Adi
Sutrisni, SST., MM. atas doa-doa yang mengalun pada setiap langkahku
serta perhatian yang begitu besar. Terima kasih telah memotivasi,
menafkahi, mencintai dan menididik. Begitu pula dengan kakak Aghata
Desrahmadia yang telah menemani di kota ini.
10. Seluruh keluarga besar di Pamekasan atas dukungan serta doa yang tulus.
11. Benny Fidianata Septiawan atas dukungan, cinta, semangat di kala penulis
ragu dan kesabarannya yang begitu luar biasa. Terima kasih atas
sumbangan buku-buku kustanya, terkadang kamu lebih semangat untuk
mengerjakan tugas akhir ini dan terima kasih atas kehadirannya untuk
menemani dan melengkapi.
12. Sahabat sekaligus keluarga kecil Lemon Tree yang harmonis; Rahmanita
Fildzah si Upil yang baik dan bersama-sama nista dengan kusta, Mayda
Resalya si Mamah yang „ngemong‟, Aliya si Partner in Crime yang setia
menemani, Carla Dora Calista teman galau dalam pencarian jati diri, Roro
Febriana si Ucrit manajer yang cekatan dan Sulistyawati si Cuplis yang
ceria dan baik karena kamar kostnya menjadi tempat pelarian. Terima
kasih atas kebersamaan selama tiga tahun yang indah. Terima kasih karena
kita telah tumbuh dewasa bersama. Semoga kita bisa menjadi dokter
bersama-sama, yang baik dan memikirkan kepentingan masyarakat.

vi

13. Sahabat SMA Persatuan Wisata Kuliner, Rozy „Shiro‟ Darmawan yang
begitu baik menemani di Malang, Bustanol „Inol‟ Husein yang selalu
memotivasi, Gabby „Geboy‟ Novikadarti sepupu kecil, Danang Setyo
Nugroho sahabat dalam diam namun paling berkesan yang kerap kali
mendoakan & memotivasi serta Dwiyanto Oktavia sahabat yang siap sedia
membantuku di Malang.
14. Sahabat yang baik Ana Rosita atas sumbangan buku psikologinya dan
telah menjadi tempat curhat untuk melepas penat, Mbak Vonita yang
selalu mendukung dan membantu proses penelitian di Puskesmas Tanjung,
dan Pak Moh. Nasir yang telah membantu dalam porsi besar di pengerjaan
analisis data. Tanpa kecerdasan seorang analis, penulis pasti kebingungan
sekali.
15. Staff TU, Bu Rom, Pak Yono, Mas Faisal dan Mas Didit yang telah
memberikan bantuan administratif dan saran-saran membangun bagi
penulis dalam menyelesaikan TA.
16. Semua civitas akademik FK UMM angkatan 2009 yang menjadi teman
seperjuangan selama menempuh pendidikan kedokteran.
17. Staff Puskesmas Tanjung Kabupaten Sampang yang telah meluangkan
waktu serta memberikan data-data yang berhubungan dengan TA penulis.
18. Semua pihak yang turut membantu dalam menyelesaikan karya tulis ini

dan juga mendoakan demi suksesnya karya tulis ini yang tidak bisa penulis
sebutkan satu-persatu.

vii

ABSTRAK

Rahmat, Beatta Meidini. 2013. Hubungan Lama Menderita Kusta dengan Tingkat
Kecacatan Kusta di Puskesmas Tanjung Kabupaten Sampang Periode 1
Januari 2010 – 31 Desember 2011. Karya Tulis Akhir, Fakultas
Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang. Pembimbing: (1) Sri
Adila Nurainiwati (2) Indah Serinurani Effendi.

Latar Belakang: Kusta merupakan penyakit kronis, menular dan dapat
menimbulkan kecacatan sehingga penderitanya mendapat stigma buruk dan
dikucilkan. Indonesia menempati urutan ketiga sebagai negara dengan kasus kusta
terbanyak, yaitu 17.012 kasus dan kecacatan tingkat 2 sebesar 10,71% pada tahun
2011. Pulau Madura menjadi wilayah endemis kusta di Jawa Timur dengan
Kabupaten Sampang sebagai yang terbesar prevalensinya, yaitu 640 kasus.
Tujuan: Mengetahui adanya hubungan antara lama menderita kusta dengan
tingkat kecacatan kusta.
Metode: Analitik observasional dengan desain cross sectional. Sampel dipilih
secara total sampling. Analisis data dilakukan dengan uji hipotesis Spearman,
bermakna bila p < α (0,05).
Hasil: Terdapat korelasi yang signifikan antara lama menderita kusta dengan
tingkat kecacatan kusta, terlihat dari sig. (2-tailed) 0,000 < α (0,05). Dari hasil uji
tersebut diperoleh pula hubungan yang kuat, terlihat dari nilai koefisien korelasi ρ
= 0,619.
Kesimpulan: Terdapat hubungan yang signifikan antara lama menderita kusta
dengan tingkat kecacatan kusta.

Kata Kunci: Lama menderita kusta, tingkat kecacatan kusta

viii

ABSTRACT

Rahmat, Beatta Meidini. 2013. Relationship of Duration of Leprosy Illness and
The Disability Grade of Leprosy in The Community Health Center of
Tanjung, Regency of Sampang on 1 January 2010 – 31 December 2011
Period. Final Assignment. Faculty of Medicine University of
Muhammadiyah Malang. Advisers: (1) Sri Adila Nurainiwati (2) Indah
Serinurani Effendi.
Background: Leprosy is a chronic infectious disease. The disability caused by
leprosy makes the patients get the negative stigma and isolated from society.
Indonesia has the third greatest number of cases in the world with 17.012 cases
and disability grade 2 (10,71%) in 2011. Madura island has become the endemic
region of leprosy in East Java by the Regency of Sampang has the highest
prevalence with 640 cases.
Objective: To determine the relationship between duration of leprosy illness and
disability grade of leprosy.
Methods: The research method was observational analytical with cross sectional
design. The samples were selected by total sampling. The datas were analysed by
Spearman test, significance by p < α (0,05).
Result: The results shown that there was a significant relationship between
duration of leprosy illness and the disability grade of leprosy, described by sig. (2tailed) 0,000 < α (0,05). There was a strong relationship as the value of coefficient
correlation ρ = 0,619.
Conclusion: There is a significant relationship between duration of leprosy illness
and disability grade of leprosy.
Keywords: Duration of leprosy illness, disability grade of leprosy

ix

DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL.................................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN....................................................................................iii
LEMBAR PENGUJIAN.........................................................................................iv
KATA PENGANTAR.............................................................................................v
LEMBAR PERSEMBAHAN.................................................................................vi
ABSTRAK..............................................................................................................ix
ABSTRACT...............................................................................................................x
DAFTAR ISI...........................................................................................................xi
DAFTAR TABEL..................................................................................................xv
DAFTAR GAMBAR............................................................................................xvi
DAFTAR SINGKATAN.....................................................................................xvii
DAFTAR LAMPIRAN.........................................................................................xix
BAB 1 PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1 Latar Belakang.......................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................3
1.3 Tujuan Penelitian...................................................................................3
1.4 Manfaat Penelitian.................................................................................3
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................5
2.1 Definisi Kusta.........................................................................................5
2.2 Penyebab Kusta......................................................................................5

x

2.3 Patogenesis.............................................................................................6
2.4 Cara Penularan.......................................................................................7
2.5 Epidemiologi..........................................................................................9
2.6 Klasifikasi.............................................................................................11
2.7 Gambaran Klinis...................................................................................14
2.8 Pemeriksaan Klinis...............................................................................17
2.9 Diagnosis..............................................................................................22
2.10 Reaksi Kusta.......................................................................................23
2.10.1 Reaksi Tipe 1.............................................................................24
2.10.2 Reaksi Tipe 2.............................................................................24
2.11 Pengobatan.........................................................................................25
2.12 Kecacatan Kusta.................................................................................28
2.12.1 Batasan Istilah.........................................................................28
2.12.2 Jenis Cacat...............................................................................28
2.12.3 Derajat Cacat...........................................................................29
2.12.4 Patogenesis Kecacatan Kusta..................................................30
2.12.5 Tingkat Kerusakan Saraf.........................................................33
2.12.6 Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kecacatan.............34
2.12.7 Upaya Pencegahan dan Perawatan Kecacatan........................37
BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITIAN...........41
3.1 Kerangka Konseptual...........................................................................41
3.2 Hipotesis Penelitian..............................................................................42
BAB 4 METODE PENELITIAN..........................................................................43
4.1 Jenis Penelitian.....................................................................................43

xi

4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian...............................................................43
4.3 Populasi dan Sampel............................................................................43
4.3.1 Populasi.......................................................................................43
4.3.2 Sampel.........................................................................................43
4.3.3 Teknik Pengambilan Sampel.......................................................43
4.3.4 Karakteristik Sampel Penelitian..................................................44
4.3.4.1 Kriteria Inklusi...............................................................44
4.3.4.2 Kriteria Ekslusi..............................................................44
4.3.5 Variabel Penelitian.....................................................................44
4.3.5.1 Variabel Bebas...............................................................44
4.3.5.2 Variabel Tergantung......................................................44
4.3.6 Definisi Operasional...................................................................44
4.4 Instrumen Penelitian.............................................................................45
4.5 Prosedur Penelitian...............................................................................46
4.5.1 Alur Penelitian.............................................................................46
4.5.2 Prosedur Pengumpulan Data.......................................................46
4.6 Analisis Data........................................................................................47
BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS DATA......................................48
5.1 Hasil Penelitian....................................................................................48
5.1.1 Karakteristik Sampel Berdasarkan Umur...................................48
5.1.2 Karakteristik Sampel Berdasarkan Jenis Kelamin.....................49
5.1.3 Karakteristik Sampel Berdasarkan Tipe Kusta..........................50
5.1.4 Karakteristik Sampel Berdasarkan Lama Menderita Kusta.......51

xii

5.1.5 Distribusi Frekuensi Tingkat Kecacatan Kusta Berdasarkan
Lama Menderita Kusta...............................................................51
5.1.6 Hubungan Lama Menderita Kusta dengan Tingkat Kecacatan
Kusta..........................................................................................52
5.2 Analisis Data Spearman.......................................................................52
BAB 6 PEMBAHASAN........................................................................................54
BAB 7 PENUTUP..................................................................................................58
7.1 Kesimpulan..........................................................................................58
7.2 Saran.....................................................................................................58

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................60
LAMPIRAN...........................................................................................................64

xiii

DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 2.1 Data Kasus Kusta Baru Di Dunia............................................................9
Tabel 2.2 Pedoman Klasifikasi Kusta dari Gejala Kardinal Menurut WHO.........14
Tabel 2.3 Tanda Lain yang Dipertimbangkan dalam Klasifikasi Kusta................14
Tabel 2.4 Saraf yang Harus Diperiksa pada VMT.................................................20
Tabel 2.5 Perbedaan Reaksi Kusta Tipe 1 dan Tipe 2...........................................25
Tabel 2.6 Tingkat Cacat pada Kusta......................................................................30
Tabel 5.1 Karakteristik Sampel Berdasarkan Umur..............................................48
Tabel 5.2 Karakteristik Sampel Berdasarkan Jenis Kelamin.................................49
Tabel 5.3 Karakteristik Sampel Berdasarkan Lama Menderita Kusta...................50
Tabel 5.4 Karakteristik Sampel Berdasarkan Tipe Kusta......................................51
Tabel 5.5 Tingkat Kecacatan Kusta Berdasarkan Lama Menderita Kusta............51
Tabel 5.6 Tabulasi Silang Lama Menderita Kusta dengan Tingkat Kecacatan
Kusta......................................................................................................52
Tabel 5.7 Uji Hipotesis Rank Spearman Lama Menderita Kusta dengan Tingkat
Kecacatan Kusta....................................................................................53

xiv

DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 2.1 Tipe Kusta PB....................................................................................13
Gambar 2.2 Tipe Kusta MB...................................................................................13
Gambar 2.3 Fasies Leonina pada Kusta Tipe LL..................................................16
Gambar 2.4 Sediaan Multidrug Therapy................................................................27
Gambar 2.5 Jari Kiting akibat Kecacatan Kusta....................................................29
Gambar 2.6 Patogenesis Kecacatan Kusta.............................................................31
Gambar 2.7 Kartu Penderita Kusta........................................................................39
Gambar 2.8 Pencatatan Pencegahan Cacat............................................................40
Gambar 3.1 Kerangka Konseptual Hubungan Lama Menderita Kusta dengan
Tingkat Kecacatan Kusta..................................................................41
Gambar 4.1 Bagan Alur Penelitian Hubungan Lama Menderita Kusta dengan
Tingkat Kecacatan Kusta..................................................................46
Gambar 5.1 Karakteristik Sampel Berdasarkan Umur...........................................49
Gambar 5.2 Karakteristik Sampel Berdasarkan Jenis Kelamin.............................49
Gambar 5.3 Karakteristik Sampel Berdasarkan Tipe Kusta..................................50
Gambar 5.4 Karakteristik Sampel Berdasarkan Lama Menderita Kusta...............51

xv

DAFTAR SINGKATAN

B

: Borderline

BB

: Borderline borderline

BL

: Borderline lepramatous

BT

: Borderline tuberculoid

BTA

: Bakteri Tahan Asam

DDS

: Diamino Diphenyl Sulfone

ELISA

: Enzyme-linked Immunosorbent Assay

FLA-ABS

: Flourescent Leprosy Antibody Absorption

I

: Indeterminate

IM

: Indeks Morfologi

L

: Lepromatosa

LL

: Lepromatosa lepromatosa

M. leprae

: Mycobacterium leprae

MB

: Multi Basiler

MDA

: Malondialdehyde

MDT

: Multidrug Therapy

MLPA

: Mycobacterium Leprae Particle Aglutination

NCDR

: New Case Detection Rate

OOC

: Out of Control

PB

: Pausi Basiler

PUFA

: Polyunsaturated fatty acids

xvi

ROS

: Reactive Oxygen Species

RFT

: Release From Treatment

RFC

: Release From Control

SOD

: Superoxide Dismutase

T

: Tuberkuloid

TT

: Tuberkuloid tuberkuloid

VMT

: Voluntary Muscle Test

WHO

: World Health Organization

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman
Lampiran 1 Catatan Rekam Medis Penderita Kusta di Puskesmas Tanjung
Kabupaten Sampang Tahun 2010.......................................................64
Lampiran 2 Catatan Rekam Medis Penderita Kusta di Puskesmas Tanjung
Kabupaten Sampang Tahun 2011.....................................................65
Lampiran 3 Uji Hipotesis Spearman......................................................................66
Lampiran 4 Surat Pemberian Izin Penelitian.........................................................67

xviii

DAFTAR PUSTAKA

Aditama, TY 2012, „Situasi kusta di Indonesia‟, Kementerian Kesehatan RI,
Jakarta, diunduh tanggal 14 Mei 2012,

Anggoro, A 2012, „Kusta anak di Puskesmas Beji, Kabupaten Pasuruan 20062011‟, Medika – Jurnal kedokteran Indonesia, no. 07, vol. XXXVIII,
diunduh tanggal 19 Februari 2013,

Amirudin, MD, Hakim, Z & Darwis, E 2003, „Diagnosis Penyakit Kusta‟, dalam
Sjamsoe-Daili, ES, et al. (eds.), Kusta, Edisi Kedua, Balai Penerbit
FKUI, Jakarta; hh. 12-32.
Bakker et al 2006, „Risk factors for developing leprosy – a population-based
cohort study in Indonesia‟, Leprosy Revision, vol. 77, pp. 48-61.
Bastaman, S 2002, „Analisis risiko terjadinya cacat tingkat 1 pada penderita kusta
baru di Kabupaten Cirebon tahun 2000-2001‟, Magister Ilmu
Kesehatan Masyarakat, Tesis, Universitas Indonesia.
Caroline et al 2011, „Stigma towards leprosy among medical students‟, Majalah
Kedokteran Indonesia, vol. 61, no. 1, pp. 20-24.
Daumerie, D 2004, Leprosy, chapter 7, Global Epidemiology of Infectious
Diseases, diunduh tanggal 12 Juli 2012,

Iyor, FT 2005, „Knowledge and attitude of Nigerian physiotherapy students about
leprosy‟, Asia Pacific Disability Rehabilitation Journal, vol. 16, no. 1,
pp. 85-92.
Jyothi, P et al 2008, „A study of oxidative stress in paucibacillary and
multibacillary leprosy‟, Indian Journal of Dermatology, Venereology
& Leprology, vol. 74, issue 1, pp. 80-83, diunduh tanggal 12 Juli
2012,

Kumar, A, Girdhar, A & Girdhar, BK 2012 „Risk of developing disability in pre
and post-multidrug therapy treatment among multibacillary leprosy:
Agra MB Cohort study‟, Epidemiology and Clinical Divisions
National JALMA Institute for Leprosy and Other Mycobacterial

xix

Disease India, vol. 361, no. 2, pp. 1-7, diunduh tanggal 14 Mei 2012,

Kurnianto, J 2002, „Faktor-faktor risiko yang berhubungan dengan kecacatan
penderita kusta di Kabupaten Tegal‟, Magister Ilmu Kesehatan
Masyarakat, Tesis, Universitas Diponegoro.
Lima, ES et al 2007, „Vitamin A and lipid peroxidation in patients with different
forms of leprosy‟, Revista Institution Medicine Tropical Sao Paulo
Brasil, vol. 49, no. 4, pp. 211-214, diunduh tanggal 12 Juli 2012,

Martodiharjo, S & Susanto, RSD 2003, „Reaksi Kusta dan Penanganannya‟,
dalam Sjamsoe-Daili, ES, et al. (eds.), Kusta, Edisi Kedua, Balai
Penerbit FKUI, Jakarta; hh. 75-82.
Muhammed, K, Nandhakumar, G & Thomas, S 2004, „Disability rates in leprosy‟,
Indian Journal Dermatology Venereology Leprosy, vol. 70, issue 5,
pp. 314-315, diunduh tanggal 22 Desember 2012,

Murtiastutik, D (eds.) 2009, Atlas of the skin and veneral diseases, Airlangga
University Press, Surabaya.
Nuhonni, SA & Cholis, M 2003, „Rehabilitasi Medik I‟, dalam Sjamsoe-Daili,
ES., et al. (eds.), Kusta, Edisi Kedua, Balai Penerbit FKUI, Jakarta;
hh. 94-103.
Petters, ES & Eshiet, AL 2002, „Male-female (sex) differences in leprosy patients
in South Eastern Nigeria: female presents late for diagnosis and
treatment and have higher deformity‟, Leprosy Revision, vol. 73, pp.
262-267.
Prasad, CVB, Kodliwadmath, MV & Kodliwadmath, GB 2007, „Erythrocyte
superoxide dismutase, catalase activities and hydrogen peroxide
induced lipid peroxidation in leprosy‟, Leprosy Revision, vol. 78, pp.
391-397,
diunduh
tanggal
12
Juli
2012,

Prawoto 2008, „Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap terjadinya reaksi kusta
(studi di wilayah kerja Puksesmas Kabupaten Brebes)‟, Magister Ilmu
Kesehatan Masyarakat, Tesis, Universitas Diponegoro Semarang.
Putra, IGND, Fauzi, N & Agusni, I 2009, „Kecacatan pada penderita kusta baru di
Divisi Kusta URJ penyakit kulit dan kelamin RSUD Dr. Soetomo
periode 2004-2006‟ Berkala Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin, vol.
21, no. 1, hh. 9-17.

xx

Rahaju, B (eds.) 2012, „Profil kesehatan provinsi Jawa Timur tahun 2011‟, Dinas
Kesehatan Provinsi Jawa Timur, Surabaya, diunduh tanggal 14 Mei
2012,

Reddy, YN et al 2003, „Oxidative stress and anti-oxidant status in leprosy
patients‟, Indian Journal of Leprosy, vol. 75, no. 4, pp. 307-16,
diunduh
tanggal
10
Juli
2012,

Regan, MO & Keja, J (eds.) 2007, Buku Pedoman Nasional Pengendalian
Penyakit Kusta, Departemen Kesehatan RI, Jakarta.
Salgado, CG & Barreto, JG 2012, „Leonine facies: lepromatous leprosy‟, The New
England Journal of Medicine, vol. 366, no. 15, p. 1433. Diunduh
tanggal 14 Mei 2012,

Soebono, HS & Suhariyanto, B 2003, „Pengobatan Penyakit Kusta‟, dalam
Sjamsoe-Daili, ES, et al. (eds.), Kusta, Edisi Kedua, Balai Penerbit
FKUI, Jakarta; hh. 66-74.
Sastroasmoro, S & Ismael, S 2011, Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Klinis,
Edisi ke-4 , Sagung Seto, Jakarta.
Soewono, JPH & Darmada, IGK 2003, „Rehabilitasi Medik II‟, dalam SjamsoeDaili, ES., et al. (eds.), Kusta, Edisi Kedua, Balai Penerbit FKUI,
Jakarta; hh. 104-118.
Srinivasan, H 1994, „Disability, deformity and rehabilitation‟, In Hasting RC,
Opramolla DVA (eds.), Leprosy, 2nd edition, Churchill Livingstone,
London.
Susanto, N 2006, „Faktor-faktor yang berhubungan dengan tingkat kecacatan
penderita kusta (kajian di Kabupaten Sukoharjo)‟, Magister
Epidemiologi Lapangan, Tesis, Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.
Wisnu, IM & Hadilukito, G 2003, „Pencegahan Cacat Kusta‟, dalam SjamsoeDaili, ES., et al. (eds.), Kusta, Edisi Kedua, Balai Penerbit FKUI,
Jakarta; hh. 83-93.
World Health Organization 2011, Leprosy, WHO, Geneva, diunduh tanggal 14
Mei2012,

World Health Organization 2009, „Weekly epidemiological record‟, WHO,
Geneva, no. 26, pp. 261-268, diunduh tanggal 14 Mei 2012,

xxi


World Health Organization 2009, Enhanced global strategy for further reducing
the disease burden due to leprosy (plan period: 2011-2015). (SEAGLP-2009.4).
World Health Organization 2000, Guide to eliminate leprosy as a public health
problem (WHO standart multidrug therapy cures leprosy, stops
transmission
and
prevents
disabilities).
(WHO/CDS/CPE/CEE/2000.14).
Zhang, Fu-Ren et al 2009, „Genomewide association study of leprosy‟, The New
England Journal of Medicine, vol. 361, no. 27, pp. 2609-18, diunduh
tanggal 14 Mei 2012,


xxii