PROFIL PENDERITA PENYAKIT KUSTA DI RUMAH SAKIT KUSTA KEDIRI PERIODE JANUARI 2010 SAMPAI DESEMBER 2010

KARYA TULIS AKHIR

PROFIL PENDERITA PENYAKIT KUSTA
DI RUMAH SAKIT KUSTA KEDIRI
PERIODE JANUARI 2010 SAMPAI DESEMBER 2010

Oleh:
ANNISA QOYYUM NABILA
08020112

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2012

LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN HASIL PENELITIAN

Telah disetujui sebagai hasil penelitian
untuk memenuhi persyaratan
Pendidikan Sarjana Program Pendidikan Dokter
Universitas Muhammadiyah Malang

Tanggal : 19 Maret 2012

Pembimbing I

dr. Sri Adila Nurainiwati, Sp.KK

Pembimbing II

dr. Djaka Handaja, MPH

Mengetahui,
Fakultas Kedokteran
Dekan,

dr. Irma Suswati, M.Kes
NIP : 11395010320

ii 
 


LEMBAR PENGUJIAN

Karya Tulis Akhir oleh Annisa Qoyyum Nabila
Telah diuji dan dipertahankan di depan Tim Penguji
Pada tanggal 19 Maret 2012

Tim Penguji

dr. Sri Adila Nurainiwati, Sp.KK

Ketua

dr. Djaka Handaja, MPH

Anggota

dr. Febri Endra Budi Setyawan, M.Kes

Anggota


iii 
 

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirrabil’alamin, Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis akhir
yang berjudul “Profil Penderita Penyakit Kusta di Rumah Sakit Kusta Kediri
Periode Januari 2010 Sampai Desember 2010”. Penulisan karya tulis akhir ini
dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana
Kedokteran Jurusan Pendidikan Dokter pada Fakultas Kedokteran Universitas
Muhammadiyah Malang.
Dalam menyelesaikan karya tulis akhir ini, penulis banyak mendapatkan
bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh kerena itu dalam kesempatan ini
penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. dr. Irma Suswati, M.Kes, selaku Dekan Fakultas Kedokteran.
2. dr. Meddy Setiawan, Sp.PD, selaku Pembantu Dekan I Fakultas Kedokteran.
3. dr. Fathiyah Safitri, M.Kes, selaku Pembantu Dekan II Fakultas Kedokteran.
4. dr. Iwan Sis Indrawanto, Sp.KJ, selaku Pembantu Dekan III Fakultas
Kedokteran.

5. dr. Sri Adila Nurainiwati, Sp.KK, selaku pembimbing I yang telah
meluangkan waktu untuk membimbing dan memberi saran dalam penyusunan
karya tulis akhir.
6. dr. Djaka Handaja, MPH, selaku pembimbing II, atas bimbingan, saran dan
dukungan yang telah diberikan dalam penyusunan karya tulis akhir.
7. dr. Febri Endra Budi Setyawan, M.Kes, selaku penguji yang telah memberi
kritik, saran dan bimbingan dalam penyusunan karya tulis akhir.
8. dr. Tuty Satrijawati M.Kes selaku Kepala UPT RS Kusta Kediri beserta staf,
Bapak Hadi Waluyo, Ibu Minarsih dan Bapak Asep, atas bantuan yang telah
diberikan selama ini.
9. Seluruh staf Tata Usaha FK UM, terima kasih atas bantuannya selama ini.
10. Kedua orang tua saya, Ir. Ahmad Wahyudi M.Kes dan Dinawati T.W. serta
adik Faisal Hebran Nabila, terimakasih atas kasih sayang, dukungan dan
semangat yang telah diberikan selama ini.

iv 
 

11. Teman-teman angkatan 2008 Fakultas Kedokteran UMM serta sahabatsahabat saya, terima kasih atas dukungan, semangat dan do’anya.
Penulis menyadari bahwa karya tulis akhir ini masih belum sempurna.

untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Semoga karya
tulis akhir ini dapat berguna dan bermanfaat bagi semua pihak.

Malang, Maret 2012

Penulis


 

ABSTRAK
Nabila, Annisa Q, 2012. Profil Penderita Penyakit Kusta Di Rumah Sakit Kusta
Kediri Periode Januari 2010 Sampai Desember 2010, Karya Tulis Akhir,
Fakultas Kedokteran, Universitas Muhammadiyah Malang. Pembimbing:
(I) Sri Adila Nurainiwati, (II) Djaka Handaja.
Latar Belakang: Kusta adalah penyakit infeksi kronis yang disebabkan oleh
Mycobacterium leprae. Kusta menyebabkan masalah kompleks, bukan hanya dari
masalah medis tetapi juga masalah ekonomi dan sosial.
Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui profil penderita kusta di
Rumah Sakit Kusta Kediri periode Januari 2010 sampai Desember 2010.

Metode: Penelitian ini menggunakan metode deskriptif observasional dengan
dengan teknik pengambilan total sampling.
Hasil: Diperoleh 120 (6.12%) penderita kusta baru dari dari total 1960 kunjungan.
Jenis kelamin terbanyak adalah laki-laki (75%). Kelompok usia terbanyak adalah
usia 35-44 tahun (26.67%). Pekerjaan terbanyak adalah swasta(43.33%).
Penderita terbanyak berasal dari Kediri (46.67%). Tipe kusta yang terbanyak
adalah tipe (91.67%). Gambaran klinis kusta terbanyak adalah makula (88.33%)
dan anastesi (83.33%).Predileksi pembesaran saraf terbanyak pada saraf tibialis
posterior (65.41%). Kecacatan terbanyak terdapat pada kaki. Tingkat kecacatan
pada mata paling banyak adalah tingkat 0 (95%). Tingkat kecacatan pada tangan
paling banyak tingkat 0 (55.41%). Tingkat kecacatan pada kaki paling banyak
tingkat (44.58%). Reaksi kusta yang paling banyak adalah tidak terjadi reaksi
(79.17%).
Kesimpulan: Penderita kusta terbanyak adalah laki-laki. Kelompok usia
terbanyak adalah 35-44 tahun. Tipe kusta yang paling banyak adalah tipe MB.
Gambaran klinis yang sering ditemukan adalah makula dan anastesi. Kecacatan
terbanyak terdapat pada kaki. Tingkat kecacatan pada mata yang terbanyak adalah
tingkat 0, tingkat kecacatan pada tangan yang terbanyak adalah tingkat 0 dan
tingkat kecacatan pada kaki yang terbanyak adalah tingkat 1.
Kata kunci: profil, kusta, Rumah Sakit Kusta Kediri.


vi 
 

ABSTRACT
Nabila, Annisa Q, 2012. The Profile of Leprosy Patient in Kediri Leprosy
Hospital during January 2010 until December 2010, Final Assignment,
Medical Faculty, University of Muhammadiyah Malang. Advisors: (I) Sri
Adila Nurainiwati, (II) Djaka Handaja.
Background: Leprosy is chronic infection disease that caused by Mycobacterium
leprae. Leprosy caused a complex problem, not only medical problem but also
social and economic problem.
Objective: This research investigate the profile of leprosy patient in Kediri
Leprosy Hospital during January 2010 until December 2010.
Method: This research used observational descriptive method with total sampling
g technique.
Result: From this research was found 120 (6.12%) new leprosy patient from 1960
total patient visit. The most patient were male (75%). The most age group were
35-44 years old (26.67%). Majority the jobs of leprosy patient were private
worker (43.33%). The most patient were came from Kediri (46.67%). The most

leprosy type of patient were MB type (91.67%). The most clinical manifestation
that found were macula (88.33%) and anesthetic (83.33%). The most nerve
enlargement predilection were posterior tibia nerve (65.41%). The most
impairment were in foot. The most impairment grade in eye were grade 0 (95%).
The most impairment grade in hand were grade 0 (55.41%). The most impairment
grade in foot were grade 1 (44.58%). The most leprosy reaction were no leprosy
reaction (79.17%).
Conclusion: The most leprosy patient were male. The most age group were 35-44
years old. The most leprosy type were MB type. The most clinical manifestation
were macula and anesthetic. The most impairment were in foot. The most
impairment grade in eye were grade 0. The most impairment grade in hand were
grade 0. The most impairment grade in foot were grade 1.
Keywords: profile, leprosy, Kediri Leprosy Hospital.

vii 
 

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ……………………………………………………………...i
LEMBAR PENGESAHAN………..….…………………………………………..ii

LEMBAR PENGUJI……………………………………………………………..iii
KATA PENGANTAR……………………………………………………………iv
ABSTRAK………………………………………………………………...……...vi
ABSTRACT……………………………………………………………...………vii
DAFTAR ISI …………………………………………………………………...viii
DAFTAR TABEL ……………………………………………………….……….xi
DAFTAR GAMBAR …………………………………………………...……….xii
DAFTAR SINGKATAN ……………………………………….……...……….xiii
DAFTAR LAMPIRAN……………………………………………….…………xiv
BAB 1 PENDAHULUAN ………………………………………...….…………..1
1.1 Latar Belakang …………………………………………………………...1
1.2 Rumusan Masalah ………………………………………………………..3
1.3 Tujuan …………………………………………………………………....3
1.3.1 Tujuan umum ………………………………………………………3
1.3.2 Tujuan khusus ……………………………………………………...3
1.4 Manfaat Penelitian ……………………………………………………….4
1.4.1 Manfaat akademis ……………………………………………….....4
1.4.2 Manfaat klinis …………………..………………………………….4
1.4.3 Manfaat masyarakat ………………………………………………..4
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ………………………………………………….5

2.1 Definisi kusta ………………………………………………………….....5

viii 
 

2.2 Etiologi kusta ……………………………………………………….……5
2.3 Epidemiologi kusta………………….……………………………………6
2.4 Patogenesis kusta ……………………………………………………...…7
2.5 Klasifikasi kusta…………...………..……………………………………8
2.6 Gambaran klinis kusta .…………………………………………………..9
2.7 Pemeriksaan klinis kusta………………………………………………..11
2.8 Diagnosis kusta………………………………………………………….12
2.9 Penatalaksanaan kusta…………………………………………………..13
2.10 Reaksi kusta………..……………………….……………………….....15
2.11 Kecacatan………………………………………………………………16
2.12 Pencegahan kusta……………………………………………………....17
2.12.1 Pencegahan primer………………………………………………17
2.12.2 Pencegahan sekunder…………………………………………….18
2.12.3 Pencegahan tersier……………………………………………….21
2.13 Program pengendalian kusta……………………………………………23

2.14 Kerangka teori………………………………………………….……….25
BAB 3 METODE PENELITIAN ……………………………………………….27
3.1 Jenis Penelitian …………………………………………………………27
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian…………………………………………...27
3.3 Populasi dan Sampel ………………………………………………........27
3.3.1 Populasi …………………………………………………………..27
3.3.2 Sampel ……………………………………………………………27
3.3.3 Teknik pengambilan sampel………………………………………27
3.3.4 Karakteristik sampel penelitian....………………………….……..27

ix 
 

3.3.4.1 Kriteria inklusi…………………………………………...........27
3.3.4.2 Kriteria eksklusi………………………………….……...…….28
3.3.5 Definisi operasional ………………………….…………………28
3.4 Prosedur Penelitian…………………………..……………………….....29
3.4.1 Alur Penelitian ……………………………………………………29
3.5 Hasil Penelitian……………………………………………………….....30
BAB 4 HASIL PENELITIAN……………………………………….…………..31
4.1 Identitas Penderita Kusta………………………………………………..31
4.1.1 Distribusi Jenis Kelamin Penderita Kusta…………………...……31
4.1.2 Distribusi Usia Penderita Kusta………….……...…………..…….32
4.1.3 Distribusi Pekerjaan Penderita Kusta……………………..………33
4.1.4 Distribusi Daerah Asal Penderita Kusta…………………..………34
4.2 Distribusi Tipe Kusta Penderita Kusta……..………………………...…35
4.3 Distribusi Gambaran Klinis Penderita Kusta………………………...….35
4.4 Distribusi Predileksi Pembesaran Saraf Penderita Kusta……......……...37
4.5 Distribusi Tingkat Kecacatan Penderita Kusta…………………...……..38
4.6 Distribusi Distribusi Reaksi Kusta Penderita Kusta………………….…40
BAB 5 PEMBAHASAN…………………………………………………………41
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN………………………………………….49
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………...51


 

DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Data Kasus Baru Kusta di Dunia………………………………….……6
Tabel 2.2 Pedoman Klasifikasi Kusta Menurut WHO.……………………….….13
Tabel 2.3 Perbedaan Gejala Reaksi Tipe 1 dan Reaksi Tipe 2…………………..15
Tabel 2.4Masalah dan Intervensi Rehabilitasi pada
Penyandang Cacat Akibat Kusta…………………………………….…23
Tabel 4.1 Distribusi Jenis Kelamin Penderita Kusta Baru…………………….…31
Tabel 4.2 Distribusi Usia Penderita Kusta Baru……...………………………….32
Tabel 4.3 Distribusi Pekerjaan Penderita Kusta Baru……………………………33
Tabel 4.4 Distribusi Daerah Asal Penderita Kusta Baru…………………………34
Tabel 4.5 Distribusi Tipe Kusta Penderita Kusta Baru………………………..…35
Tabel 4.6 Distribusi Gambaran Klinis Penderita Kusta Baru……………………36
Tabel 4.7 Distribusi Predileksi Pembesaran Saraf Penderita Kusta Baru………..37
Tabel 4.8 Distribusi Tingkat Kecacatan Penderita Kusta Baru…………………..38
Tabel 4.9 Distribusi Reaksi Kusta Penderita Kusta Baru……………………..…40

xi 
 

DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kelainan kulit pada penderita kusta……………………..…...….…..9
Gambar 2.2 Pembesaran saraf aurikularis magnus…………………………...….10
Gambar 2.3 Bercak kemerahan pada penderita kusta reaksi tipe 1………......….15
Gambar 2.4 Nodul pada penderita kusta reaksi tipe 2…………………….……..15
Gambar 2.5 Kecacatan pada kaki…..…………………….……………….…..….16
Gambar 2.6 Kerangka Teori………..……………………………………............25
Gambar 3.1 Alur Penelitian ………………………….………………….……....29
Gambar 4.1 Diagram Distribusi Jenis Kelamin Penderita Kusta Baru….……….31
Gambar 4.2 Diagram Distribusi Usia Penderita Kusta Baru…………….……….32
Gambar 4.3 Diagram Distribusi Pekerjaan Penderita Kusta Baru……….……....33
Gambar 4.4 Diagram Distribusi Daerah Asal Penderita Kusta Baru……..……...34
Gambar 4.5 Diagram Distribusi Tipe Kusta Penderita Kusta Baru…………..….35
Gambar 4.6 Diagram Distribusi Gambaran Klinis Penderita Kusta Baru…...…..36
Gambar 4.7 Diagram Distribusi Predileksi Pembesaran Saraf
Penderita Kusta Baru……………………………………………….37
Gambar 4.8 Diagram Distribusi Tingkat Kecacatan pada Mata
Penderita Kusta Baru……………………………………………….39
Gambar 4.9 Diagram Distribusi Tingkat Kecacatan pada Tangan
Penderita Kusta Baru……………………………………………….39
Gambar 4.10 Diagram Distribusi Tingkat Kecacatan pada Kaki
Penderita Kusta Baru……………………………………………….39
Gambar 4.11 Diagram Distribusi Reaksi Kusta Penderita Kusta Baru…………..40

xii 
 

DAFTAR SINGKATAN
B

: Borderline

BB

: Borderline Borderline

BCG

: Bacille Calmette Guerin

BL

: Borderline Lepromatosa

BT

: Borderline Tuberkuloid

BTA

: Basil Tahan Asam

I

: Indeterminate

L

: Lepromatosa

LEC

: Leprosy Elimination Campaign

LL

: Lepromatosa Lepromatosa

MB

: Multibasiler

MDT

: Multi Drug Treatment

PB

: Pausibasiler

RVS

: Rapid Village Survey

SAPEL

: Special Action Program for Elimination Leprosy

SLPB

: Single Lesion Paucibacilar – pausibasiler lesi tunggal

T

: Tuberkuloid

TT

: Tuberkuloid Tuberkuloid

xiii 
 

DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Data Hasil Penelitian………………………………….………….…54
Lampiran 2 Lembar Riwayat Terapi Penderita Kusta.………………………..….66
Lampiran 3 Lembar Charting Penderita Kusta…………………………………..67
Lampiran 4 Lembar Pemeriksaan Fungsi Saraf Penderita Kusta………….……..68
Lampiran 5 Lembar Perijinan Pengambilan Data…………………….………….69
Lampiran 6 Kartu Bimbingan Karya Tulis Akhir………………………………..70

xiv 
 

DAFTAR PUSTAKA

Amirudin MD, Hakim Z, Darwis E, 2003, Diagnosis Penyakit Kusta, Dalam:
Sjamsoe-Daili ES, Menaldi SL, Ismiarto SR, dkk., Kusta, Edisi Kedua,
Balai Penerbit FKUI, Jakarta. Hal.12-31.
Amirudin MD, 2000, Penyakit Kusta, Dalam: Harahap M, Ilmu Penyakit Kulit,
Edisi Pertama, Hipokrates, Jakarta. Hal. 260-271
Brown GR, Burns T, 2002, Lecturer Notes on Dermatology, Erlangga, Jakarta.
Charles KJ, 1994, Pathology of Leprosy, In: Hastings RC, Opromolla DVA,
Leprosy, 2nd edition, Churchill Livingstone, Edinburgh. pp. 193-224.
Daili ES, Menaldi SL, Wisnu IM, 2005, Penyakit Kulit yang Umum di Indonesia:
Sebuah Panduan Bergambar, PT. Medical Multimedia Indonesia, Jakarta.
Hal. 51-59.
Darmaputra IN, Fauzi N, Agusni I, 2009, Kecacatan pada Penderita Kusta Baru di
Divisi Kusta URJ Penyakit Kulit dan Kelamin RSUD Dr. Soetomo
Surabaya Periode 2004-2006, Berkala Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin
Vol. 21/No. 1/April 2009. Hal. 9-17.
Depkes RI, 2007, Buku Pedoman Nasional Pengendalian Penyakit Kusta,
Direktorat Jendral Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan,
Jakarta.
Dinkes Jatim, 2010, Profil Kesehatan Jawa Timur Tahun 2009 http://dinkes.jatimprov.go.id/dokumen/dokumen_publikasi diakses 15 September 2011.
Ghimire M, 2000, Secondary Deformity in Leprosy: A Socio-Economic
Perspective, Indian Journal of Leprosy. pp. 375-379.
Halim L, Menaldi SL, 2010, Tatalaksana Komprehensif Ulkus Plantar pada
Pasien Lepra, Majalah Kedokteran Indonesia, Vol. 60/No. 5/Mei 2010.
Hargrave J, Wallace T, Lush D, 2010, Guidelines for The Control of Leprosy in
The Northern Territory, 3rd edition, Departement of Health and Families
www.nt.gov.au/health/cdc diakses 20 Agustus 2011.
Ishii N, 2003, Recent Advances in The Treatment of Leprosy, Dermatology Online
Jurnal Vol. 9 No. 2 , http://dermatology.cdlib.org diakses 5 Oktober 2011.
Jain S, Visser LH, Praveen, 2009, High-Resolution Sonography: A New Technique
to Detect Nerve Damage in Leprosy, PLoS Neglected Tropical Diseases
Journal, http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2716078/ diakses
6 Maret 2012.

xv 
 

Joffrion, 1994, Ocular Leprosy, In: Hastings RC, Opromolla DVA, Leprosy, 2nd
edition, Churchill Livingstone, Edinburgh. pp. 353-364.
Kandun NI, 2000, Manual Pemberantasan Penyakit Menular, Edisi 17, Depkes RI.
Kosasih A ,Wisnu IM, Menaldi SL, 2007, Kusta, Dalam: Djuanda A, Ilmu
Penyakit Kulit Dan Kelamin, Edisi Kelima, Balai Penerbit FKUI, Jakarta.
Hal.73-88.
Kumar A, et al, 2007, Incidence of Leprosy in Agra District, Lepr. Rev. (2007)
78. pp.131-136.
McDougall AC, Yuasa Y, 2005, Atlas Kusta, Sasakawa Memorial Health
Foundation, Tokyo.
Muchtar SV, Amiruddin MD, Yogi Y, 2009, Lepromin Test pada Penderita Kusta,
Berkala Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin Vol. 21/No. 1/April 2009. Hal.
18-24.
Mufidah A, Rahimah, 2009, Morbus Hansen, Dalam: Abdullah B, Dermatologi,
Edisi Pertama, SMF Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin RSU Haji Surabaya,
Surabaya. Hal. 149-159.
Noorden SK, 1994, The Epidemiolpgy of Leprosy, In: Hastings RC, Opromolla
DVA, Leprosy, 2nd edition, Churchill Livingstone, Edinburgh. pp. 29-45.
Pfaltzgraff RE, Ramu G, 1994, Clinical Leprosy, In: Hastings RC, Opromolla
DVA, Leprosy, 2nd edition, Churchill Livingstone, Edinburgh. pp. 237284.
Puspita CG, Widjaja FF, Sopandi SS, 2011, Stigma Towards Leprosy Among
Medical Students, Majalah Kedokteran Indonesia Vol. 61, No. 1 http://
indonesia.digitaljournals.org/index.php/ diakses 2 November 2011.
Rea TH, Modlin RL, 2008, Leprosy, In: Wolff K, Goldsmith LA, Katz SI, et al.,
Fitzpatrick’s Dermatology in General Medicine, 7th edition, McGraw-Hill,
USA. pp. 1786-1796.
Rees RJW, Young DE, 1994, The Microbiology of Leprosy, In: Hastings RC,
Opromolla DVA, Leprosy, 2nd edition, Churchill Livingstone, Edinburgh.
pp. 49-83.
Soebono H, Suhariyanto B, 2003, Diagnosis Penyakit Kusta, Dalam: SjamsoeDaili ES, Menaldi SL, Ismiarto SR, Kusta, Edisi Kedua, Balai Penerbit
FKUI, Jakarta. Hal. 66-74.

xvi 
 

Soedarjatmi, Istiarto T, Widagdo L, 2009, Faktor-Faktor Yang Melatarbelakangi
Persepsi Penderita Terhadap Stigma Penyakit Kusta, Jurnal Promosi
Kesehatan Indonesia Vol.4/No.1/Januari 2009. Hal. 18-24.
Srinivasan H, 1994, Disability, Deformity and Rehabilitation, In: Hastings RC,
Opromolla DVA, Leprosy, 2nd edition, Churchill Livingstone, Edinburgh.
pp. 411-447.
Varkevisser CM, Lever P, 2009, Gender and Leprosy: Case Studies in Indonesia,
Nigeria, Nepal and Brazil, Lepr. Rev. (2009) 80. pp. 65-75.
Werdiningsih R, Agusni I, 2003, Kecacatan pada Penderita Kusta Baru di Divisi
Kusta URJ Penyakit Kulit dan Kelamin RSUD Dr. Soetomo Surabaya
Periode 1998-2000, Berkala Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin Vol.
15/No. 3/Desember 2003. Hal. 149-158.
WHO, 1997, 7th WHO Expert Committee on Leprosy, www.who.int/lep/exp
diakses 17 Oktober 2011.
WHO, 2010, Global Leprosy Situation, In: Weekly Epidemiological Record,
http:// www.who.int/wer diakses 9 April 2011.
Wolff K, Johnson RA, 2009, Fitzpatrick’s Color Atlas & Synopsis of Clinical
Dermatology, 6th edition, McGraw-Hill, USA. pp. 665-661.

xvii 
 

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penyakit kusta adalah penyakit kronis yang disebabkan oleh bakteri
Mycobacterium leprae yang menyerang saraf tepi, kulit, mukosa mulut,
saluran nafas bagian atas, otot, tulang dan testis (Amirudin, 2000). Kusta
memiliki tiga gambaran klinis khas yang disebut cardinal sign yaitu adanya
lesi yang mati rasa, kerusakan saraf tepi dan adanya bakteri basil tahan asam
(Amirudin, 2003).
Penyakit kusta merupakan salah satu penyakit menular yang
menimbulkan masalah kompleks, tidak hanya dari segi medis tetapi juga
masalah sosial dan ekonomi. Masalah tersebut diakibatkan oleh stigma buruk
masyarakat terhadap kecacatan yang terjadi pada penderita kusta. Stigma
buruk terhadap penderita kusta timbul akibat kesalahan persepsi dan
pengetahuan yang sempit mengenai kusta sehingga membuat penderita kusta
mengalami diskriminasi di masyarakat dan kesulitan untuk mencari pekerjaan
(Puspita, 2011).
Kusta merupakan salah satu masalah kesehatan di dunia, terutama bagi
negara–negara yang sedang berkembang. Pada tahun 2009, kasus baru kusta
terbanyak di dunia terdapat di India yaitu sejumlah 133.717 kasus, diikuti
Brazil sejumlah 37.610 kasus dan Indonesia di posisi ketiga sejumlah 17.260
kasus (WHO, 2010).
Pada tahun 1991 World Health Assembly telah mengeluarkan resolusi
eliminasi kusta tahun 2000 dengan target prevalence rate kurang dari

1

2
 

1/10.000 penduduk. Indonesia secara nasional telah mencapai target sejak
bulan Juni 2000 dengan prevalence rate 0,84/10.000 penduduk, namun
beberapa provinsi belum memenuhi target tersebut, salah satunya adalah
provinsi Jawa Timur (Depkes RI, 2007).
Jawa timur menduduki peringkat pertama di Indonesia sebagai provinsi
dengan kasus kusta tertinggi yaitu 30 persen dari keseluruhan jumlah kasus
kusta di Indonesia. Prevalence rate kusta tahun 2009 di Jawa Timur sebesar
1,64 per 10.000 penduduk, dengan penderita kusta pausibasiler sejumlah 713
orang dan penderita kusta multibasiler sejumlah 3.971 orang (Dinkes Jatim,
2010).
Cara penularan kusta belum diketahui secara pasti, hanya berdasarkan
anggapan klasik yaitu melalui kontak secara langsung yang lama dan melalui
inhalasi. Faktor-faktor yang mempengaruhi penyebaran penyakit kusta adalah
patogenesis bakteri, cara penularan, keadaan sosial dan ekonomi, lingkungan,
dan imunitas individu (Kosasih, 2007).
Kusta memiliki berbagai macam klasifikasi, klasifikasi yang sering
digunakan adalah klasifikasi World Health Organization (WHO) tahun 1997.
Klasifikasi WHO dibuat berdasarkan jumlah lesi dan pemeriksaan hapusan
kulit. Pada klasifikasi tersebut kusta dibagi menjadi 3, yaitu pausibasiler lesi
tunggal, pausibasiler dan multibasiler (WHO, 1997).
Kusta menyebabkan berbagai macam kerusakan pada tubuh. Kerusakan
tersebut berupa kehilangan sensibilitas saraf dan kecacatan anggota tubuh.
Tingkat kecacatan kusta dibagi menjadi 3, yaitu tingkat 0, tingkat 1 dan
tingkat 2. Kecacatan tingkat 0 berarti tidak ada cacat tubuh, tingkat 1 adalah

3
 

cacat yang disebabkan oleh kerusakan saraf sensoris dan tingkat 2 adalah
kecacatan yang terlihat secara nyata seperti deformitas anggota gerak
(Srinivasan, 1994).
Angka kejadian kusta di Rumah Sakit Kusta Kediri sebanyak 120 kasus
baru, sedangkan di Rumah Sakit Saiful Anwar Malang sebanyak 19 kasus
baru. Berdasarkan jumlah tersebut peneliti memilih Rumah Sakit Kusta
Kediri sebagai tempat penelitian profil penderita penyakit kusta. Penelitian
profil penderita kusta meliputi jumlah penderita dengan kunjungan pertama,
identitas (jenis kelamin, usia, pekerjaan, daerah asal), tipe kusta, gambaran
klinis, predileksi pembesaran saraf, tingkat kecacatan dan reaksi kusta.
1.2 Rumusan Masalah
Bagaimanakah profil penderita kusta di Rumah Sakit Kusta Kediri ?
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan umum
Untuk mengetahui profil penderita kusta di Rumah Sakit Kusta
Kediri.
1.3.2 Tujuan khusus
1. Mengetahui jumlah penderita kusta dengan kunjungan pertama di
Rumah Sakit Kusta Kediri.
2. Mengetahui identitas (jenis kelamin, usia, pekerjaan, daerah asal) pada
penderita kusta di Rumah Sakit Kusta Kediri.
3. Mengetahui distribusi tipe kusta menurut klasifikasi WHO di Rumah
Sakit Kusta Kediri.

4
 

4. Mengetahui distribusi gambaran klinis penderita kusta di Rumah Sakit
Kusta Kediri.
5. Mengetahui distribusi predileksi pembesaran saraf tepi penderita kusta
di Rumah Sakit Kusta Kediri.
6. Mengetahui distribusi tingkat kecacatan penderita kusta di Rumah
Sakit Kusta Kediri.
7. Mengetahui distribusi reaksi kusta penderita kusta di Rumah Sakit
Kusta Kediri.
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Manfaat akademis
Memberikan informasi bagi peneliti selanjutnya mengenai jumlah
kasus baru kusta tahun 2010 dan profil penderita penyakit kusta tahun
2010.
1.4.2 Manfaat klinis
1. Memberikan informasi kepada tenaga medis mengenai jumlah kasus
baru kusta tahun 2010, tipe kusta, gambaran klinis penyakit kusta yang
sering muncul dan tingkat kecacatan penderita kusta.
2. Memberikan informasi kepada tenaga medis untuk meningkatkan
pelayanan dengan cara mendeteksi kusta sejak dini dan mencegah
kecacatan lebih lanjut.
1.4.3 Manfaat masyarakat
Memberikan informasi mengenai jumlah kasus baru kusta tahun 2010,
cara penularan penyakit kusta dan gambaran klinis kusta.