14 Buku Guru Kelas II SD
bahwa pendidikan agama bertujuan untuk berkembangnya kemampuan peserta didik dalam memahami, menghayai, dan
mengamalkan nilai-nilai agama yang menyerasikan penguasaannya dalam ilmu pengetahuan, teknologi dan seni Pasal 2 ayat 2.
Tujuan pendidikan agama sebagaimana yang disebutkan di atas itu juga sejalan dengan tujuan pendidikan agama Buddha yang melipui iga aspek
dasar yaitu pengetahuan pariyai, pelaksanaan paipai dan penembusan pencerahan paivedha. Pemenuhan terhadap iga aspek dasar yang
merupakan suatu kesatuan dalam metode Pendidikan Agama Buddha ini yang akan mengantarkan peserta didik kepada moralitas yang luhur, ketenangan
dan kedamaian dan akhirnya dalam kehidupan bersama akan mewujudkan perilaku yang penuh toleran, tenggang rasa, dan cinta perdamaian.
D. Pembelajaran Pendidikan Agama Buddha Berbasis Akivitas
Belajar adalah isilah kunci yang paling vital dalam seiap usaha pendidikan, sehingga tanpa belajar sesungguhnya tak pernah ada
pendidikan. Pendidikan Agama Buddha PAB di sekolah merupakan mata pelajaran bagi yang memungkinkan peserta didik memperoleh
pengalaman belajar dalam belajar beragama Buddha. Pembelajaran PAB merupakan proses membelajarkan peserta didik
untuk menjalankan pilar-pilar keberagamaan. Pilar ajaran Buddha diuraikan melalui Empat Kebenaran Mulia, Ajaran Karma dan Kelahiran Kembali,
Tiga Corak Kehidupan, dan Hukum Saling Ketergantungan. Selanjutnya pilar-pilar tersebut dijabarkan dalam ruang lingkup pembelajaran PAB di
sekolah yang melipui aspek sejarah, keyakinan, kemoralan, kitab suci, meditasi, dan kebijaksanaan.
Beberapa prinsip pembelajaran berbasisi akivitas yang perlu diperhaikan dalam pembelajaran PAB melipui:
1. Pembelajaran berpusat pada peserta didik
Pada prinsip ini, menekankan bahwa peserta didik yang belajar, sebagai makhluk individu dan makhluk sosial. Sebagai makhluk individu, seiap
peserta didik memiliki perbedaan antara satu dengan yang lainnya, dalam minat, kemampuan, kesenangan, pengalaman, dan gaya belajar.
Sebagai makhluk sosial, seiap peserta didik memilki kebutuhan berinteraksi dengan orang lain. Berkaitan dengan ini, kegiatan
pembelajaran, organisasi kelas, materi pembelajaran, waktu belajar, alat ajar, dan cara penilaian perlu disesuaikan dengan karakterisik
peserta didik. 2.
Belajar dengan Melakukan Melakukan akivitas adalah bentuk pernyataan diri. Oleh karena