Pengujian hipotesis Metode penelitian

9 Berdasarkan penjelasan di atas, maka yang menjadi sampel pada penelitian ini adalah Satuan Kerja Perangkat Daerah SKPD pada Kabupaten Bandung Barat sebanyak 43 SKPD.

3.2.6. Pengujian hipotesis

Hipotesis merupakan pernyataan mengenai populasi yang perlu diuji kebenarannya. Untuk melakukan pengujian dilakukan dengan mengambil sampel dari populasi, cara ini telah mudah dibandingkan dengan menghitung seluruh anggota populasi. Setelah mendapatkan hasil statistik dari sampel, maka hasil tersebut dapat digunakan untuk menguji pernyataan populasi, apakah bukti empiris dari sampel mendukung atau menolak pernyataan mengenai populasi. Seluruh proses tersebut dikenal dengan pengujian hipotesis. Menurut Suharyadi dan Purwanto S.K 2009:112 pengujian hipotesis didefinisikan sebagai berikut: “Pengujian hipotesis adalah prosedur yang didasarkan pada bukti sampel yang dipakai untuk menentukan apakah hipotesis merupakan suatu pernyataan yang wajar dan oleh karenanya tidak ditolak, atau hipotesis tersebut tidak wajar dan oleh karenanya harus ditolak”. Terdapat dua hipotesis dalam penelitian ini. Kedua hipotesis ini diuji dengan statistik uji t dengan ketentuan H ditolak jika t hitung lebih besar dari nilai kritis untuk α = 0,05 sebesar 1,96. 1 Hipotesis 1 Hipotesis pertama adalah Pengendalian Akuntansi berpengaruh terhadap Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, Persamaan model struktural: Untuk menguji hipotesis penelitian secara parsial dilakukan dengan melalui uji hipotesis statistik sebagai berikut: H o : λ = 0 : Pengaruh ξ 1 terhadap η tidak signifikan H 1 : λ ≠ 0 : Pengaruh ξ 1 terhadap η signifikan Statistik uji yang digunakan adalah: � = β �� β Tolak H o jika t statistik t kritis pada taraf signifikan. Dimana t kritis untuk α = 0,05 sebesar 1,96. 2 Hipotesis 2 Hipotesis kedua adalah Sistem Pelaporan berpengaruh terhadap Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintahan, Persamaan model struktural: Untuk menguji hipotesis kedua dilakukan melalui uji hipotesis statistik sebagai berikut: H o : λ = 0 : Pengaruh ξ 2 terhadap η 2 tidak signifikan H 1 : λ ≠ 0 : Pengaruh ξ 2 terhadap η 2 signifikan Statistik uji yang digunakan adalah: Tolak H o jika t statistik t kritis pada taraf signifikan. Dimana t kritis untuk α = 0,05 sebesar 1,96. η = β ξ 1 +  η = γ ξ 2+  � = λ �� λ 10 4. Hasil analisis penelitian dan pembahasan 4.1. Analisis Penelitian

Dokumen yang terkait

Pengaruh Akuntabilitas dan Pengendalian Intern Terhadap Kinerja Instansi Pemerintah (Survei pada Satuan Kerja Perangkat Daerah di Kota Bandung)

9 69 73

PENGARUH PENERAPAN ANGGARAN BERBASIS KINERJA TERHADAP AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PADA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH KABUPATEN MAGELANG.

1 8 15

PENGARUH PENERAPAN ANGGARAN BERBASIS KINERJA TERHADAP AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PADA PENGARUH PENERAPAN ANGGARAN BERBASIS KINERJA TERHADAP AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PADA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH KABUPATEN MAGELANG.

0 3 14

PENDAHULUAN PENGARUH PENERAPAN ANGGARAN BERBASIS KINERJA TERHADAP AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PADA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH KABUPATEN MAGELANG.

0 3 9

PENUTUP PENGARUH PENERAPAN ANGGARAN BERBASIS KINERJA TERHADAP AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PADA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH KABUPATEN MAGELANG.

0 3 67

PENGARUH KEJELASAN SASARAN ANGGARAN, BUDAYA ORGANISASI, PENGENDALIAN AKUNTANSI, SISTEM PELAPORAN, Pengaruh Kejelasan Sasaran Anggaran, Budaya Organisasi, Pengendalian Akuntansi, Sistem Pelaporan, Dan Motivasi Kerja Terhadap Akuntabilitas Kinerja Instansi

0 3 18

BAB 1 PENDAHULUAN Pengaruh Kejelasan Sasaran Anggaran, Budaya Organisasi, Pengendalian Akuntansi, Sistem Pelaporan, Dan Motivasi Kerja Terhadap Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (Studi Empiris pada Satuan Kerja Perangkat Daerah Dinas di Kota Sura

0 3 9

DAFTAR PUSTAKA Pengaruh Kejelasan Sasaran Anggaran, Budaya Organisasi, Pengendalian Akuntansi, Sistem Pelaporan, Dan Motivasi Kerja Terhadap Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (Studi Empiris pada Satuan Kerja Perangkat Daerah Dinas di Kota Surakar

1 3 4

PENGARUH PENERAPAN Pengaruh Penerapan Good Governance, Audit Kinerja, Dan Standar Akuntansi Pemerintahan Terhadap Akuntabilitas Keuangan Pemerintah Daerah (Studi Kasus Pada Satuan Kerja Perangkat Daerah Kota Surakarta).

2 9 12

PENGARUH PENERAPAN SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH, PEMAHAMAN AKUNTANSI, DAN KETAATAN PADA PERATURAN PERUNDANGAN TERHADAP AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (Studi Pada Satuan Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Banyumas)

0 0 19