21
2.4 Metode Pengembangan Sistem
Terdapat  beberapa  metode  dalam  melakukan  pengembangan  sistem, namun  dalam  hal  ini  hanya  akan  membahas  dua  metode  yang  mendekati  dalam
melakukan pengembangan sistem. Adapun dua metode yang mendekati adalah 1.
Metode pengembangan dengan model incremental incremental waterfall model  yang  merupakan  perbaikan  dari  model  waterfall  dan  sebagai
standar pendekatan top-down. Ide dasar dari model ini adalah membangun software  secara  meningkat  increment  berdasarkan  kemampuan
fungsional. Model incremental ini diaplikasikan pada sistem pakar dengan pembahasan  rules  yang  mengakibatkan  bertambahnya  kemampuan
sistem.  Keuntungan  dari  model  ini  adalah  bahwa  penambahan kemampuan fungsional akan lebih mudah diuji, diverifikasi dan divalidasi
dan dapat menurunkan biaya yang dikeluarkan untuk memperbaiki sistem. Model  incremental  merupakan  model  continous  rapid  prototype  biasa
yang  hanya  dibuat  pada  tahap  awal  untuk  mendapatkan  kebutuhan pengguna.
2. Metode pengembangan dengan model prototyping yang merupakan model
yang  paling  sering  digunakan  pada  dunia  rill.  Karena  metode  ini  secara keseluruhan  akan  mengacu  kepada  kepuasan  pengguna.  Bisa  dikatakan
metode ini merupakan metode  waterfall  yang dilakukan secara berulang- ulang.  Keuntungan dari  metode  ini adalah adanya komunikasi  yang  baik
antar  pengembang  sistem  dan  pengguna  sistem,  pengembang  dapat bekerja  lebih  baik  untuk  memenuhi  kebutuhan  pelanggan,  pengguna
berperan  aktif  dalam  pengembangan  sistem,  menghemat  waktu  dalam
22
pengembangan sistem  dan penerapan lebih mudah karena pengguna akan mengetahui fungsional yang diharapkan.
2.5 Metode Pendekatan Sistem Informasi
Pendekatan  sistem  dapat  diartikan  sebagai  titik  tolak  atau  sudut  pandang kita  terhadap  proses  sebuah  sistem  yang  merujuk  pada  pandangan  tentang
terjadinya  suatu  proses  yang  bersifat  masih  sangat  umum  dalam  mewadahi, mengispirasi, dan melatari metode pendekatan dalam cakupan teoritis tertentu.
Didalam  melakukan  penelitian  ini,  penulis  menggunakan  metode pendekatan sistem berorientasi objek, namun ada baiknya apabila kita melakukan
perbandingan  terlebih  dahulu  antara  pendekatan  terstruktur  dan  pendekatan berorientasi objek.
Menurut Adi Nugroho 2005 : 14 ”pendekatan terstruktur adalah aktifitas
menuliskan  daftar  perintah  yang  harus  diikuti  oleh  komputer,  kemudian mengorganisasi  perintah-perintah  tersebut  kedalam  kelompok-kelompok  yang
dinamakan fungsiprosedure. Yang umumnya menggunakan diagram aliran flow- chart untuk mengorganisasi aliran perintah dari satu aksi ke aksi lainnya
”. Sedangkan  pendekatan  berorientasi  objek  adalah  suatu  cara  berpikir  atau
berlogika  menghadapi  masalah-masalah  yang  akan  dicoba-atasi  dengan  bantuan komputer, mencoba melihat permasalahan lewat pengamatan dunia nyata dimana
setia  objek  adalah  entitas  tunggal  yang  memiliki  kombinasi  struktur  dan  fungsi tertentu.
Adapun perbandingan dari sisi lain kedua metode ini adalah ;
Pendekatan Terstruktur; 1.
Data  global,  pada  program  yang  berukuran  sangat  besar  sangat  sulit dilacak. Jika ingin merevisi struktur data global  maka kita harus merevisi
setiap  prosedurfungsi  yang  menggunakan  data  global  tersebut.  Ini  akan sangat memakan waktu dan biaya.
23
2. Pendekatan  terstruktur  tidak  menggambarkan  dunia  nyata  real  word
dengan  baik,  ini  karena  fungsi-fungsi  berorientasi  pada  aksi  dan  tidak berhubungan langsung dengan permasalah.
3. Program  yang  dibuat  dengan  pendekatan  terstruktur  lebih  mirip  dengan
apa  yang  dibayangkan  oleh  pengembang  dibandingkan  dengan  harapan dan keinginan pengguna.
Pendekatan Berorientasi Objek 1.
Pendekatan berorientasi objek menawarkan pendekatan lainnya yang lebih ekonomis,  yaitu  dengan  membuat  objek-objek  mandiri,  yang  sedapat
mungkin terlepas satu sama lain dan bekerja sama dengan mengirim pesan message satu sama lain.
2. Selain  menggorganisasi  data-data,    model  objek  juga  mengorganisasi
prosedur-prosedur  dan  fungsi-fungsi  yang  berguna  untuk  memanipulasi data yang terorganisasi.
3. Program  yang  dibuat  dengan  pendekatan  berorientasi  objek  disesuaikan
terlebih dahulu dengan kebutuhan pengguna.
2.5.1   Model Pendekatan Berorientasi Objek
Pemodelan objek adalah suatu metoda untuk menggambarkan suatu sistem yang  memperlihatkan  semua  objek  yang  ada  pada  sistem.  Model  objek  juga
memperlihatkan  hubungan  objek  terhadap  objek-objek  lain,  serta  menampilkan atribut  serta  operasi  yang  menjadi  ciri  suatu  kelas  tertentu  untuk  kepentingan
pengembangan suatu sistem informasi danatau perangkat lunak tertentu. Pemodelan  objek  juga  merupakan  sarana  komunikasi  antar  anggota
pengembang  dengan  calon  pengguna  untuk  menangkap  keinginankebutuhan
24
pengguna  serta  harapan  calon  pengguna user’s  needs  and  expectation,  dan
pengguna  lebih  mengetahui  fungsional  sebuah  sistem  sesuai  apa  dengan  yang diharapkan.  Fokus  utama  pemodelan  berorientasi  objek  adalah  dengan  melihat
objek yang saling berhubungan. Adapun tahapan-tahapan  metodelogi berorientasi objek adalah sebagai berikut :
1. Perencanaan
Tahapan  perencanaan  planning  adalah  menyangkut  studi  tentang kebutuhan  pengguna
user’s  specification,  studi  kelayakan  baik  secara teknis  maupun  secara  teknologi  serta  penjadwalan  pengembangan  suatu
proyek system informasi dan perangkat lunak. 2.
Analisis Tahapan  analisi  analysis,  yaitu  tahap  dimana  kita  berusaha  mengenali
segenap permasalahan
yang muncul
pada penguna
dengan mendekomposisi  dan  merealisasikan  use  case  diagram  lebih  lanjut,
mengenali  komponen-komponen  systemperangkat  lunak,  objek-objek, hubungan antarobjek dan sebagainya.
3. Perancangan
Tahapan  perancangan  design,  yaitu  tahapan  dimana  kita  mencoba mencari solusi permasalahan yang didapat dari analisis
4. Implementasi
Tahapan  implementasi,  yaitu  tahapan  dimana  kita  mengimplementasikan perancangan sistem kesituasi  yang  nyata, dimana  ditahapan  ini, kita telah
memulai  memilih  perangkat  keras  dan  penyusunan  perangkat  lunak aplikasi coding.
25
5. Pengujian
Tahapan  pengujian  testing,  yaitu  tahapan  untuk  menentukan  apakah sistemperangkat  lunak  yang  kita  buat  sudah  sesuai  dengan  kebutuhan
pengguna  atau  belum.  Jika  belum,  proses  selanjutnya  adalah  bersifat iteratif, yaitu kembali ketahap-tahap sebelumnya.
6. Pemeliharaan
Tahapan  pemeliharaan,  yaitu  tahapan  dimana  kita  mulai  melakukan pengoperasian sistem, dan jika diperlukan melakukan perbaikan-perbaikan
kecil,  kemudian  jika  waktu  penggunaan  sistem  habis,  maka  akan  masuk lagi pada tahapan perancangan.
2.5.2  Tools Yang Digunakan Dalam Pendekatan Berorientasi Objek
Didalam  melakukan  pendekatan  berorientasi  objek  memiliki  tools percangan  yang  dikenal  dengan  UML  Unified  Modeling  Languange.  Menurut
Martin Fowler 2004 : 1 UML adalah keluarga notasi grafis yang didukung oleh meta-model tunggal, yang membantu pendiskripsian dan desain perangkat lunak,
khususnya sistem yang dibangun dengan menggunakan pemorgraman berorientasi objek.
UML diperkenalkan oleh Ivar Jacobson yang sebelumnya terkenal dengan konsep  OOSE-  Object  Oriented  Software  Engineering,  James  Rumbaugh  yang
sebelumnya  terkenal  dengan  konsep  OMT –  Object  Modeling  Technique  serta
Grady  Booch  yang  sebelumnya  terkenal  dengan  konsep  notasi  Booch  yang populer  digunakan  sebagi  salah  satu  metodelogi  analisis  dan  perancangan
berorientasi objek.
26
Sepanjang  tahun  1996,  Rumbaugh,  Booch,  dan  Jacobson  memapankan konsorsium  UML  yang  dinamakan  OMG  Object  Management  Group.  OMG
merupakan konsorsium
yang berusaha
membuat standarisasi
metoda pengembangan perangkat lunak berorientasi objek.
Sebagai salah satu bahas pemodelan sistem perangkat lunak, menurut Adi Nugroho 2005 : 22, ada 3 ciri khas yang terdapat didalam UML, antara lain;
1. Merupakan  Use-Case  Driven  Language,  yang  maksudnya  adalah  sasaran
dari  pemodelan  adalah  memandu  para  pengembang  dalam  menciptakan perangkat lunak danatau sistem informasi yang memenuhi segala harapan
serta kebutuhan calon pengguna secara efisien. 2.
Merupakan  Architecture-Centric  Language,  yang  maksudnya  adalah  para pengembang  melakukan  pengendalian  kegiatan  pengembangan  sistem
informasiperangkat lunak
dengan melakukan
organisasi dari
sistemperangkat  lunak,  elemen-elemen  serta  interface  yang  tercakup didalam  sistemperangkat  lunak  yang  termasuk  didalamnya  adalah
bagaimana  elemen-elemen  berperilaku  serta  berkolaborasi  sesuai  dengan yang diharapkan oleh calon pengguna.
3. Merupakan  Interative  and  Incremental  Language  yang  dimaksud  adalah
pengembang  perangkat  lunaksistem  informasi  tidaklah  bersifat  linear. Pengembang selalu melakukan pengecekan apakah  sistemperangkat lunak
yang  dibangun  sudah  sesuai  dengan  use  case  serta  arsitektur  yang  telah disepakati.  Jika  belum,  maka  pengembang  bisa  kembali  ke  langkah
sebelumnya  dengan  melakukan  perbaikan-perbaikan  yang  diperlukan
27
sehingga  pada  langkah  selanjutnya,  pengembang  bisa  mendapat pemahaman secara lebih baik.
Adapun  konsep  dasar  dalam  dalam  UML  untuk  mendiskripsikan  OOP  Object Oriented Programin dengan menggunakan beberap diagram, antara lain ;
a. Use Case Diagram
Use  Case  Diagram  menggambarkan  fungsionalitas  yang  diharapkan  dari sebuah  sistem.  Yang  ditekankan  dalam  pembuatan  Use  Case  diagram  adalah
”apa”  yang  diperbuat  sistem  dan  bukan  ”bagaimana”.  Use  case  terdiri  dari sekumpulan  scenario  yang  dilakukan  oleh  aktor.  Use  case  menggambarkan
sebuah pekerjaan tertentu, misalnya sistem meng- created sebuah daftar transaksi, dan  sebagainya.  Aktor  adalah  entitas  manusia  atau  mesin  yang  berinteraksi
dengan sistem untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan tertentu. Use  Case  diagram  memfasilitasi  komunikasi  antar  pengembang
sistemperangkat  lunak  dengan  calon  pengguna.  Sebuah  use  case  dapat  meng- include  fungsionalitas  use  case  lain  sebagai  bagian  dari  proses  dalam  dirinya.
Secara umum diasumsikan bahwa use case yang di- include akan dipanggil setiap kali use case yang meng- include dieksekusi secara normal. Sebuah use case dapat
di-  include  oleh  lebih  dari  satu  use  case  lain,  sehingga  duplikasi  fungsionalitas dapat dihindari dengan cara menarik keluar fungsionalitas yang common . Sebuah
use  case  juga  dapat  meng-  extend  use  case  lain  dengan  behaviour  -nya  sendiri. Sementara  hubungan  generalisasi  antar  use  case  menunjukkan  bahwa  use  case
yang satu merupakan spesialisasi dari yang lain
28
b. Activity Diagram