Tujuan penelitian Manfaat penelitian

tari tradisional dan tari kreasi. Tari tradisional adalah semua tari yang telah mengalami perjalanan sejarah yang cukup lama, yang selalu bertumpu pada pola-pola tradisi yang telah ada Soedarsono,1977: 28-29. Tari tradisional berdasarkan atas nilai artistik garapannya dapat dibagi menjadi tiga, yaitu tari primitif, tari rakyat, dan tari klasik. Tari primitif adalah jenis-jenis tari yang mempunyai kesederhanaan dalam bentuk-bentuk gerak, iringan, kostum, rias, tata panggung, serta perlengkapan menari dan mempunyai nilai magis atau sakral. Tari rakyat adalah jenis tari yang masih berpijak pada budaya tradisional atau masih bertumpu pada unsur-unsur presmitif. Tari Bedhaya Srigati termasuk pada tari rakyat karena berkembang di kalangan rakyat. 2. Bedhaya Salah satu tari yang berkembang di Indonesia khususnya di keraton Surakarta dan Yogyakarta adalah Bedhaya . Bedhaya ialah tari yang ditarikan oleh sembilan orang penari wanita, yang terdiri dari endhel pajeg, batag, gulu, dhadha, bunthil, apit ngajeng, apit wingking, endhel wedhalan ngajeng, endhel wedhalan wingking , yang biasanya ditarikan di kalangan keraton sebagai sarana upacara ritual peringatan kenaikan tahta raja Sumandiyo Hadi, 2012: 56-59. Adapun salah satu fungsi tari yaitu, sebagai tari upacara. Tari upacara adat ialah suatu bentuk upacara yang berhubungan dengan beberapa kepercayaan atau agama dengan ditandai oleh sifat khusus yang menimbulkan rasa hormat yang luhur dalam arti merupakan suatu pengalaman yang suci atau sakral Sumandiyo, 2012: 46. Secara garis besar fungsi tari sebagai ritual memiliki ciri-ciri khas, yaitu 1. Tempat yang dipakai untuk pertunjukan tari Bedhaya Srigati biasanya tempat tertentu ; 2. Hari yang digunakan untuk pementasan tari Bedhaya Srigati biasanya adalah hari yang sudah ditentukan yakni pada malam 1 Suro 15 Muharram ; 3. Penari dalam pertunjukan Bedhaya Srigati biasanya yang tidak dalam keadaan datang bulan menstruasi ; 4. Sebelum pementasan tari Bedhaya Srigati dipentaskan biasanya juru kunci sudah menyiapakan sesaji yang dibutuhkan berupa tumpeng lengkap dengan bunga setaman ; 5. Tujuan tari pertunjukan tari Bedhaya Srigati ini hanya sebagai tari pembuka dalam acara ganti langse di Hutan Ketonggo ; dan 6. Juru junci juga membacakan maksud dan tujuan serta membaca doa Soedarsono,2010:126. Tari di Indonesia banyak sekali ragamnya, setiap daerah memiliki tari khas masing-masing yang merupakan warisan leluhur dan terus dilestarikan sampai sekarang. Adapun salah satu tari Bedhaya juga merupakan tari yang berkembang di daerah keraton Yogyakarta dan Surakarta yang masih terus dilestarikan sampai sekarang karena sebagai warisan budaya. Tari Bedhaya ialah tari yang sakral dan memiliki ciri khusus. Ciri khusus tari Bedhaya diantaranya ialah jumlah penari Bedhaya berjumlah sembilan, penari Bedhaya semua adalah wanita, rias penari satu dengan satunya sama karena tari Bedhaya tidak ada penokohan, gerak Bedhaya sangat halus dan simbolis, Bedhaya hanya ditarikan saat-saat tertentu untuk memperingati hari besar, penyajiannya harus didahului dengan suatu upacara tersendiri, gendhing pengiringnya adalah gendhing ketawang , disamping itu ceritanya bersifat religius magis. Pada tari Bedhaya Srigati dalam pementasannya juga memperhatikan hari, tempat, penari, sesaji,