Ekonomi, dan Bisnis, SiNAU 3 Universitas Pembangunan Nasional
Veteran : Yogyakarta, Jakarta, dan Jawa Timur
Semnas Call For Paper UPN Veteran 2014
4
Hipotesis 1a
: Lonjakan harga minyak dunia berpengaruh negatif terhadap return saham di sektor Industri Dasar di Bursa Efek Indonesia.
Hipotesis 1b
: Lonjakan harga minyak dunia berpengaruh negatif terhadap return saham di sektor Aneka Industri di Bursa Efek Indonesia.
Hipotesis 1c : Lonjakan harga minyak dunia berpengaruh negatif terhadap return saham di
sektor Industri Barang Konsumsi di Bursa Efek Indonesia. Minyak merupakan output produksi bagi sektor pertambangan. El-Sharif 2005
meneliti hubungan antara harga minyak mentah dengan harga saham di industri minyak dan gas di Inggris, hasilnya erdapat hubungan positif. Huang et al. 1996, Faff dan Brailsford
1999, Nandha dan Faff 2008, Cong 2008, dan Mohanty, Nandha, Bota 2010 pun mencapai kesimpulan yang sama pada hubungan antara harga minyak dan industri minyak dan
gas untuk beberapa negara yang berbeda. Hal tersebut disebabkan perusahaan menggunakan minyak sebagai output produksi, lonjakan terhadap harga minyak mentah dunia akan berimbas
pada meningkatnya kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dan kemampuan dalam memberikan dividen. Peningkatan kemampuan menghasilkan laba dan membagikan dividen
akan membuat minat investor menjadi tinggi, dan akan cenderung untuk membeli saham sehingga harga saham menjadi naik. Kenaikan harga saham akan meningkatkan return yang
diperoleh oleh investor. Maka dari itu dirumuskan hipotesis kedua yaitu:
Hipotesis 2 : Lonjakan harga minyak dunia berpengaruh positif terhadap return saham di
sektor pertambangan di Bursa Efek Indonesia.
C. METODE PENELITIAN Data
Penelitian ini menggunakan data harga minyak WTI harian dan penutupan indeks harian di 4 indeks saham sektoral di Bursa Efek Indonesia yaitu Pertambangan, Industri Dasar,
Aneka Industri, dan Industri Barang Konsumsi periode Januari 2004- Desember 2013. Data sekunder tersebut diperoleh dari informasi yang tersedia di website www.financeyahoo.co.id.
untuk indeks saham sektoral di Bursa Efek Indonesia serta website US Energy Administration www.eia.gov untuk harga minyak WTI. Selanjutnya, pengolahan data pada penelitian ini
akan dibantu oleh software EViews 7.
Tahapan Analisis
Regresi Awal
Ekonomi, dan Bisnis, SiNAU 3 Universitas Pembangunan Nasional
Veteran : Yogyakarta, Jakarta, dan Jawa Timur
Semnas Call For Paper UPN Veteran 2014
5 Variabel dependent yang dianalisis dalam penelitian ini adalah return indeks sektoral
harian, yang dihitung dengan rumus sebagai berikut: Rit = P_it-P_it-1P_it-1 ................................................................. 1
Dimana: Rit
: Return indeks saham sektor i pada hari ke t Pit
: Penutupan indeks sektor i pada hari ke t Pit-1 : Penutupan indeks sektor i pada hari ke t-1
Variabel independen di penelitian ini adalah harga minyak dunia harian yang dihitung dengan rumus sebagai berikut:
OILt = ࠟWTIࠠ_t-ࠟWTIࠠ_t-1ࠟWTIࠠ_t-1 ....................................... 2 Dimana:
OILt : Perubahan harga minyak dunia pada hari ke t WTIt : Harga minyak dunia pada hari ke t
WTIt-1: Harga minyak dunia pada hari ke t-1
Persamaan regresi perubahan harga minyak dan return saham indeks sektoral dinyatakan sebagai berikut:
R_it= ∝_i+β_1t OIL_t+ε_i ...................... ........................................... 3
Dimana: Rit
: Return indeks saham sektor i pada hari ke t OILt : Perubahan harga minyak dunia pada hari ke t
Uji Akar Unit Unit Root Test
Uji akar unit digunakan untuk menguji adanya anggapan bahwa sebuah data time series stasioner dengan menggunakan uji Dickey
–Fuller.
Penentuan Panjang Lag
Sebelum melakukan uji kointegrasi perlu dilakukan penentuan panjang lag. Penentuan panjang lag yang optimal didapat dari persamaan VAR dengan nilai AIC, SIC atau LR yang
terkecil Enders, 2004..
Uji Kointegrasi
Uji Johansen menggunakan analisis trace statistic dan nilai kritis pada tingkat kepercayaan α= 5 . Hipotesis nolnya apabila nilai trace statistic lebih kecil dari nilai kritis
pada tingkat kepercayaan α= 5 atau nilai probabilitas lebih besar dari α= 5 maka tidak
terindikasi adanya kointegrasi.
Analisis Vector Auto Regression VAR
Ekonomi, dan Bisnis, SiNAU 3 Universitas Pembangunan Nasional
Veteran : Yogyakarta, Jakarta, dan Jawa Timur
Semnas Call For Paper UPN Veteran 2014
6 Vector Auto Regression
VAR merupakan alat analisis yang dalam memahami adanya hubungan timbal balik interrelationship antara variabel-variabel ekonomi, maupun di dalam
pembentukan model ekonomi berstruktur.
Uji Granger Causality
Variabel independent dikatakan “granger-causes” variabel dependent, apabila variabel independent membantu memprediksi variabel dependent.
Impulse Response Function dan Variance Decomposition
Untuk menginterpretasikan koefisien VAR, digunakan impulse response function IRF dan variance decomposition VD.
HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN Hasil Uji Akar Unit
Unit Root Test
Kesimpulan hasil root test diperoleh dengan membandingkan nilai t-hitung dengan t- tabel pada tabel Dickey-Fuller adalah sebagai berikut :
__ Tabel 1 __ Perbandingan nilai t-hitung dan t-tabel pada output sektor industri dasar, aneka industri,
barang konsumsi dan sektor pertambangan menunjukkan bahwa data stasioner hipotesis null ditolak.
Hasil Panjang Lag Optimal
Panjang lag yang optimal adalah dua 2 berdasarkan Schwarz Information Criterion SIC. Hasil penentuan panjang lag disajikan dalam tabel 2:
__ Tabel 2__
Hasil Uji Kointegrasi
Berikut ini disajikan tabel hasil uji kointegrasi untuk setiap sektor dengan metode Johansen’s Cointegration Test.
__ Tabel 3 __ Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa nilai trace statistic dan maximum
eigenvalue pada r = 0 lebih besar dari critical value dengan tingkat signifikansi 5. Hal ini
berarti return saham di sektor industri dasar, aneka industri, industri barang konsumsi dan pertambangan dengan perubahan harga minyak dunia memiliki hubungan stabilitas atau
keseimbangan dan kesamaan pergerakan dalam jangka panjang.
Analisis Vector Auto Regression VAR
Ekonomi, dan Bisnis, SiNAU 3 Universitas Pembangunan Nasional
Veteran : Yogyakarta, Jakarta, dan Jawa Timur
Semnas Call For Paper UPN Veteran 2014
7 Menurut Enders 2004, jika terdapat hubungan kointegrasi diantara variabel penelitian,
maka estimasi dilakukan dengan VAR. Tabel 4 - tabel 7 menyajikan hasil estimasi dengan VAR untuk masing-masing sektor yang diteliti.
__ Tabel 4 sd 7 __ Dari tabel 4 terlihat bahwa untuk return sektor industri dasar secara signifikan
dipengaruhi oleh konstanta C, BIND -1, BIND -2 dan OIL -1 yang ditunjukkan oleh nilai statistiknya 1.9608 atau -1.9608.
Persamaan error correction pada VAR adalah sebagai berikut:
BIND = 0.127BIND-1 - 0.058BIND-2 - 0.09OIL-1 - 0.029OIL-2 + 0.002...........4
Pada persamaan antara sektor industri dasar dan minyak WTI diatas, variabel OIL tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap pergerakan return sektor industri dasar pada
lag dua hari sebelumnya, namun pergerakan return sektor industri dasar dipengaruhi oleh dinamika pergerakan dirinya sendiri pada satu hari dan dua hari sebelumnya serta pergerakan
minyak WTI sehari sebelumnya. Dari output tabel 5 terlihat bahwa untuk return sektor aneka industri secara signifikan
hanya dipengaruhi oleh OIL -1 yang ditunjukkan oleh nilai statistiknya 1.9608 atau -.9608. Persamaan error correction pada VAR adalah sebagai berikut:
MISC = 0.021MISC-1 + 0. MISC-2 - 0.067OIL-1 - 0.009OIL- 2 + 0.0009………..…5
Pada persamaan antara sektor aneka industri dan minyak WTI diatas, variabel OIL tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap pergerakan return sektor aneka industri pada
lag dua hari sebelumnya, namun pergerakan return sektor aneka industri dipengaruhi oleh pergerakan minyak WTI sehari sebelumnya.
Tabel 6 menunjukkan return sektor industri barang konsumsi secara signifikan hampir dipengaruhi oleh semua variabel, yaitu konstanta C, OIL -2 dan tingkat return sektor industri
barang konsumsi pada masa lalu yang ditunjukkan oleh nilai statistiknya 1.9608 atau - 1.9608. Akan tetapi, nilai perubahan minyak WTI pada lag sehari sebelumnya tidak
berpengaruh secara signifikan terhadap variabel return sektor industri barang konsumsi. Persamaan error correction pada VAR adalah sebagai berikut:
CONS = 0.076OIL-1 - 0.09OIL-2 + 0.27CONS-1 + 0.101CONS-2 + 0.003 ……6
Pada persamaan antara sektor industri barang konsumsi dan minyak WTI diatas, variabel OIL pada lag sehari sebelumnya tidak memberikan pengaruh yang signifikan,
sedangkan variabel OIL pada lag dua hari sebelumnya memberikan pengaruh yang signifikan.
Ekonomi, dan Bisnis, SiNAU 3 Universitas Pembangunan Nasional
Veteran : Yogyakarta, Jakarta, dan Jawa Timur
Semnas Call For Paper UPN Veteran 2014
8 Tabel 7 terlihat bahwa untuk return sektor pertambangan secara signifikan dipengaruhi
oleh semua variabel, yaitu konstanta C, OIL -1, OIL -2 yang merupakan perubahan harga minak WTI pada masa lalu dan tingkat return sektor pertambangan pada lag sehari sebelumnya
yang ditunjukkan oleh nilai statistiknya 1.9608 atau -1.9608. Persamaan error correction pada VAR adalah sebagai berikut:
MING = - 0.155MING-1 + 0.003MING-2 + 0.065OIL-1 + 0.067OIL-2 + 0.002 … 7
Pada persamaan antara sektor pertambangan dan minyak WTI diatas, variabel OIL memberikan memberikan pengaruh yang signifikan pada lag dua hari sampai satu hari
sebelumnya terhadap variabel return saham sektor pertambangan.
Uji Granger Causality
Hasil Uji Granger Causality untuk menguji arah dan hubungan kausalitas antara perubahan harga minyak WTI dan keempat sektor yang diteliti disajikan dalam tabel 8 berikut:
__ Tabel 8 __ Perubahan harga Minyak WTI secara statistik tidak signifikan mempengaruhi tingkat
return sektor industri dasar BIND dan begitu pula sebaliknya tingkat return sektor industri
dasar secara statistik tidak signifikan memengaruhi perubahan harga Minyak WTI yang dibuktikan dengan nilai probabilty masing-masing lebih besar dari 0.05 yaitu 0.7588 dan
0.7895. Perubahan harga Minyak WTI secara statistik signifikan mempengaruhi tingkat return sektor aneka industri MISC, namun, tingkat return sektor aneka industri secara statistik tidak
signifikan memengaruhi perubahan harga Minyak WTI. Perubahan harga Minyak WTI secara statistik signifikan mempengaruhi tingkat return sektor industri barang konsumsi CONS ,
namun tingkat return sektor industri barang konsumsi secara statistik tidak signifikan memengaruhi perubahan harga Minyak WTI. Perubahan harga Minyak WTI secara statistik
signifikan mempengaruhi tingkat return sektor pertambangan MING, namun, tingkat return sektor pertambangan secara statistik tidak signifikan memengaruhi perubahan harga Minyak
WTI.
Hasil Uji Impulse Response Function dan Variance Decomposition
Berikut ini adalah hasil Uji Impulse Response Function antara harga minyak WTI dan keempat sektor yang diteliti.
__ Tabel 9 __
Ekonomi, dan Bisnis, SiNAU 3 Universitas Pembangunan Nasional
Veteran : Yogyakarta, Jakarta, dan Jawa Timur
Semnas Call For Paper UPN Veteran 2014
9 Pada awal periode yaitu hari pertama sampai hari ke 4, respon return sektor industri
dasar masih sangat fluktuatif yaitu merespon positif dan negatif sejak terjadinya shock atau goncangan terhadap perubahan harga minyak WTI. Selanjutnya mulai hari ke 5 sampai hari ke
7 fluktuasi mulai mengecil artinya return sektor industri dasar tidak lagi bergejolak seperti periode sebelumnya. Mulai dari hari ke 5 dan seterusnya, return sektor industri dasar kembali
mencapai keseimbangan atau ekuilibrium sama seperti sebelum terjadinya guncangan perubahan harga minyak WTI.
__ Tabel 10 __ Pada awal periode, sektor aneka industri memberikan respon yang sangat fluktuatif
sampai hari ke 6 semenjak terjadinya guncangan pada harga minyak WTI. Selanjutnya, setelah seminggu berlalu sampai kepada hari ke 7, dampak shock mulai berkurang yang ditunjukkan
dengan grafik warna biru yang tidak lagi terlalu fluktuatif. Ekuilibrium sektor aneka industri yaitu, pengembalian titik keseimbangan sektor aneka industri sebelum adanya guncangan pada
harga minyak WTI, dapat dicapai pada hari ke 7. __ Tabel 11 __
Pada awal periode yaitu hari pertama sampai hari kelima, respon return sektor industri barang konsumsi masih sangat fluktuatif yaitu merespon positif dan negatif sejak terjadinya
shock atau goncangan terhadap perubahan harga minyak WTI. Selanjutnya mulai hari ke 6 sampai hari ke 7 fluktuasi mulai mengecil artinya return sektor industri barang konsumsi tidak
lagi bergejolak seperti periode sebelumnya. Mulai dari hari ke 6 dan seterusnya, return sektor industri barang konsumsi kembali mencapai keseimbangan atau ekuilibrium sama seperti
sebelum terjadinya guncangan perubahan harga minyak WTI. __ Tabel 12 __
Pada awal periode, sektor pertambangan memberikan respon yang sangat fluktuatif sampai hari ke 5 semenjak terjadinya guncangan pada harga minyak WTI. Selanjutnya, setelah
5 hari berlalu sampai kepada hari ke 6, dampak shock mulai berkurang yang ditunjukkan dengan grafik warna biru yang tidak lagi terlalu fluktuatif. Ekuilibrium sektor pertambangan
dapat dicapai pada hari ke 6.
Hasil Pengujian Hipotesis 1a:
BIND = 0.002+ 0.127 BIND-1 - 0.058BIND-2 - 0.09OIL- 1……… …………..8
Ekonomi, dan Bisnis, SiNAU 3 Universitas Pembangunan Nasional
Veteran : Yogyakarta, Jakarta, dan Jawa Timur
Semnas Call For Paper UPN Veteran 2014
10 . Apabila return sektor industri dasar satu hari yang lalu meningkat sebesar 1, akan
menyebabkan perubahan return sektor industri dasar hari ini meningkat sebesar 0,12, namun jika return sektor industri dasar dua hari yang lalu meningkat sebesar 1, akan menyebabkan
perubahan return sektor industri dasar hari ini sebesar -0,05. Apabila harga minyak WTI satu hari yang lalu meningkat sebesar 1, akan menyebabkan perubahan return sektor industri dasar
hari ini menurun sebesar 0,09. Maka dari itu, hipotesis lonjakan harga minyak dunia berpengaruh negatif terhadap return saham di sektor industri dasar di Bursa Efek Indonesia
dapat diterima.
Hasil Pengujian Hipotesis 1b:
MISC = - 0.067OIL- 1 ……………………………………………….…………..9
Apabila harga minyak WTI satu hari yang lalu meningkat sebesar 1, akan menyebabkan perubahan return sektor aneka industri hari ini menurun sebesar 0,06. Maka
dari itu, hipotesis lonjakan harga minyak dunia berpengaruh negatif terhadap return saham di sektor aneka industri di Bursa Efek Indonesia dapat diterima.
Hasil Pengujian Hipotesis 1c:
CONS = 0.003- 0.093OIL-2 + 0.272 CONS-1 + 0.101CONS- 2 …………….…..10
Apabila return sektor industri barang konsumsi satu hari yang lalu meningkat sebesar 1, akan menyebabkan perubahan return sektor industri barang konsumsi hari ini meningkat
sebesar 0,27, dan jika return sektor industri dasar dua hari yang lalu meningkat sebesar 1, akan menyebabkan perubahan return sektor industri dasar hari ini sebesar 0,1. Apabila harga
minyak WTI dua hari yang lalu meningkat sebesar 1, akan menyebabkan perubahan return sektor industri barang konsumsi hari ini menurun sebesar 0,093. Maka dari itu, hipotesis
lonjakan harga minyak dunia berpengaruh negatif terhadap return saham di sektor industri barang konsumsi di Bursa Efek Indonesia dapat diterima.
Ketiga sub-hipotesis pertama membuktikan lonjakan harga minyak dunia berpengaruh negatif terhadap return saham di sektor industri, menurut peneliti hal ini dikarenakan minyak
bersama dengan modal, tenaga kerja dan bahan baku merupakan komponen paling penting dalam produksi barang dan perubahan harga input tersebut akan mempengaruhi arus kas.
Naiknya harga minyak, yang dibarengi dengan tidak adanya efek substitusi lengkap antara faktor-faktor produksi, meningkatkan biaya produksi. Meningkatnya biaya produksi dan
berimbas pada menurunnya kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dan kemampuan
Ekonomi, dan Bisnis, SiNAU 3 Universitas Pembangunan Nasional
Veteran : Yogyakarta, Jakarta, dan Jawa Timur
Semnas Call For Paper UPN Veteran 2014
11 dalam memberikan dividen. Penurunan kemampuan menghasilkan laba dan membagikan
dividen akan membuat minat investor menjadi rendah, dan investor perusahaan yang bersangkutan akan cenderung untuk menjual sahamnya sehingga harga saham turun.
Penurunan harga saham akan menurunkan return yang diperoleh oleh investor.
Hasil Pengujian Hipotesis 2:
MING = 0.002 - 0.155MING-1 + 0.066 OIL-1 + 0.069OIL- 2 ………………….…..11
Apabila return sektor pertambangan satu hari yang lalu meningkat sebesar 1, akan menyebabkan perubahan return sektor industri barang konsumsi pertambangan hari ini sebesar
-0,15, Apabila harga minyak WTI satu hari yang lalu meningkat sebesar 1, akan menyebabkan perubahan return sektor pertambangan hari ini meningkat sebesar 0,066, dan
jika terjadi perubahan harga minyak WTI dua hari yang lalu sebesar 1, return sektor pertambangan hari ini akan meningkat sebesar 0,069. Maka dari itu, hipotesis lonjakan harga
minyak dunia berpengaruh positif terhadap return saham di sektor pertambangan di Bursa Efek Indonesia dapat diterima. Menurut peneliti hal ini disebabkan perusahaan menggunakan
minyak sebagai output produksi, lonjakan terhadap harga minyak mentah dunia akan berimbas pada meningkatnya kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dan kemampuan dalam
memberikan dividen. Peningkatan kemampuan menghasilkan laba dan membagikan dividen akan membuat minat investor menjadi tinggi, dan akan cenderung untuk membeli saham
sehingga harga saham menjadi naik.
E. KESIMPULAN