BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Vandalisme
2.1.1 Pengertian Vandalisme.
Menurut Sarwono 2006 masa remaja merupakan periode yang penuh gejolak emosi tekanan jiwa sehingga remaja mudah berperilaku menyimpang dari
aturan dan norma sosial yang berlaku dikalangan masyarakat. Salah satu tugas perkembangan tersulit pada masa remaja adalah
menyesuaikan diri terhadap pengaruh lingkungan sosial seperti meningkatnya pengaruh teman sebaya yang akan membentuk kelompok. Kelompok teman
sebaya memiliki aturan tertentu yang harus dipatuhi oleh remaja terhadap norma dengan berperilaku sama dengan kelompok tersebut. Vandalisme biasanya
dilakukan oleh remaja sebagai penulisan identitas kelompok, penulisan nama orang yang disukai, penulisan kata-kata jorok, pengungkapan rasa, dsb. Tujuan
dari vandalisme tersebut adalah agar nama kelompok atau individu dikenal oleh masyarakat.
Menurut Lase 2003 vandalisme merupakan tindakan atau perbuatan yang mengganggu atau merusak berbagai obyek fisik dan buatan, baik milik
pribadi
private properties
maupun fasilitas atau milik umum
public amenities
. Vandalisme umumnya yang ditemui adalah mencorat- coret dinding, jembatan,
halte bus, merusak fasilitas umum seperti telpon umum, bus, WC umum, taman, dsb.
Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa vandalisme merupakan tindakan atau perilaku yang mengganggu atau merusak berbagai obyek fisik
maupun buatan, baik milik pribadi maupun fasilitas milik umum, yang berakibat pada rusaknya keindahan dan kelestarian alam.
2.1.2 Faktor Penyebab Vandalisme Di kalangan Remaja
Salah satu yang menjadi masalah lingkungan yang trend di kalangan remaja adalah vandalisme terhadap lingkungan fisik dan buatan. Vandalisme
disamping berdampak terhadap kerusakan lingkungan fisik dan lingkungan buatan, juga memiliki dampak terhadap estetika dan kebersihan lingkungan.
Lase 2003 mengemukakan ada dua faktor yang menjadi pemicu timbulnya vandalisme, yaitu lingkungan keluarga dan lingkungan sekolah. Kedua
lingkungan di atas memiliki karakteristik permasalahan yang berbeda-beda terhadap perilaku vandalisme yang dikemukakan sebagai berikut:
1. Lingkungan keluarga
Masalah dalam lingkungan keluarga yang memicu terjadinya tindakan vandalisme remaja terhadap lingkungan buatan, adalah:
a. Ketidakharmonisan dalam keluarga mengakibatkan remaja
mengekspresikan perasaannya melalui tindakan vandalisme. b.
Tempat tinggal berjauhan dari sekolah, sehingga sang anak harus berpisah dengan orang tua dan tinggal di kos, atau rumah saudara.
Perilaku anak menjadi bebas dan kurang mendapat kontrol dari orang tua yang masih lebih ditakuti para remaja.
c. Pola asuh keluarga yang terlalu ketat atau terlalu longgar. Hal ini
terjadi sebagai ekspresi kasih orang tua yang berwujud kasihan. Sebaliknya ketakutan orang tua akan rusakhilangnya masa depan
anaknya sehingga menerapkan disiplin yang berlebihan. Kedua kondisi tersebut memiliki dampak yang sama terhadap anak.
d. Kurangnya pembinaan melalui jalur agama, khususnya tentang
lingkungan hidup sebagai ciptaan Tuhan yang harus dimanfaatkan, dipelihara dan dilestarikan.
e. Pekerjaan orang tua ayah dan ibu juga memiliki pengaruh besar,
khususnya pekerjaan ibu. Kurangnya waktu ibu bersama anak- anaknya berdampak pada perilaku anak.
f. Pendidikan orang tua ayah dan ibu juga memiliki pengaruh besar,
khususnya pendidikan ibu. g.
Kurangnya kebebasan anak mengekspresikan perasaannya dalam lingkungan yang menjadi haknya, misalnya memiliki kamar
sendiri, memiliki ruang belajar sendiri, dan sebagainya barakibat pada perilaku anak.
h. Kurangnya kesempatan bersama-sama dengan orang tua, misalnya
ibadah bersama, makan bersama dan sebagainya. i.
Tidak memiliki halaman rumah yang cukup untuk mengekspresikan gejola pertumbuhan yang berdampak pada
tingkah laku. 2.
Lingkungan sekolah Masalah dalam lingkungan sekolah yang memicu terjadinya tindakan
vandalisme remaja terhadap lingkungan adalah: a.
Lepas kasih guru, artinya tidak mendapat perhatian dari guru dalam proses belajar mengajar.
b. Ekspresi kejengkelan karena sering dipanggil guru, yang umumnya
berkaitan dengan tingkah laku negatif. c.
Sering berurusan dengan polisi dalam berbagai bentuk permasalahan.
d. Tempat sekolah berpindah-pindah dengan berbagai alasan.
e. Banyaknya peluang untuk lepas setelah pulang sekolah, karena
sekolah pagi hari. f.
Senang buku eksak, umumnya mengindikasikan kemampuan berfikir.
g. Senang buku komik, munculnya perilaku yang ditiru dari tokoh
yang diidolakan. As’ad 2004 dalam artikel Mencermati Maraknya Vandalisme,
mengungkapkan bagi banyak remaja terutama yang haus kasih sayang dan perhatian dari keluarga, teman sebaya merupakan orang yang paling dekat dengan
mereka. Teman sebaya sering dijadikan sandaran utama untuk mencurahkan masalah yang sedang dihadapi, bertukar perasaan dan pengalaman. Kebersamaan
sehari-hari itulah yang menyebabkan teman sebaya mempunyai pengaruh besar terhadap pembangunan nilai hidup bagi remaja, terutama dari segi tingkah laku
serta tindakan. Selain itu, remaja juga mudah terpengaruh dengan gaya hidup negatif di kalangan teman sebaya seperti merokok, bolos sekolah, mencuri dan
juga vandalisme. Karena remaja butuh peran dalam masyarakat tetapi masyarakat sering kurang memberikan peran yang berarti dan memberikan tempat bagi
remaja sehingga remaja menunjukkan hal-hal negatif untuk menujukkan bahwa mereka ada. Mereka lari kepada teman yang kurang tepat dan bergabung dalam
suatu kelompok geng, dengan kelompok itulah mereka membuat suatu sikap protes dengan melakukan hal yang kurang baik. Kalau misalnya mereka lari pada
suatu kelompok yang tepat contohnya kelompok musik maka mereka akan melakukan hal yang baik dengan kelompok barunya tersebut.
2.1.3 Aspek-aspek Vandalisme Dalam Kehidupan Remaja