THE IMPROVEMENT OF ACTIVITY AND INSTRUCTION ACHIEVEMENT OF PANCASILA AND CIVIC EDUCATION USING THE COMPARATIVE LEARNING THINK PAIR SHARE AT THE 7th GRADE STUDENTS OF SMP NEGERI 3 METRO PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN

ABSTRACT

THE IMPROVEMENT OF ACTIVITY AND INSTRUCTION
ACHIEVEMENT OF PANCASILA AND CIVIC EDUCATION USING
THE COMPARATIVE LEARNING THINK PAIR SHARE AT THE 7th
GRADE STUDENTS OF SMP NEGERI 3 METRO

By:
MARTATI

The purpose of this study was to improve the instruction of Pancasila and Civic
Education through: (1) finding lesson plan of the cooperative learning Think Pair
Share; (2) implementing the cooperative learning Think Pair Share; and (3)
finding the appropriate scoring system of the cooperative learning Think Pair
Share;and (4) discovering the increase of the activity and the learning
achievement of the students taught through the cooperative learning Think Pair
Share.
The research method used was a classroom action research. The subjects were the
students of VII C and VII E classes. The research was conducted in 3 cycles. The
research data were collected through a written test and were analyzed through a
quantitative and descriptive technique.

The conclusion of the study are: (1) the lesson plan of the cooperative learning
Think Pair Share was designed syntactically to propose a phenomenon, determine
the choice of the theme, analyze the phenomenon, process and examine the
phenomnenon, draw a conclusion, present the work, analyze and evaluate it; (2)
the cooperative learning Think Pair Share can improve the students’ learning
activity; (3) the assessment applied was in the form of essay consisting of five
items that had been verified by expert judgement; with reability of first cycle :
0,33, Second cycle : 0,23 third cycle : 0,18 (4) the improvement of the students’
achievement in the first cycle in class VII C reached 65.63% and in class VII E
reached 68.75. Meanwhile, in the second cycle, in class VII C was 75% AND IN
vii e WAS 87.50. Finally, in the third cycle, class VII C reached 81.25% and VII
E reached 90.63%.

Keywords : learning activity, learning achievement, think pair share

ABSTRAK

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR
PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN
DENGAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF THINK PAIR SHARE

SISWA KELAS VII SMP NEGERI 3 METRO

Oleh
MARTATI

Tujuan Penelitian ini adalah untuk memperbaiki pembelajaran Pendidikan
Pancasila Dan Kewarganegaraan dengan cara: (1) Menemukan
Rencana
Pelaksanaan pembelajaran pembelajaran kooperatif Think Pair Share. (2)
Menerapkan pembelajaran pembelajaran kooperatif Think Pair Share (3)
Menemukan sistem penilaian yang tepat; (4) Mengetahui peningkatan aktivitas
dan prestasi belajar siswa dengan pembelajaran kooperatif Think Pair Share.
Metode Penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas. Subjek
penelitian adalah siswa kelas VIIC dan VIIE. Penelitian dilakukan dengan 3
siklus. Pengumpulan data menggunakan tes tertulis dan dianalisis secara deskriptif
kuantitatif.
Kesimpulan penelitian: (1) RPP pembelajaran kooperatif Think Pair Share di
desain dengan sintak mengajukan fenomena, menentukan pilihan tema,
menganalisis fenomena, mengolah dan mengkaji fenomena, menarik kesimpulan,
menyajikan hasil kerja, menganalisis dan mengevaluasi,(2) pembelajaran

kooperatif Think Pair Share dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa yaitu
diskusi kelompok, (3) penilaian menggunakan soal bentuk esai berjumlah lima
soal yang telah diverifikasi oleh expert judgement dengan reabilitas siklus 1: 0,33
siklus 2 : 0,23 siklus 3 : 0,18 (4) peningkatan prestasi siswa siklus I kelas VIIC
65,63%, kelas VIIE 68,75%. Siklus II kelas VIIC 75%, kelas VIIE 87,50%.
Siklus III kelas VIIC 81,25%, kelas VIIE 90,63%.

Kata Kunci : aktivitas belajar, prestasi belajar, think pair share

RIWAYAT HIDUP

MARTATI Lahir di Palembang, 16 Maret 1970.
Merupakan anak tunggal dari pasangan Bapak
Muhammad Amin dan Ibu Siti Rohmah.

Penulis menyelesaikan Pendidikan Taman Kanak-kanak (TK) Hub Dam IV
Sriwijaya Tahun 1975, Sekolah Dasar (SD) Negeri 64 Palembang Tahun 1982,
Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 17 Palembang Tahun 1985, Sekolah
Menengah Atas (SMA) Negeri 1 Palembang Jurusan A3 dan Perguruan Tinggi
(S1) FKIP Jurusan IPS Program Studi PMP-KN Universitas Sriwijaya Palembang

tahun 1993. .

Tahun 1994 Penulis Menikah dengan Muhammad Ikhsan dan dikarunia 1 orang
putera yang bernama : Muhammad Fazry Tasa Utama, dan 2 orang putri yang
bernama : Thasa Alifia Rizqyta dan Thasa Azra Violetha.

Tahun 1995 Penulis diangkat menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS) sebagai guru
Sekolah Menengah Pertama di SMP Negeri 2 Seputih Banyak Lampung Tengah.
Tahun 1999 Penulis mutasi ke SMP Negeri 3 Metro sampai sekarang.
Tahun 2009 Penulis melanjutkan Studi S2 di FKIP Program Studi Teknologi
Pendidikan Universitas Lampung.

MOTO
Don’t Be Afraid To Move, Because The Distance Of 1000
Miles Start By A Single Step.
JanganTakut Melangkah, Karena Jarak 1000 Mil
Dimulai Dari 1 Langkah
A Wealth Without A Religion Is A Blind
Harta Tanpa Agama Adalah Sebuah Kebutaan


PERSEMBAHAN

Teriring rasa bahagia dan syukur kehadirat Allah SWT....
Karya ini kupersembahkan sebagai tanda kasih sayang dan cintaku kepada :

Kedua Orangtuaku yang tercinta : Muhammad Amin dan Siti Rohmah
Suamiku yang terkasih : Muhammad Ikhsan

Anandaku yang tersayang :

~ Muhammad Fazry Tasa Utama
~ Thasa Alifia Rizqyta
~ Thasa Azra Violetha

SANWACANA

Puji Syukur Kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat, Taufik dan
Hidayah-Nya sehingga Penulis memperoleh kekuatan dan kemampuan untuk
menyelesaikan Tesis ini dari mulai perencanaan, pelaksanaan, penyusunan hingga
perbaikan.


Tesis dengan judul “Peningkatan Prestasi Belajar Pendidikan Pancasila Dan
Kewarganegaraan Dengan Pembelajaran Kooperatif Think Pair Share Pada Siswa
Kelas VII SMP Negeri 3 Metro” disusun dalam rangka memenuhi sebagian
persyaratan untuk memperoleh gelar Magister Teknologi Pendidikan Di Program
Pascasarjana Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

Dengan selesainya Tesis ini, Penulis sampaikan ucapan terima kasih yang tak
terhingga kepada yang terhormat :
1.

Bapak Prof. Dr. Ir. Sugeng Harianto, M.S, selaku Rektor Universitas
Lampung.

2.

Bapak Dr. Bujang Rahman, M.Si, Selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Lampung yang telah memberikan berbagai kebijakan
dalam penyelesaian penyusunan Tesis ini.


3. Bapak Prof. Dr. Sudjarwo, M.S, selaku Direktur Pascasarjana Universitas
Lampung.
4. Ibu Dr. Adelina Hasyim, M. Pd, Selaku Ketua Program Pascasarjana Teknologi
Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung dan

sekaligus selaku Pembimbing I yang telah dengan sabar, tekun, tulus dan ikhlas
meluangkan waktu, tenaga dan pikiran dalam memberikan bimbingan,
motivasi, arahan dan saran-saran yang sangat berharga kepada Penulis selama
penyusunan Tesis ini.
5. Ibu Dr. Herpratiwi, M. Pd, selaku Sekretaris Program Pascasarjana Teknologi
Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung dan
sekaligus selaku Penguji II yang telah memberikan bimbingan, motivasi, saransaran yang berharga kepada Penulis dalam perbaikan Tesis ini.
6. Bapak Drs. Maman Surahman, M. Pd, selaku Pembimbing II yang telah
dengan sabar, tekun, tulus dan ikhlas meluangkan waktu, tenaga dan pikiran
dalam memberikan bimbingan, motivasi, arahan dan saran-saran yang sangat
berharga kepada Penulis selama penyusunan Tesis ini.
7. Bapak Dr. Irawan Suntoro, M.S, selaku Penguji I yang juga telah memberikan
bimbingan, saran-saran, ilmu demi terselesaikannya Tesis ini.
8. Ibu Gustin Darwis, S. Pd. Ing, selaku Kepala SMP Negeri 3 Metro yang telah
memberikan ijin untuk melakukan penelitian.

9. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen dan Staf Administrasi Program Pascasarjana
Teknologi Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Lampung.
10. Kedua Orang Tua (Muhammad Amin dan Siti Rohmah), Suamiku (Muhammad
Ikhsan), Anandaku (Fazry, Alifia dan Violetha) serta Kakak, adikku atas
dukungannya dalam penyelesaian tesis ini
11. Kolaborator dan semua pihak yang telah membantu dengan sepenuh hati dan
memberikan motivasi selama penyusunan Tesis ini.

Akhirnya hanya Doa yang dapat Penulis persembahkan ke Hadirat Allah SWT,
semoga segala bantuan yang telah diberikan akan mendapat balasan yang berlipat
ganda dan semoga Tesis ini bermanfaat dalam upaya meningkatkan mutu
pendidikan. Aamiiin YRA.

Bandar lampung, 30 Juni 2014
Penulis,

MARTATI
NPM 0923011040


DAFTAR ISI

Halaman
DAFTAR ISI....................................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL..............................................................................................................

xi

DAFTAR GAMBAR.......................................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN......................................................................................................

xiii

BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ................................................................................................

1

1.2. Identifikasi Masalah ........................................................................................


10

1.3. Pembatasan Masalah .......................................................................................

12

1.4. Perumusan Masalah ........................................................................................

12

1.5. Tujuan Penelitian ............................................................................................

13

1.6. Kegunaan Penelitian........................................................................................

14

1.6.1 Kegunaan Penelitian Secara Teoritis.......................................................


14

1.6.2 Kegunaan Penelitian Secara Praktis........................................................

15

BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1. Teori Belajar dan Pembelajaran .....................................................................

17

2.2. Karakteristik Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan
Dalam Kurikulum 2013 .................................................................................

22

2.2.1 Tujuan Mata Pelajaran .........................................................................

22

2.2.2 Materi...................................................................................................

24

2.2.3 Pendekatan Scientific Dalam Kurikulum 2013 ...................................

26

2.2.4 Sistem Evaluasi....................................................................................

26

2.3. Pembelajaran Kooperatif Think Pair Share ...................................................

28

2.4. Aktivitas Belajar.............................................................................................

34

2.5. Prestasi Belajar ...............................................................................................

37

2.6. Prosedur Pembelajaran kooperatif TPS .........................................................

39

2.7. Dampak Instruksional Dan Pengiring (Instructional And Nurturant Effect) .

42

2.8. kerangka Pikir ...............................................................................................

44

2.9. Teori desain pembelajaran kooperatif TPS ...................................................

46

2.10. Kajian Penelitian yang relevan .....................................................................

48

ixxi

BAB III METODE PENELITIAN
3.1.

Jenis penelitian ..............................................................................................

49

3.2.

Tempat dan Waktu Penelitian................................................. ......................

50

3.3.

Subyek Tindakan ...........................................................................................

51

3.4.

Prosedur Penelitian Tindakan .......................................................................

51

3.5.

Indikator Keberhasilan Tindakan ..................................................................

54

3.6.

Teknik Pengumpulan Data ............................................................................

55

3.7.

Kisi – kisi instrumen penelitian ...................................................................

55

3.8.

Analisis Data .................................................................................................

57

3.9.

Instrumen Penelitian......................................................................................

58

3.10. Validasi instrumen penelitian .........................................................................

58

3.10.1 Reabilitas tes .......................................................................................

59

3.10.2 Validitas tes ........................................................................................

60

3.10.3 Definisi konseptual dan definisi operasional ......................................

61

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Penelitian ...............................................................................................

68

4.1.1 Hasil penelitian siklus 1 ..........................................................................

67

4.1.2 Hasil penelitian sklius 2 ..........................................................................

76

4.1.3 Hasil penelitian siklus 3 ..........................................................................

84

4.2. Pembahasan ......................................................................................................

90

4.2.1 Perencanaan pembelajaran ......................................................................

90

4.2.2 Pelaksanaan pembelajaran ......................................................................

92

4.2.3 Sistem evaluasi pembelajaran .................................................................

93

4.2.4 Aktivitas dan prestasi belajar ..................................................................

94

4.3. Keterbatasan Penelitian ....................................................................................

95

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan ......................................................................................................

96

5.2. Saran .................................................................................................................

97

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

xii

1

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah
Kemajuan suatu bangsa tergantung pada kemajuan sumber daya manusianya.
Jadi bukan ditentukan oleh canggihnya peralatan atau megahnya gedung, juga
tidak tergantung dari luasnya tanah, peralatan atau pun berlimpahnya energi.
Jepang dan Singapura adalah contoh khas dimana kemajuan ekonominya bukan
karena sumber daya alam yang dimiliki, tetapi karena ditopang oleh kualitas
sumber daya manusianya. Lain halnya dengan Indonesia, meskipun memiliki
kekayaan sumber daya alam yang relatif lebih banyak, ternyata dari sisi ekonomi
masih sangat jauh tertinggal. Hal ini dikarenakan pembangunan sumber daya
manusia selama ini masih belum menjadi prioritas. Hal tersebut terlihat dari
kebijakan dan penyelenggaraan pendidikan yang belum mengarah pada visi
pentingnya peran kemajuan sumber daya manusia dalam menopang kemajuan
bangsa. Gagasan-gagasan tentang perlunya reformasi pendidikan sekedar wacana.
Hal tersebut terus berlangsung hingga jatuhnya Orde Baru. Era setelah kejatuhan
Orde Baru dikenal sebagai era reformasi. Dalam era inilah, gagasan-gagasan
tentang

reformasi pendidikan di Indonesia semakin mendapat tempat. Ini

kaitannya dengan upaya meningkatkan sumber daya manusia yang lebih
berkualitas, yang harus dimulai dengan perbaikan sistem pendidikan. Reformasi
pendidikan di Indonesia dipicu oleh adanya reformasi politik yang ditandai
dengan jatuhnya Orde Baru. Perubahan pada ranah politik juga telah membawa
perubahan nyata pada bidang pendidikan, yaitu adanya desentralisasi pendidikan.

2

Desentralisasi dan demokrasi merupakan fenomena penting yang muncul dalam
agenda reformasi pendidikan pada akhir-akhir ini.
demokrasi yang sesuai dengan agenda reformasi

Wujud desentralisasi dan
kaitannya dengan

upaya

perbaikan sistem pendidikan adalah bagaimana mengoptimalkan peran serta
segenap komponen sesuai dengan kapasitasnya demi suksesnya pelaksanaan
perbaikan sistem pendidikan, karena kekurangan atau ketiadaan satu komponen
akan mengubah struktur dan praktik pengelolaan yang dapat mengurangi
keberhasilan dan keberlanjutan pelaksanaan perbaikan sistem pendidikan.
Pendidikan merupakan instrumen yang dipercaya dapat mengembangkan kualitas
sumber daya manusia.

Oleh karena itu jika suatu masyarakat menginginkan

kemakmuran maka pertama-tama dan yang utama harus diperbaiki sumber daya
manusianya terlebih dahulu. Walaupun pembangunan sumber daya manusia tidak
segera menampakkan hasil, tetapi baru akan terlihat hasilnya setelah beberapa
tahun ke depan. Hal semacam inilah yang sering terjadi mengapa pengembangan
sumber daya manusia belum menjadi prioritas di negara kita. Pemerintah lebih
menyukai menunjukkan keberhasilan pembangunannya dengan memperlihatkan
keberhasilan pembangunan fisik dan ekonomi. Akibat dari kebijakan tersebut
timbullah masalah-masalah, yang kemudian mendorong tuntutan adanya
reformasi di bidang pendidikan. Reformasi yang dikehendaki adalah reformasi
yang mengarah kepada desentralisasi, peralihan kewenangan dan lebih besar
dilibatkannya masyarakat. Karena masyarakat itu beragam dan kompleks, maka
terjadi juga perbedaan kebutuhan pendidikannya. Oleh karena itu diperlukan cara

3

bagaimana pendidikan yang dibutuhkan itu sesuai dengan kebutuhan masyarakat
dan memilih pendekatan terbaik untuk mencapai kebutuhan tersebut.
Reformasi dibidang pendidikan ditandai dengan perubahan dimana pendidikan
yang semula sentralistik kini telah terjadi pembagian peran dan tanggungjawab
sampai pada level sekolah dimana masyarakat

dan stakeholder kini telah

memikul sebagian peran dan tanggung jawab yang dulu diemban sekolah. Contoh
riil dari pendelegasian pusat ke pada pihak sekolah adalah pelimpahan
kewenangan pada tingkat sekolah untuk membuat perencanaan, pengalokasian
dan pemanfaatan sumber-sumber serta penerapan berbagai program dengan
memberdayakan segenap unsur sekolah dan masyarakat guna mendukung
pengembangan sekolah yang lebih dikenal dengan istilah Manajemen Berbasis
Sekolah. Dengan demikian sekolah harus mampu mewujudkan harapan segenap
komponen yang menaruh harapan pada pendidikan.
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).

Contoh

KTSP

lain adalah

dirancang dengan

melibatkan masyarakat dan guru. Dengan demikian kurikulum yang tersusun
adalah kurikulum yang telah sesuai dengan kondisi riil sekolah tersebut dan yang
diinginkan oleh stakeholder, masyarakat, pengguna maupun pemerintah.
Kemudian guru mengoprasionalkan dalam bentuk pembelajaran di ruang-ruang
kelas.
Ditinjau dari sisi subtansi, Kurikulum 2013 ini tidaklah jauh berbeda dengan
konsep Kurikulum sebelumnya, perbedaannya hanya pada guru sebagai
implementatornya. Dalam Kurikulum 2013 ini menuntut kualitas guru yang lebih

4

baik. Jika dilihat dari sisi sistem, Kurikulum 2013, mengalami perubahan dari
konsep Kurikulum sebelumnya.
Paradigma pembelajaran dalam ruang kelas juga telah berubah, mengarah kepada
keterlibatan siswa, pembelajaran menjadi berorientasi pada siswa, menekankan
proses, learning activity, kontekstual dan belajar tuntas. Jika saja situasi tersebut
terbangun maka apa yang disinyalir oleh Syahraini Tambak, (2006:18) bahwa
pada proses pembelajaran selama ini telah terjadi proses Dehumanisasi, lambat
laun pembelajaran akan menjadi lebih memanusiakan manusia, sehingga kelak
akan menjadi manusia yang tahu akan nilai-nilai kemanusiaannya.
Reformasi yang dikehendaki tidak hanya dalam hal pembelajaran tapi juga dalam
sistem penilaian.

Sistem penilaian diharapkan juga harus mampu menopang

terselenggaranya pembelajaran yang lebih berkualitas dan sesuai dengan spirit
paradigma pembelajaran sekarang.
Dalam era reformasi ini, sistem penilaian telah mengalami arah perubahan yang
lebih memotret kompetensi siswa lebih lengkap, bukan hanya sekedar dititik
beratkan pada aspek kognitifnya saja. Jadi dalam konteks ini, posisi guru berada
pada batas wilayah strategis untuk mendorong terjadinya perubahan. Namun
sayang, karena kultur dalam diri guru itu sendiri dan nilai-nilai
mempengaruhiya,

sebagian

diantara

guru-guru

tersebut

justru

yang
menjadi

penghambat adanya perubahan yang dikehendai. Walaupun arah reformasi telah
jelas namun perubahan-perubahan yang muncul dari adanya interaksi sosial,
sering kali tidak dapat diperkirakan dan pencapaiannya perubahan dalam sistem

5

pendidikan tersebut terkesan lamban. Contoh lebih nyata jika kita mencermati
proses perubahan yang terjadi dalam proses pembelajaran di ruang-ruang kelas,
hanya sebagian guru yang telah menerapkan proses pembelajaran yang sesuai
dengan tuntutan reformasi.
Proses pembelajaran dalam ruang-ruang kelas masih didominasi dengan ceramah,
ditunjang oleh sedikit diskusi informasi dan tanya jawab. Ceramah dilakukan
hampir mencapai 80 % waktu yang tersedia, sisanya dilakukan untuk diskusi
secara klasikal yang hanya beberapa siswa saja yang aktif terlibat serta tanya
jawab yang juga kurang mengarah kepada penggalian kemampuan nalar siswa
tapi hanya untuk mengetahui apakah siswa mengingat apa yang telah dijelaskan
oleh pendidik atau tidak dan pada saat diskusi kelas dan tanya jawab hanya
beberapa siswa saja yang aktif.

Pembelajaran semacam ini disebut dengan

pembelajaran ekspositori atau kita sering menyebut sebagai pembelajaran
konvensional. Data atau fakta dan konsep-konsep disajikan dengan cara yang
sudah jadi, sehingga siswa hanya menghapal. Dalam proses pembelajaran
semacam ini, tujuan utama pembelajaran adalah penguasaan materi pelajaran.
Dengan proses pembelajaran tersebut guru memegang peranan yang dominan.
Guru menyampaikan materi pelajaran secara terstruktur dengan harapan materi
yang disampaikan itu dapat dikuasai siswa dengan baik. Pendekatan pembelajaran
ini hanya berfokus pada kemampuan akademik (academic achievement).
Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan yang merupakan mata
pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan warganegara yang memahami

6

dan mampu melaksanakan hak-hak dan kewajibannya untuk menjadi warganegara
Indonesia yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila
dan UUD 1945 serta dikaitkan dengan tujuan mata pelajaran Pendidikan Pancasila
dan Kewarganegaraan yaitu agar siswa memiliki kemampuan sebagai berikut :
1.

Berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi isu
kewarganegaraan

2.

Berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab, dan bertindak secara
cerdas dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, serta
anti-korupsi

3.

Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri
berdasarkan karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup
bersama dengan bangsa-bangsa lainnya

4.

Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia secara
langsung atau tidak langsung dengan memanfaatkan teknologi
informasi dan komunikasi. (BSNP, 2006:2)

Maka proses pembelajaran harus diarahkan kepada proses yang dapat memberikan
peluang untuk tumbuh dan berkembangnya seluruh potensi siswa sehingga siswa
tidak hanya hafal tetapi mampu memahami dan melaksanakan apa yang menjadi
fokus dan tujuan mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan.
Namun pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan yang selama ini
terjadi dalam ruang-ruang kelas banyak mendapat kritikan bahwa penerapan
proses pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan cenderung telah
menghasilkan siswa yang hanya pandai menghafal, hal ini didukung oleh hasil
beberapa kajian yang menyatakan bahwa guru cenderung mengejar pencapaian
target kurikulum yang mengarah pada kemampuan kognitif, sedangkan

7

kemampuan afektif dan psikomotorik kurang diperhatikan.

Kondisi seperti

diuraikan di atas juga terjadi di SMP Negeri 3 Metro.
Tabel 1.1. Nilai Mata Pelajaran PPKn Kelas VII Semester Ganjil SMP Negeri 3
Metro Tahun Pelajaran 2013/2014
Siswa
No

Kelas

1
2
3
4
5
6

VII A
VII B
VII C
VII D
VII E
VII F

Belum
Tuntas
10
13
12
14
12
11

Tuntas

Jumlah

22
19
20
18
20
21

32
32
32
32
32
32

Persentase Siswa
Belum
Tuntas Jumlah
Tuntas
31,25
68,75
100
40,63
59,38
100
37,50
62,50
100
43,75
56,25
100
37,50
62,50
100
34,38
65,63
100

Jumlah
72
120
192
Sumber : Daftar nilai Mata Pelajaran PPKn semester ganjil tahun pelajaran
2013/2014
Berdasarkan Tabel 1.1. tergambar bahwa prestasi belajar siswa kelas VII SMP
Negeri 3 Metro tahun pelajaran 2013/2014 masih tergolong rendah, karena dari
192 siswa baru 72 0rang siswa (37,5%) memperoleh nilai ≥ KKM dan 120 0rang
siswa (62,5%) memperoleh nilai < KKM. Dengan demikian prestasi belajar siswa
tersebut belum memenuhi tujuan pembelajaran yang diharapkan, yaitu 80% siswa
memperoleh nilai ≥ KKM yang ditetapkan sekolah. Rendahnya prestasi belajar
tersebut dapat disebabkan oleh beberapa faktor baik internal maupun eksternal.
Berdasarkan hasil pra-survey dan refleksi yang dilakukan oleh peneliti dan
kolabelator terutama guru pada kelas VII, ditemukan sangat minimnya kesediaan
dan kapasitas guru untuk menerapkan proses pembelajaran yang memberikan
peluang untuk pengembangan secara utuh setiap individu dalam pikiran, jasmani,

8

kecerdasan, kepekaan, rasa estetika, tanggungjawab pribadi, dan nilai-nilai
spiritual masih sangat rendah. Padahal setiap siswa harus diberdayakan untuk
mengembangkan pemikiran merdeka dan kritis serta menyusun penilaian sendiri,
agar dapat menetapkan bagi dirinya apa yang dia percayai harus dilakukan dalam
beragam situasi kehidupan.

Pembelajaran harus juga memberikan peluang

memberdayakan siswa untuk memecahkan masalah, membuat keputusan, dan
memikul tanggungjawab. Siswa harus secara terus menerus diperlengkapi dengan
daya kemampuan dan nilai-nilai rujukan intelektual yang diperlukan untuk
memahami dunia di sekelilingnya dan untuk berperilaku bertanggungjawab dan
berkeadilan.

Dari proses pembelajaran dimana sangat minim kesediaan dan

kapasitas guru untuk menerapkan proses pembelajaran yang memberikan peluang
untuk pengembangan secara utuh setiap individu dalam pikiran, jasmani,
kecerdasan, kepekaan, rasa estetika, tanggungjawab pribadi, dan nilai-nilai
spiritual, dapat dimengerti mengapa prestasi belajar siswa belum mencapai seperti
yang diharapkan, teridentifikasi masih kurangnya kerja sama antar siswa, banyak
siswa melakukan kegiatan diluar konteks pembelajaran, sebagian besar siswa
cenderung menerima saja informasi baik dari guru maupun dari temannya, siswa
sangat jarang bertanya, jarang menjawab pertanyaan guru, jika diberi tugas
lamban mengerjakan.

Pembelajaran masih berpusat pada guru, sehingga siswa

masih lebih banyak mendengarkan dari pada melakukan.
Untuk mengatasi masalah di atas, perlu

dilakukan penelitian tindakan kelas.

Alternatif strategi yang akan diterapkan dalam penelitian ini adalah pembelajaran
kooperatif TPS (TPS). Pembelajaran dengan strategi ini

diharapkan dapat

9

meningkatkan

proses pembelajaran terutama prestasi belajar siswa

baik

akademis maupun non akademis. Dari strategi pembelajaran ini diharapkan siswa
dapat mengembangkan kemampuan mengaktualisasikan pikiran dalam bentuk
lisan maupun tulisan, menetapkan pilihan atas dasar pertimbangan tertentu,
menghargai adanya perbedaan sudut pandang, menanamkan rasa percaya diri dan
kemandirian pembelajaran, mampu menghubungkan antara apa yang mereka
pelajari dengan bagaimana pengetahuan tersebut akan dipergunakan atau
dimanfaatkan.
Pembelajaran kooperatif TPS mengacu pada paradigma baru dalam proses
pembelajaran, di mana guru bukan hanya sekedar penyebar pengetahuan kepada
siswa, tapi juga menciptakan keadaan untuk mendorong peran serta siswa dan
semangat belajar agar siswa mampu mendidik dirinya sendiri serta memiliki
peranan penting dalam merancang maupun melaksanakan pembelajaran dalam
usaha pencapaian tujuan pembelajaran. Dalam proses pembelajaran, partisipasi
siswa juga memiliki peran sangat penting untuk mengoptimalkan pencapaian
tujuan pembelajaran.
Pembelajaran dikatakan baik, jika dalam proses pembelajaran tersebut
menyediakan keadaan untuk tumbuh dan berkembangnya segenap potensi siswa
dan tercapainya tujuan yang telah ditetapkan dalam tujuan pembelajaran. Jika
tujuan pembelajaran tercapai, ini artinya tujuan kurikulum pun tercapai. Untuk
mewujudkan proses pembelajaran dan prestasi belajar siswa yang yang lebih baik,
maka dilaksanakan penelitian tindakan kelas yang berjudul “Peningkatan Prestasi

10

Belajar Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

Dengan Pembelajaran

Kooperatif Think Pair Share Pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 3 Metro”.
Pembelajaran kooperatif TPS ini guru menyediakan kondisi pembelajaran yang
melibatkan siswa dalam pembelajaran, menjembatani potensi demokratis siswa
dan pembelajaran juga harus dapat menampung gagasan atau pendapat siswa serta
melibatkan siswa dalam mencari solusi terhadap permasalahan nyata.
Jika pembelajaran diformulasikan sebagai miniatur masyarakat, kemungkinan
timbulnya bermacam-macam pendapat terhadap obyek yang sama akan dapat
terjadi.

Untuk mengembangkan sikap demokratis itu dibentuklah kelompok-

kelompok sehingga memungkinkan siswa mengemukakan pendapat, menghargai
perbedaan pendapat, dapat bekerja sama dan berbagi kesempatan. Kelompokkelompok kooperatif tersebut pada saat tertentu kemudian diubah sehingga
memungkinkan tumbuhnya potensi demokratis siswa lebih baik.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, teridentifikasi masalahnya adalah
sebagai berikut :
1.2.1. Guru mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan cenderung
menitik beratkan pada pencapaian kemampuan kognitif, kemampuan
afektif dan psikomotor kurang mendapat perhatian.

11

1.2.2. Guru kurang memberikan pengalaman belajar untuk tumbuh dan
berkembangnya seluruh potensi siswa yang sesuai dengan karakter mata
pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan.
1.2.3. Guru kurang variatif dalam penerapan strategi dalam pembelajaran,
sehingga hasrat keingin tahuan siswa kurang tampak dalam pembelajaran,
siswa kurang merespon pertanyaan-pertanyaan guru dan pertanyaanpertanyaan guru pun kurang mendondorong pemikiran kritis siswa.
1.2.4. Guru kurang kreatif dan inovatif dalam mendesain pembelajaran, sehingga
interaksi guru dengan siswa, siswa dengan siswa dalam proses
pembelajaran masih kurang optimal
1.2.5. Guru masih mendominasi kegiatan pembelajaran, sehingga menimbulkan
kejenuhan siswa dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar.
1.2.6. Perencanaan pembelajaran mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan di kelas VII SMP Negeri 3 Metro masih kurang
berorientasi pada siswa dan yang dapat mendorong siswa lebih aktif.
1.2.7. Evaluasi pembelajaran masih belum berjalan sebagaimana yang diharapkan.
1.2.8. Prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan kelas VII di SMP Negeri 3 Metro masih dibawah KKM
yang ditetapkan sekolah.

12

1.2.9. Alternatif tindakan yang digunakan adalah menggunakan pembelajaran
kooperatif TPS.
1.3 Pembatasan Masalah
Menghindari kesalahpahaman, maka dalam penelitian tindakan ini perlu kiranya
ada pembatasan masalah. Penelitian hanya difokuskan pada :
1.3.1. Peningkatan Prestasi Belajar Siswa
1.3.2. Penerapan pembelajaran kooperatif TPS pada mata pelajaran Pendidikan
Pancasila dan Kewarganegaraan kelas VII di

SMP Negeri 3 Metro

tahun pelajaran 2013 / 2014.
1.3.3. Pengukuran prestasi belajar dilakukan setelah siswa mengikuti serangkain
kegiatan pembelajaran melalui pembelajaran kooperatif TPS dan
menyelesaikan satu kali putaran siklus penelitian melalui tes tertulis.
1.4 Rumusan Masalah
Latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka rumusan masalah yang
diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1.4.1 Bagaimanakah

perencanaan pembelajaran Pendidikan Pancasila dan

Kewarganegaraan dengan menerapkan pembelajaran kooperatif TPS untuk
meningkatan prestasi belajar siswa kelas VII di SMP Negeri 3 Metro?

13

1.4.2 Bagaimanakah

proses

pembelajaran

Pendidikan

Pancasila

dan

Kewarganegaraan dengan menerapkan pembelajaran kooperatif TPS untuk
meningkatan prestasi belajar siswa kelas VII di SMP Negeri 3 Metro ?
1.4.3 Bagaimanakan sistem penilaian yang tepat untuk dapat meningkatkan
prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan kelas VII di SMP Negeri 3 Metro ?
1.4.4 Bagaimana peningkatan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan kelas VII di SMP Negeri 3
Metro melalui menerapkan pembelajaran kooperatif TPS.

1.5 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini untuk memperbaiki proses pembelajaran Pendidikan
Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) dengan cara :

1.5.1 Menemukan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang tepat agar terjadi
peningkatan prestasi belajar

siswa pada mata pelajaran Pendidikan

Pancasila dan Kewarganegaraan kelas VII SMP Negeri 3 Metro setelah
dalam pembelajarannya dilakukan melalui pembelajaran kooperatif TPS.
1.5.2 Menemukan Pembelajaran yang tepat agar terjadi peningkatan prestasi
belajar

siswa pada mata pelajaran

Pendidikan Pancasila dan

Kewarganegaraan kelas VII SMP Negeri 3 Metro setelah
pembelajarannya dilakukan melalui pembelajaran kooperatif TPS.

dalam

14

1.5.3 Menemukan sistem penilaian yang tepat

untuk dapat meningkatan

prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan kelas VII di SMP Negeri 3 Metro.
1.5.4 Mengetahui

peningkatan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran

Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan kelas VII di SMP Negeri 3
Metro melalui menerapkan pembelajaran kooperatif TPS.

1.6 . Kegunaan Penelitian
1.6.1 Kegunaan Penelitian Secara Teoritis
1)

Mengembangkan konsep, teori, prinsip dan dasar teknologi pendidikan,
khususnya desain dan pengelolaan pembelajaran dalam Pendidikan
Pancasila dan Kewarganegaraan.

2)

Guru memperoleh pemahaman baru tentang strategi pembelajaran yang
lebih mendorong peningkatan prestasi siswa dan guru memiliki kepercayaan
diri untuk menerapkan strategi pembelajaran yang lebih inovatif dalam
kegiatan pembelajaran.

1.6.2 Kegunaan Penelitian Secara Praktis
1.6.2.1. Bagi Guru
1) Memperoleh pemahaman baru tentang strategi

pembelajaran yang tepat

untuk meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan
Pancasila dan Kewarganegaraan kelas VII SMP Negeri 3 Metro

15

2) Memperoleh pemahaman baru tentang sistem penilaian melalui strategi
pembelajaran dengan pembelajaran kooperatif TPS.
3) Dari

hasil

penelitian

pembelajarannya,

guru

ini

diharapkan

khususnya

guru

agar

dalam

Pendidikan

perencanaan

Pancasila

dan

Kewarganegaraan dapat memilih pembelajaran kooperatif TPS sebagai salah
satu alternatif.

1.6.2.2. Bagi Siswa
1) Peningkatkan prestasi belajar

siswa pada mata pelajaran Pendidikan

Pancasila dan Kewarganegaraan kelas VII SMP Negeri 3 Metro
2) Peningkatkan keterampilan sosial siswa dalam hal saling menghargai adanya
perbedaan pendapat, cara menyampaikan pendapat, cara menanggapai
pendapat orang lain dan saling kerja sama.
3) Penilaian terhadap siswa menjadi lebih lengkap karena bukan hanya aspek
kognitifnya saja tetapi juga aspek afektif dan psikomotornya.

1.6.2.3. Bagi Sekolah

Sebagai bahan masukan bagi sekolah, dan sumbangan pemikiran bagaimana
menggunakan strategi pembelajaran yang lebih variatif dalam pembelajaran,
salah satunya pembelajaran melalui pembelajaran kooperatif TPS.

16

II. KAJIAN PUSTAKA

2.1

Teori belajar dan pembelajaran

Belajar merupakan proses yang kompleks, pada diri seseorang yang belajar terjadi
dialektika mental yang

rumit antara orang yang belajar

dengan apa yang

dipelajari juga dengan lingkungannya. Hasil dialektika mental tersebut
ditampilkan dalam prilaku baru yang sifatnya permanen, hal ini sesuai dengan
pendapat Gagne dalam Dimyati dan Mudjiono (2013:10) menyatakan “belajar
merupakan kegiatan yang kompleks. Setelah belajar orang memiliki keterampilan,
pengetahuan, sikap dan nilai yang terdiri dari tiga komponen penting, yaitu :
kondisi eksternal, kondisi internal dan hasil belajar”.
Sedangkan Skinner dalam Dimyati dan Mudjiono (20013:9) berpandangan bahwa
“belajar adalah suatu perilaku. Pada saat orang belajar, maka responsnya menjadi
lebih baik. Sebaliknya, bila ia tidak belajar maka responsnya menurun”.
Guru berkewajiban mendorong, membina kegairahan belajar dan partisipasi siswa
secara aktif serta memberi kesempatan untuk berpartisipasi dalam kegiatan
persiapan, proses dan kelanjutan belajar dan kreativitas belajar dan menjalani
serta menyelesaikan kegiatan pembelajaran sampai berhasil.

Hal ini sesuai

dengan amanat yang ada dalam Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 bahwa :
Proses pembelajaran pada suatu pendidikan diselenggarakan secara
interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi siswa untuk
berpartisipasi aktif dan memberikan memberikan rangsangan yang cukup
bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat,
perkembangan fisik serta psikologis siswa

17

Pembelajaran menurut Dimyati dan Mudjiono (2013:237-238) adalah ”kegiatan
guru secara terprogram dalam desain instruksional, untuk membuat siswa belajar
secara aktif yang menekankan pada penyediaan sumber belajar”.
Dengan demikian pembelajaran seharusnya merupakan proses belajar yang
dibangun oleh guru untuk mengembangkan kreativitas berpikir yang dapat
meningkatkan

kemampuan

siswa.

Sedangkan

Wina

Sanjaya

(2008:57),

mendefinisikan “belajar sebagai proses perubahan tingkah laku”.
Perubahan tingkah laku pada seseorang berhubungan dengan perubahan sistem
syaraf dan perubahan energi yang sulit dilihat dan diraba. Oleh

sebab itu,

terjadinya proses perubahan tingkah laku merupakan suatu yang masih misteri
yang oleh para ahli psikologi dinanakan sebagai kotak hitam (black box).
Walaupun demikian,

terjadinya proses perubahan tingkah laku pada diri

seseorang sebenarnya dapat diidentifikasi dengan cara membandingkan kondisi
sebelum dan sesudah proses pembelajaran berlangsung.
Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa seseorang dinyatakan
belajar jika telah menampilkan ciri-ciri sebagai berikut :
1. Adanya suatu perubahan pada individu yang belajar.
2. Perubahan tersebut melalui suatu proses yang disengaja
3. Perubahan itu tidak hanya mengenai pengetahuan tetapi juga sikap,
tingkah laku, pengalaman, kecakapan, kebiasaan dan aspek-aspek lain
yang ada pada individu dan diperoleh melalui pengalaman dan latihan
4. Perubahan tersebut bersifat permanen.

18

dan keempat

ciri tersebut diperoleh melalui suatu proses dimana siswa ikut

berperan serta memodifikasi pengetahuan dan membangun serta mengembangkan
segenap potensinya.

2.2.

Karakteristik

Mata

Pelajaran

Pendidikan

Pancasila

dan

Kewarganegaraan dalam kurikulum 2013.
Kurikulum 2013 merupakan kurikulum yang diluncurkan secara resmi tanggal 15
Juli dan mulai diberlakukan pada tahun pelajaran 2013/2014 pada sekolah
tertentu.
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan adalah salah satu mata pelajaran yang
diajarkan untuk jenjang SMP/MTS, yang dirancang untuk menghasilkan siswa
yang memiliki keimanan dan akhlak mulia sebagaimana diarahkan oleh falsafah
hidup bangsa Indonesia yaitu Pancasila sehingga dapat berperan sebagai warga
negara yang efektif dan bertanggung jawab. Pembahasannya secara utuh
mencakup empat pilar kebangsaan yang terkait satu sama lain, yaitu Pancasila,
UUD 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan Bhinneka Tunggal Ika.
2.2.1. Tujuan Mata Pelajaran
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan bertujuan mengembangkan semangat
kebangsaan dan cinta tanah air (pasal 37 UU no. 20 tahun 2003) dan ikut
mengembangkan warganegara yang demokratis dan bertanggung jawab (pasal 4
UU no. 20 tahun 2003).

19

Kemendikbud (2013:72) menyatakan bahwa kurikulum 2013 merupakan langkah
lanjut pengembangan KBK yang telah dirintis tahun 2004 dan KTSP tahun 2006,
yang mencakup kompetensi sikap, pengetahuan dan keterampilan secara terpadu.
Tantangan internal, seperti tuntutan pendidikan yang mengacu pada 8 standar
pendidikan dan faktor perkembangan penduduk, serta tantangan eksternal, seperti
tantangan

masa

depan,

persepsi

masyarakatterhadap

kurikulum

sebelumnya,perkembangan pengetahuan dan pedagogi serta berbagai fenomena
negatif yang mengemuka, merupakan foktor yang mendorong pengembangan
kurikulum. Kurikulum 2013 diharapkan mampu menjawab tantangan tersebut.
Berdasarkan tantangan internal dan eksternal tersebut maka perlu adanya
perubahan pola pikir, penguatan tata kelola, pendalaman dan perluasan materi,
penguatan proses dan penyesuaian beban belajar.
Menurut Imas Kurniasih dan Berlin Sani (2014:45-46), Kurikulum 2013 memiliki
perbedaan dengan KTSP antara lain dalam hal : adanya keseimbangan antara soft
skills dan hard skills, yang meliputi aspek kompetensi sikap, keterampilan dan
pengetahuan, proses pembelajaran dilakukan dengan pendekatan saintifik dan
standar penilaian menggunakan penilaian autentik, yang mengukur semua
kompetensi berdasarkan proses dan hasil.
Dengan adanya perubahan kurikulum tersebut maka terjadi pula perubahan pada
standar isi, standar proses dan standar penilaiannya. Dalam hal proses, harus
mendorong siswa aktif, dan dalam hal penilaian, kemampuan siswa bertanya,

20

menalar suatu masalah, berpikir logis dan berkomunikasi menjadi aspek penilaian
yang penting.
2.2.2 Materi
Depdiknas (2006:49) menjelaskan “Pendidikan Kewarganegaraan adalah mata
pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan warga negara yang memahami
dan mampu melaksanakan hak-hak dan kewajibannya untuk menjadi warga
negara Indonesia yang cerdas, terampil, berkarakter yang diamanatkan oleh
Pancasila dan UUD 1945”.
Tabel 2.1. Kompetensi Inti Dan Kompetensi Dasar
Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan
Kelas VII SMP

Kompetensi Inti
1.Menghargai dan menghayati
ajaran agama yang di anut nya

Kompetensi Dasar
1.1.Menghargai perilaku beriman, dan
bertaqwa kepada Tuhan YME dan
berahklak mulia dalam kehidupan di
sekolah dan masyarakat

2.Menghargai dan menghayati
2.1.Menunjukkan semangat dan komitmen
perilaku
jujur,
disiplin,
kebangsaan seperti yang ditunjukkan
tanggung
Jawab,
peduli
oleh para pendiri negara dalam
(toleransi, gotong royong),
perumusan Pancasila sebgai dasar
santun, percaya diri, dalam
negara.
berinteraksi
secara
efektif 2.2.Menunjukkan perilaku sesuai normadengan lingkungan sosial dan
norma dalam berinteraksi dengan
alam
dalam
jangkauan
kelompok sebaya dan masyarakat
pergaulan dan keberadaan nya
sekitar.
2.3.Menunjukkan sikap toleran terhadap
keberagaman suku, agama, ras, budaya,
gender dalam bingkai Bhinneka
Tunggal Ika.
2.4.Menunjukkan semangat persatuan dan
kesatuan dalam memahami daerah

21

Kompetensi Inti

3.Memahami
pengetahuan
(faktual,
konseptual
dan
prosedural) berdasarkan rasa
ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni,
budaya terkait fenomena dan
kejadian tampak mata.

4.Mencoba,
mengolah
dan
menyaji dalam ranah konkret
(menggunakan,
mengurai,
merangkai, memodifikasi dan
membuat) dan ranah abstrak
(menulis,
membaca,
menghitung, menggambar dan
mengarang) sesuai dengan yang
dipelajari di sekolah dan sumber
lain yang sama dalam sudut
pandang/teori

Kompetensi Dasar
tempat tinggalnya sebagai bagian yang
utuh dan tak terpisahkan dalam
kerangka NKRI
3.1.Memahami sejarah dan semangat
komitmen para pendiri negara dalam
merumuskan Pancasila sebagai dasar
negara
3.2.Memahami sejarah perumusan dan
pengesahan UUD Negara Republik
Indonesia tahun 1945.
3.3. Memahami isi alinea Pembukaan UUD
Negara Republik Indonesia tahun 1945.
3.4. Memahami norma-norma yang berlaku
dalam kehidupan bermasyarakat dan
bernegara.
3.5. Memahami keberagaman suku, agama,
ras, budaya, gender dalam bingkai
Bhinneka Tunggal Ika.
3.6.Memahami pengertian dan makna
Negara Kesatuan Republik Indonesia
(NKRI)
3.7. Memahami karakteristik daerah tempat
tinggalnya dalam kerangka Negara
Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)
4.1.Menyajikan tulisan singkat tentang
“sejarah dan semangat komitmen para
pendiri negara dalam merumuskan
Pancasila sebagai dasar negara”
4.2. Menyajikan tulisan singkat tentang
sejarah perumusan dan pengesahan
UUD Negara Republik Indonesia tahun
1945
4.3. Membuat kajian isi Pembukaaan UUD
Negara Republik Indonesia tahun 1945
4.4. Menyajikan hasil pengamatan tentang
norma-norma yang berlaku dalam
kehidupan
bermasyarakat
dan
bernegara
4.5. Berinteraksi dengan teman dan orang
lain berdasarkan prinsip saling
menghormati dan menghargai dalam
keberagaman yang dibingkai Bhinneka
Tunggal Ika
4.6. Menampilkan perilaku kebersatuan
dalam keberagaman suku, agama, ras,

22

Kompetensi Inti

Kompetensi Dasar
Budaya, gender dalam bingkai
Bhinneka Tunggal Ika
4.7. Menyajikan karakteristik daerah tempat
tinggalnya sebagai bagian utuh dari
NKRI

2.2.3. Pendekatan Scientific dalam kurikulum 2013
Pada penerapan implementasi kurikulum 2013 di lapangan, guru salah satunya
harus menggunakan pendekatan ilmiah (sientific), karena pendekatan ini lebih
efektif hasilnya dibandingkan pendekatan tradisional.
Proses pembelajaran yang mengimplementasikan pendekatan scientific akan
menyentuh tiga ranah, yaitu: sikap (efektif), pengetahuan (kognitif) dan
keterampilan (psikomotor). Dengan proses pembelajaran yang diharapkan hasil
belajar melahirkan siswa yang produktif, kreatif, inovatif dan afektif melalui
penguatan sikap, keterampilan dan pengetahuan yang terintegrasi.
2.2.4. Sistem Evaluasi
Evaluasi adalah suatu tindakan untuk mengukur atau menentukan nilai atau jasa
sesuatu (Djamarah, 2000: 207). Menurut Arikunto (2009 : 3) bahwa mengukur
adalah membandingkan sesuatu dengan satu ukuran (bersifat kuantitatif), menilai
adalah mengambil suatu keputusan terhadap sesuatu dengan ukuran baik buruk
(bersifat kualitatif), dan evaluasi meliputi kedua langkah tersebut di atas.
Dengan demikian evaluasi adalah kegiatan untuk mengumpulkan informasi
tentang bekerjanya sesuatu, yang selanjutnya informasi tersebut digunakan untuk
menentukan alternatif yang tepat dalam mengambil sebuah keputusan.

23

Setiap kegiatan yang dilaksanakan pasti mempunyai tujuan, demikian juga dengan
evaluasi. Menurut Arikunto (2002: 13), ada dua tujuan evaluasi yaitu tujuan
umum dan tujuan khusus. Tujuan umum diarahkan kepada program secara
keseluruhan, sedangkan tujuan khusus lebih difokuskan pada masing-masing
komponen.
Untuk membuat sebuah keputusan yang merupakan tujuan akhir dari proses
evaluasi diperlukan data yang akurat. Untuk memperoleh data yang akurat
diperlukan teknik dan instrumen yang valid dan reliabel.

Secara garis besar

teknik evaluasi dapat dilakukan dengan menggunakan teknik non-tes dan teknik
tes. Arikunto (2009: 26), mengelompokan teknik nontes dalam evaluasi adalah:
angket (questionaire), wawancara (interview), pengamatan (observation), skala
bertingkat (rating scale), sosiometri, paper, portofolio, kehadiran (presence),
penyajian

(presentation),

partisipasi

(participation),

riwayat

hidup,

dan

sebagainya.
Teknik tes dapat dikelompokan sebagai berikut: a. Menurut bentuknya; secara
umum terdapat dua bentuk tes, yaitu tes objektif dan tes subjektif. Tes objektif
adalah bentuk tes yang diskor secara objektif. Disebut objektif karena kebenaran
jawaban tes tidak berdasarkan pada penilaian (judgement) dari korektor tes. Tes
bentuk ini menyediakan beberapa option untuk dipilih peserta tes, yang setiap
butir hanya memiliki satu jawaban benar. Tes subjektif adalah tes yang diskor
dengan memasukkan penilaian (judgement) dari korektor tes. Jenis tes ini antara
lain: tes esai, lisan. b. Menurut ragamnya; tes esai dapat diklasifikasi menjadi tes
esai terbatas (restricted essay), dan tes esai bebas (extended essay). Butir tes

24

objektif menurut ragamnya dapat dibagi menjadi tiga, yaitu: tes benar-salah (truefalse), tes menjodohkan (matching), dan tes pilihan ganda (multiple choice)
(Arikunto, 2009: 26).
2.3. Pembelajaran Kooperatif Think Pair Share (TPS)
Pembelajaran kooperatif TPS pertama kali dikembangkan oleh Lyman pada tahun
1981. Resiko dalam pembelajaran kooperatif TPS relatif rendah dan struktur
pembelajaran kolaboratif pendek, sehingga sangat ideal bagi siswa dan guru.
Pembelajaran kooperatif TPS merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang
dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa. Pembelajaran kooperatif
TPS menghendaki siswa bekerja saling membantu dalam kelompok kecil (2-6
anggota). Pembelajaran kooperatif TPS memiliki prosedur belajar yang terdiri atas
siklus

regular

dari

aktifitas

pembelajaran

kooperatif.

Namun,

tahapan

pembelajaran kooperatif TPS dimasukkan sebagai tahapan review setelah siswa
bekerja dalam tim. Adapun siklus regular pembelajaran yang dimaksud adalah :
1.

Tahapan pengajaran

2.

Tahapan belajar tim

3.

Tahapan TPS

4.

Tahapan penilaian

5.

Tahapan rekognisi/penghargaan

Pembelajaran koopertif TPS dapat mengembangkan kemampuan mengungkapkan
ide atau gagasan dengan kata-kata secara verbal dan membandingkan dengan ideide orang lain. Membantu siswa untuk respek pada orang lain dan menyadari akan

25

segala keterbatasannya serta menerima segala perbedaan. Siswa dapat
mengembangkan kemampuan untuk menguji ide dan pemahamannya sendiri dan
menerima umpan balik. Interaksi yang terjadi selama pembelajaran dapat
meningkatkan motivasi dan memberi rangsangan untuk berfikir sehingga
bermanfaat bagi proses pendidikan jangka panjang. Pembelajaran kooperatif TPS
juga mengembangkan keterampilan, yang sangat penting dalam perkembangan
dunia saat ini. Pembelajaran kooperatif TPS bisa mengajarkan orang untuk
bekerja bersama-sama dan lebih efisien, biasanya kegiatan praktik perlu dilakukan
dalam jangka waktu

tertentu. Dengan bekerjasama, dua orang dapat

menyelesaikan sesuatu lebih cepat.
Pengertian Think Pair Share menurut Trianto (2010:81) adalah “Think Pair Share
(TPS) atau berfikir berpas

Dokumen yang terkait

The Errors Of Unity And Coherence In Writing English Paragraph Made By The Sixth Semester Students Of D-3 English Study Program Of Usu : A Case Study

4 43 68

THE EFFECT OF USING BANNER COMPOSITE PICTURE ON READING COMPREHENSION ACHIEVEMENT OF THE SEVENTH GRADE STUDENTS AT SMP NEGERI 3 LUMAJANG

0 8 15

The Effect of Using Flashcards on The English Vocabulary Achievement of the Seventh Grade students at SMP Negeri 1 Wuluhan

0 3 14

THE EFFECT OF USING THINK-PAIR-SHARE TECHNIQUE ON THE EIGHTH GRADE STUDENTS’ READING COMPREHENSION ACHIEVEMENT AT SMPN 3 BANGSALSARI JEMBER

2 6 15

The Effectiveness Of Using Pictures For Teaching Vocabulary : pre experimental at the fourth grade of SDN Pamulang Permai - Pamulang

0 4 58

A COMPARATIVE STUDY BETWEEN INTROVERT AND EXTROVERT STUDENTS IN LISTENING ACHIEVEMENT AT THE FIRST GRADE OF SMA KARTIKATAMA METRO

8 47 50

THE DIFFERENCE OF PROBLEM BASED LEARNING AND COOPERATIVE TYPE OF THINK PAIR SHARE TOWARD STUDENTS MATHEMATICS ACHIEVEMENT ON TOPIC OF STATISTICS IN GRADE XI SMA NEGERI 2 BALIGE.

0 6 17

THE DEVELOPMENT OF THE LEARNING MODEL FOR PANCASILA EDUCATION MATERIAL AT HIGHER EDUCATION INSTITUTIONSIN ORDER TO IMPROVE THE AWARENESS OF STUDENTS TOWARDS THE VALUES OF PANCASILA.

0 0 1

INTERNALIZATION OF PANCASILA VALUES IN PANCASILA AND CIVIC EDUCATION LEARNING IN THE ATTEMPT OF BRINGING THE MULTICULTURAL EDUCATION INTO REALITY

0 0 9

The Code Activity Sequences and the Improvement of English Achievement of the Second Grade Students of SMP N 2 Tengaran in the Academic Year of 2012/2013 - Test Repository

0 0 94