Sistem Heksadesimal Bilangan Pecahan dan Deret

8 Bab 1. Galat dalam Komputasi Numerik berikut N = 2q + b q = 2q 1 + b 1 q 1 = 2q 2 + b 2 .. . q n 2 = 2q n 1 + b n 1 q n 1 = 2q n + b n ; q n =0 ; 1.1 dengan b k 2 f0; 1g . Selanjutnya, dalam sistem biner N dapat dinyatakan Algoritma untuk mengubah bilangan desimal ke bilangan biner sebagai N = b n b n 1 :::b 2 b 1 b dua : C ONTOH 1.2. Dengan menggunakan algoritma 1.1, diterapkan pada N = 1454 , didapatkan 1454 = 2 727 + 90 = 2 45 + 5 = 2 2 + 1 727 = 2 363 + 1 45 = 2 22 + 1 2 = 2 1 + 363 = 2 181 + 1 22 = 2 11 + 1 = 2 + 1; 181 = 2 90 + 1 11 = 2 5 + 1 sehingga 1454 = 10110101110 dua , seperti contoh sebelumnya.

1.2.2 Sistem Heksadesimal

Dalam sistem heksadesimal digunakan basis perpangkatan 16 dan semua bilangan dinyatakan dengan menggunakan maksimum 16 digit yang ber- beda, yang biasanya dinyatakan sebagai 0; 1; 2; :::; 9; A; B ; C ; D ; E ; F ; dengan A 16 = 10 , B 16 = 11 , C 16 = 12 , D 16 = 13 , E 16 = 14 , dan F 16 = 15 . Sebagai contoh, 14C A 16 = 1 16 3 + 4 16 2 + 12 16 1 + 10 16 = 5322: Algoritma untuk mengubah bilangan desimal ke bilangan heksade- simal analog dengan algoritma untuk mengubah bilangan desimal ke bi- langan biner. Dalam hal ini digunakan pembagi 16. Sistem heksadesimal memiliki hubungan erat dengan sistem biner. Konversi bilangan biner ke bilangan heksadesimal dan sebaliknya dapat Pengantar Komputasi Numerik c Sahid 2004 – 2012 1.2 Penyajian Bilangan 9 dilakukan secara mudah. Untuk mengkonversi bilangan heksadesimal ke bilangan biner, ganti setiap digit dengan representasi binernya. Sebagai contoh, 2AC 16 = 1010101100 dua ; karena 2 16 = 10 dua ; A 16 = 10 = 1010 dua ; C 16 = 12 = 1100 dua : Sebaliknya, untuk mengubah bilangan biner ke bilangan heksadesi- mal, kelompokkan setiap empat bit dari kanan ke kiri, dan ganti setiap empat bit tersebut dengan nilai heksadesimalnya. Sebagai contoh, 1101001101 dua = 34D 16 ; karena 1101 dua = 13 = D 16 ; 0100 dua = 4 = 4 16 ; 11 dua = 3 = 3 16 :

1.2.3 Bilangan Pecahan dan Deret

Dalam komputasi numerik, nilai-nilai pecahan dinyatakan dalam bentuk desimal. Setiap bilangan pecahan rasional p=q , q 6= , dinyatakan sebagai pecahan desimal yang terdiri atas berhingga digit atau tak berhingga digit berulang. Berikut adalah beberapa contoh 1=2 = 0:50000000::: = 0:5 1=3 = 0:333333::: = 0:333333 1=7 = 0:142857142857: :: = 0:142857142857 Ekspansi desimal pecahan 1=3 memuat tak berhingga digit 3 secara berulang, sedangkan ekspansi desimal pecahan 1=7 memuat beberapa digit yang diulang tak berhingga kali, yakni “142857”. Apabila ekspansi desimal ditulis hanya sampai beberapa digit berhingga, maka digit-digit terakhir yang berulang diberi garis atas. Dalam contoh ekspansi 1=3 di atas 3 artinya digit 3 berulang tak berhingga kali, sedangkan pada 1=7 , 142857 artinya 142857 berulang tak berhingga kali. Notasi tersebut berlaku juga untuk ekspansi pecahan biner akan dijelaskan nanti. Dalam praktek kita hanya mengambil beberapa digit untuk meng- Pengantar Komputasi Numerik c Sahid 2004 – 2012 1.2 Penyajian Bilangan 11 1. Perhatikan bahwa 53 64 = 1=2 + 1=4 + 1=16 + 1=64 . Oleh karena itu, dalam sistem biner 53 64 = 0:110101 dua . 2. Perhatikan deret geometri yang konvergen ke nilai 1=2 : 1=4 + 1=8 + 1=16 + 1=32 + 1=64 + ::: = 1=2: Jadi, dalam sistem biner 0:5 dinyatakan sebagai 0:5 = 0:111111::: dua = 0:111111 dua = 0:1 dua : Dari contoh di atas, ternyata pecahan biner juga dapat memuat tak berhingga digit berulang. Cara menyingkat digit-digit yang berulang sama dengan cara penulisan pada sistem desimal, yakni dengan memberi garis di atas digit-digit yang berulang. Algoritma berikut dapat digunakan untuk mencari penyajian biner suatu pecahan R 1 . Algoritma untuk mengubah pecahan desimal ke pecahan biner 2R = b 1 + F 1 b 1 = int2R F 1 = f r a 2R 2F 1 = b 2 + F 2 b 2 = int2F 1 F 2 = f r a 2F 1 2F 2 = b 3 + F 3 b 3 = int2F 2 F 3 = f r a 2F 2 2F 3 = b 4 + F 4 b 4 = int2F 3 F 4 = f r a 2F 3 2F 4 = b 5 + F 5 b 5 = int2F 4 F 5 = f r a 2F 4 .. . .. . .. . 2F n 1 = b n + F n b n = int2F n 1 F n = f r a 2F n 1 .. . .. . .. . 1.2 dengan intx adalah bagian bulat x dan f r a x adalah bagian pecahan x . Proses tersebut mungkin berhenti setelah langkah ke- n jika didapat- kan F n = , mungkin berlanjut terus. Selanjutnya, representasi biner R adalah R = 0:b 1 b 2 b 3 :::b n ::: dua : C ONTOH 1.4. Nyatakan pecahan 53 64 dalam bentuk pecahan biner Pengantar Komputasi Numerik c Sahid 2004 – 2012 1.2 Penyajian Bilangan 13 biner dengan perpangkatan 2 akan menggeser titik koma pemisah bagian bulat dan bagian pecahan. Misalnya, 53 64 = 0:110101 dua 2 6 53 64 = 110101 dua : Aturan pergeseran titik tersebut benar, karena memang 53 = 110101 dua . Silakan diperiksa

1.2.5 Notasi Ilmiah