Latar Belakang Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Menurunkan Rasa Rendah Diri Siswa Melalui Konseling Kelompok Adlerian Siswa Kelas VII MPp Negeri 8 Salatiga T1 132007066 BAB I

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kebutuhan manusia untuk berinteraksi dengan sesama tidak dapat dielakkan, karena manusia adalah makhluk sosial, yaitu makhluk yang selalu membutuhkan sesamanya dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu setiap manusia pasti berhubungan dengan manusia lainnya. Hubungan manusia dengan manusia lainnya dapat dibentuk melalui hubungan individu dengan kelompok atau hubungan manusia dengan lingkungannya. Dalam menjalin hubungan dengan orang lain akan ditemui sifat-sifat buruk seperti iri, dengki, sombong, kekanak- kanakan, egois, malas, manja, berfikir negatif, tidak percaya diri dan minder atau rendah diri. Minder atau rendah diri terkadang menjadi sifat buruk dan dapat menjadi sifat yang yang bersemayam didalam jiwa seseorang. Kata minder berasal dari bahasa Inggris feel inferior yang berarti rendah diri. Kata minder sebenarnya adalah sifat yang menunjukkan rendah diri yang dapat mengganggu aktivitas pergaulan sehari-hari. Timbulnya rasa minder atau rendah diri ialah salah satu perilaku yang tidak komunikatif dan tidak mau berinteraksi. Timbulnya rasa minder disebabkan oleh faktor kecacatan fisik, adanya kekurangan yang terdapat didalam diri, timbulnya lintasan pikiran yang menggambarkan diri rendah, adanya angan-angan yang tidak tercapai Fitria, 2009 Seringkali individu lebih menghargai orang lain dari pada diri sendiri. Sikap ini membuat individu menjadi minder dan bahkan mungkin enggan berinteraksi 2 dengan orang lain. Tentu saja rasa minder akan merugikan diri sendiri dan orang disekitarnya. Sebab individu tidak dapat membuat dirinya berharga bagi orang lain dan mendedikasikan talenta ataupun keterampilan individu bagi orang lain. Untuk mengatasi rasa minder ada satu syarat, yakni menghargai diri sendiri. Minder adalah ciri khusus orang yang bermental lemah. Mental yang lemah membawa dampak pada rasa tidak aman, selalu gelisah dan kuatir. Kerja otak yang dikuasai rasa kuatir, takut dan gelisah tanpa sebab atau disebabkan oleh hal- hal kecil, maka kerja otakpun menjadi lemah dan tidak dapat berfungsi untuk memikirkan hal-hal besar yang bermanfaat bagi diri-sendiri dan orang lain. Jika rendah diri dibiarkan ada pada diri seseorang maka seseorang akan merasa terisolasi dari lingkungan sekitarnya Sari, 2010. Menurut Steven R. Covey dalam Sari, 2010, rasa minder muncul karena persepsi individu yang salah, karena urutan dari persepsi akan menghasilkan cara pandang individu dan dengan pandang individu akan mempengaruhi perilaku individu. Menurut Norman Vincet Peale dalam Fitria, 2009 untuk mengatasi rasa minder inferiority complex, mengembangkan gambaran mental diri-sendiri yang sukses, berfikir positif, menjadi diri-sendiri, memahami kemampuan diri, menguatkan diri dengan kata- kata dinamis “ Jika Tuhan bersama saya, siapa yang bisa menghalangi saya, ucapkan kalimat itu sekarang, mencari konselor yang berkompeten untuk konsultasi. Jika rasa rendah diri dibiarkan, seseorang akan merasa terisolasi dari lingkungan sekitarnya. Seseorang yang merasa rendah diri perlu berkonsultasi dengan orang yang berkompeten dalam membantu mengatasi permasalahan yang sedang dihadapi. Orang yang berkompeten misalnya psikolog, 3 konselor atau guru bimbingan dan konseling, dengan memberi pertolongan melalui konseling kelompok. Konseling kelompok adalah suatu pertolongan bantuan kepada individu dalam suasana kelompok yang bersifat pencegahan dan penyembuhan dan diarahkan pada pemberian kemudahan dalam rangka perkembangan dan pertumbuhannya Supriatna, 2003. Gazda 1984 mengemukakan konseling kelompok sebagai suatu hubungan antar pribadi yang dinamik dengan memusatkan pada kesadaran pikiran dan perilaku, serta berdasarkan fungsi-fungsi terapi yang bersifat memberi kebebasan, berorientasi terhadap kenyataan, katarsis, saling mempercayai, memelihara, memahami dan mendukung. Terdapat pendekatan-pendekatan konseling kelompok, salah satunya adalah pendekatan konseling kelompok Adlerian. Tujuan pendekatan ini membangun dan mempertahankan hubungan antara konseli dan konselor berdasarkan pada kepercayaan bersama dan rasa hormat dan dimana konseli merasa dimengerti dan diterima konselor, menyediakan suasana konseling dimana konseli dapat datang untuk mengerti kepercayaan dasar individu dan perasaan tentang dirinya dan menemukan mengapa kepercayaan individu bisa salah, membantu konseli mengembangkan pandangan ke tujuan individu yang salah dan kebiasaan kalah diri melalui proses konfrontasi dan interpretasi, Membimbing konseli dalam menemukan alternatif dan mendorong individu untuk membuat keputusan yang memberi pandangan pada tindakan, Dinkmayer 1979 dalam Corey, 1989. 4 Penelitian ini sejalan dengan penelitian Brough, Marjorie F 1994 Evaluasi program konseling kelompok Adlerian yang berbunyi investigasipenyelidikan efek dari program konseling kelompok Adlerian untuk memberikan pengentasan kesepian, mengurangi perasaan rendah diri, dan mendorong tindakan dengan membandingkan UCLA Skala Kesepian UCLA-LS dengan 2 skala kepentingan sosial yaitu Skala kepentingan sosial SIS dan tingkat kepentingan Sosial SII. 179 orang dewasa menyelesaikan kuesioner yang berisi UCLA-LS, SIS, dan SII, dan tanggapan mereka digunakan untuk membandingkan 3 skala. 26 dari konseli berpartisipasi dalam 10 sesi per minggu konseling kelompok yang berusaha untuk meningkatkan kepentingan sosial, penurunan kesepian dengan modifikasi gaya hidup, mengurangi perasaan rendah diri, dan mendorong tindakan. Menyelesaikan kuesioner pada sesi pertama dan terakhir dari program konseling kelompok Adlerian. Meskipun hubungan antara skala yang ditunjukkan hanya sebelum dan setelah konseling kelompok pada skor UCLA-LS menunjukkan kesepian menurun, interaksi sosial meningkat, perasaan rendah diri berkurang dan mendorong tindakan. UCLA-LS juga paling sensitif terhadap ukuran kepuasan dengan aktivitas keluarga, pekerjaan, jenis kelamin, dan sosial. Hasil Penelitian ini bertolak belakang dengan penelitian yang telah dilakukan Michael dan David 2000. Michael dan David meneliti penggunaan konseling kelompok Adlerian dilakukan di Burundi, Afrika Tengah. Warga Burundi tahun 2000 sekitar 80 dari penduduknya hidup dalam garis kemiskinan. Menurut Program Pangan Dunia tahun 2000 sekitar 57 dari anak di bawah lima tahun menderita kekurangan gizi kronis. Hal ini di benarkan dengan 5 fakta yang ada di lapangan sebuah penelitian yang dilakukan di 178 negara, penduduk Burundi memiliki kepuasan hidup terendah di dunia dan hampir seluruhnya hidup bergantung pada bantuan asing. Penelitian bertujuan untuk mengurangi perasaan rendah diri yang dialami remaja Burundi. Kebanyakan dari remaja Burundi mengalami perasaan rendah diri dari faktor fisik, psikologis maupun sosial. Yang di akibatkan faktor kemiskinan yang mengakibatkan kematian dan kelaparangizi buruk. Dengan mengisi Skala Perasaan Rendah Diri Scale Feelings Inferiority, wawancara dan dokumentasi secara acak dari 30 remaja pria dan wanita dari keluarga miskin di Burundi. Proses terapi kelompok dilakukan waktu sekitar satu setengah bulan untuk bisa mengurangi perasaan rendah diri remaja Burundi. Setelah proses terapi kelompok diberikan hasil menunjukkan perasaan rendah diri remaja Burundi tidak dapat berkurangmenurun. Setelah dievaluasi ditemukan penyebab utamanya adalah sejak kecil 30 remaja pria dan wanita Burundi sudah hidup dalam kemiskinan yang luar biasa yang mengakibatkan remaja burundi banyak melihat orang yang kelaparan, kekurangan gizi dan kematian yang memunculkan perasaan rendah diri sejak kecil. SMP N 8 Salatiga adalah tempat penulis melakukan penelitian. Karena didapat hasil nilai rasa rendah diri yang tinggi terbukti dari penelitian dimana didapatkan dari nilai UAN tahun 2011 SMP Negeri 8 Salatiga menduduki peringkat 17 dari 26 SMP Salatiga. Penulis mengambil subyek SMP Negeri 8 Salatiga untuk menjadi tempat penelitian. Setelah penulis menyebarkan check list di empat kelas, yaitu kelas VII A, VII C, VII D, dan VII F didapatkan 12 siswa 6 yang mempunyai rasa rendah diri yang tinggi. Berikut data 12 siswa dari empat kelas yang mempunyai rasa rendah diri yang telah di ukur melalui check list rasa rendah diri. Tabel 1.1 Siswa di SMP N 8 Salatiga Yang Mengalami Rasa Rendah Diri No Nama Kelas Skor Kategori 1 PPW kelompok eksperimen VII A 30 Tinggi 2 DA kelompok eksperimen VII C 30 Tinggi 3 M. FH kelompok eksperimen VII C 32 Tinggi 4 NA Kelompok kontrol VII C 32 Tinggi 5 NIP kelompok eksperimen VII C 31 Tinggi 6 NN kelompok eksperimen VII D 30 Tinggi 7 IJ Kelompok kontrol VII D 31 Tinggi 8 YJK Kelompok kontrol VII F 30 Tinggi 9 PF Kelompok kontrol VII F 30 Tinggi 10 GW Kelompok kontrol VII F 30 Tinggi 11 FKN kelompok eksperimen VII C 31 Tinggi 12 MS Kelompok kontrol VII C 30 Tinggi Penulis tertarik untuk melakukan penelitian di SMP kelas VII Negeri 8 Salatiga dengan hasil penelitian bertolak belakang dan hasil penyebaran cheks list rasa rendah diri. Penuli s tertarik dengan judul “ Menurunkan Rasa Rendah Diri Melalui Konseling Kelompok Adlerian Siswa kelas VII SMP Negeri 8 Salatiga”. 7

1.2 Rumusan Masalah

Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Konsep Diri Melalui Layanan Bimbingan Kelompok pada Siswa Kelas X-3 SMA Kristen 1 Salatiga T1 132008035 BAB I

0 0 10

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Meningkatkan Kemandirian Belajar Siswa SMP Negeri 1 Bawen Kabupaten Semarang Melalui Konseling Kelompok T1 132007083 BAB I

0 0 8

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Menurunkan Rasa Rendah Diri Siswa Melalui Konseling Kelompok Adlerian Siswa Kelas VII MPp Negeri 8 Salatiga

0 0 14

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Menurunkan Rasa Rendah Diri Siswa Melalui Konseling Kelompok Adlerian Siswa Kelas VII MPp Negeri 8 Salatiga T1 132007066 BAB II

1 3 44

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Menurunkan Rasa Rendah Diri Siswa Melalui Konseling Kelompok Adlerian Siswa Kelas VII MPp Negeri 8 Salatiga T1 132007066 BAB IV

0 0 21

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Menurunkan Rasa Rendah Diri Siswa Melalui Konseling Kelompok Adlerian Siswa Kelas VII MPp Negeri 8 Salatiga T1 132007066 BAB V

0 0 2

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Menurunkan Rasa Rendah Diri Siswa Melalui Konseling Kelompok Adlerian Siswa Kelas VII MPp Negeri 8 Salatiga

0 0 162

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Efektifitas Bimbingan Kelompok dalam Meningkatkan Rasa Percaya Diri pada Siswa Kelas XI SMA Kristen 1 Salatiga T1 132004001 BAB I

0 0 7

BAB I PENDAHULUAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Meningkatkan Self Efficacy (Efikasi Diri) Siswa yang Rendah di Kelas XI IPS SMAN I Kendal Melalui Layanan Konseling Kelompok Behavioral

0 0 12

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Meningkatkan Self Efficacy (Efikasi Diri) Siswa yang Rendah di Kelas XI IPS SMAN I Kendal Melalui Layanan Konseling Kelompok Behavioral

0 0 16