14 Selain itu siswa juga tidak mempunyai buku sumber selain LKS untuk penunjang
materi pembelajaran. Tantangan bagi guru dalam hal ini adalah bagaimana pengelolaan kelas yang baik dan penyampaian materi dengan kondisi siswa
seperti yang sudah disebutkan. Pembelajaran yang dilakukan oleh guru masih bersifat konvensional
yang didominasi dengan ceramah dimana siswa berperan sebagai penerima materi. Media pembelajaran ada, namun belum maksimal digunakan. Agar
siswa lebih berminat lagi dalam mengikuti pembelajaran, guru harus pandai menggunakan strategi pembelajaran yang menarik dan tepat dalam
penyampaian materi, khususnya dalam pelajaran ekonomi yang sering dianggap sebagai salah satu mata pelajaran yang cukup sulit.
B. Praktik Bimbingan dan Konseling di Sekolah
Selama melakukan praktik di SMA N 1 Depok, praktikan melaksanakan bimbingan langsung berupa bimbingan klasikal, konseling individu, layanan
orientasi, layanan informasi, dan bimbingan tidak langsung.
1. Layanan Dasar
Layanan dasar diartikan sebagai proses pemberian bantuan kepada seluruh konseli melalui kegiatan persiapan pengalaman terstruktur secara klasikal atau
kelompok yang disajikan secara sistematis dalam rangka mengembangkan perilaku jangka panjang sesuai dengan tahap dan tugas-tugas perkembangan yang
diperlukan dalam pengembangan kemampuan memilih dan mengambil keputusan dalam menjalani kehidupannya.
a. Bimbingan Kelas Bimbingan kelas adalah bimbingan yang diberikan praktikan kepada peserta
didik secara langsung di kelas. Bimbingan dengan cara ini memungkinkan praktikan memberikan bimbingan kepada sejumlah siswa dalam satu kelas. Siswa yang
diampu oleh guru pembimbing praktikan sebanyak 151 siswa yang terbagi dalam 5 kelas yaitu kelas X IIS 3, XI MIA 1, XI MIA 3, XII IPA 3 dan XII IPS 1.
Bimbingan dan konseling klasikal di SMA N 1 Depok baru terjadwal tanggal 1 September 2014. Akan tetepi diminggu pertama pembelajaran pada jam terakhir
belum bisa berjalan dikarenakan kelas digunakan untuk acara OSIS. Sehingga pada minggu pertama bimbingan klasikal hanya terlaksana satu kali di kelas XII IPA
3.
15 Secara keseluruhan praktikan melakukan bimbingan klasikal sebanyak 9
kali. Berikut ini bimbingan klasikal yang telah terlaksana : 1 Bimbingan kelas 1
Metode : Brainstorming, Ceramah, Tanya jawab, diskusi.
Sasaran : Siswa kelas XII IPA 3
Materi : Menemukan dan Mengembangkan Bakat
Pelaksanaan : Kamis, 4 September 2014 di kelas XII IPA 3 Kamis, 11 September 2014 di kelas XII IPA 3
Media : Laptop, poster slogan, LCD
Penghambat : Ada siswa yang kurang memperhatikan. Solusi
: Menyelipkan sesi permainan ditengah-tengah pemberian layanan.
2 Bimbingan klasikal 2 Metode
: Diskusi, game Sasaran
: Siswa kelas XI MIA 3 dan XII IPS 1 Materi
: Mengmbangkan Imajinasi
Pelaksanaan : Selasa, 9 September 2014 Sabtu, 13 September 2014
Media : -
Penghambat : Ada siswa yang kurang bisa menyampaikan cerita dengan baik.
Solusi : Praktikan membantu siswa merangkai kata-kata
sehingga teman-teman lain mengerti.. 3 Bimbingan klasikal 3
Metode : Diskusi, Observasi , pemberian tugas, game
16 Sasaran
: Siswa kelas XII IPA 3 Materi
: Konsentrasi Dalam Belajar
Pelaksanaan : Kamis, 18 September 2014 Media
: Laptop, LCD Penghambat : -
Solusi : -
4 Bimbingan klasikal 4 Metode
: Brainstorming, Tanya jawab, games Sasaran
: Siswa kelas XII IPA 3 Materi
: Mengetaui Diri Sendiri untuk Meraih Cita-cita
Pelaksanaan : Senin, 15 September 2014 Selasa, 16 September 2014
Media : Kertas
Penghambat : Suasana diluar kelas cukup ramai dikarenakan kelas lain sudah selesai
Solusi : Menutup pintu dan meminta siswa diluar kelas agar tidak
membuat suara gaduh. 5 Bimbingan klasikal 5
Metode : Brainstorming, Tanya jawab, games
Sasaran : Siswa kelas X IIS 3
Materi : Mengenal Kelebihan Teman
Pelaksanaan : Kamis, 11 September 2014 Media
: Kertas
17 Penghambat : Suasana diluar kelas cukup ramai dikarenakan
kelas lain sudah selesai Solusi
: Menutup pintu dan meminta siswa diluar kelas agar tidak membuat suara gaduh.
6 Bimbingan klasikal 6 Metode
: Brainstorming, Ceramah, Tanya jawab, diskusi Sasaran
: Siswa kelas XI MIA 1 Materi
: Orientasi Bimbingan dan Konseling
Pelaksanaan : Kamis, 11 September 2014 Media
:
LCD, Laptop.
Penghambat : Suasana diluar kelas cukup ramai dikarenakan kelas lain sudah selesai
Solusi : Menutup pintu dan meminta siswa diluar kelas
agar tidak membuat suara gaduh. Dalam pemberian layanan bimbingan dan koseling kelas praktikan
menemukan bahwa siswa sangat antusias dalam mengikuti kegiatan bimbingan. Akan tetapi siswa kadang mengeluh diawal kegiatan bimbingan dikarenakan kelas
yang lain sudah pulang. Setiap kesempatan melakukan bimbingan klasikal di kelas praktikan
menawarkan layanan konseling individu bagi siswa yang ingin berbagi masalah dengan praktikan maupun konselor sekolah. Hambatan yang sering ditemukan saat
bimbingan klasikal adalah kondisi di luar kelas yang sering ramai. Hal ini dikarenakan Bimbingan dan Konseling masuk kelas pada jam ke-8 atau jam ke-9
disaat kelas yang lain sudah selesai kegiatan belajar mengajar. b. Layanan Orientasi
Layanan orientasi yaitu layanan konseling yang memungkinkan klien memahami lingkungan yang baru dimasukinya untuk mempermudah dan
memperlancar berperannya klien dalam lingkungan baru tersebut. Layanan orientasi ini diberikan selama tiga hari dalam kegiatan Masa Orientasi Siswa MOS
yang dilaksanakan pada tanggal 14-16 Juli 2014. Dalam kegiatan ini peserta didik
18 diperkenalkan berbagai hal tentang sekolah. Selain itu ada juga seminar anti
vandalism. Dengan adanya seminar ini diharapkan dapat mengantisipasi adanya kegiatan coret-mencoret baik itu dilingkungan sekolah maupun di luar lingkungan
sekolah. c. Layanan Informasi
Maksud dari layanan informasi adalah suatu materi kegiatan yang berupa informasi atau keterangan yang akan disampaikan kepada siswa yang dipandang
bermanfaaat bagi peserta didik. Layanan informasi yang dibuat oleh praktikan merupakan bentuk layanan BK yang tidak langsung dengan menggunakan media
papan bimbingan. Layanan informasi bertujuan untuk membekali individu dengan berbagai
pengetahuan dan pemahaman tentang berbagai hal yang berguna untuk mengenal diri, merencanakan dan mengembangkan pola kehidupan yakni sebagai bekal
hidup yang dirasakannya kelak. Materi Layanan informasi yang disampaikan secara tidak langsung adalah:
1 Empat Cara Agar Disenangi Materi “Empat Cara Agar Disenangi” ini disampaikan melalui media papan
bimbingan. Materi ini bertujuan untuk menjadikan siswa sebagai orang yang disenangi oleh teman-temannya dan tidak dikucilkan. Materi ini ditempel di papan
bimbingan sebelah barat ruang BK. Pemilihan tempat ini dikarenakahn melihat tempat tersebut sangat sering dilewati para siswa.
2 Empat Pedoman Esensial Meningkatkan Kreativitas Materi layanan dengan cara penyampaian secara tidak langsung yang kedua
yaitu “Empat pedoman Esensial Meningkatkan kreativitas”. Sama seperti materi layanan yang disampaikan secara tidak langsung, materi ini juga menggunakan
media papan bimbingan. Perbedaan layanan ini adalah tempat menempel materi ini. Materi ini ditempel di papan pengumuman di lantai satu sebelah barat lobby
SMA N 1 Depok. Tujuan dari layanan ini adalah agar siswa mengerti dan memahami bagaimana cara meningkatkan kreativitas.
d. Bimbingan Kelompok Bimbingan kelompok dimaksudkan untuk mencegah berkembangnya
masalah atau kesulitan pada diri konseliklien. Isi kegiatan bimbingan kelompok
19 terdiri atas penyampaian informasi yang berkenaan dengan masalah pendidikan,
pekerjaan, pribadi, dan masalah sosial yang tidak disajikan dalam bentuk pelajaran. 1 Bimbingan Kelompok
Praktikan melakukan bimbingan kelompok yang diikuti oleh siswa penerima beasiswa Jaminan Pembiayaan Pendidikan JPPD dan beasiswa rawan putus
sekolah Rapus sebanyak 9 peserta didik. Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 11 September 2014. Tempat pelaksanaan bimbingan kelopok ini adalah ruang BK.
Dalam kegiatan ini materi yang diberikan berupa motivasi kepada siswa kurang mampu agar tidak khawatir tentang biaya pendidikan dan dapat mencapai tingat
pendidikan tertinggi dengan bantuan beasiswa. Berikut ini daftar nama siswa yang diberikan layanan bimbingan :
No .
Data Siswa Bimbingan Kelompok Nama
JK Kelas
NIK Ket.
L P
1. Galih Rasita Dewi
P XII IPA 3
3304084905970001 Miskin JPPD
2. Haisyam Indallah F.
P XII IPA 2
3404084705970001 Rentan Miskin
3. Mala Antika Suri
P XII IPA 1
3404126810960002 Rentan Miskin
4. Yogi Hasna Mei S.
P XII IPA 1
3404074405970001 Rentan Miskin
5. Kartika Mayasari
P XII IPS 3
3404107108970002 Rentan Miskin
6. Pawestri Nuli K.
P XII IPS 3
3404114502970001 Rentan Miskin
7. Dwi Setyaningrum
P XI MIA 3
3404127007970001 Rentan Miskin
8. Lidia Febrianti
P XI MIA 3
3404115702980001 Rentan Miskin
9. Ibnu Amaludin
L X IIS 3
3404060108980002 Rentan Miskin
e. Layanan Pengumpulan Data Layanan ini bertujuan untuk menghimpun berbagai informasi tentang siswa
untuk memudahkan dalam administrasi maupun kebutuhan tertentu serta untuk memahami siswa lebih dalam.
Layanan penghimpun data ini dilakukan melalui, angket data pribadi siswa, DCM. Selama layanan penghimpunan data ini berlangsung praktikan berkolaborasi
serta mendapatkan dukungan dari guru pembimbing dan rekan sesama PPL BK.
20 Tindak lanjut dari layanan penghimpun data ini digunakan untuk menentukan
layanan yang sesuai diberikan kepada siswa. 1 Daftar Cek Masalah
Daftar Cek Masalah DCM adalah daftar berisi pernyataan-pernyataan yang merupakan masalah yang diasumsikan biasa dialami oleh individu dalam tingkat
perkembangan tertentu. DCM digunakan untuk mengungkap masalah-masalah yang dialami oleh individu, dengan merangsang atau memancing individu untuk
mengutarakan masalah yang pernah atau sedang dialaminya. Dalam hal praktikan menggunakan DCM yang terdiri dari 220 butir pernyataan
dan 3 butir pertanyaan yang terbagi dalam 4 bidang sesuai dengan bidang bimbingan yakni : pribadi, sosial, belajar dan karir. Beberapa aspek yang berusaha
diungkap lewat DCM ini adalah : 1 Kesehatan
2 Keadaan Ekonomi 3 Rekreasi dan Hobi dengan waktu luang
4 Kehidupan Keluarga 5 Agama dan Moral
6 Kehidupan Sosial dan organisasi 7 Pribadi
8 Remaja 9 Penyesuaian Terhadap Sekolah
10 Masalah penyesuaian terhadap kurikulum 11 Masa Depan dan Cita-cita Pendidikan Jabatan
Sebelum memberikan layanan bimbingan dan konseling hal pertama yang harus dilakukan adalah dengan mengetahui kebutuhan para siswa. Oleh karena itu
mahasiswa PPL menggunakan instrument DCM untuk mengetahui masalah yang sedang dihadapi para siswa. Selain menggunakan instrument DCM mahasiswa
PPL juga melakukakan wawancara dengan beberapa warga sekolah untuk mengetahui kultur sekolah dan permasalahan yang sering muncul.
Daftar Cek Masalah ini diberikan kepada siswa kelas X dalam hal ini praktikan membagi tugas dengan rekan PPL sehingga praktikan mendapat jatah tiga kelas
yaitu kelas X IIS 1, X IIS 2, X IIS 3. Dalam pengambilan data praktikan meminta jam mata pelajaran guru mata pelajaran. Hal ini dilakukan karena jadwal BK masuk
21 kelas belum ada. Pelaksanaan kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 26 Agustus
2014 untuk kelas X IIS 1 dan tanggal 27 Agustus 2014 kelas X IIS 2 dan kelas X IIS 3. Hasil Daftar Cek Masalah Terlampir 06.
Selanjutnya hasil yang didapatkan dari Pengisian DCM digunakan sebagai dasar pembuatan program kerja PPL BK serta guru BK SMA N 1 Depok dalam
pembuatan materi yang relevan. 2 Sosiometri
Sosiometri adalah metode pengumpulan data tentang pola dan struktur sosial indifidu-indifidu dalam suatu kelompok, dengan cara menelaah relasi sosial, status
sosial. Maka dengan sosiometri kita bisa mengetahui dinamika kelompok, popularitas indifidu dalam sebuah kelompok dan kesulitan hubungan sosial
individu dalam kelompok. Layanan ini diberikan kepada kelas X IIS 3. Kegiatan pemberian layanan ini dilaksanakan pada tanggal 5 September 2014. Hasil data
sosiometri siswa terlampir. 3 Data pribadi siswa
Data pribadi siswa berbentuk lembar pribadi diberikan kepada seluruh siswa kelas X hingga kelas XII, data berisikan informasi lengkap diri siswa mulai dari
nama, nama orang tua, pekerjaan orang tua hingga jarak rumah ke sekolah menuju sekolah..
Data tersebut kemudian dapat digunakan sewaktu-waktu untuk melacak latarbelakang siswa, sehingga dapat dijadikan dasar dalam pemberian layanan.
Selain itu adanya nomor telepon keluarga yang dapat dihubungi akan mempermudah dalam layanan kolaborasi orang tua.
f. Pelayanan Penempatan dan Penyaluran Layanan penempatan dan penyaluran menurut Mulyadi 2006 adalah
layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan klien memperoleh penempatan dan penyaluran yang sesuai dengan bakat ,minat, dan kemampuan
yang dimiliki oleh individu Layanan penempatan dan penyaluran berusaha mengurangi kondisi ketidaksesuaian missmatch pada diri individu sehingga
individu dapat mengembangkan dirinya secara optimal, sehingga individu dapat mendapatkan tempat yang cocok bagi dirinya untuk mengembangkan segala
potensi diri yang ada pada diri individu. Salah satu kegiatan layanan penempatan dan penyaluran adalah program
peminatan serta
bimbingan kelas
dengan materi
“menemukan dan mengembangkan bakat” sehingga siswa dapat menentukan karir sesuai dengan
22 bakat mereka. Selain itu praktikan juga meberikan bimbingan kelas dengan materi
“mengoptimalkan potensi diri untuk meraih cita-cita”. 2. Layanan responsif
Layanan responsif merupakan pemberian bantuan kepada konseli yang menghadapi kebutuhan dan masalah yang memerlukan pertolongan dengan
segera, sebab jika tidak segera dibantu dikhawatirkan dapat menimbulkan gangguan dalam proses pencapaian tugas-tugas perkembangan, khususnya yang
bersangkutan dengan kegiatan pembelajaran di sekolah. a. Konseling individual
Tujuan konseling individual adalah membantu siswa mengatasi atau memecahkan masalah pribadinya secara face to face dengan menggunakan
teknik- teknik konseling yang telah dipelajari oleh praktikan. Harapannya konseli yang mendapatkan layanan ini dapat terpecahkan masalahnya serta menmukan
jalan untuk mengatasi masalahnya. Praktikan melakukan konseling individual dengan siswa sebanyak tiga kali yaitu dengan FHP pada tanggal 1 September
2014, DM pada tanggal 13 September 2014, LAP pada tanggal 15 September 2014. Terlampir
b. Konseling Kelompok Tujuan dari konseling kelompok adalah membantu menangani dan membantu
konseli menemukan jalan keluar secara bersama- sama. Kelompok konseling terdiri dari anggota yang memiliki masalah yang sama. Namun demikian permasalahan
yang mereka miliki dapat menjadi bahan referensi bagi anggota lain serta mereka dapat secara bersamaan memperoleh pemecahan masalah dari penelaahan
berbagai kasus tersebut. Praktikan melakukan konseling kelompok satu kali dengan konseli siswa isolir kelas X IIS 3. Konseling ini menggunakan metode expressive
drawing dan expresive writing. Terlampir c. Referal
Kegiatan referal atau alih tangan yaitu kegiatan pendukung BK untuk mendapatkan penanganan yang lebih tepat dan tuntas atas masalah yang dialami
peserta didik atau konseli dengan memindahkan penanganan kasus dari satu pihak ke pihak lainnya. Kegiatan ini memerluak kerjasama yang erat antara berbagai
pihak yang dapat memberiak bantuan dan atas penanganan masalah tersebut terutama kerja sama dari ahli lain tempat kasus itu dialih tangankan. Kegiatan ini
menuntut agar pelayanan Bimbingan dan Konseling tidak hanya dirasakan adanya pada waktu siswa mengalami masalah dan menghadap pada konselor saja, namun
23 usaha Bimbingan dan Konseling hendaknya diarasakan serta manfaatnya sebelum
dan sesudah siswa menjalani layanan Bimbingan dan Konseling secara langsung. Kegiatan referal menunjuk pada azas alih tangan kasus yaitu azas bimbingan
konseling yang menghendaki agar pihak-pihak yang tidak mampu menyelenggarakan layanan bimbingan konseling secara tepat dan tuntas atas
suatu permasalahan peserta didik mengalih tangankan permasalahan itu kepada pihak yang lebih ahli. Praktikan tidak melakukan referal karena sejauh ini belum ada
kebutuhan untuk melakukannya. d. Kolaborasi dengan Orang Tua
Pendampingan kolaborasi dengan orang tua yang pernah praktikan lakukan yaitu ketika melaksanakan melaksanakan konferensi kasus dengan siswa yang
terindikasi mengikuti geng BBC. e. Kolaborasi dengan Guru Mata Pelajaran Wali Kelas
Kolaborasi yang praktikan temui di lapangan adalah saat konferensi kasus. Dalam konferensi kasus tersebut melibatkan perenan guru mata pelajaran dan wali
kelas untuk memaparkan sikap siswa yang diduga mengikuti geng BBC ketika kegiatan belajar mengajar.
f. Kolaborasi dengan Luar Sekolah Kolaborasi dengan pihak luar sekolah sejauh ini dilaksanakan dengan salah
Pusat Kesehatan Masyarakat Depok III melakukan kerjasama berupa kegiatan penyuluhan kesehatan reproduksi remaja disekolah. Oleh karena itu SMA N 1
Depok mengadakan kegiatan kolaborasi dengan Pusat Kesehatan Masyarakat Puskesmas Depok III.. Kegiatan ini dialaksanakan pada tanggal 13 September
2014. Penyuluhan kesehatan reproduksi ini dibersamai dengan dr. Novi Emawati dan
Jatu Anggraeni S. Psi. materi yang diberikan meliputi fase tumbuh kembang remaja, perubahan fisik pada remaja, penyakit kelamin, pencegahan penyakit menular,serta
fungsi dari organ-organ reproduksi. kegiatan ini diikuti 30 siswa kelas X. Dikarenakan kegiatan ini tidak bisa mencakup seluruh kelas maka bagi siswa yang
hadir wajib membagikan ilmunya kepada teman-temannya dan menjadi konselor sebaya.
g. Bimbingan Teman Sebaya Praktikan membuat bimbingan teman sebaya dan memberikan pelatihan
kepada siswa yang telah terpilih untuk mengikuti kegiatan penyuluhan kesehatan
24 reproduksi. Setelah itu para siswa terpilih membagikan ilmu kepada temannya dan
membantu teman apabila mengalami masalah dalam kesehatan reproduksi. h. Layanan konsultasi
Praktikan selalu stand by di ruang BK untuk melayani masyarakat sekolah apabila ingin melakukan konsultasi.
i. Konferensi Kasus Kegiatan konferensi kasus dilaksanakan praktikan selama melakukan kegiatan
PPL di SMA N 1 Depok. Dalam konferensi tersebut membahas masalah siswa yang diduga ikut terlibat dalam kegiatan geng serta mengancam adik kelas agar tunduk
dan hormat kepadanya. j. Kunjungan Rumah
Kunjungan rumah dilaksanakan untuk memperoleh berbagai keterangan- keterangan dan informasi yang diperlukan dalam pemahaman lingkungan dan
permasalahan siswa, dan untuk pembahasan serta pengentasan permasalahan siswa tersebut. Selama melakukan PPL di SMA N 1 Depok, praktikan melakukan 2
kali kunjungan rumah yaitu di tempat tinggal siswa Papua. Kunjungan yang pertama adalah menengok salah satu siswa yang sakit dan kunjungan kedua adalah untuk
mengetahui kondisi lingkungan peserta didik serta melihat kegiatan siswa setelah pulang sekolah.
3. Perencanaan Individual
Perencanaan individual dimaksudkan untuk membantu peserta didik menganalisis kekuatan dan kelemahan dirinya berdasarkan data atau informasi
yang diperoleh, yaitu yang menyangkut pencapaian tugas-tugas perkembangan, atau aspek-aspek pribadi, sosial, belajar, dan karier. Melalui kegiatan penilaian diri
ini, peserta didik akan memiliki pemahaman, penerimaan, dan pengarahan dirinya secara positif dan konstruktif. Pelayanan perencanaan individual ini dapat dilakukan
juga melalui pelayanan penempatan penjurusan, dan penyaluran, untuk membentuk peserta didik menempati posisi yang sesuai dengan bakat dan
minatnya. Selama PPL layanan perencanaan individual yang diberikan cenderung kepada
layanan bimbingan klasikal tentang cara menemukan dan mengembangkan bakat serta bagaimana mengoptimalkan potensi diri untuk meraih cita-cita.
4. Dukungan Sistem
Dukungan sistem merupakan komponen pelayanan dan kegiatan manajemen, tata kerja, infrastruktur misalnya Teknologi Informasi dan Komunikasi, dan
25 pengembangan kemampuan profesional konselor secara berkelanjutan, yang
secara tidak langsung memberikan bantuan kepada konseli atau memfasilitasi kelancaran perkembangan konseli. Program ini memberikan dukungan kepada
konselor dalam memperlancar penyelenggaraan pelayanan diatas. Sedangkan bagi personel pendidik lainnya adalah untuk memperlancar penyelenggaraan
program pendidikan di sekolah atau madrasah. Dukungan sistem ini meliputi aspek- aspek: a pengembangan jejaring networking, b kegiatan manajemen, c riset
dan pengembangan. Dukungan sistem. Dalam kegiatan ini praktikan melakukan kegiatan berupa pembuatan dan pemberian pelatihan cara mengolah blog kepada
Guru BK SMA N 1 Depok. Kegiatan ini dilaksanakan agar Guru BK juga mampu memberikan layanan melalui media elektronik.
C. Hambatan dan Solusi