Pembuatan Kertas Bungkus Prosiding Seminar Teknologi Pulp dan Kertas tahun 2011

Prosiding ISBN : 978-979-95271-9-6 63 Seminar Teknologi Pulp dan Kertas Savoy Homann Bidakara Hotel, Bandung 12 Juli 2011 Balai Besar Pulp dan Kertas Bandung

4. Pembuatan Pulp dari Serat Daun Nenas

Serat daun nenas yang sudah kering udara, dijadikan serpih ukuran panjang 4-5 cm, lalu dimasak menjadi pulp juga dalam ketel pemasak hasil rekayasa P3KKPHH dengan proses semi-kimia soda panas terbuka, dengan konsentrasi NaOH 6, selama 1 jam pada suhu 100°C tekanan udara 1 atm, dan rasio serpih daun nenas : larutan pemasak adalah 1:7. Selesai pemasakan, serpih daun nenas lunak dipisahkan dari larutan pemasak, dicuci bersih, lalu dilakukan penyempurnaan pemisahan serat menjadi pulp dalam Hollander beater dan stone reiner hingga mencapai derajat kehalusan 250- 300 ml CSF 40-45 o SR pula.

5. Pembuatan Karton

Pembentukan lembaran karton dilakukukan di industri karton rakyat skala usaha kecil menengah, Kebumen Jawa Tengah. Pulp TKS dengan derajat kehalusan 300-350 ml CSF dimasukkan ke dalam Hollander beater milik industri karton rakyat, lalu ditambahkan sludge industri pulp, dengan proporsi campuran pulp TKS : sludge = 50:50 kemudian diencerkan dengan air hingga konsistensi 4-5. Campuran tersebut diaduk, disirkulasi, sehingga tercerai berai dan menjadi homogen. Lalu, campuran tersebut diberi bahan aditif kaolin 5, retensi alumtawas 2, perekat tapioka 4, dan rosin-sizing 2, sambil terus disirkulasi agar tetap homogen. Campuran bahan serat pulp TKS dan sludge dan aditif, selanjutnya siap dibentuk menjadi lembaran karton pada mesin kertas Fourdrinier. Lembaran basah yang terbentuk dipotong tegak lurus terhadap arah pergerakan lembaran machine directionMD setiap mencapai panjang 100 cm, lalu dijemur dengan sinar matahari hingga kadar air turun menjadi ±10. Setelah kering, lembaran karton dicalendering, dipress, dan dikemas. Target gramatur karton adalah 350-400 gramm 2 . Di samping itu juga dibentuk lembaran karton dari pulp TKS murni 100 dengan perlakuan seperti di atas. Untuk pembanding kontrol terhadap karton hasil percobaan tersebut, digunalan kertas karton hasil produksi pabrik karton rakyat tersebut, yang menggunakan campuran kertas bekas 50 + sludge 50, tanpa bahan aditif.

6. Pembuatan Karton Seni

Pembentukan lembaran karton seni juga dilakukan di industri karton rakyat, Kebumen Jawa Tengah. Pembentukan lembaran karton seni tersebut terdiri dari campuran pulp TKS, pulp batang pisang, dan sludge industri, dengan komposisi campuran: a. 42,5 pulp TKS dan 42,5 sludge industri kertas, dan 15 pulp batang pisang campuran tersebut berdasar berat kering oven masing- masing bahan serat; b. Campuran 35 pulp TKS dan 35 sludge industri kertas, dan 30 pulp batang pisang; c. Campuran 50 pulp TKS dan 50 sludge industri kertas, tanpa pulp batang pisang digunakan sebagai pembanding. Selanjutnya, 3 tiga macam campuran bahan tersebut masing-masing dimasukkan ke Hollander beater, ditambahkan air, diberi bahan aditif, yaitu pengisi kaolin 5, perekat tapioka 4, rosin soap 1, tawas alum sulfat 2, dan zat warna 5 dari total kering bahan serat yang digunakan. Campuran tersebut ditambahkan air sehingga konsistensi mencapai 3-4, lalu digiling pada Hollander Beater hingga diperoleh campuran homogen. Lalu, campuran tersebut dialirkan ke machine chest, sambil tetap diaduk dialirkan ke low box pada mesin pembentuk lembaran tipe Fourdrinier, sehingga dihasilkan lembaran karton seni dengan target gramatur 300- 350 gramm 2 . Lembaran karton yang masih basah dipotong pada setiap panjang 1 meter secara manual tegak lurus arah mesinMD. Potongan kertas seni yang masih basah dijemur di bawah sinar matahari hingga mencapai kadar air 7-8. Lalu, lembaran kertas karton kering dikempa pada mesin calendering dan selanjutnya dipotong- potong untuk mendapatkan ukuran panjang 90 cm dan lebar 80 cm. Lembaran karton yang telah dipotong tersebut ditimbang untuk menentukan rendemen karton kering, dan selanjutnya diuji sifat isik dan kekuatannya.

7. Pembuatan Kertas Bungkus

Komposisi pembentukan lembaran pulp menggunakan campuran pulp kayu jenis tumbuhan pionir, pulp limbah pembalakan HTI HR, sludge industri pulpkertas, dan pulp daun nenas dapat dilihat pada Tabel 9. Prosiding ISBN : 978-979-95271-9-6 64 Seminar Teknologi Pulp dan Kertas Savoy Homann Bidakara Hotel, Bandung 12 Juli 2011 Balai Besar Pulp dan Kertas Bandung Sebelum dibentuk lembaran, masing-masing komposisi campuran pulpsludge tersebut diberi bahan aditif yaitu kaolin 5, tapioka 4, alum sulfat 2, emulsi lilin 2-3, dan rosin soap 2-3 dari berat campuran bahan serat kering oven. Sebelum dibentuk lembaran, campuran tersebut diberi air lalu diaduk selama beberapa waktu hingga homogen. Pembentukan lembaran menggunakan alat hand-sheet former. Target gramatur lembaran pulp tersebut adalah 65 gm 2 . Lembaran pulp basah yang terbentuk dikeringkan, dikempa dingin dengan alat calender, lalu dikondisikan pada suhu dan ruangan tertentu ± 24 jam, lalu diuji sifat isik dan kekuatannya. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Karakteristik Pulp Tabel 1. Sifat Pulp TKS Sifat Pengolahan 1 Nilai Sb -Rendemen pulp, 60,17 2,819 -Bilangan Kappa 38,17 2,044 -Konsumsi alkali, 9,81 0,187 -Waktu giling, menit 2 125,49 0,2944 Keterangan: 1 Rata-rata dari 3 ulangan; Sb = simpangan baku standard deviation; 2 Rataan total waktu menggiling pulp pada Hollander beater, kemudian dilanjutkan di stone reiner untuk mencapai derajat kehalusan 300-350 ml CSF Rata-rata rendemen pulp TKS adalah 60,17 dimana masih terletak dalam selang rendemen pulp semikimia yaitu 60-75 Casey, 1980. Rata-rata bilangan kappa 38,17 juga merupakan nilai yang umum dari pengolahan pulp semikimia. Bilangan kappa pulp TKS yang relatif besar 35 menunjukkan sisa kadar lignin masih tinggi didalamnya kadar lignin tinggi perlu untuk mempertinggi kekakuan karton. Konsumsi alkali selama pemasakan TKS sebesar 9,81 dimana relatif besar dibandingkan dengan konsentrasi alkali untuk awal pemasakan TKS 10. Kemungkinannya adalah alkali selain dikonsumsi untuk melunakkan lignin, juga ikut dalam reaksi penyabunan dengan sisa-sisa lemakminyak dalam TKS. Selanjutnya, rata- rata waktu giling pulp TKS = 125,49 menit dapat sebagai indikasi pertimbangan konsumsi energi khususnya pemakaian listrik atau bahan bakar dalam menggerakkan Hollander beater dan stone reiner. Rendemen pulp semikimia batang pisang tersebut 42-43 jauh di bawah rendemen pulp semikimia TKS yaitu 60,17 Tabel 1, meskipun menggunakan konsentrasi alkali lebih tinggidan kondisi pemasakan TKS lebih keras Indikasi bahwa pada batang pisang terdapat banyak bahan bukan serat jaringan parenkim dibandingkan pada TKS. Rendemen pulp batang pisang pada konsentrasi alkali 4 dan 6 nampaknya tak saling berbeda. Akan tetapi, pada konsentrasi alkali 4, konsumsi alkali lebih rendah bilangan kappa lebih tinggi dibandingkan pada konsentrasi 6. Atas dasar itu, pulp batang pisang pada konsentrasi 4 berindikasi lebih layak direkomendasikan sebagai bahan campuran dengan pulp TKS dan sludge industri kertas untuk pembuatan karton seni. Tabel 2. Sifat Pulp Batang Pisang No. Konsentrasi Sifat pengolahan 1 alkali NaOH, Rendemen pulp Konsumsi alkali Bilangan kappa 1 4 42,453 ±3,036 2,1 ±0,2 45,16 ±0,13 2 6 42,971 ± 2,449 3,0 ± 0,2 42,67 ± 0,55 Keterangan : 1 Rata-rata 3 ulangan; angka dalam kurung = simpangan baku Prosiding ISBN : 978-979-95271-9-6 65 Seminar Teknologi Pulp dan Kertas Savoy Homann Bidakara Hotel, Bandung 12 Juli 2011 Balai Besar Pulp dan Kertas Bandung Untuk Kayu atau bahan serat berligno- selulosa lain dengan berat jenis rendah, kondisi pemasakan untuk pengolahan diharapkan tidak terlalu keras, dan hal ini mengurangi degradasi karbohidrat pada bahan kayubahan berserat ligno-selulosa tersebut, di samping juga mengurangi pemakaian energi; dan sebaliknya untuk kayu dengan berat jenis tinggi. Mengenai dimensi serat panjang, tebal dinding, diameter seratlumen, serat yang semakin panjang, berdinding tipis, dan diameter serat besar, dalam pembentukan lembaran pulpkertas akan terjadi daya anyamanjalin-menjalin serat lebih intensif dan bahan serat lebih mudah menggepeng. Hal tersebut berpengaruh positif pada sifat kekuatan hasil pulpkertas; dan sebaliknya. Nilai turunan dimensi serat a.l. semakin tinggi daya tenun, koeisien leksibilitas; dan semakin rendah bilangan Runkel, koeisien kekakuan, bilangan Muhlstep, maka bahan serat mudah pipih, serat lebih leksibel tidak kaku, dan daya anyaman lebih baik, sehingga berpengaruh positif pula pada sifat kekuatan pulpkertas; dan sebaliknya. Berdasarkan total skor TS penilaian berat jenis, dimensi serat, dan nilai turunannya. TS tertinggi adalah pada kayu sengon dan jabon, diikuti oleh kayu terentang, hingga serat daun nenas skor terendah. Dengan demikian berdasarkan sifat bahan baku tersebut, bahan serat dengan skor tertinggi paling berprospek sebagai bahan baku pulpkertas termasuk untuk kertas bungkus. Tabel 3. Sifat Pulp Kayu Jabon, Terentang, Sengon, dan Daun Nenas Aspek Rata-rata, Hasil Anova BNJTukey Macam Bahan Serat Berat jenis, Dimensi Serat dan Nilai Turunannya Fiber Dimensions and their Derived Values Kayu Jabon Kayu Terentang Kayu Sengon Serat Daun Nenas Berat Jenis Speciic gravity M 0,492 0,528 0,234 0,545 G B B C A S 3 3 4 2 Panjang serat Fiber length, L mm M 1778,41 1344,45 1330,26 6120,19 G B C C A S 3 2 2 4 Diameter serat Fiber diameter, d mm M 44,38 35,82 36,72 23,00 G A B B C S 4 3 3 2 Diameter lumen Lumen diameter, l mm M 38,77 30,93 32,34 13,90 G A B B C S 4 4 3 2 Tebal dinding serat Fiber wall thickness, w mm M 2,81 2,45 2,19 3,50 G B B C A S 3 3 4 2 Daya tenun Felting power, Ld M 40,77 37,54 37,43 266,10 G B B B A S 3 3 3 4 Bilangan Runkel Runkel ratio, 2wl M 0,15 0,16 0,14 0,50 G B B B A S 4 4 4 3 Koef. leksibilitas Flexibility coeff., ld M 0,87 0,86 0,88 0,60 G A A A B S 4 4 4 3 Koef. kekakuan Rigidity coeff., wd M 0,06 0,07 0,06 0,15 G B B B A S 4 4 4 3 Bilangan Muhlstep Muhlstep coeff., 100[d 2 -l 2 d 2 ] M 280,80 244,80 219,20 103,48 G A B B C S 2 3 3 4 TS 34 33 34 29 Keterangan : Rata-rata dari 3 ulangan; Angka dalam kolom M yang diikuti secara horizontal oleh huruf kolom G dan skor kolom S yang sama tak berbeda nyata A B C D; TS = Total skor Total score: S1 + S2 + S3 + …… + Sn à semakin tinggi skor à maka semakin baik berprospek sebagai bahan baku pulpkertas Prosiding ISBN : 978-979-95271-9-6 66 Seminar Teknologi Pulp dan Kertas Savoy Homann Bidakara Hotel, Bandung 12 Juli 2011 Balai Besar Pulp dan Kertas Bandung Rendemen total dan rendemen tersaring pulp serat daun nenas ternyata tertinggi. Hal ini mungkin terkait dengan serat daun nenas yang relatif panjang, sehingga lebih sedikit fraksi yang lolos saringan, dan juga kondisi pemasakan serat daun nenas pada suhutekanan udara terbuka, di mana degradasi fraksi karbohidrat lebih sedikit sehingga penyempurnaan serat daun nenas menjadi lebih baik. Hal ini berakibat porsi rejects- nya juga paling rendah. Ini sebagai indikasi output produk rendemen pulp tinggi. Konsumsi alkali pemasakan daun nenas juga paling rendah. Ddiduga karena konsentrasi awal NaOH juga rendah 6, dan kondisi pemasakan pada suhutekanan udara terbuka tidak terlalu keras. Ini merupakan indikasi biaya pemakaian bahan kimia pemasak NaOH paling rendah. Bilangan kappa serat daun nenas paling rendah, hal ini indikasi kadar lignin pada serat daun nenas rendah, karena pada daun nenas banyak terdapat jaringan bukan serat bersifat parenkim. Oleh karena itu jika pulp serat daun nenas hendak diputihkan maka pemakaian bahan kimia pemutih rendah. Pulp dengan bilangan kappa tinggi 35, a.l. pulp kayu jabon, pulp kayu terentang, pulp kayu sengon, jika dibentuk lembaran agak kaku akibat sisa lignin masih tinggi, maka pulp tersebut lebih sesuai untuk kertas bungkus yang relatif tebal. Waktu giling pulp serat daun nenas mencapai 250-300 ml CSF juga paling rendah, sebagai indikasi kandungan karbohidrat tipe hemiselulosa dan pektin yang tinggi pada serat daun nenas hal yang umum untuk jenis monokotil. Ini merupakan indikasi konsumsi energi rendah waktu proses lebih singkat. Secara keseluruhan berdasarkan TS seluruh sifat pengolahan pulp, maka yang paling berprospek diolah menjadi pulpkertas termasuk kertas bungkus adalah serat daun nenas, diikuti berturut-turut oleh kayu jabon, kayu sengon, hingga kayu terentang berprospek paling rendah

2. Karakteristik Karton