1
BAB I GAMBARAN UMUM KELUARGA DAMPINGAN
KKN-PPM atau Kuliah Kerja Nyata Pembelajaran dan Pemberdayaan Masyarakat adalah salah satu program yang wajib dilakukan Mahasiswa UNUD. Pada kegiatan ini, tiap
peserta yang berasal dari semua Fakultas akan merealisasikan ilmu yang diperoleh dari jurusan masing-masing. Tiap peserta KKN-PPM akan membantu permasalahan yang ada di
desa binaan kami yaitu di Desa Bungaya. Salah satu program yang menjadi unggulan dari KKN-PPM UNUD adalah Program Pendampingan Keluarga PPK. PPK merupakan program
pokok non-tema yang wajib dilaksanakan oleh tiap peserta KKN-PPM UNUD. Program ini bertujuan untuk membantu masyarakat di desa Bungaya yang kurang mampu.
Dalam menentukan Keluarga dampingan kami di desa Bungaya ini, kami tentukan secara acak. Di Desa Bungaya terdiri dari 7 banjar dinas. Diantaranya adalah dusun Lebah
Sari, dusun Desa, dusun Timbul, dusun Beji, dusun Papung, dusun Dharma Karya, dan dusun Subagan.
Keluarga yang didampingi mahasiswa sebagai peserta KKN-PPM periode XIIIadalah keluarga yang termasuk dalam kriteria keluarga pra
– sejahtera atau Pra – KS. Di keluarga dampingan ini, peserta akan membantu mencarikan solusi permasalahan yang ada di keluarga
Pra – KS tersebut.
1.1 Profil Keluarga Dampingan
No. Nama
Status Umur Pendidikan
Pekerjaan Ket.
1. Nyoman Karsa
Kawin 77
SD Tidak bekerja
Ibu Nyoman Karsa bertempat tinggal di banjar Papung, desa Bungaya. Ibu Nyoman Karsa tidak bekerja karena faktor umur yang sudah tua dan kegiatan sehari-harimya hanya
mencari pakan untuk ternaknya. Suami dari Ibu Nyoman Karsa sudah Meninggal dan juga 3 anaknya juga sudah meninggal. Suaminya meninggal pada tahun 1996, dan anaknya
meninggal saat lahir, tapi Ibu Nyoman Karsa tidak ingat tahun berapa anaknya meninggal dan nama anaknya begitu juga nama suaminya.
2
1.2 Ekonomi Keluarga Dampingan
1.2.1 Pendapatan Keluarga
Pendapatan Ibu Nyoman Karsa berasal dari usaha ternaknya saja, beliau membiayai hidupnya dengan sendiri. Ibu Nyoman Karsa hanya bekerja mencari
kangkung liar dan rumput untuk pakan ternaknya. Ibu Nyoman Karsa memiliki 1 ekor babi kecil yang baru di belinya 2 bulan yang lalu. Ibu Nyoman Karsa hanya
mendapatkan penghasilkan saat dia menjual babinya yaitu saat berumur 7 bulan. Jangka waktu7 bulan tersebut rata-rata naik 50-60 kg, saat itu dia akan menjual
babinya. Harga babi tersebut berdasarkan table di pasaran biasanya dia mendapatkan uang Rp.1.600.000.
Setelah mendapatkan hasil menjual babi tersebut, Ibu Nyoman Karsa membagi hasil tersebut untuk keperluan hidupnya. Pembagiannya tersebut antara
lain : Rp. 400.000 digunakan untuk kembali membeli bibit babi, Rp.500.000 digunakan untuk membeli dedak untuk babinya, Rp. 100.000 digunakan untuk
biaya listrik selama 7bln, dan sisanya Rp.600.000 digunakan untuk biaya hidup dan biaya bermasyarakat untuk 7bln kedepannya.
1.2.2 Pengeluaran Keluarga
Sedangkan untuk pengeluaran dari Ibu Nyoman Karsa berasal dari kebutuhan sehari
– hari, kesehatan, dan sosial.
Kebutuhan sehari – sehari Untuk kebutuhan sehari
– hari Ibu Nyoman Karsa menggunakan uang dari penjualan babinya tersebut. Dalam satu hari tersebut Nyoman Karsa
hanya mampu membeli sayu dan beras saja. Nyoman Karsa biasanya membeli beras 1kg untuk 3 hari dengan harga Rp.10.000. Dan dia biasanya
membeli sayur dengan harga 3.000 untuk 1 hari tersebeut. Untuk biaya listrik Ibu Nyoman Karsa masih nempel dengan
tetangganya, Ibu Nyoman Karsa Biasanya membayar listrik tersebut 7bln sekali dengan harga Rp. 100.000. Untuk biaya air Ibu Nyoman Karsa tidak
ada, dia mengambil air dari sumber mata air dkki Desa.
3
Pendidikan Untuk biaya pendidikan tidak ada, karena ketiga Ibu Nyoman Karsa
meninggal. Kesehatan
Untuk pengeluaran dibidang kesehatan Ibu Nyoma Karsa hanya sesekali sakit kepala, pilek, batuk dan kadang-kadang sakit pada pinggang.
Ibu Nyoman Karsa hanya membeli obat di warung dengan harga 15rb untuk sebulan atau lebih. Selain itu Ibu Nyoman Karsa jika berobat lebi memilih
berobat dengan obat-obat tradisional. Sosial
Untuk biaya di bidang sosialnya Ibu Nyoman Karsa berasal dari iuran pengeluaran untuk keperluan adat dan keperluan di Banjar saja. Dimana
iuran tersebut tidak wajib karena pihak masyarakat meringankan bebannya karena keterbatasan yang I Nyoman Karsa alami sekarang. Jika Ibu Nyoman
Karsa memiliki biaya untuk membayar, dia boleh mebayar iuran tersebut tetapi jika tidak ada biaya pihak banjar tidap mempermasalahkannya.
4
BAB II IDENTIFIKASI DAN PRIORITAS MASALAH
Identifikasi permasalahan yang dihadapi oleh keluarga dampingan diperoleh setelah beberapa kali mengadakan kunjungan ke rumah keluarga dampingan, dimana identifikasi
permasalahan dilakukan dengan pendekatan secara kekeluargaan dengan Ibu Nyoman Karsa.
2.1 Permasalahan Keluarga
Berdasarkan pengamatan dan perbincangan dengan keluarga I Nyoman Karsa, masalah yang dihadapi oleh keluarga dampingan saya ini berasal dari berbagai bidang,
seperti bidang ekonomi, sosial, kesehatan, dan masalah penataan bangunan. Dari sekian banyak masalah yang dihadapi oleh keluarga dampingan saya ini, saya
mengambil beberapa masalah yang akan dijadikan masalah prioritas.
2.2 Masalah Prioritas 1.
Ekonomi
Karena mata pencaharian Ibu Nyoman Karsa hanya di dapatkan melalui hasil ternak babinya tersebut. Ibu Nyoman Karsa berinisiatif untuk menambah ternak
babinya menjadi 2 ekor agar Ibu Nyoman Karsa dapat memenuhi kehidupannya lebih layak lagi. Uang lebih yang didapatkannya itu tujuannya digunakan untuk
kepentingan mendadak seperti berobat. Kendala yang dihadapi ibu Nyoman Karsa ini adalah faktor umurnya sudah tua
dan lahan untuk menanam kangkung untuk ternak babinya tidak ada, sehingga ibu Nyoman Karsa hanya mencari kangkung liar di sawah-sawah dekat rumahnya saja.
Selain itu saya juga menyarankan untuk menyuruh ibu Nyoman Karsa untuk membuat ceper dan ceper itu bisa dijual ke tetangga atau ke pasar. Karena
bahan untuk membuat ceper di dekat rumahnya lumayan banyak dan bisa dimanfaatkan untuk membuat ceper. Setidaknya hasil penjualan ceper itu bisa
membantu kebutuhan sehari-harinya.
2. Sosial
Permasalah sosial yang dimaksudkan ini adalah kelengkapan perangkat keluarga yang dimiliki oleh Ibu Nyoman Karsa. Ibu Nyoman Karsa tidak memiliki
Kartu Keluarga dan KTP. Perangkat keluarga tersebut hilang entah dimana ditaruh
5
oleh ibu nyoman karsa dan belum ketemu sampai sekarang. Tetangganya sudah mengajak ibu Nyoman Karsa untuk membuat KTP dan KK tetapi ibu Nyoman
Karsa tidak berani untuk boncengan dengan sepeda motor.
3. Penataan bangunan
Penataan bangunan yang dimaksud adalah rumah ibu Nyoman Karsa saat ini sudah mendapatkan bedah rumah pada tahun 2015 tetapi, bangunan dan keadaan
lingkungan di rumahnya masih tergolong tidak teratur. Dapur ibu Nyoman Karsa masih menggunakan bambu dan atap seng, tidak ada wc dan ibu Nyoman Karsa mandi
di halamannya dan buang air juga di masih sembarangan atau di jamban. Penataan bangunan ini harusnya dilajutkan oleh pemerintah saat program
bedah rumah tersebut karena dengan keadaan ibu Nyoman Karsa tersebut sangat membahayakan bagi kesehatannya.
6
BAB III USULAN PENSOLUSIAN MASALAH
3.1 Program