13
II.1.1.3 Model Umum Sistem
Secara umum model suatu sistem terdiri dari masukan input, pengolahan process dan keluaran output, seperti pada gambar 2.1
Gambar 2.1 Model umum sistem
II.1.2 Sistem Informasi Berbasis web
Sistem informasi berbasis web adalah suatu sistem informasi yang diakses menggunakan penjelajah web melalui suatu jaringan
seperti Internet atau intranet. Ia juga merupakan suatu aplikasi perangkat lunak komputer yang dikodekan dalam bahasa yang
didukung penjelajah web seperti HTML, JavaScript, AJAX, Java, PHP, dll dan bergantung pada penjelajah tersebut untuk
menampilkan aplikasi. World Wide Web
atau disebut web adalah fasilitas yang menyediakan interface yang sedehana ke sumber daya internet yang
sangat besar. Web merupakan sistem yang menyebabkan pertukaran data di internet menjadi lebih mudah dan efisien. Web menggunakan
Hypertext secara cukup kompleks, yaitu meletakan hubungan dimana
saja di dalam artikel, tidak hanya di akhir artikel. Secara teoritis, Web tidak membatasi diri untuk data teks, tetapi juga menyertakan data
Input Output
Process
14
grafik seperti video klip, animasi, file suara dan suara langsung Real Time
Sound. Secara garis besar web dibedakan menjadi 2 komponen dasar,
antara lain: 1.
Server web, yaitu sebuh komputer dan software yang menyimpan dan mendistribusikan data ke komputer
lainnya yang meminta informasi melalui fasilitas internet. 2.
Browser web, adalah software yang dijalankan pada computer pemakai client yang meminta informasi dari
server web dan menampilkannya sesuai dengan file data itu sendiri.
II.1.3 Metodologi FAST
Metodologi pengembangan
sistem system
development methodology
adalah proses pengembangan sistem yang sangat formal dan akurat yang mendefinisikan sekumpulan aktivitas, metode,
praktek-praktek terbaik, penyampaian, dan alat terotomasi yang digunakan oleh pengembang sistem dan manajer proyek untuk
mengembangkan dan memelihara sistem dan software informasi. Salah satu metodologi pengembangan sistem yang umum dipakai
adalah metodologi FAST Framework for the Application of Systems Technique.
15
FAST Framework for the Application of Systems Technique
adalah kerangka cerdas yang cukup fleksibel untuk menyediakan tipe- tipe berbeda
proyek dan strategi. Dalam merancang, membuat, dan menyelesaikan sistem informasi ini, digunakan metodologi FAST hal ini
dikarenakan metodologi ini merupakan metodologi yang sesuai dengan rekayasa perangkat lunak yang dikembangkan secara tersruktur.
Metodologi FAST mempunyai delapan fase tahap, tiap fase menghasilkan produk jadi yang dilewatkan ke fase berikutnya Whitten,
2004. Fase-fase tersebut, antara lain:
a Scope Definition Phase
Pada tahap ini dilakukan pengumpulan informasi yang akan diteliti tingkat feasibility dan ruang lingkup proyek yaitu dengan
menggunakan kerangka PIECES Performance, Information, Economics, Control, Efficiency, Service
. Hal ini dilakukan untuk menemukan inti dari masalah-masalah yang ada
problems, kesempatan untuk meningkatkan kinerja organisasi opportunity, dan kebutuhan-kebutuhan baru yang dibebankan
oleh pihak manajemen atau pemerintah directives. Pada tahap ini juga ditentukan apakah problem yang
dihadapi nampak berharga untuk diselesaikan. Jika problem tersebut problem yang berharga, maka kemudian baru
ditentukan ukuran dan batasan dari proyek, visi proyek, dan batasan lainnya.
16
b Problem Analysis Phase
Pada tahap ini akan diteliti masalah-masalah yang muncul pada sistem yang ada sebelumnya. Dalam hal ini project charter
yang dihasilkan dari tahapan preliminary investigation adalah kunci utamanya. Hasil dari tahapan ini adalah peningkatan
performa sistem yang akan memberikan keuntungan dari segi bisnis perusahaan. Hasil lain dari tahapan ini adalah sebuah
laporan yang menerangkan tentang problems, causes, effects, dan solution benefits.
c Requirement Analysis Phase
Pada tahap ini akan dilakukan pengurutan prioritas dari kebutuhan-kebutuhan bisnis yang ada. Tujuan dari tahapan ini
adalah mengidentifikasi data, proses dan antarmuka yang diinginkan pengguna dari sistem yang baru. Alat bantu untuk
memahami kebutuhan bisnis yang ada adalah dengan pemodelan use case.
d Logical Design Phase
Tujuan dari tahapan ini adalah mentransformasikan kebutuhan-kebutuhan bisnis dari fase requirements analysis
kepada sistem model yang akan dibangun nantinya. Dengan kata lain pada fase ini akan menjawab pertanyaan-pertanyaan seputar
penggunaan teknologi data, process, interface yang menjamin usability, reliability, completeness, performance,
dan quality
17
yang akan dibangun di dalam sistem. Tahap ini meliputi 2 langkah, yaitu:
• Data Modeling, yaitu memodelkan tabel – tabel yang akan digunakan untuk menyimpan data – data
di dalam database. Untuk menyelesaikan tahapan ini digunakan Entity Relationship diagram ER
diagram. • Process Modeling, yaitu memodelkan proses –
proses yang akan terjadi dalam suatu sistem. Untuk menyelesaikan tahapan ini digunakan data flow
diagram DFD.
e Decision Analysis Phase
Pada tahap ini akan akan dipertimbangkan beberapa kandidat dari perangkat lunak dan keras yang nantinya akan
dipilih dan dipakai dalam implementasi sistem sebagai solusi atas problems dan Irequirements yang sudah didefinisikan pada
tahapan-tahapan sebelumnya. f
Physical Design and Integration Phase Tujuan dari tahapan ini adalah mentransformasikan
kebutuhan bisnis yang direpresentasikan sebagai logical design menjadi physical design yang nantinya akan dijadikan sebagai
acuan dalam membuat sistem yang akan dikembangkan. Jika di dalam logical design tergantung kepada berbagai solusi teknis,
18
maka physical design merepresentasikan solusi teknis yang lebih spesifik.
g Construction and Testing Phase
Setelah membuat physical design, maka akan dimulai untuk mengkonstruksi dan melakukan tahap uji coba terhadap sistem
yang memenuhi kebutuhan-kebutuhan bisnis dan spesifikasi desain. Basis data, program aplikasi, dan antarmuka akan mulai
dibangun pada tahap ini. Setelah dilakukan uji coba terhadap keseluruhan sistem desain.
h Installation and Delivery Phase
Kegiatan yang dilakukan pada fase ini adalah instalasi sistem, training user, manual sistem, mengkonversi file dan
database yang ada ke dalam database yang baru, final testing dan menyiapkan prosedur konversi. Setelah sistem dioperasikan,
perlu system support yang berkesinambungan untuk sisa siklus hidupnya yang berguna dan produktif. Dukungan sistem terdiri
dari aktivitas- aktivitas berkesinambungan berikut : • Membantu para pengguna.
• Memperbaiki cacat bug perangkat lunak. • Mengembalikan keadaan semula sistem.
• Mengadaptasikan sistem pada persyaratan baru.
19
II.1.4 Notasi Permodelan Sistem II.1.4.1 Use Case Diagram