Progdi Teknik Kimia - Fakultas Teknologi Industri VII-3
UPN “ Veteran” Jatim
maka pada perencanaan pabrik ini sedianya akan menggunakan kedua jenis alat instrumentasi tersebut. Adapun fungsi utama dari alat instrumentasi otomatis
adalah : o
Melakukan pengukuran. o
Sebagai pembanding hasil pengukuran dengan kondisi yang harus diacapai.
o Melakukan perhitungan.
o Melakukan koreksi.
Alat instrumentasi otomatis dapat dibagi menjadi tiga jenis yaitu :
1. Sensing Primary Element.
Alat kontrol ini berlangsung mersakan adanya perubahan pada variabel yang diukur, misalnya temperatur. Primary element merubah energi yang
dirasakan dari medium yang sedang dikontrol menjadi signal yang sudah biasa dibaca yaitu dengan tekana fluida.
2. Receiving Element Elemen Pengontrol.
Alat kontrol ini akan mengevaluasi signal yang didapat darin sensing element dan diubah menjadi skala yang bisa dibaca, digambarkan dan
dibaca oleh error detector. Dengan demikian sumber energi bisa diatur sesuia dengan perubahan – perubahan yang terjadi.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Progdi Teknik Kimia - Fakultas Teknologi Industri VII-4
UPN “ Veteran” Jatim
3. Transmitting Element.
Alat kontrol ini berfungsi sebagai pembawa signal dari sensing element ke receiving element.
Disamping ketiga jenis tersebut, masih terdapat peralatan pelengkap yang lain, yaitu : Error Detector Element, alat ini akan membandingkan besarnya
harga terukur pada variabel yang dikontrol dengan harga yang diinginkan dan apabila terdapat perbedaan alat ini akan mengirimkan sebagai signal error.
Amplifier akan digunakan sebgai penguat signal yang dihasilkan oleh Error Detector jika signal yang dikeluarkan lemah. Motor Operator Signal yang
dihasilkan harus diubah sesuai dengan kondisi yang diinginkan, yaitu dengan penambahan variabel manipulasi. Kebanyakan sistem kontrol memerlukan
operator atau motor untuk menjalankan Final Control Element, dimana alat ini adalah untuk mengoreksi harga variabel manipulasi. Instrumentasi pada
perencanaan pabrik ini adalah :
Flow Control FC : Mengontrol aliran setelah keluar suatu alat.
Flow Ratio Control FRC : Mengontrol ratio aliran yang bercabang.
Level Control LC : Mengontrol ketinggian liquid didalam tangki.
Weight Control WC : Mengontrol berat solid yang dikeluarkan dari tangki.
Pressure Control PC : Mengontrol tekanan pada suatu aliranalat.
Temperature Control TC : Mengontrol suhu pada suatu aliranalat.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Progdi Teknik Kimia - Fakultas Teknologi Industri VII-5
UPN “ Veteran” Jatim
Untuk menghindari kecelakaan yang mungkin terjadi , berikut ini terdapat beberapa hal yang perlu mendapat perhatian pada setiap pabrik pada
umunya dan pada pabrik ini pada khususnya.
VII.2.1. Bahaya Kebakaran A.
Penyebab Kebakaran
- Adanya nyala terbuka open flame yang datang dari unit utilitas,
workshop dan lain – lain.
- Adanya loncatan bunga api yang yang disebabkan oleh korsletting
aliran listrik seperti pada stop kontak, saklar serta instrumen lainnya. B.
Pencegahan
- Menempatkan unit utilitas dan power yang cukup jauh dari lokasi
proses yang dikerjakan. -
Menempatkan bahan yang mudah terbakar pada tempat yang terisolasi dan tertutup.
- Memasang kabel atau kawat listrik ditempat – tempat yang terlindung,
jauh dari daerah yang panas memugkinkan terjadinya kebakaran. -
Sistem alarm hendaknya ditempatkan pada lokasi dimana tenaga kerja dengan cepat dapat mengetahui apabila terjadi kebakaran.
C. Alat Pencegah Kebakaran
- Instalasi permanen seperti, fire hydrant system sprinkle otomatis.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Progdi Teknik Kimia - Fakultas Teknologi Industri VII-6
UPN “ Veteran” Jatim
- Pemakaian portable fire – extinguiser bagi daerah yang mudah
terjangkau bila terjadi kebakaran. Jenis dan jumlahnya pada
perencanaan ini dapat dilihat pada tabel VII.1.
- Untuk pabrik ini lebih disukai alat pemadam kebakaran tipe
karbondioksida.
- Karena ada bahan baku yang beracun, mak perlu digunakan kantong –
kantong udara atau alat pernafasan yang ditempatkan pada daerah –
daerah strategis pada pabrik ini. Tabel VII.1. Jenis dan Jumlah Fire – Extinguiser.
No. Tempat Jenis
Berat Serbuk
Jarak Semprot
Jumlah 1.
2. 3.
4. 5.
6. 7.
Pos Keamanan Kantor
Daerah proses Gudang
Bengkel Unit Pembangkitan
Laboratorium YA-10 L
YA-20 L YA-20L
YA-10L YA-10L
YA-20L YA-20L
3.5 kg 6.0 kg
8.0 kg 4.0 kg
8.0 kg 8.0 kg
8.0 kg 8 m
8 m 7 m
8 m 7 m
7 m 7 m
3 2
4 2
2 2
2
VII.2.2. Bahaya Kecelakaan
Karena kesalahan mekanik sering terjadi dikarenakan kelalaian pengerjaan maupun kesalahan konstruksi dan tidak mengikuti aturan yang
berlaku. Bentuk kerusakan yang umum, adalah karena korosi dan ledakan. Kejadian ini selain mengakibatkan kerugian yang besar karena dapat
mengakibatkan cacat tubuh maupun hilangnya nyawa pekerja. Berbagai
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Progdi Teknik Kimia - Fakultas Teknologi Industri VII-7
UPN “ Veteran” Jatim
kemungkinan kecelakaan karena mekanik pada pabrik ini dan cara pencegahannya dapat digunakan sebagai berikut :
A. Vessel
Kesalahan dalam perencanaan vessel dan tangki dapat mengakibatkan kerusakan fatal cara pencegahannya :
- Menyeleksi dengan hati – hati bahan konstruksi yangs sesuai, tahan
korosi serta memakai corrosion allowance yang wajar. Untuk pabrik ini, semua bahan konstruksi yang umum dapat dipergunakan dengan
pengecualinnya adanya seng dan tembaga. Bahan konstruksi yang biasanya dipakai untuk tangki penyimpan, perpipaan dann perlatan
lainnya dalam pabrik ini adalah steel. Semua konstruksi harus sesuai dengan standart ASME American Society Mechanical Engineering.
- Memperhatikan teknik pengelasan.
- Memakai level gauge yang otomatis.
- Penyediaan Manhole dan Handhole bila memungkinkan yang
memadai untuk inspeksi dan pemeliharaan. Disamping peralatan tersebut harus dapat diatur sehingga mudah untuk digunakan.
B. Heat Exchanger
Kerusakan yang terjadi pada umumnya disebabkan karena kebocoran – kebocoran. Hal ini dapat dicegah denagn cara :
- Pada inlet dan outlet dipasang block valve untuk mencegah terjadinya
thermal expansion.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Progdi Teknik Kimia - Fakultas Teknologi Industri VII-8
UPN “ Veteran” Jatim
- Drainhole yang cukup harus disediakan unutk pemeliharaan.
- Pengecekkan dan pengujian terhadap setiap ruangan fluida secara
sendiri – sendiri. -
Memakai heat exchanger yang cocok untuk ukuran tersebut. Disamping itu juga rate aliran harus benar – benar dijaga agar tidak
terjadi perpindahan panas yang berlebihan sehingga terjadi perubahan fase didalam pipa.
C. Peralatan yang Bergerak
Peralatn yang bergerak apabila ditempatkan tidak hati – hati, mak akan menimbulkan bahaya bagi pekerja. Pencegahannya bahaya ini dapat
dilakukan dengan : -
Pemasangan penghalang untuk semua sambungan pipa. -
Adanya jarak yang cukup bagi peralatan untuk memperoleh kebebasan ruang gerak.
D. Perpipaan
Selain ditinjau dari segi ekonomisnya, perpipaan juga harus ditinjau dari segi keamanannya, hal ini dikarenakan perpipaan yang kurang teratur dapat
membahayakan pekerja terutama pada malam hari, seperti terbentur, tersandung, dan sebagainya. Sambungan yang kurang baik dapat menimbulkan juga hal – hal
yang tidak diinginkan seperti kebocoran – kebocoran bahan kimia yang berbahaya. Untuk menghindari hal – hal yang tidak diinginkan tersebut, maka
dapat dilakukan dengan cara :
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Progdi Teknik Kimia - Fakultas Teknologi Industri VII-9
UPN “ Veteran” Jatim
- Pemasangan pipa untuk ukuran yang tidak besar hendaknya pada
elevasi yang tinggi didalam tanah, karena dapat menimbulkan kesulitan apabila terjadi kebocoran.
- Bahan konstruksi yang dipakai untuk perpipaan harus memakai bahan
konstruski dari steel. -
Sebelum dipakai, hendaknya diadakan pengecekkan dan pengetesan terhadap kekuatan tekan dan kerusakan yang diakibatkan karena
perubahan suhu, begitu juga harus dicegah terjadinya over stressing atau pondasi yang bergerak.
- Pemberian warna pada masing – masing pipa yang bersangkutan akan
dapat mudah apabila terjadi kebocoran.
E. Listrik
Kebakaran sering terjadi akibat kurang baiknya perencanaan instalansi dan kecerobohan operator yang menanganinya . Sebagai usaha pencegahannya
dapat dilakukan : -
Alat – alat listrik dibawah tanah sebaiknya diberi tanda seperti dengan cat warna pada penutupnya atau diberi isolasi berwarna.
- Pemasangan alat remote shut down dari alat – alat operasi disamping
starter. -
Penerangan yang cukup pada semua bagian pabrik supaya operator tidak mengalami kesulitan dalam bekerja.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Progdi Teknik Kimia - Fakultas Teknologi Industri VII-10
UPN “ Veteran” Jatim
- Sebaiknya untuk penerangan juga disediakan oleh PLN meskipun
kapasitas generator set mencukupi untuk penerangan dan proses. -
Penyediaan emergency power supplies tegangan tinggi. -
Meletakkan jalur – jalur kabel listrik pada posisi aman. -
Merawat peralatan listrik, kabel, starter, trafo dan lain sebagainya.
F. Isolasi
Isolasi penting sekali terutama berpengaruh terhadap karyawan dari kepanasan yang dapat mengganggu kinerja para karywan, oleh karena itu
dilakukan : -
Pemakaian isolasi pada alat – alat yang menimbulkan panas seperti reaktor, exchanger, kolom destilasi, dan lain – lain. Sehingga tidak
mengganggu konsentrasi pekerjaan. -
Pemasangan isolasi pada kabel instrumen, kawat listrik, dan perpipaan yang berada pada daerah yang panas, hal ini dapat dimaksudkan untuk
mencegah terjadinya kebakaran.
G. Bangunan Pabrik
Hal – hal yang perlu diperhatikan daplam perencanaan banguna pabrik adalah :
- Bangunan – bangunan yang tinggi harus diberi penangkal petir dan
jika tingginya melebihi 20 meter, mak harus diberi lampu suar mercusuar.
- Sedikitnya harus ada dua jalan keluar dari dalam bangunan.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Progdi Teknik Kimia - Fakultas Teknologi Industri VII-11
UPN “ Veteran” Jatim
VII.2.3. Bahaya Karena Bahan Kimia
Banyak bahan kimia yang berbahaya bagai kesehatan. Biasanya apara pekerja tidak mengetahui seberapa jauh bahaya yang dapat ditimbulkan oleh
bahan kimia seperti bahan – bahan berupa gas yang tidak berbau atau tidak berwarna yang sangat sulit diketahui jika terjadi kebocoran. Untuk itu, sering
diberikan penjelasan pendahuluan bagi para pekerja agar mereka dapat mengetahui bahwa bahan kimia tersebut berbahaya. Cara lainnya adalah dengan
memberikan tanda – tanda atau gambar – gambar pada daerah yang berbahaya atau pada alat yang berbahaya, sehingga semua orang yang berada didekatnya
dapat lebih waspada. Selain hal – hal tersebut diatas, usaha – usaha lain dalam menjaga keselamatan kerja dalam pabrik ini adalah memperhatikan hal – hal
seperti : 1.
Didalam ruang produksi, para pekerja dan para operator dilarang merokok. 2.
Harus memakai sepatu karet dan tidak diperkanankan memakai sepatui yang alasnya berpaku.
3. Untuk pekerja lapangan maupun pekerja proses diharuskan mengenai topi
pengaman agar terlindung dari kemungkinan kejatuhan barang dari atas. 4.
Karena sifat alami dari steam yang sangat berbahaya, maka harus disediakan kacamata tahan uap, masker penutup wajah dan sarung tangan
yang harus dikenakan.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Pra Rencana Pabrik Natrium Sulfat dari Garam NaCl dan Asam Sulfat dengan Proses Garam – Asam Sulfat Mannheim
Progdi Teknik Kimia - Fakultas Teknologi Industri VIII-1
UPN “ Veteran” Jatim
BAB VIII UTILITAS
Dalam sebuah pabrik, utilitas merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan mengingat saling berhubungan antara proses industri dengan
kebutuhan utilitas untuk proses tersebut. Dalam hal ini, utilitas dari suatu pabrik terdiri atas :
1. Unit Pengolahan Air
Unit ini berfungsi sebagai penyedia kebutuhan air pendingin, air proses, air sanitasi dan air umpan “ boiler”.
2. Unit Pembangkitan Tenaga Listrik
Unit ini berfungsi sebagai penyedia kebutuhan listrik bagi alat-alat, bangunan, jalan raya, dan lain sebagainya.
3. Unit Bahan Bakar
Unit ini berfungsi sebagai penyedia kebutuhan bahan bakar bagi alat- alat, generator, boiler, dan sebagainya.
4. Unit Pengolahan Limbah
Unit ini berfungsi sebagai pengolahan limbah pabrik baik limbah cair, padat, maupun gas dari proses pabrik.
Sistem Pengolahan Air
Air adalah suatu zat yang banyak terdapat di alam bebas. Sesuai dengan tempat sumber air tersebut berasal, air mempunyai fungsi yang berlainan, dengan
karakteristik yang ada. Air banyak sekali diperlukan didalam kehidupan, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Didalam pabrik ini, dibedakan menjadi 2 bagian utama dalam system pengolahan air. Bagian pertama adalah unit pengolahan air sebagai unit penyedia
kebutuhan air dan unit pengolahan air buangan sebagai pengolah air buangan pabrik sebelum dibuang ke badan penerima air.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Pra Rencana Pabrik Natrium Sulfat dari Garam NaCl dan Asam Sulfat dengan Proses Garam – Asam Sulfat Mannheim
Progdi Teknik Kimia - Fakultas Teknologi Industri VIII-2
UPN “ Veteran” Jatim
Dalam pabrik ini sebagian besar air dimanfaatkan sebagai air proses dan sebagai media perpindahan energi. Untuk melaksanakan fungsi tersebut, air harus
mengalami proses pengolahan terlebih dahulu sehingga pabrik dapat berfungsi dengan baik, aman dan efisien.
Secara umum fungsi air di pabrik ini terbagi dalam beberapa sistem pemakaian, masing-masing mempunyai persyaratan kualitas yang berbeda sesuai
dengan fungsi dan kegunaannya. Sistem pemakaian tesebut antara lain adalah : 1.
Sebagai air pendingin 2.
Sebagai air proses 3.
Sebagai air sanitasi 4.
Sebagai air umpan boiler
VIII.1. Unit Penyediaan Steam
Unit Penyediaan Steam berfungsi untuk menyediakan kebutuhan Steam yang digunakan sebagai media Pemanas pada proses pabrik ini.
Direncanakan boiler menghasilkan steam jenuh pada tekanan 4,5 atm pada suhu 148
˚C dengan λ = 91,2 btulb J.M. Smith Tabel F.3 Jumlah steam yang dibutuhkan untuk memproduksi produk adalah :
No. Nama Alat
Kode Alat Steamkgjam
Steamlbjam 1. NEUTRALIZER
R-230 201,57
444,39 Total kebutuhan steam = 444,39 lbjam
Untuk faktor keamanan dari kebocoran – kebocoran yang terjadi, maka direncanakan steam yang menghasilkan 20 dari kebutuhan steam total :
= 1,2 x kebutuhan total 444,39 lbjam = 553,27 lbjam
Menghitung Kebutuhan bahan bakar .
Severn,W.H. hal 142
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Pra Rencana Pabrik Natrium Sulfat dari Garam NaCl dan Asam Sulfat dengan Proses Garam – Asam Sulfat Mannheim
Progdi Teknik Kimia - Fakultas Teknologi Industri VIII-3
UPN “ Veteran” Jatim
Dimana :
= massa bahan bakar yang dipakai , lbjam = massa steam yang dihasilkan , lbjam
→ 553,27 lbjam = enthalpy uap yang dihasilkan , Btulb
→ 970,3 Btulb
= enthalpy liquida masuk ,Btu lb
→ 91,2 Btulb suhu air 100 ºC
Steam table F.3 , J.M. Smith =
efisiensi boiler = 85 – 92 , ditetapkan = 90 = nilai kalor bahan bakar ,Btulb
Digunakan Petroleum Fuels oil 33º API 0,22 Sulfur Perry 7
ed
, T.27-6
Dari Perry 7
ed
, fig.27-3 didapat : Relative density, ρ = 0,86 grcc = 54
lbcuft =7,2 lbgal
Heating Value = 137500 Btugal
Maka heating value bahan bakar =
Severn,W.H. hal 142
Kapasitas Boiler
Penentuan Boiler horse Power
Untuk menentukan Boiler horse Power, digunakan persamaan :
Angka 970,3 dan 34,5 adalah suatu penyesuaian pada penguapan 34,5 lbjam dari air pada suhu 212ºF menjadi uap kering dengan tekanan 1 atm, dalam
kondisi demikian maka diperlukan enthalpy penguapan 970,3 Btulb
Hp
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Pra Rencana Pabrik Natrium Sulfat dari Garam NaCl dan Asam Sulfat dengan Proses Garam – Asam Sulfat Mannheim
Progdi Teknik Kimia - Fakultas Teknologi Industri VIII-4
UPN “ Veteran” Jatim
Penentuan Heating Surface Boiler
Untuk 1 hp boiler dibutuhkan 10ft
2
heating surface
Severn,W.H. hal 140
Total Heating Surface = 10 x 14,0 hp = 140 ft
2
Kebutuhan Air untuk pembuatan Steam
Air yang dibutuhkan diambil 20 berlebih dari jumlah steam yang dibutuhkan untuk faktor keamanan.
Produksi Steam = 553,27 lbjam
Kebutuhan air = 1,2 x 553,27
= 640
lbjam =
15358 lbhari
ρ air = 62,43 lbcutf maka volume air = 246 cuft hari = 69,66 m
3
hari Air kondensat dari hasil pemanasan direcycle kembali ke boiler, dianggap
kehilangan kondensat 20. Maka air yang ditambahkan sebagai make up water adalah = 0,2 x 69,66= 13,39
≈ 14 m
3
hari.
Spesifikasi :
Nama Alat : Boiler
Type : Fired tube Boiler Tekanan
≤ 10 atm Heating Surface
:
140 ft
2
Rate Steam :
553,27
lb jam Efisiensi :
90 Bahan bakar
: diesel oil 33º API
Rate bahan bakar : 2718,65 lb jam
Jumlah :
1 buah
VIII.2. Unit Penyediaan Air
Air di dalam pabrik memegang peranan penting dan harus memenuhi persyaratan tertentu yang disesuaikan dengan masing-masing keperluan di dalam
pabrik. Penyediaan air untuk pabrik ini direncanakan dari air sungai. Air sungai sebelum masuk ke dalam bak penampung, dilakukan
penyaringan terlebih dahulu yang bertujuan untuk menghilangkan kotoran- kotoran yang bersifat makro dengan jalan memasang sekat-sekat kayu agar
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Pra Rencana Pabrik Natrium Sulfat dari Garam NaCl dan Asam Sulfat dengan Proses Garam – Asam Sulfat Mannheim
Progdi Teknik Kimia - Fakultas Teknologi Industri VIII-5
UPN “ Veteran” Jatim
kotoran-kotoran tersebut terhalang dan tidak ikut masuk ke dalam tangki penampung reservoir. Dari tangki penampung kemudian dilakukan pengelolaan
dalam unit water treatment. Untuk menghemat pemakaian air maka diadakan sirkulasi.
Air dalam pabrik ini dipakai untuk : 1.
Air sanitasi 2.
Air pendingin 3.
Air proses 4.
Air umpan Boiler
VIII.2.1. Air Sanitasi
Air sanitasi untuk keperluan minum, masak, cuci, mandi dan sebagainya. Berdasarkan Standart Baku Mutu Air Bersih KepMenKes no. 492 th 2010, baku
mutu air baku harian : Tabel VIII.2.1. Parameter Wajib Standart Baku Mutu Air Bersih
No Jenis Parameter
Satuan Kadar Maksimum
yang diperbolehkan 1
Parameter yang berhubungan langsung dengan kesehatan a.Parameter Mikrobiologi
1 E.Coli
Jumlah per
100 ml sampel 2
Total Bakteri Kolifrom Jumlah
per 100 ml sampel
b. Kimia Anorganik 1
Arsen Jumlah per
100 ml sampel 0,01
2 Fluorida mgl 1,5
3 Total Kromium
mgl 0,05
4 Kadmium mgl 0,003
5 Nitrit sbg No
2 -
mgl 3
6 Nitrat sbg No
3 -
mgl 50
7 Sianida
mgl 0,07
8 Selenium
mgl 0,01
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Pra Rencana Pabrik Natrium Sulfat dari Garam NaCl dan Asam Sulfat dengan Proses Garam – Asam Sulfat Mannheim
Progdi Teknik Kimia - Fakultas Teknologi Industri VIII-6
UPN “ Veteran” Jatim
2 Parameter yang tidak langsung berhubungan dengan kesehatan
a.Parameter Fisik
1 Bau
Tidak berbau
2 Warna
TCU 15
3 Total zat padat terlarut
TDS mgl 500
4 Kekeruhan
NTU 5
5 Rasa
Tidak berasa 6
Suhu C
Suhu udara
+
3 b.Parameter
Kimiawi 1
Aluminium mgl 0,2
2 Besi mgl
0,3 3
Kesadahan mgl 500
4 Khlorida mgl 250
5 Mangan mgl 0,4
6 pH
mgl 6,5 - 8,5
7 Seng mgl 3
8 Sulfat mgl 250
9 Tembaga mgl
2 10
Amonia mgl
1,5 Tabel VIII.2.2. Parameter Tambahan Standart Baku Mutu Air Bersih
1 a.
KIMIAWI Bahan Anorganik
Air Raksa
mgl 0,001
Antimon mgl
0,02 Barium
mgl 0,7
Boron mgl
0,5 Molybdenum
mgl 0,07
Nikel mgl
0,07 Sodium
mgl 200
Timbal mgl
0,01 Uranium
mgl 0,015
b. Bahan Organik
Zat organic
KMnO
4
mgl 10
Deterjen mgl
0,05 Chlorinated alkanes
Carbon tetrachloride mgl
0,004 Dichloroethane
mgl 0,02
1,2 Dichloroethane mgl
0,05 Chlorinated
ethenes
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Pra Rencana Pabrik Natrium Sulfat dari Garam NaCl dan Asam Sulfat dengan Proses Garam – Asam Sulfat Mannheim
Progdi Teknik Kimia - Fakultas Teknologi Industri VIII-7
UPN “ Veteran” Jatim
1,2 Dichloroethane mgl
0,05 Trichloroethane
mgl 0,02
Tetrachloroethane mgl
0,04 Aromatic
hydrocarbons Benzene
mgl 0,01
Toluene mgl
0,7 Xylenes
mgl 0,5
Ethylbenzene mgl
0,3 Styrene
mgl 0,02
Chlorinated benzenes
1,2Dichlorobenzene 1,2 DCB mgl
1 1,4Dichlorobenzene 1,4 DCB
mgl 0,3
Lain-Lain Di 2-enthylhexyphthalate
mgl 0,008
Acrylamide mgl
0,0005 Epichlorohydrin
mgl 0,0004
Hexachlorobutadiene mgl
0,0006 Ethylene diamine tetra acetic acid
EDTA mgl 0,6
Nitrilotriacetic acid NTA mgl
0,2 c. Pestisida
Alachlor mgl
0,02 Aldicard
mgl 0,01
Aldrin dan dieldrin mgl
0,00003 Atrazine
mgl 0,002
Carbofuran mgl
0,007 Chlordane
mgl 0,0002
Chlorotolurum mgl
0,03 DDT
mgl 0,001
1,2 Dibromo-3-chloropropane
DBPC mgl 0,001
2,4 Dichlorophenoxyacetic acid 2,4 D
mgl 0,03 1,2
Dichloropropane mgl
0,04 Isoproturon
mgl 0,009
Lindane mgl
0,002 MCPA
mgl 0,002
Methoxychlor mgl
0,02 Metolachlor
mgl 0,01
Molinate mgl
0,006 Pendimethalin
mgl 0,02
Pentachlorophenol PCP
mgl 0,009
Permenthrin mgl
0,3
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Pra Rencana Pabrik Natrium Sulfat dari Garam NaCl dan Asam Sulfat dengan Proses Garam – Asam Sulfat Mannheim
Progdi Teknik Kimia - Fakultas Teknologi Industri VIII-8
UPN “ Veteran” Jatim
Simazine mgl
0,002 Trifluralin
mgl 0,02
Chlorophenoxy herbicides
selain 2,4 D dan MCPA 2,4
DB mgl
0,090 Dichlorprop
mgl 0,10
Fenoprop mgl
0,009 Mecoprop
mgl 0,001
2,4,5Trichlorophenoxyaceticacid mgl
0,009 D
Desinfektan dan hasil sampingannya Desinfektan
Chlorine mgl
5 Hasil sampingan
Bromate mgl
0,01 Chlorate
mgl 0,7
Chlorite mgl
0,7 Chlorophenols
mgl 2,4,6,Trichlorophenol2,4,6TCP
Bromofrom mgl
0,2 Dibromochloromethane
DBCM mgl 0,1
Bromodichloromethane BDCM mgl
0,1 Chloroform
mgl 0,06
Chlorinated Acetic acids 0,3
Dichloroacetic Acid mgl
0,05 Trichloroacetic acid
mgl 0,02
Chloral hydrate
Halogenated acetonitrilies
Dichloroacetonitrile mgl
0,02 Dibromoacetonitrile
mgl 0,07
Cyanogen chloride sebagai CN mgl
0,07 2
RADIOAKTIFITAS Gross
alpha acitivity
Bql 0,1
Gross beta acitivity Bql
1 Sumber :Menteri Kesehatan Republik Indonesia , 2010
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Pra Rencana Pabrik Natrium Sulfat dari Garam NaCl dan Asam Sulfat dengan Proses Garam – Asam Sulfat Mannheim
Progdi Teknik Kimia - Fakultas Teknologi Industri VIII-9
UPN “ Veteran” Jatim
Kebutuhan air sanitasi untuk pabrik ini adalah untuk :
- Karyawan, asumsi kebutuhan air untuk karyawan
= 15 literhari per
orang
= 15 literhari per orang x 200 orang = 3 m
3
hari -
Keperluan Laboratorim
= 20
m
3
hari
- Untuk menyiram kebun dan kebersihan pabrik
= 10 m
3
hari
- Cadanganlain-lainnya
= 7
m
3
hari +
Total kebutuhan air sanitasi = 3 + 20 + 10 + 7 = 40 m
3
hari
VIII.2.2. Air Pendingin
Untuk kelancaran dan effisiensi kerja dari air pendingin, maka perlu diperhatikan persyaratan untuk air pendingin dan air umpan boiler :
Kadar maximum ppm Karakteristik
Air boiler Air pendingin
Silica 0,7 50 Aluminium 0,01
- Iron 0,05 -
Manganese 0,01 -
Calcium - 200 Sulfate - 680
Chloride - 600 Dissolved Solid
200 1000
Suspended Solid 0,5
5000 Hardness 0,07 850
Alkalinity 40 500 Lamb :302
Untuk menghemat air, maka air pendingin yang telah digunakan didinginkan kembali dalam cooling tower, sehingga perlu sirkulasi air pendingin,
maka disediakan pengganti sebanyak 20 kebutuhan. Kebutuhan air pendingin :
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Pra Rencana Pabrik Natrium Sulfat dari Garam NaCl dan Asam Sulfat dengan Proses Garam – Asam Sulfat Mannheim
Progdi Teknik Kimia - Fakultas Teknologi Industri VIII-10
UPN “ Veteran” Jatim
No. Nama Alat
Kode alat CWkgjam
CW lb jam
1. CRYSTALLIZER S-250
287738,8062 634348,9721
2. COKE TOWER
D-310 1887,8189
4161,8855 Kebutuhan air pendingin total = 638510,8577 kgjam = 150324260,6 kghari
= 638510,8577literjam = 638,5108 m
3
jam = 15324 m
3
hari
COOLING TOWER P-283
Fungsi : Mendinginkan air pendingin yang sudah terpakai.
Air yang diresirkulasikan 80 = 510808,68 lbjam Air yang harus ditambahkan sebagai make up water 20 = 127702,17 lbjam =
1401,36 m
3
hari
Total kebutuhan air diresirkulasi sebesar : = 15324 + 1401,36 = 16725,62 m
3
hari Untuk keperluan ini digunakan cooling tower dengan spesifikasi sebagai
berikut :
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Pra Rencana Pabrik Natrium Sulfat dari Garam NaCl dan Asam Sulfat dengan Proses Garam – Asam Sulfat Mannheim
Progdi Teknik Kimia - Fakultas Teknologi Industri VIII-11
UPN “ Veteran” Jatim
Kapasitas =
1401,36 m
3
hari T air masuk pada cooling tower
= T
1
= 45 C
T air keluar cooling tower = T
2
= 30 C
Perbedaan suhu =
45 C – 30
C = 15 C
Diambil kondisi 70 relative humidity 25 C.
T wet bulb = T
wb
= 60
F Temperature approach = T
2
-T
wb
= 86-60
= 26
F Temperature range
= T
1
-T
2
= 113-86
= 27
F Dengan dasar perhitungan dari Perry 3
ed
, hal. 3-795, diperoleh : -
Tinggi cooling tower = 43 ft -
Jumlah deck = 12 buah
- Lebar cooling tower = 12 ft
- Kecepatan angin
= 3 miljam L =
Perry 3
ed
, hal. 3-795 Keterangan :
L = Panjang cooling tower, ft
W = Wind convection factor.
C = Konsentrasi airft
2
cooling. CW
= wet bulb correction factor. Diperoleh :
W = 0,8 Perry 3
ed
fig. 56, hal. 3-794 CW
= 0,95 Perry 3
ed
fig. 54, hal. 3-794 C
= 2,9 Perry 3
ed
fig. 58, hal. 3-795 CH
= 1,25 Perry 3
ed
fig. 56, hal. 3-794 Maka dapat diperoleh : L =
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Pra Rencana Pabrik Natrium Sulfat dari Garam NaCl dan Asam Sulfat dengan Proses Garam – Asam Sulfat Mannheim
Progdi Teknik Kimia - Fakultas Teknologi Industri VIII-12
UPN “ Veteran” Jatim
Spesifikasi :
Nama :
Cooling Tower
Type : Cross Flow Induced Draft Cooling Tower
Tinggi : 43 ft
Panjang : 27,13 ft
Jumlah deck : 12 buah
Bahan konstruksi : Kayu jati
Jumlah :
1 buah
VIII.2.3. Air Proses
Tabel VIII.2.3. Kebutuhan air proses pada pabrik Natrium Sulfat:
No. Nama Alat
Kode Alat Air kgjam
Air lbjam
1 NeutrallizerSolution Tank R-230 2573.1827 5672.8386
2 Rotary Drum Vacuum Fil-1
H-240 5.0976
11.2381 3
Rotary Drum Vacuum Fil-2 H-260
1889.1881 4164.9041
4 HCl Absorber D-320
578.6756 1275.7482
5 HCl Scrubber D-330
10.7309 23.6574
6 Tangki Pengencer F-122
145.9348 321.7279
Total 5202.8097
11470.1143 Kebutuhan air total = 5202.8097 kgjam
= 5202.8097 literjam =
5,2 m
3
jam = 124,867 m
3
hari
VIII.2.4. Air Umpan Boiler
Air ini dipergunakan untuk menghasilkan steam didalam boiler. Air umpan boiler harus memenuhi persyaratan yang sangat ketat, karena
kelangsungan operasi boiler sangat tergantung pada kondisi air umpan boiler.
Beberapa persyaratan yang harus dipenuhi antara lain :
a. Bebas dari zat penyebab korosi , seperti asam ,gas-gas terlarut.
b. Bebas dari penyebab kerak yang disebabkan oleh kesadahan yang tinggi,
yang biasa berupa garam karbonat dan silica.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Pra Rencana Pabrik Natrium Sulfat dari Garam NaCl dan Asam Sulfat dengan Proses Garam – Asam Sulfat Mannheim
Progdi Teknik Kimia - Fakultas Teknologi Industri VIII-13
UPN “ Veteran” Jatim
c. Bebas dari zat penyebab timbulnya busa seperti zat organic , anorganik dan
minyak. d.
Kandungan logam dan impuritis seminimal mungkin.
VIII.3. Unit Pengolahan Air Water Treatment
Air untuk keperluan industri harus terbebas dari kontaminan yang merupakan faktor penyebab terbentuknya endapan, korosi pada logam, dan
lainnya. Untuk mengatasi masalah ini maka dari sumber air tetap memerlukan pengolahan sebelum dipergunakan.
Proses Pengolahan Air Sungai :
Air sungai dipompakan ke bak penampung A-210 yang terlebih dahulu dilakukan penyaringan dengan cara memasang serat kayu agar kotoran bersifat
makro akan terhalang dan tidak ikut masuk dalam bak koagulasi dan flokulasi. Selanjutnya air sungai dipompa ke bak pengendapan. Pada bak pengendapan ini
kotoran-kotoran akan mengendap membentuk flok-flok yang sebelumnya pada bak koagulasi dan flokulasi diberikan koagulan Al
2
SO
4 3
.18 H
2
O. Air bersih kemudian ditampung pada bak air jernih yang selanjutnya
dilewatkan sand filter untuk menyaring kotoran yang masih terikat oleh air. Air yang keluar ditampung ke bak penampung air bersih untuk didistribusikan sesuai
dengan kebutuhan. Dari perincian di atas, dapat disimpulkan kebutuhan air dalam pabrik :
- Air umpan Boiler
= 14 m
3
hari -
Air Pendingin = 15324
m
3
hari -
Air Proses = 124,9
m
3
hari -
Air Sanitasi = 40
m
3
hari +
Total =
15503,1 m
3
hari Kebutuhan air total
= 15503 m
3
hari Kehilangan akibat jalur pipa dalam perjalanan, untuk faktor keamanan maka
direncanakan kebutuhan air sungai 10 lebih besar : Densitas air pada 30
C = 993,5314 kgm
3
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Pra Rencana Pabrik Natrium Sulfat dari Garam NaCl dan Asam Sulfat dengan Proses Garam – Asam Sulfat Mannheim
Progdi Teknik Kimia - Fakultas Teknologi Industri VIII-14
UPN “ Veteran” Jatim
= 1,1 x kebutuhan normal = 1,1 x 15503 = 17053,37 m
3
hari =
710,56 m
3
jam =
709560,6 kgjam
VIII.3.1. Spesifikasi Peralatan Pengolahan Air 1.
Bak Penampung Air Sungai A-210
Fungsi : Menampung air sungai sebelum diproses menjadi air bersih.
Bak berbentuk persegi panjang terbuat dari beton.
Rate volumetric : 17053,37 m
3
hari Ditentukan
: Waktu tinggal : 12 jam = 0,5 hari
Tinggi : 3 x m
Panjang : 4 x m
Lebar :
2 x
m Volume air yang harus ditampung
: 8526,6830 m
3
hari Volume bak penampung direncanakan 80 terisi air = 8526,6830 80 =
10658,3538 m
3
Volume penampung = 24x
3
= 10658,35 Sehingga, x
= 7,6 m Panjang
= 30,5 m Lebar
= 15,2 m Tinggi
= 22,8 m Check volume :
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Pra Rencana Pabrik Natrium Sulfat dari Garam NaCl dan Asam Sulfat dengan Proses Garam – Asam Sulfat Mannheim
Progdi Teknik Kimia - Fakultas Teknologi Industri VIII-15
UPN “ Veteran” Jatim
Volume bak = p x l x t = 30,5 x 15,2 x 22,8 = 10658,35 m
3
= 10658,35 m
3
memenuhi
Spesifikasi :
Fungsi : menampung air sungai sebelum proses menjadi air bersih
Kapasitas : 10658,35 m
3
Bentuk : empat persegi panjang terbuka
Ukuran : Panjang
= 30,5 m Lebar
= 15,2 m Tinggi
= 22,8 m Bahan konstruksi
: Beton Jumlah
: 1
buah
2. Tangki Koagulasi A-220
Fungsi : Tempat terjadi koagulasi dengan penambahan Al
2
SO
4 3
untuk distabilisasi kotoran dalam air yang tidak dikehendaki. Bak berbentuk
lingkaran yang terbuat dari beton dan dilengkapi pengaduk.
Perhitungan Koagulasi:
Rate volumetric = 710,56 m
3
jam = 710557 literjam
Dosis alum = 20 mgliter
Kebutuhan alum = 20 x 710557 = 14211138
mgjam = 14,211 kgjam = 112552
kgtahun 330 hari ρ alum = 1,1293 kgL
Volume alum = = 13 literjam = 0,013 m
3
jam
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Pra Rencana Pabrik Natrium Sulfat dari Garam NaCl dan Asam Sulfat dengan Proses Garam – Asam Sulfat Mannheim
Progdi Teknik Kimia - Fakultas Teknologi Industri VIII-16
UPN “ Veteran” Jatim
Waktu tinggal = 30 menit = 0,5 jam
Volume air dan alum = 710,56 + 0,013 m
3
jam x 0,5 jam = 335,28 m
3
Dirancang tangki berbentuk silinder dan 80 dari tangki terisi air, maka : Volume tangki =
Jumlah tangki yang digunakan = 1 buah
Volume tangki = x D
2
x H Asumsi : H = 2 D
Volume tangki = 444,12 = 1,57 D
3
D = 6,56 m
H = 2 x 6,56
= 13,13 m Tinggi cairan di dalam tangki = x D
2
x H 335,28 =
x 12,16
2
x H H
= 2,625 m Dalam bak koagulator ini dilengkapi dengan pengaduk berkecepatan 10
rpm 0,1667 rps. Dirancang pengaduk tipe flat blade turbin dengan 6 blade dengan perbandingan diameter impeller dengan diameter tangki TD = 0,3
Diameter impeller Da = 13 diameter tangki = 0,333 x 6,56 = 2,188 m ρ air = 1000 kgm
3
µ air = 0,8 cp = 0,0008 kgm.s N
Re
= =
= 950178,2602 Dari Geankoplis figure 3.4-4,
Diketahui nilai Np pada N
Re
= 950178,2602adalah : Np = 6 Daya yang diperlukan untuk motor pengaduk :
P = Np x r x N
3
x T
5
= 6 x 1000 x 0,1667
3
x 2,188
5
= 1349,2158 watt = 1,9 hp
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Pra Rencana Pabrik Natrium Sulfat dari Garam NaCl dan Asam Sulfat dengan Proses Garam – Asam Sulfat Mannheim
Progdi Teknik Kimia - Fakultas Teknologi Industri VIII-17
UPN “ Veteran” Jatim
Jika efisiensi motor 80, maka : P
= 1,9 x 0,8 = 2,34 hp Dipilih motor = 2,34 hp
Spesifikasi Bak Koagulasi
Fungsi : Sebagai tempat terjadinya koagulasi serta flokulasi
Kapasitas : 444,12 m
3
Bentuk :
Silinder Ukuran bak
: diameter = 6,56 m
tinggi =
13,13 m
Motor penggerak : 2,34 hp
Bahan :
Beton bertulang
Jumlah :
1 buah
3. Tangki Flokulasi A-220B