ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUALITAS LAPORAN KEUANGAN ORGANISASI NIRLABA

(1)

ANALYSIS OF DETERMINANTS THAT INFLUENCED THE QUALITY OF FINANCIAL REPORT OF

NON-PROFIT ORGANIZATION

(An Empirical Evidence of Mosque in Daerah Istimewa Yogyakarta Province)

SKRIPSI

Oleh :

SETIYAWAN MUHAMMAD SYAIFUDDIN 20130420283

PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2016


(2)

ii

ANALYSIS OF DETERMINANTS THAT INFLUENCED THE QUALITY OF FINANCIAL REPORT OF

NON-PROFIT ORGANIZATION

(An Empirical Evidence of Mosque in Daerah Istimewa Yogyakarta Province)

SKRIPSI

Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan untuk Memperoleh Gelar Sarjana pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi Akuntansi

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Oleh :

SETIYAWAN MUHAMMAD SYAIFUDDIN 20130420283

PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2016


(3)

ANALYSIS OF DETERMINANTS THAT INFLUENCED THE QUALITY OF FINANCIAL REPORT OF

NON-PROFIT ORGANIZATION

(An Empirical Evidence of Mosque in Daerah Istimewa Yogyakarta Province)

SKRIPSI

Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan untuk Memperoleh Gelar Sarjana pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi Akuntansi

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Oleh :

SETIYAWAN MUHAMMAD SYAIFUDDIN 20130420283

PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2016


(4)

ii

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUALITAS LAPORAN KEUANGAN ORGANISASI NIRLABA

(Studi Pada Masjid Se-Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta) ANALYSIS OF DETERMINANTS THAT INFLUENCED

THE QUALITY OF FINANCIAL REPORT OF NON-PROFIT ORGANIZATION

(An Empirical Evidence of Mosque in Daerah Istimewa Yogyakarta Province)

Diajukan oleh

SETIYAWAN MUHAMMAD SYAIFUDDIN 20130420283

Telah disetujui Dosen Pembimbing, Pembimbing,

Peni Nugraheni, SE, M.Sc, Ak., CA Tanggal, 09 Desember 2016 NIK: 19790418200410 143 083


(5)

iii

ANALYSIS OF DETERMINANTS THAT INFLUENCED THE QUALITY OF FINANCIAL REPORT OF

NON-PROFIT ORGANIZATION

(An Empirical Evidence of Mosque in Daerah Istimewa Yogyakarta Province)

Skripsi ini telah dipertahankan dan disahkan di depan

Dewan Penguji Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Tanggal 16 Desember 2016 Yang terdiri dari,

Ahim Abdurrahim, Dr., M.Si., Ak., CA Ketua Tim Penguji

Ilham Maulana, S.E., Ak. Anggota Tim Penguji

Peni Nugraheni, SE, M.Sc, Ak., Anggota Tim Penguji

Mengetahui, Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Dr. Nano Prawoto, S.E., M.Si. NIK. 143 016


(6)

iv

Nama : Setiyawan Muhammad Syaifuddin Nomor Mahasiswa : 20130420283

Menyatakan bahwa skripsi ini dengan judul: “ANALISIS

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUALITAS LAPORAN

KEUANGAN ORGANISASI NIRLABA (Studi Pada Masjid Se-Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta)”, tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi serta sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam Daftar Pustaka. Apabila ternyata dalam skripsi ini diketahui terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain maka saya bersedia karya tersebut dibatalkan.

Yogyakarta, 09 Desember 2016


(7)

v

Him. And the angels and the men of learning (too are witness). Maintaining His creation in justice, there is no God but Him, the Almighty, the Wise.

Qur’an 3:16

Kataka lah ya g sebe ar ya walaupu itu pahit.

HR. Ibnu Hibban

Jika Ka u bersu gguh-sungguh,

kesu gguha itu u tuk kebaika u se diri.

Al-Ankabut: 6 Sesungguhnya bersama kesukaran itu ada keringanan. Karena itu bila kau sudah selesai (mengerjakan yang lain).

Da berharaplah kepada Tuha u.

Al-Insyirah: 6-8

“o ethi gs are better left u said.


(8)

vi

Saya persembahkan karya ini kepada Allah SWT yang Maha Kuasa dan Maha Segalanya, yang senantiasa menjadikan

saya pribadi yang berfikir dan sabar.

Terselesaikannya karya ini adalah bukti kasih sayang Allah SWT kepada hamba-hamba-Nya yang

berusaha, bertawakkal serta terus berdoa. Kepada Bapak Minarto,

sosok pria yang perkasa yang tak pernah kehabisan alasan untuk terus mendukung dan memberikan semangat.

Terima kasih bapak. Ibu Suparti,

sungguh engkau tak sadar bagaimana setiap kata yang kau berikan membakar semangat saya untuk bisa terus berlajar.

Terimakasih kepada kedua orang tuaku, semoga karya ini bisa menjadi salah satu bukti rasa sayang ku kepada kalian.

Kepada sahabat-sahabat yang terlibat dalam penulisan karya ini, mulai dari tempat saya nanya-nanya saat bingung,

tempat saya numpang nge-print dan numpang ngerjain skripsi, Kalian the best-nyalah.

Karya ini juga saya persembahkan kepada segenap Dosen FEB Akuntansi UMY


(9)

vii

mempengaruhi kualitas laporan keuangan organisasi nirlaba pada Masjid se-Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Populasi dalam penelitian ini ialah seluruh Masjid besar se-Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta yang telah ditetapkan oleh Bidang Penamas Kanwil Kementerian Agama Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Penelitian ini menggunakan data primer. Variabel penelitian ini meliputi variabel dependen (kualitas laporan keuangan) dan variabel independen (praktik manajemen keuangan, sistem pengendalian internal dan kegiatan pengumpulan dana). Data primer diperoleh dari jawaban kuisioner yang dipilih dengan metode purposive sampling. Model pengujian analisis regresi linier berganda dengan bantuan software statistik SPSS v.15.0.

Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan menunjukkan bahwa variabel-variabel independen di atas memiliki hubungan yang sama sebagaimana diajukan dalam hipotesis. Pada model regresi berganda diperoleh hasil bahwa praktik manajemen keuangan, sistem pengendalian internal dan kegiatan pengumpulan dana berpengaruh signifikan positif terhadap kualitas laporan keuangan.

Kata kunci: Praktik Manajemen Keuangan, Sistem Pengendalian Internal, Kegiatan Pengumpulan Dana, Kualitas Laporan Keuangan dan Organisasi Nirlaba


(10)

viii

financial report of non-profit organization on the mosque in Daerah Istimewa Yogyakarta Province. The population in this research is the entire large mosque in Daerah Istimewa Yogyakarta Province set by Bidang Penamas Kanwil Kementerian Agama Daerah Istimewa Yogyakarta Province. Primary data obtained from answers to a detailed questionnaire that is selected by the method of purposive sampling. Model of multiple linear regression analysis of the testing with the help of SPSS statistical software V. 15.0.

Based on the results of the analysis that has been done shows that the independent variables above have the same relationships as presented in the hypothesis. Multiple regression models obtained results that financial management practices, internal control systems and significant influential fundraiser activities positively to the quality of financial reporting.

Keywords: Financial Management Practices, Internal control systems, Fund-raising Activities, the quality of financial reporting and non-profit organizations


(11)

ix

serta rahmat dalam penulisan skripsi dengan judul “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Laporan Keuangan Organisasi Nirlaba (Studi Pada Masjid Se-Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta)” ini sehingga dapat terselesaikan dengan baik.

Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat dalam memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Penulis mengambil topik ini dengan harapan dapat memberikan kontribusi bagi seluruh Masjid dalam pengelolaan dana dan meningkatkan kualitas laporan keuangan Masjid. Selanjutnya, penelitian ini dapat diharapkan pula mampu memberikan gagasan-gagasan berserta ide pengembangan untuk penelitian berikutnya.

Skripsi ini tidak akan terselesaikan tanpa peran berbagai pihak yang bersedia mengorbankan waktu, tenaga dan pikirannya untuk memberi dukungan dan bimbingan kepada penulis. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis memberikan ucapan terima kasih yang tulus kepada:

1. Ibu Peni Nugraheni, SE, M.Sc, Ak., C. yang telah memberikan saran, nasihat dan bimbingan dengan penuh ketelitian serta kesabaran hingga penilitain ini dapat terselesaikan dengan baik.


(12)

x ilmu selama penulis menyelesaikan studi.

3. Ibu Barbara Gunawan, S.E, M.Si. yang dengan ikhlas memberikan penilaian dan saran saat ujian yang sangat membantu peneliti dalam memperbaiki kekurangan-kekurangan penelitian ini.

4. Bapak Emile Satia Darma, S.E, M.Si. yang telah banyak memberi masukan dan arahan dalam mengolah data serta interpretasi penelitian ini sehingga lebih baik.

5. Semua pihak yang telah berjasa dalam penyelesaian karya tulis ini, termasuk: a. Bapak Drs. H Saebani MA, M.Pd selaku ketua takmir Masjid Agung

Bantul yang telah bersedia membantu peneliti memenuhi data-data yang diperlukan dan juga telah memberikan masukan-masukan penting tentang penelitian ini.

b. Bapak H. Jiriban Sarbini, Drs H Masrzuki, serta seluruh pengurus dan pengelola Masjid Gedhe di Yogyakarta yang telah bersedia menjadi responden dalam penelitian ini.

c. Sdri. Izza, sdr. Denny, sdri. Rahma, sdr. Rama, sdri. Syfa, sdri Desi dan teman-teman yang telah membantu dalam proses penyusunan penelitian ini dan dapat selesai dengan baik.


(13)

xi menyelesaikan penelitian ini.

e. Sdr. Isfan Pratama dan Sdri. Ceni Fitria Utami sebagai sahabat dan partner dalam proses penyusunan penelitian ini dari awal sampai selesai.

Akhir kata, penulis menyadari dalam karya tulis ini masih terdapat beberapa kekurangan dan perlu diperbaiki. Oleh karena itu, kritik, saran serta pengembangan selanjutnya sangat diperlukan untuk pembahasan lebih dalam dan juga untuk hasil penelitian yang lebih akurat tentang topik ini pada karya tulis berikutnya.

Yogyakarta, 09 Desember 2016


(14)

xii

HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERNYATAAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

HALAMAN PERSEMBAHAN ... vi

INTISARI ... vii

ABSTRAK ... vii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xvii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Batasan Masalah ... 5

C. Rumusan Masalah ... 5

D. Tujuan Penelitian ... 6

E. Manfaat Penelitian ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 8

A. Landasan Teori ... 8


(15)

xiii

4. Praktik Manajemen Keuangan ... 13

5. Sistem Pengendalian Internal ... 15

6. Kegiatan Pengumpulan Dana ... 17

7. Kualitas Laporan Keuangan ... 18

B. Penurunan Hipotesis ... 20

C. Model Penelitian ... 24

BAB III METODE PENELITIAN ... 25

A. Objek Peneliltian ... 25

B. Jenis Data ... 25

C. Teknik Pengambilan Sampel ... 25

D. Teknik Pengumpulan Data ... 26

E. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 26

F. Uji Kualitas Instrumen dan Analisa Data ... 30

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 35

A. Gambaran Umum Objek Penelitian ... 35

B. Hasil Uji Kualitas dan Instrumen Data ... 42

1. Uji Validitas ... 42

2. Uji Reliabilitas ... 44

C. Hasil Penelitian (Uji Hipotesis) ... 46


(16)

xiv

c. Normalitas ... 48

2. Uji Regresi Linier ... 49

D. Pembahasan (Intepretasi) ... 54

1. Praktik Manajemen Keuangan terhadap Kualitas Laporan Keuangan ... 54

2. Sistem Pengendalian Internal terhadap Kualitas Laporan Keuangan ... 56

3. Kegiatan Pengumpulan Dana terhadap Kualitas Laporan Keuangan ... 58

BAB V SIMPULAN, SARAN DAN KETERBATASAN ... 60

A. Simpulan ... 60

B. Saran ... 61

C. Keterbatasan ... 62 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN I LAMPIRAN II LAMPIRAN III LAMPIRAN IV


(17)

xv

Tabel 4.2 Kategori Responden ... 36

Tabel 4.3 Tingkat Pendidikan Responden ... 37

Tabel 4.4 Letak Geografis Masjid ... 37

Tabel 4.5 Tingkat Jamaah (rata-rata perhari) ... 38

Tabel 4.6 Rekapitulasi Pengurus Masjid ... 38

Tabel 4.7 Data Infaq rata-rata perbulan ... 39

Tabel 4.8 Hasil Rekapitulasi Luas area Masjid ... 39

Tabel 4.9 Hasil Rekapitulasi Penerimaan dana Masjid ... 40

Tabel 4.10 Hasil Rekapitulasi Laporan Keuangan yang dibuat ... 40

Tabel 4.11 Hasil Rekapitulasi Standar Akuntasi yang digunakan ... 41

Tabel 4.12 Hasil Statistik Deskriptif ... 41

Tabel 4.13 Hasil Uji Validitas Variabel Praktik Manajemen Keuangan ... 42

Tabel 4.14 Hasil Uji Validitas Variabel Sistem Pengendalian Internal ... 42

Tabel 4.15 Hasil Uji Validitas Variabel Kegaitan Pengumpulan Dana ... 43

Tabel 4.16 Hasil Uji Validitas Variabel Kualitas Laporan Keuangan ... 43

Tabel 4.17 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Praktik Manajemen Keuangan ... 44

Tabel 4.18 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Sistem Pengendalian Internal ... 44

Tabel 4.19 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Kegiatan Pengumpulan Dana ... 45

Tabel 4.20 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Kualitas Laporan Keuangan ... 45


(18)

xvi

Tabel 4.24 Hasil Uji Koefisien Determinasi ... 49

Tabel 4.25 Hasil Uji Simultan (Uji F) ... 50

Tabel 4.26 Hasil Uji Parsial (Uji T) ... 51


(19)

xvii


(20)

(21)

(22)

mempengaruhi kualitas laporan keuangan organisasi nirlaba pada Masjid se-Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Populasi dalam penelitian ini ialah seluruh Masjid besar se-Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta yang telah ditetapkan oleh Bidang Penamas Kanwil Kementerian Agama Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Peneltian ini menggunakan data primer. Variabel penelitian ini meliputi variabel dependen (kualitas laporan keuangan) dan variabel independen (praktik manajemen keuangan, sistem pengendalian internal dan kegiatan pengumpulan dana). Data primer diperoleh dari jawaban kuisioner yang dipilih dengan metode purposive sampling. Model pengujian analisis regresi linier berganda dengan bantuan software statistik SPSS v.15.0.

Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan menunjukkan bahwa variabel-variabel independen di atas memiliki hubungan yang sama sebagaimana diajukan dalam hipotesis. Pada model regresi berganda diperoleh hasil bahwa praktik manajemen keuangan, sistem pengendalian internal dan kegiatan pengumpulan dana berpengaruh signifikan positif terhadap kualitas laporan keuangan.

Kata kunci: Praktik Manajemen Keuangan, Sistem Pengendalian Internal, Kegiatan Pengumpulan Dana, Kualitas Laporan Keuangan dan Organisasi Nirlaba


(23)

financial report of non-profit organization on the mosque in Daerah Istimewa Yogyakarta Province. The population in this research is the entire large mosque in Daerah Istimewa Yogyakarta Province set by Bidang Penamas Kanwil Kementerian Agama Daerah Istimewa Yogyakarta Province. Primary data obtained from answers to a detailed questionnaire that is selected by the method of purposive sampling. Model of multiple linear regression analysis of the testing with the help of SPSS statistical software V. 15.0.

Based on the results of the analysis that has been done shows that the independent variables above have the same relationships as presented in the hypothesis. Multiple regression models obtained results that financial management practices, internal control systems and significant influential fundraiser activities positively to the quality of financial reporting.

Keywords: Financial Management Practices, Internal control systems, Fund-raising Activities, the quality of financial reporting and non-profit organizations


(24)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sebagai upaya menciptakan pengelolaan yang baik, salah satu agenda reformasi keuangan Negara adalah pergeseran sistem penganggaran yang dahulu menggunakan konsep tradisional menuju New Public Managemen (NPM) dengan sistem penganggaran berbasis kinerja (Performance Budgeting) (Sancoko, 2008). Situasi permasalahan ekonomi yang ada di dalam masyarakat luas yang mendasari masyarakat untuk hidup dalam berorganisasi. Organisasi didirikan oleh masyarakat disebabkan karena adanya kesamaan kepentingan. Organisasi nirlaba kini mulai diperhitungkan masyarakat luas sebagai suatu instansi yang unggul dan memiliki profesionalitas karena bertujuan menjembatani kepentingan-kepentingan masyarakat umum. Perkembangan pesat organisasi nirlaba disebakan oleh organisasi ini berpengaruh pada perekonomian seperti khususnya pembayaran pajak dan berpengaruh pada masyarakat yang memperoleh pelayanan (Adrianto, 2008).

Perbedaan yang mendasar antara organisasi nirlaba dengan organisasi komersil adalah suatu organisasi yang bertujuan pokok untuk mendukung suatu isu atau perihal di dalam menarik perhatian publik untuk suatu tujuan yang tidak komersil, tanpa ada perhatian terhadap hal-hal yang bersifat mencari laba. Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI) membuat Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.45 yang tujuannya adalah untuk mengatur pelaporan keuangan organisasi nirlaba.


(25)

Dengan adanya standar pelaporan, diharapkan laporan keuangan organisasi nirlaba dapat lebih mudah dipahami, memiliki relevansi, dan memiliki daya banding yang tinggi (Mahsun, 2013). Menurut Yunita (2009), Organisasi nirlaba yang berkembang cukup pesat saat ini adalah dibidang pendidikan, keagamaan, dan advokasi.

Masjid sebagai salah satu bentuk organisasi (non-profit oriented) yang digunakan sebagai sarana ibadah dan digunakan untuk segala hal yang berhubungan dengan kegiatan umat. Untuk itu Masjid memerlukan sistem pelaporan keuangan yang efektif serta segala bentuk informasi yang dapat mendukung sarana peribadatan, kegiatan keagamaan, termasuk aktivitas perawatan dan pemeliharaan Masjid (Mangkona, 2015). Melihat pentingnya fungsi keuangan dalam suatu lembaga, akan sangat baik jika kegiatan pengelolaan keuangan diatur dengan menggunakan manajemen yang tepat. Manajemen ini sangat membantu efisiensi dan efektivitas kerja, sebab manajemen selalu mengutamakan sistemisasi kerja, menggunakan kolektivitas kerja, adanya job deskripsi serta adanya evaluasi kontrol (Handoko, 1997).

Meskipun Manajemen Keuangan pada awalnya tumbuh dan berkembang dikalangan dunia bisnis, industri dan militer, akan tetapi dalam perkembangan selanjutnya ternyata sangat bermanfaat dan amat dibutuhkan dalam berbagai usaha dan kegiatan, termasuk didalamnya organisasi pengelolaan Masjid (Zakky, 2010). Masjid merupakan suatu organisasi yang menjadi pusat ibadah, da'wah dan peradaban Islam, untuk pengelolaannya agar lebih efisien dan efektif perlu menggunakan ilmu Manajemen. Organisasi Masjid dengan berbagai kebijaksanaannya termasuk masalah


(26)

keuangan harus dikelola secara transparan, sehingga para jama'ah dapat mengikuti perkembangan Masjid secara baik. Masjid yang dirasakan sebagai milik bersama dan dirasakan manfaatnya secara maksimal oleh para jama'ah akan mendapat dukungan yang kuat, baik dari segi pembangunan maupun dana. Menurut Abar (2010), berhasil atau gagalnya pengelolaan suatu Masjid, sangat bergantung pada kepengurusan yang dibentuk dan sistem yang diterapkan dalam manajemen dan orgnanisasinya.

Beberapa kendala dalam mengelola Masjid antara lain adalah pengelolaan dana keuangan Masjid karena sumber dana tidak menentu (Agus, 2011). Kegiatan dan pengelolaan Masjid memerlukan dana yang besar, karena itu tidak cukup bila hanya mengandalkan hasil dari infaq yang diadakan setiap jum'at dan setiap pengajian (Kasmir, 2006). Masjid harus memiliki sumber dana tetap dan bernilai besar, misalnya mengembangkan usaha-usaha tertentu dengan memanfaatkan pangsa pasar. Hal itu bisa dilakukan misalnya dengan penyewaan gedung untuk resepsi pernikahan, seminar, pelaksanaan kursus-kursus yang dibutuhkan dikalangan masyarakat, dan melakukan kegiatan bisnis lainnya.

Dalam organisasi Masjid, pengelolaan keuangan dan administrasi merupakan hal yang sangat penting dalam mengelola Masjid. Jika pengelolaan keuangan Masjid dapat dilaksanakan dengan baik, itu pertanda pengurus Masjid orang yang dapat bertanggung jawab dan dipercaya. Akan tetapi, jika pengelolaan keuangan dilaksanakan dengan tidak baik, maka akan berakibat timbulnya fitnah dan pengurusnya akan dinilai sebagai orang yang tidak dapat dipercaya dan bertanggung jawab (Ayub, 1996).


(27)

Salah satu pilar keberdayaan Masjid adalah aspek dana atau keuangan. Karenanya sebuah Masjid sangat memerlukan manajemen kuangan yang baik dan pengendalian dalam organisasi itu sendiri (James, 1994). Sistem pengendalian pada Masjid dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu ukuran. Berdasarkan ukurannya, Masjid dapat diklasifikasikan menjadi Masjid besar dan Masjid kecil. Masjid yang berukuran besar memiliki kualitas sistem pengendalian intern yang lebih baik daripada Masjid yang berukuran kecil (Andriani, 2011).

Sebagaimana diketahui, bahwa sistem pengendalian internal yang tidak dilakukan dengan baik akan menimbulkan suatu kecurangan dalam hal keuangan dalam suatu organisasi. Pada penelitian yang dilakukan oleh Kampo (2013) menemukan pada yayasan pendidikan terdapat elemen-elemen pengendalian internal yang sudah dimiliki oleh yayasan, meskipun dalam pelaksanaannya masih perlu dibenahi dan disempurnakan. Dari hasil tersebut mengindikasikan bahwa sistem pengendalian internal terhadap yayasan belum dapat menjamin ketersediaan informasi keuangan yang akurat, handal dan terutama dalam usaha melindungi aset (Kampo, 2013).

Beberapa fakta di atas menunjukkan bahwa pengelolaan dalam organisasi nirlaba khususnya masih belum memenuhi ekspektasi. Oleh karena itu, untuk pengelolaannya, Masjid dituntut memiliki manajemen keuangan yang baik serta sistem pengendalian internal. Belum banyaknya penelitian mengenai kualitas laporan keuangan dalam Organisasi Nirlaba membuat peneliti merasa tertarik untuk melakukan penelitian terkait tentang bagaimana Masjid sebagai Organisasi Nirlaba memenuhi kewajibannya sebagai entitas sektor publik. Penelitian ini mereplikasi


(28)

penelitian yang telah dilakukan sebelumnya oleh Jamaliah, dkk. (2015) tentang Praktik manajemen keuangan di Organisasi Keagamaan di Malaysia Perubahan yang dilakukan oleh peneliti ialah mengganti objek dan sample penelitian. Pertimbangannya ialah kedua objek penelitian tersebut sama-sama merupakan entitas publik yang dituntut untuk menerapkan Good Governance dalam pengelolaan dan pertanggungjawabannya kepada para Stakeholder.

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan diatas, peneliti tertarik melakukan penelitian tentang “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Laporan Keuangan Organisasi Nirlaba (Studi Empiris Pada Masjid Se-Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta)”.

B. Batasan Masalah

Untuk memusatkan penelitian pembatasan lingkup permasalahan pembahasan pada penelitian ini hanya menggunakan 3 variabel, yaitu Praktik Manajemen Keuangan, Sistem Pengendalian Internal dan Kegiatan Pengumpulan Dana.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Apakah praktik manajemen keuangan mempengaruhi kualitas laporan keuangan Masjid?

2. Apakah sistem pengendalian internal mempengaruhi kualitas laporan keuangan Masjid?


(29)

3. Apakah praktik kegiatan pengumpulan dana mempengaruhi kualitas laporan keuangan Masjid?

D. Tujuan penelitian

Penelitian ini pembahasannya diarahkan untuk dapat menjawab rumusan masalah yang ada, yaitu untuk:

1. Untuk menguji dan membuktikan secara empiris pengaruh positif praktik manajemen keuangan terhadap kualitas laporan keuangan Masjid.

2. Untuk menguji dan membuktikan secara empiris pengaruh positif sistem pengendalian internal terhadap kualitas laporan keuangan Masjid.

3. Untuk menguji dan membuktikan secara empiris pengaruh positif kegiatan pengumpulan dana terhadap kualitas laporan keuangan Masjid.

E. Manfaat Penelitian

Penelitian yang akan dilakukan ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk berbagai pihak, antara lain:

1. Teoritis

Memberikan bukti empiris tentang pengaruh penerapan prinsip-prinsip

Good Governance terhadap kualitas laopran keuangan pada Masjid sebagai Organisasi Nirlaba dan untuk penelitian selanjutnya dapat digunakan sebagai referensi yang mendukung pengembangan penelitian terkait.


(30)

2. Praktis

a. Bagi pihak pengelola

Menjadi acuan dalam melakukan proses penyusunan serta dapat menghasilkan kualitas laporan keuangan organisasi nirlaba yang relevan dan handal.

b. Bagi peneliti

Diharapkan penelitian ini akan memperkaya pengalaman peneliti dalam penerapan teori akuntansi khususnya dalam bidang laporan berdasarkan akuntansi.


(31)

8 A. Landasan Teori

1. Teori Stakeholder (Stakeholder Theory)

Teori stakeholder adalah teori yang menggambarkan kepada pihak mana saja perusahaan bertanggungjawab (Freeman, 1984). Tujuan utamanya adalah membantu manajer korporasi untuk mengerti lingkungan stakeholder mereka dan melakukan pengelolaan dengan lebih efektif diantara keberadaan hubungan-hubungan dilingkungan perusahaan mereka serta menolong manajer korporasi dalam meningkatkan nilai dari dampak aktivitas-aktivitas mereka dan meminimalkan kerugian bagi stakeholder-nya.

Lebih lanjut lagi menurut Helena dan Therése (2005) masyarakat merupakan stakeholder terpenting bagi perusahaan dan media memegang peranan penting dalam mengkomunikasikan aktivitas-aktivitas perusahaan kepada para stakeholder. Media juga memiliki kekuatan untuk membeberkan informasi perusahaan, apabila perusahaan melakukan tindakan yang tidak pantas, maka media akan membeberkan keburukan perusahaan tersebut. Sehingga perusahaan perlu menerapkan prinsip good corporate governance dan corporate social responsibility untuk menjaga reputasi dihadapan stakeholder-nya.


(32)

2. Organisasi Nirlaba

Organisasi non-profit atau organisasi nirlaba didefinisikan sebagai organisasi yang melakukan kegiatan operasionalnya dengan tidak bertujuan untuk memperoleh laba (profit), adapun surplus yang diperoleh dari kegiatan tersebut kembali digunakan untuk tujuan pencapaian misi organisasi (Connolly dan Kelly, 2011).

Karakter dan tujuan dari organisasi nirlaba menjadi jelas terlihat ketika dibandingkan dengan organisasi profit. Organisasi nirlaba berdiri untuk mewujudkan perubahan pada individu atau komunitas, sedangkan organisasi profit sesuai dengan namanya jelas-jelas bertujuan untuk mencari keuntungan. Organisasi nirlaba menjadikan sumber daya manusia sebagai asset yang paling berharga, karena semua aktivitas organisasi ini pada dasarnya adalah dari, oleh dan untuk manusia (Komang, 2008). Organisasi nirlaba juga dapat didefinisikan secara hukum sebagai organisasi yang tidak dapat mendistribusikan aset atau pendapatannya untuk kepentingan dan kesejahteraan pekerja atau pemimpinnya. 3. Masjid sebagai Organisasi Nirlaba

Masjid merupakan salah satu organisasi non-profit atau nirlaba, sehingga bentuk laporan arus kas maupun laporan keuangannya harus mengacu pada PSAK (Pernyataan Standar Akuntansi) No. 45. Dalam PSAK No. 45 diatur mengenai bagaimana bentuk format dari laporan keuangan yang terdapat pada yayasan yang berisi mengenai laporan posisi keuangan, laporan aktivitas, laporan arus kas serta catatan atas laporan keuangan. Standar ini juga mengatur


(33)

bagaimana model pencatatan dan pelaporannya (Rizky, 2013). Pada praktiknya dilapangan masih belum terealisasi, kebanyakan Masjid masih menggunakan metode pencatatan sederhana dan manual. Tetapi bentuk laporan keuangan yang dihasilkan sudah dapat menjadi gambaran pengelolaan dana pada Masjid tersebut.

Struktur organisasi Masjid berlangsung selama 3 tahun (1 periode). Pembentukan pengurus Masjid dilakukan dengan rapat bersama semua pengurus. Selain tugas utama dari masing-masing divisi pada struktur organisasi yang telah ditetapkan, dibentuk pula badan pengawasan serta badan koordinasi terhadap Paguyuban Masjid, Taman Pendidikan Al-Qur’an, Majlis Ta’lim, Remaja Masjid Islam dan kepanitiaan pengurus-pengurus Masjid. Adapun salah satu contoh struktur organisasi pada Masjid seperti berikut:

Ketua

Wakil Ketua

Sekretaris dan Wakil Sekretaris

Bendahara dan Wakil Bendahara Dewan Pakar

dan Penasehat

Majelis dan Dewan Syariah


(34)

Gambar 2.1

Struktur Organisasi Masjid

Berikut adalah tugas masing-masing divisi pada struktur organisasi Masjid: a. Dewan Penasehat

Memberikan masukan, arahan serta saran kepada semua pengurus agar roda organisasi dan program kerja berjalan dengan baik sejalan dengan visi dan misi yang sudah ditetapkan.

b. Ketua Umum

Bertanggung jawab penuh atas jalannya organisasi dan mengontrol seluruh program kerja dan mengevaluasi semua program kerja serta kegiatan yang dilaksanakan.

Seksi

Koordi

nasi

Seksi Pendidik

an

Seksi PHBI

Seksi Humas

Seksi Kemanan

Seksi Kebersih

an

Seksi Remaja


(35)

c. Wakil Ketua

Membantu Ketua Umum untuk mengontrol seluruh organisasi dan program kerja pengurus agar berjalan dengan baik, terutama di bidang dakwah, pendidikan dan peribadatan.

d. Sekretaris dan Wakil Sekretaris

Bertanggung jawab atas administrasi kesekretariaan pengurus, menyusun serta mencatat notulen rapat dan ikut membantu membuat laporan keuangan Bendahara.

e. Bendahara dan Wakil Bendahara

Bertanggung jawab terhadap pengelolaan uang serta menerima, menyimpan dan membukukan keuangan Masjid.

f. Seksi Koordinasi

Bertanggung jawab atas berlangsungnya kegiatan ibadah dan program-program yang sedang berjalan seperti mengontrol pelaksanaan.

g. Seksi Pendidikan

Bertanggung jawab atas berlangsungnya kegiatan pendidikan serta dakwa yang dilakukan secara teknis. Seperti mengelola majelis taklim atau pengajian dan TPA.

h. Seksi PHBI

Bertanggung jawab atas penyelenggaraan kegiatan-kegiatan peringatan

hari besar Islam seperti Maulid Nabi Muhammad SAW, Isra’ dan Mi’raj, pelaksanaan qurban Idul Adha, dll.


(36)

i. Seksi Humas

Bertanggung jawab untuk sosialisasi dan publikasai atas jalannya organisasi dan program-program kerja Masjid serta membuat dokumentasi setiap kegiatan.

j. Seksi Keamanan

Bertanggung jawab menjaga dan memelihara fasilitas serta perlengkapan Masjid.

k. Seksi Kebersihan

Bertanggung jawab atas kebersihan Masjid dan sarana pendukung lainnya seperti toilet, tempat wudhu, dll.

l. Seksi Remaja Masjid

Bertanggung jawab melakukan pembinaan terhadap anak dan remaja di lingkungan Masjid dengan melakukan kegiatan serta program kerja yang bermanfaat.

4. Praktik Manajemen Keuangan

Menurut Bambang (2005) manajemen keuangan adalah keseluruhan aktivitas perusahaan yang berhubungan dengan usaha mendapatkan dana yang diperlukan dengan biaya yang minimal dan syarat-syarat yang paling menguntungkan beserta usaha untuk menggunakan dana tersebut seefisien mungkin. Sedangkan menurut Darsono (2006), aktivitas dalam manajemen kuangan meliputi:


(37)

a. Aktivitas Pembiayaan (Financing Activity)

Aktivitas pembiayaan ialah kegiatan pemilik dan manajemen perusahaan untuk mencari sumber modal untuk membiayai kegiatan bisnis.

b. Aktivitas Investasi (Investment Activity)

Aktivitas Investasi ialah kegiatan penggunaan dana berdasar pemikiran hasil yang sebesar-besarnya dan risiko yang sekecil-kecilnya.

c. Aktivitas Bisnis (Business Activity)

Aktivitas bisnis ialah kegiatan untuk mencari laba melalui efektivitas penjualan barang atau jasa dan efisiensi biaya yang akan melahirkan laba.

Dalam pandangan agama Islam, segala pekerjaan harus dilakukan dengan rasa tanggung jawab. Proses-prosesnya harus diikuti dengan baik, sesuatu tidak boleh dilakukan secara asal-asalan. Hal ini merupakan prinsip utama dalam ajaran Islam yang sesuai dengan unsur-unsur manajemen (Mulyono, 2010).

Manajemen keuangan bukan hanya seputar pencatatan akuntansi. Tetapi merupakan bagian penting dari manajemen program dan tidak boleh dipandang sebagai suatu aktivitas tersendiri yang menjadi bagian pekerjaan orang keuangan (Subagio, 2010). Jadi, manajemen keuangan pada Masjid yaitu pengelolaan semua bentuk keuangan baik usaha memperoleh atau mengumpulkan modal untuk membiayai aktifitas atau kegiatan yang secara langsung maupun tidak


(38)

langsung untuk menunjang penyelenggaraan aktifitas atau kegiatan tersebut secara efektif dan efisien dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditentukan. 5. Sistem Pengendalian Internal

Pengendalian dalam arti sempit disamakan dengan internal check yang merupakan prosedur mekanis dan secara otomotis dapat saling memeriksa ketelitian dan pencatatan data akutansi yang dilakukan oleh suatu bagian dengan hasil-hasil pencatatan lainnya. Pengendalian intern meliputi struktur organisasi dan semua cara-cara serta alat-alat yang terkoordinasi yang digunakan didalam perusahaan dengan tujuan untuk menjaga keamanan harta milik perusahaan, memeriksa ketelitian dan kebenaran data akutansi, memajukan efesiensi didalam operasi dan membantu menjaga dipatuhinya kebijakan manajemen yang telah ditetapkan terlebih dahulu ( Zaki, 1990).

Menurut Mulyadi (2001) suatu perusahaan atau organisasi akan memiliki pengendalian internal yang baik, bila didalamnya terdapat ciri atau karakteristik yang baik atau memuaskan. Antara lain adalah:

a. Suatu struktur organisasi yang memisahkan tanggung jawab fungsional secara tegas.

b. Suatu sistem wewenang dan prosedur pencatatan yang memberikan perlindungan yang cukup terhadap kekayaan, utang, pendapatan-pendapatan, dan biaya-biaya.

c. Praktik-praktik yang sehat dalam melaksanakan tugas dan fungsi setiap unit organisasi.


(39)

Menurut Mulyadi (2001) untuk memenuhi tujuan-tujuan sistem pengendalian intern harus dipenuhi unsur-unsur sebagai berikut :

a. Struktur organisasi merupakan kerangka pembagian tugas fungsional kepada unit-unit organisasi yang dibentuk untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan pokok perusahaan. Struktur organisasi yang baik adalah yang dirancang berdasarkan prinsip-prinsip sebagai berikut :

1) Harus ada pemisahan antara fungsi-fungsi operasi, penyimpanan dan akutansi.

2) Tidak ada satupun unit organisasi (bagian) yang diberi tanggung jawab untuk melaksanakan semua tahap atau transaksi.

b. Sistem wewenang dan prosedur pencatatan yang memberikan perlindungan yang cukup terhadap kekayaan, utang, pendapatan dan biaya. Oleh karena itu dalam organisasi harus dibuat sistem yang mengatur pembagian wewenang untuk otorisasi terlaksananya setiap transaksi (Mulyadi, 2011).

c. Praktik yang sehat dalam melaksanakan tugas dan fungsi tiap bagian organisasi. Beberapa unsur untuk menciptakan praktik yang sehat:

1) Struktur organisasi yang baik.

2) Sistem wewenang dan prosedur pencatatan yang memadai.

3) Harus didukung oleh praktik yang sehat sehingga dalam pelaksanaanya dapat berjalan dengan baik.

d. Karyawan yang mutunya sesuai dengan tanggung jawabnya. Mutu pegawai mempengaruhi sukses tidaknya suatu pengendalian intern,


(40)

karena bagaimanapun baiknya struktur organisasi serta wewenang dan prosedur-prosedur, tetapi mutu pegawainya tidak memenuhi syarat yang diinginkan, sulit diharapkan bahwa SPI akan berhasil dengan baik.

e. Pengawasan Tambahan, untuk menjamin sistem pengendalian intern yang baik, selain terpenuhinya keempat ciri-ciri diatas, diperlukan beberapa pengawasan tambahan yang terdiri dari laporan, budget / standar dan suatu staf audit intern.

6. Kegiatan Pengumpulan Dana

Pengumpulan adalah proses, cara, perbuatan, mengumpulkan, perhimpunan dan pengarahan (Burhan, 2013). Masjid lebih mengarah pada usaha-usaha pengumpulan dana dan penyaluran dana yang non profit, seperti zakat, infaq, dan shodaqoh.

a. Pengertian Zakat

Secara etimologi (bahasa) zakat berasal dari kata “zaka” yang berarti suci, baik, berkah, tumbuh, dan berkembang (Didin, 1998). Dipahami demikian sebab zakat merupakan upaya mensucikan diri dari kotoran kikir dan dosa, serta menyuburkan pahala melalui pengeluaran sedikit dari nilai harta pribadi untuk kaum yang memerlukan (Amiruddin, 2005).

b. Pengertian Infaq

Infaq berasal dari kata anfaqa yang berarti mengeluarkan sesuatu untuk kepentingan sesuatu. Sementara menurut istilah syari'at, infaq adalah mengeluarkan sebagian dari harta atau pendapatan atau penghasilan untuk suatu kepentingan yang diperintahkan agama Islam. Jika zakat ada


(41)

nisabnya, maka infaq dan shodaqoh terbebas dari nisab. Infaq bisa dilakukan oleh siapapun baik yang berpenghasilan rendah maupun sempit (Sanusi, 2009).

c. Pengertian Shodaqoh

Shodaqoh atau sedekah berasal dari kata “shadaqa” yang berarti benar. Orang yang suka bersedekah adalah orang yang benar pengakuan imannya. Menurut terminologi syariat, pengertian sedekah sama dengan pengertian infaq, termasuk juga hukum dan ketentuan-ketentuannya. Hanya saja, jika infaq berkaitan dengan materi, sedekah memiliki arti lebih luas, menyangkut hal yang bersifat non materiil (Didin, 1998). Dari pengertian diatas secara garis besar, dana shadaqoh, infaq dan zakat dapat didistribusikan pada dua jenis kegiatan, yaitu kegiatan-kegiatan yang bersifat konsumtif dan produktif. Kegiatan konsumtif adalah kegiatan yang berupa bantuan sesaat untuk menyelesaikan masalah yang sifatnya mendesak dan langsung habis setelah bantuan tersebut digunakan (jangka pendek). Sedangkan, kegiatan produktif adalah pemberian bantuan yang diperuntukkan bagi kegiatan usaha produktif. Sedangkan, kegiatan produktif sehingga dapat memberikan dampak jangka menengah-panjang bagi para mustahik.

7. Kualitas Laporan Keuangan

Laporan keuangan adalah catatan informasi suatu entitas pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan kinerja entitas atau organisasi tersebut. Laporan keuangan merupakan laporan yang terstruktur mengenai posisi keuangan dan transaksi-transaksi yang dilakukan oleh suatu


(42)

entitas pelaporan. Laporan keuangan dapat dikatakan sebagai data juga dapat dikatakan sebagai informasi (Tantriani, 2010). Data dapat berubah menjadi informasi kalau diubah kedalam konteks yang memberikan makna (Lillrank, 2003). Tujuan umum laporan keuangan adalah menyajikan informasi mengenai posisi keuangan, realisasi anggaran, arus kas, dan kinerja keuangan suatu entitas pelaporan yang bermanfaat bagi para pengguna dalam membuat dan mengevaluasi keputusan mengenai alokasi sumber daya.

Menurut Harahap (2012) laporan keuangan pada dasarnya harus memiliki kualitas informasi atau karakteristik kualitatif agar dapat memberikan informasi yang berkualitas tinggi bagi para pemakainya seperti:

a. Dapat Dipahami

Kualitas penting informasi yang ditampung dalam laporan keuangan adalah kemudahannya untuk segera dapat dipahami oleh pemakai. b. Relevan

Agar bermanfaat, informasi harus relevan untuk memenuhi kebutuhan pemakai dalam proses pengambilan keputusan.

c. Keandalan

Agar bermanfaat, informasi juga harus andal (reliable). Informasi memiliki kualitas andal jika bebas dari pengertian yang menyesatkan, kesalahan material, dan dapat diandalkan pemakainya sebagai penyajian yang tulus atau jujur (faithful representation) dari yang seharusnya disajikan atau yang secara wajar diharapkan dapat disajikan.


(43)

d. Dapat Dibandingkan

Implikasi penting dari karakteristik kualitatif dapat diperbandingkan adalah bahwa pemakai harus mendapat informasi tentang kebijakan akuntansi yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan dan perubahan kebijakan serta pengaruh perubahan tersebut.

B. Penurunan Hipotesis

1. Praktik Manajemen Keuangan dan Kualitas Laporan Keuangan

Dalam ilmu manajemen keuangan adalah suatu kegiatan perencanaan, penganggaran, pemeriksaan, pengelolaan, pengendalian, pencarian dan penyimpanan dana yang dimiliki oleh suatu organisasi atau perusahaan. Menurut Sutrisno (2003) tujuan dari manajemen keuangan adalah bagaimana mengelola perusahaan, baik untuk mendapatkan dana maupun mengalokasikan dana guna mencapai nilai perusahaan yaitu kemakmuran pemegang saham.

Penelitian yang dilakukan oleh Atiek, dkk. (2010) menemukan bahwa kemampuan manajemen, ilmu akuntansi, pelatihan, akuntansi, sumber daya manusia, pengalaman di bidang akuntansi, SPI, TI, integritas, kesinambungan, budaya organisasi dan latar belakang pendidikan mempengaruhi kualitas laporan keuangan pada UMKM di Kabupaten Bayumas. Penelitian serupa dilakukan oleh Zaenal (2008) yang menemukan bahwa manajemen keuangan, resiko perusahaan dan informasi teknologi berpengaruh positif terhadap kualitas laporan keuangan perusahaan.


(44)

Penelitian Jamaliah, dkk. (2013) menemukan bahwa pengurus, komite Masjid berhak ikut serta dalam mendiskusikan strategi manajemen keuangan Masjid. Dimana nantinya akan berdampak pada kuantitas dan kualitas laporan keuangan serta pengelolaan keuangan yang efektif. Manajemen keuangan memiliki fungsi yang sangat vital disamping fungsi manajemen yang lainnya, karena manajemen keuangan berkaitan dengan bagaimana perusahaan mencari dana dan mengelola dana tersebut agar dapat mencapai tujuan atau target yang telah ditetapkan organisasi atau perusahaan.

Praktik manajemen keuangan merupakan suatu proses dalam pengaturan aktifitas atau termasuk di dalam kegiatan keuangan organisasi. Logikanya, semakin tinggi praktik manajemen keuangan organisasi yang dilakukan oleh pihak pengelola semakin baik kualitas laporan keuangan yang akan dihasilkan. Merujuk pada teori, logika dan hasil penelitian sebelumnya, maka penurunan hipostesisnya sebagai berikut:

H1: Terdapat pengaruh positif antara Praktik Manajemen Keuangan dan

Kualitas Laporan Keuangan.

2. Sistem Pengendalian Internal dan Kualitas Laporan Keuangan

Menurut Peraturan Pemerintah No.60 Tahun 2008 “Sistem Pengendalian Intern adalah proses yang integral pada tindakan dan kegiatan yang dilakukan secara terus menerus oleh pimpinan dan seluruh pegawai untuk memberikan keyakinan memadai atas tercapainya tujuan organisasi melalui kegiatan yang


(45)

efektif dan efisien, keandalan pelaporan keuangan, pengamanan asset negara dan ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan.”

Penelitian yang dilakukan oleh Tuti (2014) mengenai Pengaruh Sistem Pengendalian Intern Terhadap Kualitas Laporan Keuangan mengungkapkan bahwa pengaruh sistem pengendalian intern berpengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah daerah. Penelitian serupa dilakukan oleh Anggraeni, dkk. (2011) tentang Pengaruh Sistem Pengendalian Intern Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Kabupaten Gorontalo Utara yang menunjukkan bahwa sistem pegendalian intern berpengaruh terhadap kualitas laporan keuangan Pemerintah Kabupaten Gorontalo Utara.

Menurut Jamaliah, dkk. (2013) tujuan dari dilaksanakannya sistem pengendalian intern adalah untuk menghasilkan laporan keuangan yang bebas dari salah saji, untuk patuh terhadap perundang-undangan dan untuk menjaga aset organisasi. Dengan adanya kontrol dari pihak intern yang kuat di dalam organisasi Masjid, maka dapat mengurangi segala bentuk penyimpangan terutama penyalahgunaan dana yang masuk berupa infaq, sodakoh maupun zakat, sehingga dana menjadi aman. Pengelolaan dana merupakan isu penting yang harus mendapat perhatian serius dari organisasi Masjid dan masyarakat.

Pada penelitian Jamaliah, dkk. (2013) mengungkapkan selain pengurus, komite Masjid berhak ikut serta dalam pengendalian internal yang efektif untuk meningkatkan kinerja keuangan Masjid yang pastinya berdampak terhadap kualitas laporan keuangan. Hal ini disebabkan karena kelalaian dalam


(46)

pengelolaan dana akan berakibat mudahnya terjadi pencurian, penggelapan, dan bentuk manipulasi lainnya.

Maka, penurunan hipotesisnya ialah:

H2: Terdapat pengaruh positif antara Sistem Pengendalian Internal dan

Kualitas Laporan Keuangan.

3. Kegiatan Pengumpulan Dana dan Kualitas Laporan Keuangan

Hal utama yang perlu diperhatikan yang mendasar dalam mengatur arus kas adalah memahami dengan jelas fungsi dana atau uang yang dimiliki, disimpan atau diinvestasikan (Binti, 2011). Catatan penting adalah penghimpunan dana secara kolektif akan menghasilkan dana dalam jumlah besar, sehingga pendistribusiannya dapat direncanakan dan diatur untuk program jangka panjang yang bersifat produktif.

Penelitian yang dilakukan oleh Binti (2011) menemukan bahwa implementasi Pengelolaan Keuangan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas laporan keuangan. Hal ini menunjukan bahwa semakin tinggi tingkat Implementasi Pengelolaan Keuangan maka semakin tinggi pula tingkat kualitas laporan keuangan. Serupa dengan penelitian Jamaliah, dkk. (2013) yang menemukan hasil positif dari kegiatan pengumpulan dana. Selanjutnya, Masjid perlu menyadari pentingnya penggalangan dana. Keterlibatan aktif anggota komite Masjid dalam kegiatan pengumpulan dana memfasilitasi aliran dana yang berkelanjutan ke Masjid.

Menurut (Burhan, 2013) tujuan dari pelaporan pengumpulan dana adalah untuk pertama memberikan informasi yang diperlukan untuk mengelola secara


(47)

tepat, efisien, dan efektif atas zakat, infaq, shadaqah, hibah, dan wakaf yang dipercayakan kepada organisasi atau lembaga pengelola zakat. Dari teori, logika dan hasil penelitian sebelumnya, maka, bentuk hipotesisnya ialah:

H3: Terdapat pengaruh positif antara Kegiatan Pengumpulan Dana dan

Kualitas Laporan Keuangan.

C. Model Penelitian

Adapun model dari penelitian yang akan dilakukan ialah sebagai berikut:

H1 (+)

H2 (+)

H3 (+)

Gambar 2.2 Model Penelitian Praktek

Manajemen Keuangan

Sistem Pengendalian

Internal

Kegiatan Pengumpulan

Dana

Kualitas Laporan Keuangan


(48)

25 A. Objek dan Subjek Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Masjid se-Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Objek dari penelitian ini adalah Masjid besar se-Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta yang terdaftar di Bidang Penamas Kanwil Kementrian Agama Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Subjek penelitian ini adalah seluruh pengelola Masjid yang meliputi Takmir Masjid, Wakil Takmir Masjid, Bendahara, Sekretaris, PHBI dan anggota lainnya yang termasuk dalam struktur organisasi.

B. Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Data primer merupakan data yang berasal dari sumber asli dan dikumpulkan secara khusus untuk menjawab pertanyaan penelitian dengan metode tertentu. Sumber data primer dari penelitian ini adalah data yang diperoleh secara langsung dari objek penelitian (responden), yang berasal dari pengisian kuisioner.

C. Teknik Pengambilan Sampel

Pemilihan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode Purposive Sampling, yaitu tipe pemilihan sampel berdasarkan kriteria tertentu. Kriteria yang dimaksud terdiri dari 2 hal, yaitu:


(49)

1. Masjid tempat responden bekerja dan beraktivitas merupakan Masjid besar sesuai Bidang Penamas Kanwil Kementrian Agama Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.

2. Data kuisioner yang dipakai adalah kuisioner yang diisi oleh pihak pengurus Masjid.

D. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data primer menggunakan metode survei dengan teknik kuisioner. Kuisioner yang dimaksud merupakan butir-butir pernyataan yang ditujukan kepada para responden untuk membentuk indikator tiap-tiap variabel penelitian. Skala yang digunakan merupakan skala likert dengan jawaban bertingkat 5 kategori dari sangat tidak setuju hingga sangat setuju. Kuisioner diberikan secara langsung kepada responden pihak pengurus Masjid.

E. Definisi Operasional Variabel Penelitian 1. Variabel Dependen

Variabel Dependen pada penelitian ini adalah Kualitas Laporan Keuangan (KLK). Pernyataan-pernyataan dalam kuisioner merupakan pengembangan dari dari penelitian sebelumnya, yaitu dari Widyaningtias (2014).Terdapat 8 pernyataan yang masing-masing membentuk indikator prinsip-prinsip kualitas laporan keuangan dan akan diukur menggunakan skala likert yang terbagi menjadi 5 poin, yaitu:


(50)

a. Jawaban Sangat Setuju (SS) memiliki nilai poin 5 b. Jawaban Setuju (S) memiliki nilai poin 4

c. Jawaban Netral (N) memiliki nilai poin 3

d. Jawaban Tidak Setuju (TS) memiliki nilai poin 2 e. Jawaban Sangat Tidak Setuju (STS) memiliki poin 1

Alat ukur variabel kualitas laporan keuangan pada penelitian ini ialah dengan merujuk dari laporan keuangan yang dihasilkan oleh pihak Masjid menurut PSAK No. 45, meliputi:

a) Laporan Posisi Keuangan

Laporan posisi keuangan mencakup entitas nirlaba secara keseluruhan serta menyajikan total aset, liabilitas, dan aset neto (IAI, 2011: 45.6). b) Laporan Aktivitas

Laporan aktivitas mencakup entitas nirlaba secara keseluruhan dapat menyajikan perubahan jumlah aset neto selama suatu periode. Perubahan aset neto dalam laporan aktivitas tercermin pada aset neto dan ekuitas dalam posisi keuangan (IAI, 2011: 45.8).

c) Laporan Arus Kas

Laporan arus kas harus melaporkan arus kas selama periode tertentu serta diklasifikasi menurut aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan (IAI, 2009: 2.5).


(51)

d) Catatan Atas Laporan Keuangan

Catatan atas laporan keuangan, merupakan bagian yang tidak dapat terpisah dari laporan-laporan di atas. Catatan atas laporan keuangan dapat berupa:

1) Perincian dari suatu perkiraan yang disajikan, contohnya aktiva tetap.

2) Kebijakan akuntansi yang diterapkan, misalnya metode penyusutan serta tarif yang digunakan untuk aktiva tetap lembaga atau organisasi, metode pencatatan piutang yang tidak dapat ditagih serta presentase yang digunakan untuk pencadangannya (IAI, dikutip dalam Pontoh, 2013: 5).

Hasil penilaian tersebut oleh peneliti dianggap dapat mewakili variabel kualitas laporan keuangan mengingat aspek-aspek yang menjadi penilaian kualitas keuangan bukan hanya dari laporan yang dihasilkan, melainkan juga telah mencakup hampir seluruh indikator kualitas keuangan laporan organisasi nirlaba, khususnya aspek kepatuhan terhadap peraturan-peraturan yang berlaku.

2. Variabel Independen

a. Praktik Manajemen Keuangan

Variabel ukuran untuk penelitian ini dilihat dari manajemen keuangan pada Masjid melakukan pengelolaan semua bentuk keuangan baik usaha memperoleh atau mengumpulkan modal untuk membiayai aktifitas atau kegiatan yang secara langsung maupun tidak langsung untuk menunjang penyelenggaraan aktifitas


(52)

atau kegiatan tersebut secara efektif dan efisien dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditentukan.

Pernyataan-pernyataan dalam kuisioner merupakan pengembangan dari dari penelitian sebelumnya, yaitu dari Jamaliah, dkk. (2013). Terdapat 6 pernyataan yang masing-masing memberntuk indikator prinsip-prinsip praktik manajemen keuangan dan akan diukur menggunakan skala likert yang terbagi menjadi 5 poin, yaitu:

1) Jawaban Sangat Setuju (SS) memiliki nilai poin 5 2) Jawaban Setuju (S) memiliki nilai poin 4

3) Jawaban Netral (N) memiliki nilai poin 3

4) Jawaban Tidak Setuju (TS) memiliki nilai poin 2 5) Jawaban Sangat Tidak Setuju (STS) memiliki poin 1 b. Sistem Pengendalian Internal

Penerapan sistem pengendalian internal yang kurang baik akan sangat berpengaruh terhadap kualitas laporan keuangan suatu organisasi sehingganya sistem pengendalian intern menjadi sangat penting dalam suatu perusahaan untuk menjaga kekayaan organisasi tersebut (Erwin, 2013). Serta mengetahui sejauh mana pengendalian internal berpengaruh dalam pelaksaan pengelolaan keuangan yang dilakukan oleh pihak Masjid.

Variabel Sistem pengendalian internal terdiri atas 6 item pernyataan. Pernyataan-pernyataan dalam kuisioner diadopsi dari penelitian dari Jamaliah, dkk. (2013) serta akan diukur menggunakan skala likert yang terbagi menjadi 5 poin.


(53)

c. Kegiatan Pengumpulan Dana

Dalam variabel Kegiatan Pengumpulan Dana lebih mengarah pada usaha-usaha pengumpulan dana dan penyaluran dana pada organisasi non-profit, seperti zakat, infaq, dan shodaqoh. Selain mengukur pengumpulan dan penyaluran dana peneliti juga mengukur sejauh mana kontribusi pihak pengelola keuangan Masjid dalam proses kegiatan yang dilakukan dalam memenuhi kewajibannya.

Pernyataan-pernyataan dalam kuisioner diadopsi dari penelitian Jamaliah, dkk. (2013). Terdapat 6 pernyataan yang masing-masing membentuk indikator prinsip-prinsip praktik manajemen keuangan dan akan diukur menggunakan skala likert yang terbagi menjadi 5 poin, yaitu:

1) Jawaban Sangat Setuju (SS) memiliki nilai poin 5 2) Jawaban Setuju (S) memiliki nilai poin 4

3) Jawaban Netral (N) memiliki nilai poin 3

4) Jawaban Tidak Setuju (TS) memiliki nilai poin 2 5) Jawaban Sangat Tidak Setuju (STS) memiliki poin 1

F. Uji Kualitas Instrumen dan Data 1. Uji Validitas dan Reliabilitas

Uji Validitas bertujuan untuk mengetahui sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya. Dalam pengujian ini, indikasi bahwa data valid ialah ketika nilai loading factor > 0,4 .


(54)

Uji Reliabilitas digunakan untuk melihat sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya. Hasil pengukuran dapat dipercaya apabila digunakan dalam beberapa kali pengukuran terhadap subyek yang sama diperoleh hasil yang relatif sama, selama aspek yang diukur dalam diri subyek tidak berubah. Pengujian dapat dilakukan dengan meilhat nilai cronbach alpha. Suatu konstruk dikatakan reliabel jika nilai cronbach alpha > 0,6 (Nunnally, 1969 dalam Nazaruddin; 65).

2. Statistik Deskriptif

Pengujian ini untuk melihat demografi sample. Khususnya untuk melihat persebaran pengukuran dan juga data statistik yang umum yaitu rata-rata, maksimum dan minimum.

3. Uji Asumsi Klasik a. Multikolinieritas

Untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Model uji regresi yang baik ialah tidak terjadi multikolinieritas. Indikasinya ialah nilai VIF < 10. Model regresi dinyatakan terbebas dari multikolinieritas apabila nilai Tolerance≥ 0,10 dan nilai VIF ≤ dari 10.

b. Heteroskedastisitas

Uji Heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pangamatan yang lain (Ghozali, 2011; 139). Model regresi yang baik adalah yang tidak terjadi Heteroskedastisitas yang berarti varians dari residual adalah homogen (sama). Uji yang digunakan adalah Uji Glejser. Metode pengujian ini mengusulkan untuk meregres nilai absolut residual terhadap variabel


(55)

independen (Gujarati dalam Ghozali, 2011; 142). Jika nilai signifikansi setiap variabel > nilai alpha (0,05), maka dalam model regresi, variansnya telah bersifat homogen.

c. Normalitas

Pengujian ini dimaksudkan untuk melihat apakah dalam model regresi variabel terikat dan variabel bebas keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah model regresi yang berdistribusi normal. Mengujinya ialah dengan cara melihat nilai signifikansi dari hasil uji

Kolmogorov-smirnov> 0,05. 4. Uji Regresi Linier

Uji regresi linier bertujuan untuk menguji penerimaan atau penolakan terhadap hipotesis penelitian yang diajukan. Uji hipotesis menggunakan uji regresi linier berganda. Hipotesis akan diterima jika memiliki nilai signifikansi < nilai alpha (0,05) dan nilai koefisien regresi searah dengan arah hipotesis. Hasil pengujian model akan menunjukkan bagaimana pengaruh seluruh variabel independen (praktik manajemen keuangan, sistem pengendalian internal dan kegiatan pengumpulan dana) secara bersama-sama dan juga secara parsial dalam memengaruhi variabel dependen (Kualitas laporan keuangan).

Adapun bentuk persamaan regresi berganda pada penelitian ini adalah sebagai berikut:


(56)

KLK = α + β1 PMK + β2 SPI + β3 KPD + e di mana,

Y : kualitas Laporan Keuangan (KLK)

α : konstanta

β1 : koefisien PMK

β2 : koefisien SPI

β3 : koefisien KPD

PMK : Praktik Manajemen Keuangan

SPI : Sistem Pengendalian Internal

KPD : Kegiatan Pengumpulan Dana

e : error

5. Uji Koefisien Determinasi

Uji koefisien determinasi dilakukan untuk memperoleh besarnya tingkat kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan perubahan variabel dependen. Angka yang menjadi tolak ukur koefisien determinasi adalah nilai Adjusted R Square.

6. Determinasi dan Uji Signifikansi Simultan (Uji F)

Uji simultan akan menunjukkan apakah secara signifikan variabel bebas secara bersama-sama memengaruhi variabel terikat. Pengaruhnya dapat dibuktikan dengan cara membandingkan besarnya nilai F hitung dengan nilai F tabel. Jika nlai F hitung > dari F tabel, maka dapat dinyatakan ketiga variabel independen secara bersama-bersama memengaruhi variabel dependen.


(57)

7. Uji Signifikansi Parsial (Uji t)

Pengujian parsial atau individual ditujukan untuk mengetahui bagimana tingkat dan arah pengaruh masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat. Sebuah variabel bebas dikatakan berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat apabila nilai probabilitas signifikansinya < nilai alpha (0,05). Sedangkan arah pengaruhnya dapat dilihat dari nilai koefisien beta (β) setiap variabel. Jika koefisien beta semakin mendekati angka 1, maka pengaruhnya kuat, sebaliknya, semakin mendekati 0, maka pengaruhnya lemah.


(58)

35

A. Gambaran Umum Objek dan Subjek Penelitian

Objek pada penelitian ini adalah Masjid besar di Daerah Istimewa Yogyakarta menurut data Bidang Penamas Kanwil Kementrian Agama Provinsi DIY dan Kantor Kementrian Agama Kabupaten/Kota se-Provinsi DIY. Terdapat 19 Masjid besar di Daerah Istimewa Yogyakarta dan tersebar diberbagai Kabupaten, antara lain berada di Kabupaten Bantul, Sleman, Gunung Kidul, Kulonprogo dan di Kabupaten Kota Yogyakarta kota.

Pemilihan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode purposive sampling. Sesuai dengan kriteria sampel pada BAB sebelumnya, maka dari 19 total 19 Masjid besar tersebut semuanya memenuhi kriteria. Penelitian ini menggunakan data primer (kuisioner) yang diserahkan langsung kepada responden. Mengingat jumlah pengurus pada masing-masing Masjid besar lebih dari 20 orang. Masing-masing Masjid diwakilkan oleh 10 pengurus yang mengisi kuisioner, diantaranya adalah Takmir, Wakil Takmir, Sekretaris, Bendahara, Panitia kegiatan atau PHBI, Pengelola Masjid serta perwakilan pengurus Masjid lainnya.

Peneliti melewati beberapa proses untuk memperoleh data sampel yang akan diteliti. Pertama, peneliti memberikan kuisioner kepada calon responden secara langsung dengan mendatangi setiap Masjid yang telah ditentukan. Terakhir, setelah kuisioner dikembalikan oleh pihak responden kemudian peniliti juga melakukan wawancara mengenai laporan keuangan serta manajemen pada Masjid tersebut


(59)

dengan tujuan untuk memperjelas pernyataan yang ada pada kuisioner. Berikut hasil penyaringan jumlah sampel penelitian:

Tabel 4.1

Hasil Penyaringan Sampel

Keterangan Total Presentase (%)

Sampel 19 100%

Masjid yang bisa diakses 18 95%

Kuisioner dibagikan 190 100%

Kuisioner yang kembali 174 91%

Kuisioner yang dapat diolah 167 95% Jumlah sampel akhir yang diteliti 167 95%

Sumber: Perhitungan jumlah sampel

Dari tabel 4.1, diketahui bahwa dari jumlah sampel Masjid besar se-Provinsi 19 Masjid besar yang termasuk dalam sampel dan memenuhi kriteria penelitian. Sampel awal, kuisioner yang dibagikan sebanyak 190 dan kuisoner yang kembali sebesar 91% (174 kuisioner). Dari kuisioner yang dikembalikan oleh responden, 95% (167 kuisioner) yang dapat diolah dan dijadikan sebagai sampel akhir.

Tabel 4.2 Kategori Responden Responden Berdasarkan Kategori

Pengurus Masjid

Total Presentase (%)

Takmir Masjid 13 7%

Wakil Takmir Masjid 15 9%

Bendahara 17 10%

Sekretaris 17 10%

Kegiatan dan PHBI 62 37%

Pengelola Masjid 34 21%

Perwakilan pengurus masjid lainnya 9 6%

Total 167 100%

Sumber: Rekapitulasi kuisioner

Dari tabel diatas menunjukkan jumlah masing-masing responden menurut kategori Pengurus Masjid. Responden dari kategori Takmir Masjid 13 responden


(60)

(7%), Wakil Takmir Masjid 15 responden (9%), Bendahara 17 responden (10%), Sekretaris 17 responden (10%), Kegiatan dan PHBI 62 responden (37%), Pengelola Masjid 34 responden (21%), serta Perwakilan pengurus masjid lainnya 9 responden (6%).

Tabel 4.3

Tingkat Pendidikan Responden Tingkat Pendidikan

Responden

Jumlah Presentase (%)

SMP 4 2%

SMA 47 28%

Diploma 9 7%

S1 76 45%

S2 23 13%

S3 8 5%

Total 167 100%

Sumber: Rekapitulasi kuisioner

Tabel 4.3 memperlihatkan latar belakang pendidikan setiap responden. Dari data tersebut diketahu bahwa latar belakang pendidikan tertinggi adalah S3 dan terendah SMP. Responden terbanyak memiliki latar belakang pendidikan S1 (45%) dan paling sedikit adalah SMP (2%).

Tabel 4.4 Letak Geografis Masjid

Letak Geografis Jumlah Presentase (%)

Wilayah Jalan Utama 10 55%

Kawasan Pemukiman 8 45%

Total 18 100%

Sumber: Rekapitulasi kuisioner

Berdasarkan tabel 4.4 letak geografis Masjid dalam penelitian ini dikategorikan dua kategori yaitu letak Masjid di wilayah jalan utama dan kawasan pemukiman. Dari


(61)

hasil rekapitulasi tabel diatas sebagian besar Masjid letak geografisnya berada di jalan utama (55%) dan Masjid lainnya berada di kawasan pemukiman (45%).

Tabel 4.5

Tingkat Jamaah (rata-rata perhari)

Jumlah Jamaah Jumlah Presentase (%)

< 50 orang 0 0%

50 - 100 orang 4 22%

101 - 150 orang 3 17%

151 - 200 orang 5 28%

> 200 orang 6 33%

Total 18 100%

Sumber: Rekapitulasi kuisioner

Dari tabel diatas, jumlah jamaah Masjid besar se-Provinsi DIY. Dari 18 Masjid, 0 (0%) Masjid jumlah jamaah yang kurang dari 50 orang rata-rata tiap hari. Data tersebut juga memberikan gambaran bahwa sebagian besar Masjid besar di DIY jumlah rata-rata jamaah perhari diatas 200 orang yaitu pada 6 Masjid (33%).

Tabel 4.6

Rekapitulasi Pengurus Masjid

Jumlah Pengurus Jumlah Presentase (%)

< 25 orang 2 17%

25 - 35 orang 4 22%

36 - 45 orang 6 33%

46 - 55 orang 2 11%

> 55 orang 4 17%

Total 18 100%

Sumber: Rekapitulasi kuisioner

Dari tabel 4.6 memperlihatkan jumlah pengurus Masjid besar di DIY memiliki jumlah pengurus yang tidaklah sedikit, sebanyak 2 Masjid (17%) hanya memiliki pengurus kurang dari 25 orang. Sedangkan terdapat 4 Masjid (17%) seluruh pengurus lebih dari 55 orang.


(62)

Tabel 4.7

Data Infaq rata-rata perbulan

Jumlah Infaq Jumlah Presentase (%)

< 1jt 0 0%

1 - 5 jt 2 11%

5 - 10 jt 2 11%

10 - 15 jt 5 28%

> 15 jt 9 50%

Total 18 100%

Sumber: Rekapitulasi kuisioner

Tabel diatas menunjukkan jumlah rata-rata infaq perbulan setiap Masjid yang menjadi sampel pada penelitian ini. Rata-rata infaq terendah ialah 1-5 juta perbulan di 2 Masjid (11%). Dan terdapat 9 Masjid (50%) rata-rata infaq diatas 15 juta perbulan. Masjid lainnya rata-rata infaq perbulan bervariasi, sebanyak 5-10 juta perbulan pada 2 Masjid (11%) dan 5 Masjid (28%) jumlah rata-rata infaq perbulan 10-15 juta.

Tabel 4.8

Hasil Rekapitulasi Luas area Masjid Luas Area Masjid

(Luas Tanah & Bangungan) Jumlah Presentase (%)

< 500 m² 0 0%

500 – 1.000 m² 4 22%

1.000 – 1.500 m² 5 28%

1.500 – 2.000 m² 2 11%

> 2.000 m² 7 39%

Total 18 100%

Sumber: Rekapitulasi kuisioner

Pada tabel 4.8 diketahui luas area Masjid pada sampel penelitian, Masjid terkecil memiliki luas antara 500-1.000 m2 yaitu 4 Masjid (22%). Teradapat 7 Masjid


(63)

(39%) mempunyai luas lebih dari 2.000 m2 yang meliputi luas tanah dan luas bangunan.

Tabel 4.9

Hasil Rekapitulasi Penerimaan dana Masjid Sumber Penerimaan Dana

Masjid

Jumlah Presentase (%)

Infaq dan Shodaqoh 16 89%

Bantuan Pemerintah 2 11%

Donatur tetap dari masyarakat 0 0%

Lain-lain 0 0%

Total 18 100%

Sumber: Rekapitulasi kuisioner

Berdasarkan tabel diatas, diperoleh informasi bahwa sumber penerimaan dana pada 16 Masjid (89%) dari Infaq dan Shodaqoh. Terdapat 2 Masjid (11%) yang mendapat bantuan dari pemerintah. Sedangkan tidak ada sumber dana dari donatur tetap masyarakat maupun dari sumber dana lainnya.

Tabel 4.10

Hasil Rekapitulasi Laporan Keuangan yang dibuat Laporan Keuangan Masjid Jumlah Presentase

(%)

Laporan Aktivitas 18 100%

Laporan Posisi Keuangan 15 83%

Laporan Arus Kas 18 100%

Catatan Atas Laporan Keuangan 13 72%

Sumber: Rekapitulasi kuisioner

Tabel 4.10 menunjukkan bahwa laporan keuangan yang dibuat pada setiap Masjid belum lengkap dan seluruh pos-pos sesuai PSAK No.45 belum terpenuhi. Sebanyak 18 Masjid (100%) sudah membuat laporan keuangan berupa Laporan Aktivitas, dan Laporan Arus Kas. Namun, 15 Masjid (83%) Masjid yang telah


(64)

membuat Laporan Posisi Keuangan serta 13 Masjid (72%) yang memiliki Catatan Atas Laporan Keuangan.

Tabel 4.11

Hasil Rekapitulasi Standar Akuntasi yang digunakan Standar Akuntansi yang digunakan Jumlah

PSAK No. 45 0

Aturan yang dibuat sendiri 18

Tidak ada 0

Total 18

Sumber: Rekapitulasi kuisioner

Dari tabel diatas, tidak ada Masjid (0%) membuat laporan keuangan mengacu pada PSAK No. 45. Semua Masjid (100%) menggunakan aturan yang dibuat sendiri dalam membuat laporan keuangan.

Tabel 4.12 Hasil Statistik Deskriptif

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

PMK 167 12,00 27,00 20,12 3,108

SPI 167 11,00 26,00 21,20 3,388

KPD 167 10,00 24,00 20,14 3,335

KLK 167 18,00 36,00 30,03 4,510

Valid N (listwise) 167

Sumber: Output SPSS v.15.0.

Dari tabel Statistik deskriptif dalam tabel 4.12 memberikan informasi umum mengenai setiap sampel dan variabel penelitian. Dari tabel di atas dapat diketahui jumlah sampel pada penelitian, nilai terendah, tertinggi, rata-rata dan simpangan baku setiap variabel penelitian.

Jumlah sampel penelitian adalah 167 dengan 4 variabel. Variabel praktik manajemen keuangan (PMK) memiliki nilai rata-rata 30,12 dengan simpangan baku 3,108. Nilai rata-rata variabel sistem pengendalian internal (SPI) adalah 21,20 dan


(65)

simpangan bakunya 3,388. Kegiatan pengumpulan dana (KPD) memiliki rata-rata 20,14 dengan simpangan baku 3,335. Terakhir, variabel kualitas laporan keuangan (KLK) memiliki nilai rata-rata 30,03 dengan simpangan baku 4,510.

B. Hasil Uji Kualitas dan Instrumen Data 1. Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengukur valid atau sah tidaknya suatu kuisioner (Ghozali, 2011; 52). Cara mengujinya dengan membandingkan nilai r tabel dengan nilai r hitung setiap item konstruk pertanyaan. Jika r hitung > r tabel, maka kevalidan data sudah teruji.

Tabel 4.13

Hasil Uji Validitas Variabel Praktik Manajemen Keuangan Konstruk Nilai r hitung Nilai r tabel df (167-2) α 0,05 Hasil

PMK_1 0,489 0,1519 Valid

PMK_2 0,504 0,1519 Valid

PMK_3 0,491 0,1519 Valid

PMK_4 0,560 0,1519 Valid

PMK_5 0,483 0,1519 Valid

PMK_6 0,454 0,1519 Valid

Sumber: Perbandingan nilai r

Tabel 4.14

Hasil Uji Validitas Variabel Sistem Pengendalian Internal Konstruk Nilai r hitung Nilai r tabel df (167-2) α 0,05 Hasil

SPI_1 0,555 0,1519 Valid

SPI_2 0,560 0,1519 Valid

SPI_3 0,476 0,1519 Valid

SPI_4 0,585 0,1519 Valid

SPI_5 0,694 0,1519 Valid

SPI_6 0,524 0,1519 Valid


(66)

Tabel 4.15

Hasil Uji Validitas Variabel Kegaitan Pengumpulan Dana Konstruk Nilai r hitung Nilai r tabel df (167-2) α 0,05 Hasil

KPD_1 0,401 0,1519 Valid

KPD_2 0,545 0,1519 Valid

KPD_3 0,715 0,1519 Valid

KPD_4 0,488 0,1519 Valid

KPD_5 0,663 0,1519 Valid

KPD_6 0,751 0,1519 Valid

Sumber: Perbandingan nilai r

Tabel 4.16

Hasil Uji Validitas Variabel Kualitas Laporan Keuangan Konstruk Nilai r hitung Nilai r tabel df (167-2) α 0,05 Hasil

KLK_1 0,423 0,1519 Valid

KLK_2 0,593 0,1519 Valid

KLK_3 0,670 0,1519 Valid

KLK_4 0,634 0,1519 Valid

KLK_5 0,453 0,1519 Valid

KLK_6 0,661 0,1519 Valid

KLK_7 0,612 0,1519 Valid

KLK_8 0,594 0,1519 Valid

Sumber: Perbandingan nilai r

Dari tabel 4.13, tabel 4.14, tabel 4.15 dan tabel 4.16 hasil uji validitas menunjukkan bahwa masing-masing konstruk pernyataan variabel tiap variabel memiliki nilai r hitung yang diperoleh dari perhitungan statistik > nilai r tabel. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa seluruh konstruk variabel praktik manajemen keuangan, sistem pengendalian internal, kegiatan pengumpulan dana dan kualitas laporan keuangan sudah valid dan dapat dilanjutkan untuk pengujian lainnya.


(67)

2. Uji Reliabilitas

Kuisioner penelitian sebagai instrumen pengumpulan data merupakan indikator dari konstruk atau indikator. Suatu kuisioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu (Ghozali, 2011; 47). Uji yang digunakan untuk membuktikan keandalan data ialah uji statistik Cronbach Alpha dengan bantuan software SPSS v.15.0. Suatu konstruk dikatakan reliabel jika nilai cronbach alpha > 0,6 (Nunnally dalam Nazaruddin, 2011; 65).

Tabel 4.17

Hasil Uji Reliabilitas Variabel Praktik Manajemen Keuangan

Reliability Statistics Cronbach's

Alpha

Cronbach's Alpha Based on Standardized Items

N of Items

,753 ,759 6

Sumber: Output SPSS v.15.0.

Dari hasil uji reliabilitas pada tabel 4.17, diperoleh nilai cronbach alpha untuk variabel praktik manajemen keuangan adalah 0,753 dan > 0,6. Oleh sebab itu, ke 6 konstruk dalam kuisioner sudah teruji reliabilitasnya untuk membentuk variabel praktik manajemen keuangan dan dilanjutkan ke pengujian selanjutnya.

Tabel 4.18

Hasil Uji Reliabilitas Variabel Sistem Pengendalian Internal

Reliability Statistics Cronbach's

Alpha

Cronbach's Alpha Based on Standardized Items

N of Items

,804 ,808 6


(68)

Dari hasil uji reliabilitas pada tabel diatas, diperoleh nilai cronbach alpha untuk variabel pengendalian sistem internal adalah 0,804 dan > 0,6. Oleh sebab itu, ke 6 konstruk dalam kuisioner sudah teruji reliabilitasnya untuk membentuk variabel sistem pengendalian internal dan dilanjutkan ke pengujian selanjutnya.

Tabel 4.19

Hasil Uji Reliabilitas Variabel Kegiatan Pengumpulan Dana

Reliability Statistics Cronbach's

Alpha

Cronbach's Alpha Based on Standardized Items

N of Items

,820 ,825 6

Sumber: Output SPSS v.15.0.

Dari hasil uji reliabilitas tabel 4.19, diperoleh nilai cronbach alpha untuk variabel kegiatan pengumpulan dana adalah 0,820 dan > 0,6. Oleh sebab itu, ke 6 konstruk dalam kuisioner sudah teruji reliabilitas untuk membentuk variabel kegiatan pengumpulan dana dan dilanjutkan ke pengujian selanjutnya.

Tabel 4.20

Hasil Uji Reliabilitas Variabel Kualitas Laporan Keuangan

Reliability Statistics Cronbach's

Alpha

Cronbach's Alpha Based on Standardized Items

N of Items

,845 ,844 8

Sumber: Output SPSS v.15.0.

Dari hasil uji reliabilitas pada tabel 4.20, diperoleh nilai cronbach alpha untuk variabel kualitas laporan keuangan adalah 0,845 dan > 0,6. Oleh sebab itu, ke 6 konstruk dalam kuisioner sudah teruji reliabilitas untuk membentuk variabel kualitas laporan keuangan dan dapat dilanjutkan ke pengujian selanjutnya.


(69)

C. Hasil Penelitian (Uji Hipotesis) 1. Uji Asumsi Klasik

Regresi dengan menggunakan metode estimasi Ordinary least Squares (OLS) akan memberikan hasil yang Best Linear Unbiased Estimator (BLUE) jika memenuhi semua asumsi klasik (Ghozali, 2011; 173). Uji asumsi klasik yang dilakukan pada penelitian ini meliputi uji multikoliniaritas, uji hetrokedastisitas, dan uji normalitas.

a. Multikoliniaritas

Uji Multikolinieritas ini bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen (Ghozali, 2011; 105). Untuk mendeteksinya, peneliti menggunakan cara dengan melihat nilai Tolerance serta Variance Inflation Factor (VIF). Model regresi dinyatakan terbebas dari multikolinieritas apabila nilai Tolerance ≥ 0,10 dan

nilai VIF ≤ dari 10. Berikut hasil pengujian multikolinieritas. Tabel 4.21

Hasil Uji Multikolinieritas

Variabel Nilai Tolerance Nilai VIF Hasil

PMK 0,261 3,825 Tidak terjadi multikolinieritas SPI 0,191 5,236 Tidak terjadi multikolinieritas KPD 0,208 4,815 Tidak terjadi multikolinieritas

Sumber: Output SPSS v.15.0.

Pada tabel 4.21 menunjukkan hasil uji multikolinieritas. Hasilnya adalah dari ketiga variabel (PMK, SPI dan KPD) tidak ditemukan adanya multikolinieritas. Hal ini dibuktikan dengan nilai Tolerance setiap variabel > 0,01 dan nilai VIF-nya < 10.


(70)

b. Heteroskedastisitas

Uji Heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pangamatan yang lain (Ghozali, 2011; 139). Model regresi yang baik ialah yang tidak terjadi Heteroskedastisitas yang berarti varians dari residual adalah sama (homogen). Uji yang digunakan adalah Uji Glejser. Metode pengujian ini mengusulkan untuk meregres nilai absolut residual terhadap variabel independen (Ghozali, 2011; 142). Jika nilai signifikansi setiap variabel > nilai

alpha (0,05), maka dalam model regresi, variansnya telah bersifat homogen. Tabel 4.22

Hasil Uji Heteroskedastisitas

Model Unstandardized

Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

Std. Error 1

(Constant) 1,217 ,504 2,417 ,017

PMK -,089 ,047 -,287 -1,895 ,060

SPI ,028 ,050 ,097 ,545 ,586

KPD ,061 ,049 ,211 1,244 ,215

a Dependent Variable: ABS_RES

Sumber: Output SPSS v.15.0

Tabel 4.22 menunjukkan hasil regresi dari variabel PMK, SPI dan KPD terhadap nilai absolut residual. Nilai signifikansi setiap variabel dari pengujian ini > nilai alpha (0,05). Oleh karena itu, model regresi ini sudah terbebas dari heteroskedastisitas, dengan kata lain, variansnya residualnya bersifat sama (homogen).


(71)

c. Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal (Ghozali, 2011; 160). Dalam penelitian ini, uji normalitas menggunakan uji statistik non-parametrik Kolmogorov-Smirnov (K-S) dengan bantuan software statistik SPSS v.15.0. Data dapat dikatakan berdistribusi secara normal apabila uji statistik non-parametrik Kolmogorov-Smirnov (K-S).

Tabel 4.23 Hasil Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 167

Normal Parameters(a,b) Mean ,000000

Std. Deviation 1,57563427

Most Extreme Differences Absolute ,049

Positive ,049

Negative -,026

Kolmogorov-Smirnov Z ,631

Asymp. Sig. (2-tailed) ,820

a Test distribution is Normal. b Calculated from data.

Sumber: Output SPSS v.15.0

Dari Tabel 4.23 hasil uji normalitas diatas menunjukkan hasil uji statistik non parametrik Kolmogorov-Smirnov. Dari nilai yang ditunjukkan, seluruh data pada pengujian ini sudah berdistribusi normal. Hal ini dibuktikan dari nilai dan signifikansi variabel yang > nilai alpha (0,05).

Seluruh asumsi klasik sudah terpenuhi pada penelitian ini. Model regresi sudah terbebas dari multikolinieritas, varians yang bersifat homogen dan data telah berdistribusi normal. Oleh karena itu, hasil selanjutnya dari uji regresi


(72)

penelitian ini dapat dikatakan Best Linear Unbiased Estimator (BLUE) (Ghozali, 2011).

2. Uji Regresi Linier

Penelitian ini menggunakan regresi untuk menguji hipotesis-hipotesisnya. Regresi yang dilakukan adalah regresi linier berganda, yaitu untuk menguji pengaruh variabel independen yang berjumlah lebih dari satu terhadap variabel dependen (bebas). Regresi berganda digunakan untuk menguji hipotesis 1, 2 dan 3 yang telah diajukan pada bab sebelumnya.

a. Uji Koefisien Determinasi

Uji koefisien determinasi dilakukan untuk memperoleh besarnya tingkat kemampuan variabel-variabel bebas (independen) dalam menjelaskan perubahan variabel terikat (dependen). Angka yang menjadi tolak ukur koefisien determinasi ialah nilai Adjusted R Square.

Tabel 4.24

Hasil Uji Koefisien Determinasi

Praktik Manajemen Keuangan, Sistem Pengendalian Internal dan Kegiatan Pengumpulan Dana

Terhadap Kualitas Laporan Keuangan

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of the Estimate

1 ,937a ,878 ,876 1,590

a. Predictors: (Constant), KPD, PMK, SPI b. Dependent Variable: KLK

Sumber: Output SPSS v.15.0

Dari tabel 4.24 nilai Adj R2 (Adjusted R Square) pada model regresi menunjukkan angka 0,876. Angka ini menunjukkan bahwa 87,6% perubahan


(73)

kualitas laporan keuangan dapat dijelaskan oleh perubahan 3 variabel independen, yaitu praktik manajemen keuangan, sistem pengendalian internal dan kegiatan pengumpulan dana. Sedangkan sisanya (12,4%) dijelaskan oleh variabel-variabel lain diluar model pada penelitian ini.

b. Uji Signifikansi Silmultan (Uji F)

Sedangkan uji simultan akan menunjukkan apakah secara signifikan variabel bebas (independen) secara bersama-sama memengaruhi variabel terikat (dependen). Pengaruhnya dapat dibuktikan dengan cara membandingkan besar nilai F hitung dengan nilai F tabel. Jika nilai F hitung > dari F tabel, maka dapat dinyatakan ketiga variabel independen secara bersama-bersama memengaruhi variabel dependen.

Tabel 4.25

Hasil Uji Simultan (Uji F)

Praktik Manajemen Keuangan, Sistem Pengendalian Internal dan Kegiatan Pengumpulan Dana

Terhadap Kualitas Laporan Keuangan

ANOVA(b) Model

Sum of

Squares df

Mean

Square F Sig.

1

Regression 2964.735 3 988.245 390.871 .000(a)

Residual 412.115 163 2.528

Total 3376.850 166

a Predictors: (Constant), KPD, PMK, SPI b Dependent Variable: KLK

Sumber: Output SPSS v.15.0

Tabel 4.25 menunjukkan hasil uji signifikansi simultan. Ditemukan nilai Sig adalah 0,000 lebih kecil dari nilai alpha (0,05) dan nilai F hitung ialah 390,871 >


(74)

nilai F tabel. Hasil ini membuktikan bahwa secara bersama-sama variabel independen berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.

c. Uji Signifikansi Parsial (Uji t)

Pengujian parsial (individual) ditujukan untuk mengetahui tingkat serta arah pengaruh masing-masing variabel bebas (independen) terhadap variabel terikat (dependen). Sebuah variabel bebas (independen) dikatakan berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat (dependen) apabila nilai probabilitas signifikansinya < nilai alpha (0,05). Sedangkan untuk arah pengaruhnya dapat dilihat dari nilai koefisien beta (β) setiap variabel. Jika koefisien beta semakin mendekati angka 1, maka pengaruhnya kuat, sebaliknya, semakin mendekati 0, maka pengaruhnya semakin lemah.

Tabel 4.26 Hasil Uji Parsial (Uji T)

Praktik Manajemen Keuangan, Sistem Pengendalian Internal dan Kegiatan Pengumpulan Dana

Terhadap Kualitas Laporan Keuangan

Coefficientsa

Model Unstandardized

Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1

(Constant) 2,447 ,831 2,944 ,004

PMK ,296 ,078 ,204 3,807 ,000

SPI ,484 ,083 ,363 5,804 ,000

KPD ,565 ,081 ,418 6,956 ,000

a. Dependent Variable: KLK


(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)