28 - Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup nomor 45 tahun 2005 tentang
pedoman penyusunan laporan pelaksanaan RKL RPL - Keputusan Kepala Bappedal no 56 tahun 1994 tentang pedoman ukuran
dampak penting - Keputusan Kepala Bappedal no 299BappedalII1996 tentang pedoman
teknis kajian aspek social dalam penyusunan AMDAL - Keputusan Kepala Bappedal no 8 tahun 2000 tentang keterlibatan
masyarakat dan keterbukaan informasi dalam proses AMDAL - Keputusan Kepala Bappedal no 9 tahun 2000 tentang pedoman penyusunan
AMDAL 4. Pelaksanan pengelolaan lingkungan untuk kegiatan yang tidak wajib AMDAL
tertuang dalam Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup no 86 tahun 2002 tentang pedoman penyusunan UKL UPL
5. Kebijakan tentang AMDAL, di Kabupaten Kudus dengan keluarnya Surat Keputusan Bupati Kudus nomor 30 tahun 2003 tentang pedoman tata kerja
komisi penilai Amdal Kabupaten Kudus dan peraturan Bupati Kudus nomor 2 tahun 2005 tentang pedoman pelaksanaan UKL UPL di Kabupaten Kudus.
2.4. PERATURAN TENTANG AMDAL DAN UKL UPL DI BIDANG INDUSTRI
Dalam Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 11 Tahun 2006 tentang jenis usaha dan atau kegiatan yang wajib dilengkapi dengan
AMDAL, ada berbagai sektor atau bidang yang wajib menyusun dokumen AMDAL, sedangkan untuk sektor yang tidak masuk dalam peraturan tersebut
cukup menyusum dokumen upaya pengelolaan lingkungan dan upaya pemantauan lingkungan UKL UPL. Berbagai bidang usaha dan atau kegiatan yang termasuk
didalamnya adalah : 1. Bidang pertahanan
2. Bidang pertanian
29 3. Bidang Perikanan
4. Bidang kehutanan 5. Bidang perhubungan
6. Bidang teknologi satelit 7. Bidang perindustrian
8. Bidang pekerjaan umum 9. Bidang sumber daya energi dan mineral
10. Minyak dan gas bumi 11. Listrik dan pemanfaatan energi
12. Bidang pariwisata 13. Bidang pengembangan nuklir
14. Bidang pengelolaan kimbah B3 15. Bidang rekayasa genetika
Bidang industri adalah salah satu bidang kegiatan yang menimbulkan dampak terhadap lingkungan yang berupa pencemaran air, udara, tanah,
gangguan kebisingan maupun bau. Hal tersebut disebabkan karena kegiatan proses produksi atau penggunaan lahan yang cukup luas.
Beberapa jenis industri sesuai dengan Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 11 Tahun 2006 yang termasuk harus menyusun AMDAL adalah
sebagai berikut : 1. Industri semen yang dibuat melalui sistem klinker
2. Industri pulp atau industri kertas yang terintegrasi dengan industri pulp, kecuali pulp dari kertas bekas dan pulp untuk kertas budaya
3. Industri petrokimia hulu 4. Kawasan industri termasuk komplek industri yang terintegrasi
5. Industri galangan kapal dengan sistem gravung dock 6. Industri amunisi dan bahan peledak
7. Kegiatan industri yang tidak termasuk angka 1-6 dengan penggunaan areal a. Urban
- Metropolitan, luas 5 ha - Kota besar, luas 10 ha
30 - Kota sedang, luas 15 ha
- Kota kecil, luas 20 ha. b. Rural, luas 30 ha.
Sedangkan untuk industri yang tidak wajib menyusun AMDAL, tetap mempunyi kewajiban melakukan kajian dan pengelolaan lingkungan seperti
tercantum dalam pasal 3 ayat 4, Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1999 tentang AMDAL, bagi rencana usaha dan atau kegiatan diluar usaha dan atau
kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat 2 wajib menyusun dokumen upaya pengelolaan lingkungan hidup dan upaya pemantuan lingkungan hidup UKL
UPL sebagai acuan dalam pengelolaan lingkungan. Sebagaimana disebutkan dalam pasal 1 ayat 1 Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 86
Tahun 2002, tentang pedoman pelaksanaan upaya pengelolaan lingkungan dan upaya pemantauan lingkungan bahwa upaya pengelolaan lingkungan UKL dan
upaya pemantaun lingkungan UPL adalah upaya yang dilakukan dalam pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup oleh penanggungjawab usaha dan
atau kegiatan yang tidak wajib melakukan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan AMDAL.
2.5. PROSES DAN PROSEDUR PENYUSUNAN AMDAL DAN UKL UPL