Motivasi Pengrajin dalam Usaha Meningkatkan Pendapatan Melalui Industri Kerajinan (Kasus Pengrajin Sepatu Sandal di Kelurahan Cikaret, Kota Bogor)

MOTIVASI PENGRAJIN DALAM USAHA MENINGKATKAN
PENDAPATAN MELALUI INDUSTRI KERAJINAN SEPATU SANDAL

(Kasus Pengrajin Sepatu Sandal di Kelurahan Cikaret, Kota Bogor)

OLEH :
MOHAMMAD TAUFIK HIDAYATULLOH

PROGRAM PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2002

ABSTRAK

MOHAMMAD TAUFlK HIDAYATULLOH. 2002 "Motivasi Pengrajin dalani
Usaha Meningkatkan Pendapatan Melalui Industri Kerajinan (Kasus Pengrajin Sepatu
Sandal di Kelurahan Cikaret, Kota Bogor)". Dibimbing oleh PANG S ASNGARI dan
PRABOWO TJITROPRANOTO.
Salah satu permasalahan yang dihadapi negara-negara sedang berkenibang
adalah penciptaan kesempatan kerja bagi rakyat, terutama bagi lnereka yang hidup di
pedesaan. Selain bidang pertanian yang menjadi ciri pokok ekonorni pedesaan, ki~ii

telah berkembang pula berbagai industri kerajinan pedesaan sebagai wujud ekononii
rakyat. lndustri kerajinan ini memiliki ciri pokok berskala kecil dan bersifat
tradisional. Pengembangan industri kerajinan sepatu sandal akan membuka
kesempatan yang luas bagi penduduk pedesan untuk dapat meningkatkan pendapatan
niereka. Industri kerajinan ini sebagai industri skala kecil telah menunjukkan
kemarnpuannya yang bersifat adaptif, yaitu dengan keniampuannya bertahan hidup di
tengah krisis moneter yang berkepanjangan. Pada kenyataannya, perkembangan
industri kerajinan, termasuk industri kerajinan sepatu sandal dihambat oleh segi
internal berupa perolelian nilai tambah yang relatif rendali, disebabkan oleh produk
yang ditujukan bagi masyarakat ~nenengahke bawah dan iiienghadapi rantai tata
liiaga yang relatif panjang. Hambatan lain dari segi eksternal berupa masih belum
didukung oleh pembinaan yang cukup dari pemerintah.
Perkembangan industri kerajinan sepatu sandal. kli~~susnya
di Kelurahan
Cikaret. Kecamatan Bogor Selatan. Kota Bogor memberi gambaran tentang fenomena
di atas. bahwa terdapat segi internal dan ekstcrnal !.ang mengharnbat dinamika
perkcmbangan industri kerajinan sepatu sandal. Walaupun demikian para pengrajin
masih tetap mengusahakan sektor ini. Hal i ~ i imembuktikan akan adanya motivasi
yang dimiliki pengrajin s e p a t u sandal. Tentang macani faktor-faktor yang
~iienlpengarulii lnotivasi pengra.jin u n t ~ ~berusaha

k
dalam penibuatan sepatu sandal
seliinsga akan menentukan tingkat pendapatannya menjadi rnasalali me~iariku n t ~ ~ k
diteliti dan menjadi alasan penclitian ini.
Tujuan dari penelitia~iini adalah : ( I ) Mengetahui motivasi pengrajin sepatu
sandal. (2) Mengetahui tingkat pendapatan pengrajin sepatu sandal, ( 3 )
Mengidentifikasi faktor-faktor internal dan eksternal serta tingkat hubunganliya
dengan motivasi pengrajin sepatu sandal, (4) Untuk mempelajari tingkat hubungan
antara motivasi dengan tingkat pendapatan pengrajin sepatu sandal. dan (5)
hdengidentifikasi faktor-faktor internal dan eksternal serta tingkat hubungannya
dcngan tingkat pendapatan pengrajin sepatu sandal.
I'cnelitian ini dilakukan di Kelurahan Cikaret, Kota Bogor. Populasi
penclitian berjumlali 7 2 pengra.jin dan peng~~tiipulandata dilakukan secara sensus
kepada ke 7 2 pengrajin tersebut. Untuk meliliat hubungan antar variabel yang
diama~i.dilakukan analisis statistik dengan lnenggunakan uji korelasi Tau-b Kendall.
I-lasil dari penelitian nienu~ijukkanbahwa : ( I ) Motivasi untuk meningkatkan
pendapatan sebagian besar pengrajin cenderung tinggi, (2) Pengrajin pada kategori

pendapatan rendah (< Rp. 828.000,-), sedang (Rp. 829.000,- - Rp. 1.370.000,-) dan
tinggi ( 2 Rp. 1.375.000,-) berjumlah sama, dengan rata-rata pendapatan Rp

1.460.542.- (3) Motivasi pengrajin ( Y I ) berhubungan nyata positif hanya dengan
faktor eksternal, yaitu : tingkat dukungan sarana dan lembaga usaha (X7) dan tingkat
permintaan pasar (Xg). Motivasi pengrajin ( Y I ) ternyata tidak berhubungan nyata
dengan faktor-faktor eksternal, kecuali variabel tingkat kebutuhan (Xs) yang
berhubungan nyata positif dengan motivasi ekstrinsik (Y1.2). (4) Motivasi pengrajin
(Y I ) berhubungan nyata positif dengan tingkat pendapatan pengrajin (Y2),dan (5)
Tingkat pendapatan pengrajin berhubungan nyata positif dengan faktor internal, yaitu
: pengalaman (X3) dan tingkat kebutuhan (Xs). Hal yang sama juga terjadi dengan
tingkat pendapatan pengrajin (Yl) yang berhubungan nyata positif dengan faktor
eksternal. yaitu : tingkat dukungan sarana dan lembaga usaha (X,), ketersediaan
modal (&), tingkat permintaan pasar (X9) dan ukuran bengkel kerja (XI").
Secara keseluruhan faktor-faktor eksternal berhubungan sangat nyata dengan
tingkat pendapatan pengrajin (Yz). Ini artinya peningkatan pendapatan pengrajin akan
sangat tergantung pada faktor-faktor eksternal. Hal itu kemudian menjelaskan alasan
mengapa tidak terjadi perkembang industri kerajinan sepatu sandal yang cukup
berarti yang diusahakan pengrajin, karena selama ini pengrajin tidak memiliki
motivasi intrinsik yang cukup kuat dalam mendukung kegiatan usahanya. Selama ini
motivasi ekstrinsik yang dimiliki pengrajin oleh karena tidak diimbangi dengan
penyuluhan yang baik (selain juga karena sulit ditingkatkan), maka tidak dapat
menimbulkan motivasi intrinsik pada diri pengrajin. Oleh karena itu agar industri

kerajinan sepatu sandal dapat berkembang dengan baik, maka penyuluhan ilntuk
meningkatkan motivasi pengrajin mutlak diperlukan, terutama untuk meningkatkan
motivasi intrinsik pengrajin. Selanjutnya dari motivasi intrinsik ini sedikit banyak
akan mengubah keadaan kesejahteraan pengrajin menjadi lebih baik dari sebeluninya.

SURAT PERNYATAAN

Saya ~ ~ ~ e n y a t a kdengan
an
sebenar-benamya bahwa segala pernyataa~idalanl tesis saya
!ang

berjudul :

Motivasi Pengrajin dalam Usaha Meningltatlcan Pendapatan Melalui Industri
Kerajinan (Kasus Pengrajin Sepatu Sandal di Kelurahan Cikaret, Kota Bogor).
Merupakan gagasan atau hasil penelitian tesis saya sendiri, dengall pernbimbingan
para komisi pembimbing, ltecuali yang dengan jelas ditur~.jukkanrujuliannya. Tesis
ini belum pernah diajukan untuk memperoleh gelar pada program se.jerlis di
perguruan tinggi lain.

Semua data dan informasi yang digunakan telah dinyatalian secara jelas dan dapat
diperibsa kebenarannya.

M . 'l'aufik Hidayatulloh
1'. 05500016

MOTIVASI PENGRAJIN DALAM USAHA MENINGKATKAN
PENDAPATAN MELALUI INDUSTRI KERAJINAN
(Kasus Pengrqin Sepatu Sandal di Kelurahan Cikaret, Kota Bogor)

MOHAMMAD TAUFIK HIDAYATULLOH

Tesis
Sebagai salah satu syarat untuk nlernperoleh gelal
Magister Sains pada
Program Studi Ilmu Penyuluhan Pembangunan

PROGRAM PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2002


Sudul I esis

: Motivasi Pengrajin dala~n[Jsaha Meningltatkan Pendapata~l

Melalui Illdustri Kerajinan (Kasus Pengrajill S e p a t ~Sandal
~
di
Kelurahan Cikaret, Kota Bogor)
Nama

:

M. Taufik Hidayatulloh

N Rl'

:

P. 05500016


I'rogram Studi

:

Illnu Penyuluhan Pembangunan

Menyetujui,

Dr. H. Prabowo T'itro ranoto M.&
Anggota

Ketua

Menyetahui,

2. Ketua Program Studi
llmu Penyuluhan Pembangu~~an

l'anggal Lulus : 26 November 2002


3. Direktur Progra~nPascasajana

Penulis dilahirltan di Bogor pada tanggal 26 .luni 1976 sebagai anak ltedua dari
pasangan H. M. Yahya Munajat dan Hj. Siti Barkah. Pendidikan sarjana diternpuh di
I'rogram Studi Manajemen Daltwah, Fakultas Studi Islam, Universitas Qjuanda, lulus
tc~hun 1999. Pada tahu~i2000, penulis diterima di Program Studi Ilmu Penyuluhan
I'embangunan pada Program Pasacasarjana IPB.
Penulis sampai saat ini aktif dalam organisasi kemahasiswaan, yaitu pada
olganisasi Himpunan Mahasiswa Islam. Penulis beraktifitas dalam hidang pendidikan
clan bidang pengembangan masyarakat dengan ikut bergabung pada Pusat
Pengembangan Informasi dan Intelektual. Di sela-sela waktu senggangnya penulis
jugs berkesempatan untuk menulis artikel untuk dikirimkan pada beberapa media
massa.

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala nikmat yang
sungguh begitu banyaknya, salah satu di antara nikmat tersebut adalah atas izin-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini. Shalawat dan salam semoga tercurah

kepada penghulu agama Rasulullah SAW, atas segala jejaknya sehingga penulis
mempunyai banyak kesempatan untuk meneladani langkahnya menuju kemenangan.
Penelitian ini sudah dilaksanakan sejak bulan Juni sampai bulan Agustus 2002
dengan mengambil objek motivasi pengrajin sepatu sandal, dengan judul "Motivasi
Pengrajin dalam Usaha Meningkatkan Pendapatan Melalui lndustri Kerajinan (Kasus
Pengrajin Sepatu Sandal di Kelurahan Cikaret, Kota Bogor)".
Berbagai pihak telah terlibat dalam mewujudkan tesis ini, oleh karena itu sudah
selayaknya penulis mengucapkan terima kasih. Terima kasih penulis sampaikan
kepada Bapak Prof. Dr. H. Pang S Asngari, M.Ed dan Bapak Dr. H. Prabowo
Tjitropranoto, M.Sc selaku komisi pembimbing, yang telah memberi kebijaksanaan.
ilmu dan nilai-nilai yang sangat sarat dengan kebaikan. Ucapan terima kasih juga
penulis sampaikan kepada Bapak Dr. Sumardjo, MS selaku penguji luar komisi yang
telah banyak memberi saran perbaikan. Ungkapan terima kasih berikutnya penulis
sampaikan kepada Bapak Prof. Dr. H. R. Margono Slamet, M.Sc selaku ketua
Program Studi llmu Penyuluhan Pembangunan yang telah niemberikan kesempatan
kepada penulis untuk menimba ilmu di Program Studi yang dipimpinnya. Selain itu
kepada seluruh dosen Program Studi llmu Penyuluhan Pembangunan yang telah
memberikan ilmu dan khasanah pemikiran, penulis juga sampaikan terima kasih.
Penghargaan penulis san~paikankepada adik-adik Himpunan Mahasiswa Isla111
Cabang Bogor yang telah membantu selama pengumpulan data. Begitu pula dengan

rekan-rekan S2 dan senior-senior S3 yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu
atas segala diskusi dan masukannya. Terakhir adalah ungkapan salut dan bangga
kepada ayah dan ibu atas kejernihan cinta dan ketulusan do'anya siang dan malam.
mengharapkan penulis agar menjadi orang yang berguna. Terhadap seluruh keluarga
juga atas dukungannya dan pengertiannya pada penulis, diucapkan terima kasih.
Akhirnya sampailah kepada penghujung kata, semoga tesis ini bermanfaat bagi
sidang pembaca.

Bogor, 30 November 2002

Mohammad Taubk Hidaya/lilloh

DAFTAR IS1
Halaman
DAFTAR TABEL ................... .
.
.
..............................

.. .


VIII

DAFTAR GAMBAR .............................................................................................. x
DAFTAR LAMPIRAN ...................
........

...............................

PENDAHULUAN ..............
.....
Latar Belakang ........... .
.
.
..
Masalah Penel~tlan...........................................................
...................................
Tujuan Penelitian
Kegunaan Penelitia

xi
I
1
4
5

5

TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................................... 7
7
Motif ............................................................................
.
.
Motlvasl ...... .................................. ....
9
Penyuluhan .......................................
15
..
Industri Kerajlnan ........................................................................................ I8
Motivasi dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya
23
Tingkat Pendapatan dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya ............... 28
33
KERANGKA BERPIKIR DAN HlPOTESlS PENELlTlAN ......................
. .
Kerangka Berplk~r....................................................................................... J J
.'
Hipotesis Penelltian ....................
.
.
........... . . . . . . . . . . . . . . . . . 35
3 7

METODOLOCI PENELITIAN
Definisi Operasional Variabel
Indikator, Parameter dan Peng
...........................................
Desain Penelitian
Lokasi dan Waktu Penellt~an.......................................................................
Populasi dan Sampel Penelitia
Pengumpulan Da
Validitas lnstrume
Reliabilitas Instrumen ..................................................................................
. .
Anallsls Data ................................................................................................
HASlL DAN PEMBAHASAN
47
Deskripsi Wilayah Kelurahan Cikaret ................................................... 47
Deskripsi Kondisi lndustri Kerajinan Sepatu Sandal
.
.
.
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 49
di Kelurahan Cikaret ................... .

Karakteristik Internal Prngrajin Sepatu Sanda
Karakteristik Eksternal Pengrajin Sepatu Sandal ........................................
Motivasi dan Tingkat Pendapatan Pengrajin Sepatu Sandal .......................
Hubungan antara Faktor-Faktor Internal dengan Motivasi Pengrajin
Sepatu Sanda
.....................
.
.
.
.....
Hubungan antara Faktor-Faktor Eksternal dengan Motivasi Pengrajin
.
.
............ . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Sepatu Sandal ................... .
Hubungan antara Motivasi dengan Tingkat Pendapatan Pengrajin
Sepatu Sandal ........................................................................
Hubungan antara Faktor-Faktor Internal dengan Tingkat
Pendapatan Pengrajin Sepatu Sandal
Hubungan antara Faktor-Faktor Eksternal dengan Tingkat
Pendapatan Pengrajin Sepatu Sandal
Pengujian Hipotesis

58

62
67
68

72
75

77
79
84

KESIMPULAN DAN SARAN
88
Kesimpulan .................................................................................................. 88
Saran ............................................................................... 90
DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................

92

LAMPIRAN ............................................................................

96

DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1 . Indikator, Parameter dan Pengukuran Variabel Faktor-Faktor
Internal .................................................................................................

39

Tabel 2. Indikator, Parameter dan Pengukuran Variabel Faktor-Faktor
Eksternal ....................
.
.
................................................................40
Tabel 3. Indikator, Parameter dan Pengukuran Variabel Antara dan Variabel
Terikat ............................................................................................... 4 1
Tabel 4. Jumlah Pengrajin Sepatu Sandal Berdasarkan Wilayah RW
di Kelurahan Cikaret, Kota Bogor, Tahun 2002 ................................... 49
Tabel 5. Kategori Pengrajin Sepatu Sandal Berdasarkan Tujuan Pembuatan,
Asal Modal, Kontinuitas dan Peralatan yang Digunakan
di Kelurahan Cikaret, Kota Bogor, Tahun 2002 ....................
.
.
...... 5 1
Tabel 6. Jenis Sepatu Sandal Berdasarkan Bahan yang Digunakan dan
Pihak Pengguna di Kelurahan Cikaret, Kota Bogor, Tahun 2002 ........ 54
Tabel 7. Tujuan Pasar, Ciri-Ciri dan Alasan Melakukan Penjualan ...................... 56
Tabel 8. Karakteristik Internal Pengrajin Sepatu Sandal di Kelurahan Cikaret,
Kota Bogor, Tahun 2002 .................
.
................................................ 60
Tabel 9. Karakteristik Eksternal Pengrajin Sepatu Sandal di Kelurahan Cikaret,
Kota Bogor, Tahun 2002 .................
.
................................................

64

Tabel 10. Keadaan Motivasi dan Tingkat Pendapatan Pengrajin Sepatu Sandal
.
.
.... 67
di Kelurahan Cikaret, Kota Bogor, Tahun 2002 ..................... .
Tabel 1 1 . Hubungan antara Faktor-Faktor Internal dengan Motivasi Pengrajin
Sepatu Sandal di Kelurahan Cikaret, Kota Bogor, Tahun 2002 ............ 69
Tabel 12. Hubungan antara Faktor-Faktor Eksternal dengan Motivasi Pengrajin
Sepatu Sandal di Kelurahan Cikaret, Kota Bogor, Tahun 2002 ............ 72
Tabel 13. Hubungan Antara Motivasi dengan Tingkat Pendapatan Pengrajin
Sepatu Sandal di Kelurahan Cikaret, Kota Bogor, Tahun 2002 ............ 76

Tabel 14. Hubungan antara Faktor-Faktor Internal dengan Tingkat Pendapatan
Pengrajin Sepatu Sandal di Kelurahan Cikaret, Kota Bogor,
............................................................. 78
Tahun 2002 ...............
........
Tabel 15. Hubungan antara Faktor-Faktor Eksternal dengan Tingkat Pendapatan
Pengrajin Sepatu Sandal di Kelurahan Cikaret, Kota Bogor.
Tahun 2002 ........................................................................................ 80
Tabel 16. Hubungan antara Faktor-Faktor lnternal dan Faktor-Faktor Eksternal
dengan Motivasi Pengrajin Sepatu Sandal di Kelurahan Cikaret,
.
.
.
.......................................... 84
Kota Bogor, Tahun 2,002 ................ .
Tabel 17. Hubungan antara Faktor-Faktor Internal dan Faktor-Faktor Eksternal
dengan Tingkat Pendapatan Pengrajin Sepatu Sandal di Kelurahan
......................... 86
Cikaret, Kota Bogor, Tahun 2002 ...................... .
.
.
.

DAFTAR GAMBAR

Gambar I . Kerangka Berpikir Motivasi Pengrajin dalam Usaha Meningkatkan
Pendapatan Melalui lndustri Kerajinan Sepatu Sandal ..................... 34
Gambar 2. Saluran Pemasaran Sepatu Sandal ........................................................

57

Gambar 3. Hubungan Antar Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Motivasi dan
Tingkat Pendapatan Pengrajin Sepatu Sandal ................................... 83

DAFTAR LAMPIRAN
Halaman

Lampiran 1. Peta Lokasi Penelitian

96

Lampiran 2. Tabel Hubungan antara Faktor-Faktor Internal dan Faktor-Faktor
Eksternal dengan Motivasi dan Tingkat Pendapatan Pengrajin
Sepatu Sandal di Kelurahan Cikaret, Kota Bogor. Tahun 2002 ... 97

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Pada dasarnya pembangunan bertujuan untuk me~nperbaikilnutu hidup yang
akan mengarah kepada tercapainya kesejahteraan manusia baik sebagai individu
niaupun bagi masyarakat secara keseluruhan. U~numnyapencapaian tujuan tersebut
sangat diharapltan dari perkembangan ekonomi negara secara keseluruhan. ltulah
sebabnya konsep pembangunan menjadi tema sentral seluruh negara-negara di dunia.
bultan saja di negara-negara maju, tetapi juga di negara-negara sedang berltembang,
terluasuk Indonesia.
Negara-negara maju dengan serius rnelakukan pembangunan di segala bidang
tanpa menju~npaipermasalahan yang berarti. l'embangunan juga dilakukan oleh
negara-negara sedang berltembang seperti Indonesia, narnun menghadapi banyak
Itendala. Sebagaimana gambaran Misra (1982) bahwa negara-negara sedang
bcrltelnbang seringkali ragu akan arah peinbangu~~an
yang ditempuhnya, akibat isu
pembangunan kebijakan d a ~ iprogram-program pembangunan yang ~nenawarlcandua
pilihan untuk menlpercepat pembangunan, di mana perdebatan seringkali rnuncul dan
~ncmbawaltepada counter produlttif.
Terlepas dari perdebatan mengenai isu-isu pembangunan, salah satu
permasalahan yang mendesalt untuk dipecahkan adalah penciptaan kesempatan kerja
bagi rakyat, terutama bagi merelta yang hidup di pedesaan. Pembangunan ekonomi
yang ditujukan pada sektor pedesaan sangat diperlukan bagi negara berkembang,

k;~rrnasebagiali besar pellduduknya berada di pedesaan. Sebagaimana Soetrisno
(2000 : 3 ) menyebutkan bahwa 75 % penduduk Indonesia pada saat ini tinggal d i

wilayah pedesaan. Pembangunan ekonolni pedesaan ini mernpunyai sasaran
~iiengurangi ketidakadilan yang terjadi di pedesaan baik dalam mendapatkan
peke~jaan,distribusi pendapatan dan akses penduduk dalam penyediaan barang dan
pelayanan umum.
Dengall demikian. betapa besar peran pe~nbangunan elto~lomipedesaan ini
unt~lltmencapai kesejahteraan masyarakat pedesaan. Hal itu diltuatltan Inayatullah
( 1979 :

10) dengan menyataltan bahwa pembangunan terliadap masyaraltat pedesaan

l~arusmeningkatkan ke~na~npuan
penduduk pedesaan dalam menguasai lingkungan
sosial, melalui upaya pengembangan kemandiriau penduduk pedesaan. Selain itu,
perlu pula te~jadi peninglcatan pendapatan yang merata di lial~nigan penduduk
pedesaan sebagai akibat dari adanya penguasaan tersebut.
Selain bidang pertaniali yang menjadi ciri ekonomi pedesaan, kini telah
brrkelnbang pula berbagai ilidustri kerajinali pedesaan sebagai wujud ekonolni
rakydt. Industri kerajinan ini memiliki ciri pokok berskala ltecil dan bersifat
tradisional (Kartasasmita, 1996). Industri kerajinan yang ada d i pedesaan ini pada
umumnya bergerak dala~nsektor perdagangan (Rahardjo dan Fachry, 1992 : 21).
Industri kerajinan ini sebagai industri skala ltecil telah ~ne~iun~uklian
kcmampuannya yang bersifat adaptif, yaitu dengall kernampualinya bertahan hidup di
tengah hantaman krisis ekonomi (krisis moneter) yang berkepa~ljangan.Selain itu,
i~ldustrikerajinali juga mernililti potensi ekonomi yang cukup besar, terbukti sebagai
salah satu selttor ekono~ni$tig

rnenjadi penyelarnat sekaligus tumpuan hidup rakyat

banyak. Dengan peranannya ini tidaklah heran bila Rahardjo dan Fachry (1997 : 42)
~nenyebutlianbahwa usaha liecil ini memiliki posisi sangat strategis dan illenliliki
potensi ekonorni besar. Jilta potensi yang bcsar pada sektor ~lsaha ini dapat
diltembangkan secara maksimal, niscaya akan memberikan s u ~ ~ l b a n gbesar
a~~
terhadap laju ekonomi nasional.
Secara internal, perkembangan usaha kecil ditandai dengan perolehan nilai
tambah yang relatif rendah, disebabkan oleh produk yang ditujukan bagi masyarakat
menengah ke bawah &an menghadapi rantai tata niaga yang relatif panjang.
Sebagaimana dikemukakan Maspiati (Saifudian ei ul., 1995 : 75) bahwa porsi
keuntungan yang merelta terinla dalam ha1 ini sangat rendah.
Secara elisternal, perke~nbangansektor usaha kecil dalam ha1 ini termasuk
industri kerajinan, masih belum didultung oleh pernbinaan yang cukup dari
pemerintah. Pernbinaan yang selama ini dilakukan oleh pemerintah cenderung sangat
birokratis dan sering tidak tepat sasaran. Ditanibah dengan lturangnya keberpihakan
prmerintah melalui kebijakan-ltebijakannya terutalna dalam ha1 kebijakan fiskal. Hal
ini menurut Rahardjo dan Fachry (1992 : 42) disebabkan oleh kerangka kerja &an
prlaksanaan kebijakan-kebijakan tersebut rnasih tetap melenceng (biased) terhadap
industri rnenengah dan besar nlodern, bahkan adakalanya beberapa kebijakan tersebut
tidak relevan sebagaimana pernah terjadi pada kasus industri kecil di Klaten, Jawa
Tengah.
Perkembangan industri kerajinan sepatu sandal, kliususnya di Kelurahan
Cikaret, Keca~natanBogor Selatan, Kota Bogor menlberi ganibaran tentang fenomena
di atas, bahwa terdapat segi internal dan eltsternal yang menghambat dinamika

perkembangan industri kerajinan sepatu sandal. Walaupun deniiltian para pengrajin
masih tetap mengusahaltan sektor ini. Hal ini membuktikan akan adanya liiotivasi
yang dimiliki pengrajin sepatu sandal.

Tentang ~nacanifaktor-faktor yang melnpengaruhi ~notivasipengrajin untuk
herusaha dalam pembuatan sepatu sandal seliingga altan nienentukan tingltat
pendapatannya menjadi masalah menarik untuk diteliti dan menjadi alasan penelitian
ini.

Masalah Penelitian
Kelurahan Ciltaret nierupakan tempat tinggal pengrajin yang secara turun
temurun telah menjadikan usalia kerajinan sepatu sandal sebagai pekerjaan mereka,
baik sebagai pekerjaan tetap rnaupun sebagai pekerjaan sambilan. Jumlah seluruh
pengrajin yang memiliki bengkel kerja sebanyak 72 KK pengrajin sepatu s a ~ ~ d a l .
Adanya hambatan yang dihadapi pengrajin di Kelurahan Cikaret, Kecaliiatan Bogor
Selatan, Kota Bogor ternyata tidak menglialangi pengrajin untuk brrlienti berusaha
~iiembuat sepatu sandal, tetapi justru memberikan tantangan pada merelta untuk
meningltatkan pendapatannya.
Hambatan yang dijumpai pengrajin seperti belurn didultung oleh pembinaan
yang cukup dari pemerintah-dalam ha1 ini Dinas Industri dan Perdagangan Daerah
ICota Bogor, perolehan nilai tambah yang relatif rendah dan mengliadapi persaingan
dengan pengusaha besar yang melakukan ekspansi usalia di bidang sepatu sandal.
Berkaitan dengan ltondisi sebagai~iiana telah diuraikan di atas, telah
mcndorong diadakannya penelitian ini untuk ~nenjawabper~uasalahan penelitian

sebagai berikut : (1) Bagaimana keadaan motivasi pengrajin sepatu sandal ?, (2)
Bagaimana lteadaan tingkat pendapatan pengraji~isepatu sandal ?, (3) Falttor-faktor
apa sqja yang mempengaruhi niotivasi pengrajin sepatu sandal ?, (4) Bagaima~ia
h ~ ~ b ~ ~ antara
n g a n motivasi dengan tingkat pendapatan pengrajin sepatu sandal ?. dan
( 5 ) Faktor-faktor apa saja yang berhubungan dengan tingltat pendapatan pengrajin

sepatu sandal ?

Tujuan Penelitian
Tujuan dari ada~iyapenelitian ini adalah untuk :
(

1) Mengetahui motivasi pengrajin sepatu sandal.

( 2 ) Mengetahui tingkat pendapatan pengrajin sepatu sandal.
3 ) Mengidentifikasi faktor-faktor internal dan faktor-faktor eksternal serta tingkat
hubungannya dengan motivasi pengrajin sepatu sandal.
( 4 ) Mengetaliui tingkat hubungan antara ~uotivasi dengan tingkat pendapatan
pengrajin sepatu sandal.

(5) Mengidentifikasi faktor-faktor internal dan faktor-faktor ekster~lalserta tingkat
hubungannya dengan tingltat pendapatan pengrajin sepatu sandal.

Kegunaan Penelitian
Secara akademis, hasil penelitian ini diharapkan akan mernberikan perluasan
uawasan tentang perilaku ~ilotivasi melalui peniahaman yang tepat tentang
Iteterkaitan berbagai faktor yang mempengaruhi motivasi dan tingkat pendapatan
pengrajin dalam usaha meningkatan pendapatan melalui industri lterajinan.

Secara praktis, hasil penelitian ini diharapltan berguna bagi pemerintall
scbagai m a s ~ ~ k auntuk
n
pengembangan industri rakyat atau industri kecil. Utamanya
dalam menciptakan iklim yang ltondusif terhadap perltembanyall lterajinan sepatu
sandal.

TINJAUAN PUSTAKA

Motif
Motif merniliki padanan kata dalam ballasa Inggris 'motive' yang l n e ~ n p ~ ~ n y a i
arti suatu pernyataan batin yang berw~jud daya kekuatan untuk bertindak atau

bergerak baili secara langsung ataupun rnelalui saluran perilaku yang mengarah
terhadap sasaran (Soewarno, 1980 : 81). Gerungan (1991 : 140) mendefinisikan motif
sebagai suatu pengertian yang rnelingkupi semua penggerak. alasan-alasan atau
dorongan-dorongan dalam diri manusia yang ~nenyebabkan ia berbuat sesuatu.
Definisi itu menjelaslcan betapa selnua tingliah laltu manusia pada hakikatnya
mempunyai motif, karena motif itu memberi tujuan dan arah ltepada tingliah laku
manusia. Dharma ( 1 992) mengartikan motif sebagai kebuiuhan, keinginan, dorongan
ataupun geralc hati dalaln diri seseorang, motif inilal~ kemudian yang akan
mellentultan seberapa besar tingkat motivasi seseorang. Dengan kata lain motivasi
seseorang akan bergantung pada ltuat lemah~lyamotif.
Scott (I964 : 82) mengemukakan bahwa motif adalah ltebutuhan yang belu~n
terpuasltan yang mendorong seseorang untuk mencapai tujuan tertentu. Handoko
( 1905 :

9 ) mengatakan motif'sebagai suatu alasan atau dorongan yang menyebabkan

seseorang berbuat sesuatu atau melakukan suatu tindakan. Dalan motif tersebut
terdapat dua unsur poltok, yaitu unsur dorongan dan unsur tujuan yang ingin dicapai.
Sela~l.jutnyaterjadilah proses interalisi antara ltedua unsur ini (unsur dorongan dan
unsur tujuan yang ingin dicapai ) dalam diri manusia yang dipengaruhi oleh faktor

intcrnal dan faktor eltslernal sehingga menimbulkan motivasi untult melakultan
srsuatn.
Morgan dan King (1996 : 204) menjelaskall bahwa motif muncul dari
hcberapa penyebab, yaitu dari adanya kebutuhan yang disebabkan oleh ltekura~lgan
sesuatu untuk kelangsnngan hidup, kesehata11 atau kesejahteraan seseorang dan dari
adanya rangsangan baik dari dala~nmaupun dari luar tubuh. Ditinjau dari sudut
asalnya, motif pada diri lnanusia digolongkall ke dalam tiga bagian (Gerungan, 1991 :
142-143).
(1)

Motif biogenesis
Motif biogenesis adalah motif-motif yang berasal dari Itebutuhan-ltebutuhan

organisme orang demi kelanjutan kehidupannya secara biologis. Motif biogenesis ini
bercoralt universal dan kurang terikat pada lingkungan kebudayaan tenipat manusia
ilu kebetulan berada dan berltembang. Motif ini merupakan motif yang asli berada di
dalam diri manusia dan berkembang dengan sendirinya.
(2) Motif sosiogenesis
Motif sosiogenesis adalah motif yang berasal dari lingkungan ltebudayaan
(empal orang itu berada dan berkembang. Motif ini tidak berkernbang dengall
sendirinya, tetapi berdasarltan pada interaksi sosial dengan orang-orang atau hasil
ltebudayaan orang.
(3) Motif teogenesis
Motif teogenesis adalah motif yang berasal dari interaksi a~itaramanusia
cizngan Tuhan, seperti yang liyata dalam ibadalinya dan dalam kehidupannya seharihari di mana ia berusalia ~nerealisasikannor~na-normaagarna tertentu.

Kekuatan motif pada ~nanusiaberbeda-beda. ltarena dipengaruhi oleh berbagai
faktor. Dengan pengaruh dari beberapa faktor itulah menyebabkan ~iiotifpada
manusia dapat diukur. tlandolto (1995 : 59) dalam ha1 ini 111eli.jelaslta11untuk
mengetahui keltuatan relatif motif-motif yang berada pada diri seseorang dapat dilihat
nlrlalui lima hal. Kelima ha1 itu antara lain ; ( I ) kuatnya ltemauan untuk berbuat. ( 2 )
,iumlah waktu yang disediakan, (3) kerelaan ~neninggalkankewajiban atau tugas yang
lain. ( 4 ) kerelaan untuk mengeluarkan biaya demi perbuatan itu, dan ( 5 ) ketekunan
dalain mengerjakan tugas tersebut.

Motivasi
Handoko (1995 : 9 ) mengemukakan bahwa motivasi adalah suatu tenaga atau
faktor yang terdapat dalam diri manusia yang menimbulkan, menggerakltan dan
rnengorganisasikan tingkal~ lakunya. Brata (1971 : 7 2 ) rnendefinisikan motivasi
sebagai keadaan dalam diri pribadi seseorang yang mendorongnya untuk melakukan
alttivitas-aktivitas tertentu guiia mencapai suatu sasaran. McClelland (1987)
~ne~lgartilcan
motivasi sebagai motor penggerak perilaku manusia.
Schiffman dan Kanuk (1992) mendefinisikan motivasi sebagai daya gerak
dalam diri individu yang mendorongnya untuk inelakukan tindakan yang disebabkan
~rdanyategangan yang diakibatltan oleh beluln terpenuhinya suatu kebutuhan. 'Terry
(1997) menjelaskan bahwa motivasi adalah keingi~~an
yang terdapat pada seseorang
individu untuk melakukan tindaltan-tindakan.
Motivasi terdiri dari dua macam, yaitu motivasi intrinsik dan motivasi
eltstl.insik. Motivasi intrinsik adalah dorongan yang berasal dari dala~ndiri seseorang,

selan~utnyaadalah motivasi eltstrinsik sebagai dorongan dari luar diri seseorang
schingga melakultan sesuatu ha1 (Reece dan Brandt, 1981 : 126).
Kajian terhadap ~notivasi yang dilakukan oleh para ahli pada althirnya
~nembawakepada terbentuknya beberapa teori motivasi. Berdasarkan pada siapa yang
~ne~npopulerkannya
terdapat beberapa teori motivasi sebagaima~~a
dikeinukakan oleh
Sutarto (1998 : 311-325).
(1) Teori Motivasi

"

Klasik dari Frederick W Taylor
"

Menurut teori ~notivasiltlasik, seseorang akan bersedia bekerja apabila ada
imbalannya. Konsepsi dasar teori motivasi klasik adalah seseorang akan bersedia
belte~jadengan baik apabila orang itu berkeyakinan akan memperoleh imbalan yang
ada kaitannya langsung dengan pelaksanaan kerjanya. Lebih lanjut teori ini
~~lengemultakanbahwa penIberian

imbalan

yang paling tepat yang dapat

menumbuhkan semangat untult bekerja lebih baik adalah apabila diberikan pada saat
yang sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
(2) 'Teori Motivasi " Kebutuhan " dari Abraham H Maslow
Teori motivasi

"

Kebutuhan " ini berpendapat bahwa seseorang berperilaku

liarella adanya dorongan untult memperoleh pemenuhan dalam bernacam-macam
kebutuhan. Berbagai ltebutuhan itu bermacam-macam dan menurut teori ini
seseorang akan membutuhlta~i jenjang kebutuhan selanjutnya bila kebutuhan
scbelumnya sudah tercapai. Sedikitnya ada lima macam kebutuhan yang berjenjang
dari ltebutuhan dasar sampai kepada kebutuhan lanjutan, yaitu physiologicul needy,
suf21y needs, love needs, esteenz needs dan .selfuctuulizution need.^. Landasan dari
teori ini inenyatakan bahwa manusia adalah makhluk yang berkeinginan, yang selalu

ingin dan ingin lebih lagi dalarn suatu proses yang tiada henti. Selain itu. suatu
krbur~~han
yang telah terpuaskan tidak alian menjadi motivator perilaltu, tetapi yang
altan lnenjadi motivator perilaltu hanyalah k e b u t u h a ~ i - k e b ~ t ayang
i
beluni
terpuaskan.
( 3 ) 'l'eori Motivasi " Dua Faktor " dari Frederick Herzberg
Teori motivasi

"

Dua Faktor

"

ini menyatakan bahwa dalam setiap

pelaltsanaan pelterjaan akan terdapat dua faktor penting yang nlempengaruhi
pekerjaan akan dilaksanaltan dengan baik atau tidak, yaitu syarat lterja da11 faktor
pcndorong. Apabila ltedua falttor tersebut diperhatikan dengan baik, maka
pelaltsanaan pekerjaan altan berjalan dengall baik pula.
(4) Teori Motivasi

"

Human Relation " dari Rensis Likert

Sesuai denga~listilali lluman relation, maka teori inotivasi " Hunlan Relation "
ini berkaitan erat dengan hubungan kemanusiaan. Inti dari teori ini mengatakan
bahwa seseorang akan melakukan sesuatu jilta dianggap penting atau berguna.

(5) Teori Motivasi " Preference Exfectation " dari Victor H Vrooin
Konsep dasar teori motivasi " Preference Exfectation

"

menyatakan,

seseorang aka11 terdoro~ig untuk bekerja dengan baik apabila akan n~emperoleh
sesuatu imbalan yang pada saat itu sedang dirasaltan sebagai ltebutuhan poltok yang
11arus segera dipenuhi.
(6) 'Teori Motivasi " X dan Y " dari Douglas McGregor
Teori motivasi

"

X dan Y

"

mulai ~nunculsejak adanya pendapat bahwa ada

ciua ltelonipok sifat orang, yaitu kelompok orang yang bersifat baik dan kelompolt
orang yang bersifat buruk. Sehubungan dengall adanya orang yang bersifat buruk

ditumbuhkan oleh teori X dan sehubungan dengan adanya orang yang bersifat baik
ditumbuhkan teori Y .
Secara singkat teori X berbunyi bahwa orang pada ulnulnnya altan belteja
sesediltit mungltin, mereka tidak ~nemililti a~nbisi untuk nlaju, tidak menyukai
tanggung jawab, ~nerekajuga melakukan pekerjaan dengan mengutamaltan imbalan
materi. Oleh karena itu, pengarahan yang sebailtnya dilakukan adalah bersifat keras,
selain harus dilakukan pengontrolan secara ketat dan rnenerapkan cara otoriter.
Teori Y berbunyi pada dasarnya orang senang bekerja ltarena Inenganggap
pelterjaan mereka sebagai hobi, sehingga akan bekerja dengan penuh pengabdian,
nlalia pengarahan yang dilakukan nlenjadi lebih longgar dan dapat menerapltan cara

( 7 ) Teori Motivasi
Alderfer

"

Kebutuhan Existence, Relatedness dan Growth " dari Clayton P

Alderfer mengemultaltan bahwa manusia ~nemilikitiga rnacam kebutuhan.
yaitu ; kebutuhan altan keberadaan, kebutuhan berhubungan dan kebutuhan
pertumbuhan. Kebutuhan altan keberadaan berkaitan dengan kebutuhan akao
kelangsungan hidup seseorang. Kebutuhan berhubungan bertalian dengan ltebutuhan
seseorang untuk berinteraksi dengan orang lain baik berupa hubungan antar pribadi
maupun hubungan sosial. Kebutuhan pertunlbuhan berkaitan dengan kebutuhan untuk
~nengembanglcandiri.
(8) Teori Motivasi

"

Kebutuhan Berprestasi " dari David C McClelland

Teori McClelland ini mengatakan bahwa individu rnemiliki tiga macam
kebutuhan yaitu kebutuhan berprestasi, kebutuhan berafiliasi dan kebutuhan untuk

berltuasa. Dengan demiltian menurut teori ini seseorang altan terdorong berbuat
dengan sungguh-sungguh apabila liierasa akan memperoleh kese~npatanuntuk dapat

men~~~i~jultkan
sepenuh lteniampuan yang dimilikinya hingga dapat diperoleh hasil
terbaili. Seseorang juga akan terdorong berbuat dengan sunggull-sungguh apabila
Inerasa bahwa dari hasil ker.ianya akan diperoleh persahabatan dengan orang lain dan
meorang akan terdoroug untuli berbuat sesuatu apabila merasa altan me~nperoleh
kedudukan yang diinginltan.
(9) Teori Motivasi

"

Keadilan " dari Strecy Adams

Teori motivasi " Keadilan

"

menyatakan bahwa orang altan cenderung bekerja

dengan baik apabila akan ~ne~iiperoleh
keadilan. Dengan demikian ltetidakadilan altan
melemahka~isemangat kerja seseorang.

Berdasarltan teori di atas, para ahli me~nbagialiran teori motivasi ke dalam
enam kelompok (Handoko, 1995 : 10-23). Pertama adalah Teori Kognitif. 'l'eori ini
mengatakan bahwa tingkah laku seseorang tidak digerakkan oleh motivasi tetapi oleh
rasio. Teori ini memililti kelemahan, yaitu tidak menyadari bahwa ltadang-kadang
tindakan manusia berada di bawah kontrol rasio, sehingga teori ini sultar untuk
dipertanggunaawabkan.
Kedua adalah Trori Hedonistis yang ~nengernultaltanbahwa setiap tindaltan
manusia pada dasarnya melnpuuyai suatu tujuan yaitu u n t ~ ~mencari
k
hal-ha1 yang
menyenangkan serta ~iienghindarihal-ha1 yang ~nenyaltitltan. 'l'eori ini melnililti
kelemahan dan dipandang kurang ilmiah karena hanya melandasi diri pada
pcngalaman subjektif sa,ja. Masalah keadaan menyenangkan dan menyakitkan yarlg

dialami seseorang akan sangat terga~ltungpada adaptasi seseorang dengan rangsangan
yang mendaliuluinya.

Teori Insting sebagai teori ketiga menyatakan bahwa setiap orang telah
~nembawapoteusi biologis sejak dia dilahirltan. Dengan demiltiau potensi inilah yang
menuntun seseorang uutuk bertindak. Teori ini mempunyai kelemahan karena sangat
sukar untuk membuat daftar-daftar insting dasar yang nlencaltup segala bentuk
tingkah laku manusia.
Teori Psikoanalitis ~nerupakanteori yang lieempat. Teori Psiltoanalitis pada
lialtiltatnya merupakan kelanjutan dari teori insting. Teori ini rnenyataltan bahwa
tingkah laku rnanusia dipengaruhi oleh dua faktor dasar, yaitu insting kehidupan yang
mendorong seseorang

L I I I ~ L I tetap
~

hidup dan insting kematian yang mendorong

seseorang untuk menghancurkan dirinya sendiri. Selain itu, teori ini juga melihat
bahwa motif tidak sadar dapat menampakkan diri dalaln berbagai bentuk, misalnya
dalam bentulc mimpi dan salah ucap. Kritik terhadap teori ini berkisar pada lieraguali
bahwa mimpi dan salah ucap nierupakan akibat dari motif yang tidak disadari.
Teori yang kelima y a i t ~Teori
~
Keseimbangan. leori ini berpendapat bahwa
tingltah laku manusia terjadi ltarena adanya ketidakseimbangan dalam diri manusia.
I'rinsip teori ini adalah diawali dari keadaan tidak seimbaug kemudian menemuka~i
keseimbangan, setelah itu menimbulkan ketidakseinibangan baru yang diikuti dengan
Iteseimbangan yang bar^^ dan begitu seterusnya.
Teori keenam adalah Teori Dorongau. Timbuluya dorongan, bertambah dan
berkurangnya dorongan dapat diukur secara objektif. Teori Dorongan ini semakin

diakui setelah mu~iculTeori Keseimbangan karena dorongan merupakan salah satu
usaha untuk dapat menge~nbaliliankepada keadaan seimbang dalarn diri seseorang.
Melihat ltepada berbagai teori di atas, dapat diketahui bahwa tingkah laku
~nanusiadisebabkan oleh adanya kebutuhan dan dita~nbahdengan adanya dorongan
tertentu. Dengall adanlya kebutuhm d m doro~igalli ~ i iseseorang tnerasa siap untuk
melaltukan suatu perilaku tertentu. Jika keadaan siap itu mengarah kepada suatu
kegiatan konkrit disebut sebagai motif. Selanjutnya usaha menggiatkan motif-motif
tersebut menjadi tingkah laku konltrit disebut dengan tingkah laku bermotivasi.
Manusia akan termotivasi bila didahului dengan adanya suatu keinginan.
Keinginan tersebut muncul melalui proses persepsi yang diterima olehnya dengan
dipengaruhi oleh kepribadian, sikap, pengalaman dan harapan seseorang untuk
Itemudian sesuatu yang diterima tersebut diberi arti oleh orang yang bersangkuta~l
menurut minat dan keinginannya. Motivasi dengall de~niltian bersuniber kepada
lhktor psikologis manusia yang menyangkut emosi dan perasaan, atau clalam istilah
Krech et al. (1962 : 69) ~notivasimerupakan bagian dari proses kognitif. Faktor
tersebut sangat sulit diamati d a ~ idiketahui akan tetapi selalu ada pada setiap diri
~nanusia.

Penyuluhan
Penyuluhan adalah keterlibatan seseorang u~ituk melaltultan lton~unikasi
~nformasisecara sadar dengall tujuan membantu sesalnanya me~nberikanpendapat
sehingga dapat membuat keputusan yang benar (van den Ban dan HS. Hawkins,
1')C)9).Selama seseorang berkehendak, bertindak membantu sesamanya memberikan,

15

mengltomuniltasiltan informasi yang berguna bagi orang lain. berarti telah
memerankan diri sebagai penyuluh. Menurut Chambers (Kartasasmita, 1996)
prnyuluhan adalah upaya memahami, nienibimbing dan membantu petani dalam
~ncngliadapipersoalannya guna memecahltan sendiri cara pemecahan masalahnya.
pcnguatan posisi masyarakat petani dari segi ekonomi, sosial dan polilik. Dengan
deniikian penyuluhan sebagai upaya terenca~la untuk menumbuhkan kemandirian
petani dalam kaitannya dengan segi ekonomi, sosial maupuli politik.
Diltaitltan dengan konsep pemberdayaan, Bookma11 dan Morgen (Priyono dan
I'ranarka,

1996) mengatakan bahwa pemberdayaan mengacu kepada usaha

menumbuhkan keingi~iaii pada seseorang untuk mengaktualisasikan diri rnelalui
~iiobilitaske atas serta meniberikan pengalaman psikologis yang membuat seseorang
merasa berdaya. Keinginan untuk mengubah keadaan yang akan datang dalam diri
tersebut muncul jika seseorang merasa berada dalam situasi tertekan dan kemudian
menyadari dan mengetahui surnber tekanan tersebut.
Penyuluhan adalah sistem pendidikan bagi masyarakat agar merelta menjadi
tahu, mau dan mampu berswadaya melaksanakan peningkatan produksi, pendapatan
dan perbaikan kesejahteraan keluarga dan masyarakat

(Mardikanto.

1993).

I'enyuluhan dalam pengertian ini bermakna menghasilkan perubahan perilaku d a ~ i
tindaltan sasaran yang nienguntungkan sasaran dan masyarakatnya.
Hampir serupa dengan pendapat di atas, Rejeki (1998) menambahkan bahwa
penyuluhan memiliki peranan dalam membantu masyarakat untuk me~lgadaltan
pel.ubaha11-perubd~anke arah yang lebih baik. Dari pe~idapattersebut dapat dikataltan
perubahan ke arah yang lebih baik merupaltan salah satu tujuan penyuluhan,

sedangltan tujuan penyuluhan yang lain dapat ~nencakuptujuan sosial dan ekonomi,
Ithusus dalam tujuan ekono~ni seperti upaya pemenuhan kebutuhan pokok atau
peningkatan pendapatan.
Pengembangan sumberdaya manusia di sektor industri kecil begitu penting,
itarena akan meningkatkan output produksi, akses terhadap pasar yang lebih luas dan
ltcmampuan untuk melakulian persaingan bisnis. Agar pengembangan sumberdaya
rnanusia itu dapat terwujud, diperlukan sistem pendidikan yang dapat mengubah
perilakunya ke arah yang lebih menunjang kemampuan berwirausahanya. Penyuluhan
merupakan bentuk pendidikan yang tepat untuk mencapai tujuan pengembangan
sumberdaya manusia tersebut.
Dalam konteks industri kerajinan sepatu sandal, sasaran penyuluhan adalah
pengrajin sebagai komunitas. Organisasi yang melaksanakan penyuluhan industri
lterajinan adalah organisasi yang rnemberiltan jasa penyuluhan, biasanya datang dari
pemerintah melalui Dinas Industri dan Perdagangan.
Kegiatan penyuluhan pada dasarnya rnerupakan upaya merubah perilaku
dengan cara memanipulasi lingkungan sekitarnya, baik fisik maupun sosial. Oleh
liarella itu cara yang dapat dilakukan penyuluh adalah bagaimana memanipulasi
lingkungan sehingga dapat menunjang terjadinya proses belajar pada pengrajin. Salah
satu upaya dalam menciptakan proses belajar yang kondusif dapat menggunakan
pendeliatan berbasis masyarakat. dalam keranglta ini sasaran penyuluhan diajak
bersama mengkaji problem apa yang perlu segera pe~necahanr~yaatau dalani
~nenerapkansuatu teknologi dan lainnya.

lndustri Kerajinan
Dilihat dari bentuknya, industri kerajinan merupakan industri sltala kecil.
Oleh ltarenanya, definisi yang tepat tentang industri lterajinan altan didapatkan
dcngan mengetahui definisi tentang industri skala kecil. Tetapi sayangnya di
Indonesia tidak ditemukan definisi yang jelas inengenai apa itu ind~rstrisltala kecil.
vang ada hanyalah pengklasifikasian industri secara resmi menjadi. tiga kelompok
(Rahardjo dan Fachry, 1992 : 17). yaitu :
(1)

lndustri sltala besar dan sltala menengah

(2) Industri skala kecil, dan
(3) lndustri rumah tangga.

Dari klasifikasi itu akan ~nenjadilebih rurnit lagi manakala dilihat berada pada
sektor apakah industri yang ada, apaltah dalam sektor pertanian, industri,
perdagangan atau jasa. Mengakibatkan pendefinisian industri kecil semakin sulit
dilaltukan.
Walaupun demiltian, definisi yang lebih mendekati kepada keanekaragaman
definisi industri kecil yang ada, dapat dilihat dari jumlah pekerjanya (Rahardjo dan
Fachry, 19'92 : 17), yaitu :
( 1)

Perusahaan skala besar ~nernpekerjakan50 pelterja atau lebih

( 7)

I'erusahaan skala menengah niempekerjakan 10-50 pelterja

(3) I'erusahaan skala kecil niempekerjakan 1- 10 pelterja.

Berdasarkan kepada definisi menurut jumlali pekerjanya, industri lcerajina~i
sama dengim industri rumah tangga merupakan bagian dari industri skala kecil. Hal
i t u menjadi lebih jelas lagi dengan keterangan dari S.jaifudian et ul. (1995 : 22) bahwa

usaha kecil ini dala~li banyak kasus sebagai usaha keluarga. Juga pernyataan
Ilaha~.d,jo ~ l a n Fachry (1992 : 19) yang rnenyatakan bahwa pernbagian alitara
perusahaan industri skala kecil dan industri rumah tangga tidalc dapat diketahui
dengan jelss.
Industri kerajinan merupakan suatu bentuk usaha ekonomi produktif yang
dilaltukan oleh rakyat. Oleh karenanya tergolong kepada ekono~nirakyat. Rustiani
(1996) lebih jauh melige~nukakanbahwa ekonomi rakyat adalah sebuali tatanan
clconomi y.mg terdiri atas sejumlah usaha-usaha kecil dengan orientasi usaha masih
sekitar pemenuhan kebutuha~l subsistensi, dikelola oleh rakyat, modal dan
akomodasinya terbatas, teknologi dan manajemen masih bersifat tradisional, padat
ltarya serta output produksi yang diperuntukkan bagi rakyat kembali.
Mengacu kepada perkembangan ekonomi kerakyatan ini, nunc cull ah konsep
ekoru yank: dilatarbelakangi oleh adanya kesenjangan sosial ekonomi masyarakat.

I