KONSEP DASAR AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN
3. Ekuitas
Ekuitas adalah hak residual Ekuitas adalah hak residual atas aset atas aset perusahaan
perusahaan setelah dikurangi semua setelah dikurangi semua
kewajiban. Ekuitas biasanya disebut juga kewajiban.
dengan net assets (aset bersih). Untuk perusahaan perorangan ekuitas
mencerminkan modal yang diinvestasikan oleh pemiliknya ke dalam perusahaan yang dia dirikan. Ekuitas untuk perusahaan persekutuan terdiri dari modal yang ditanamkan oleh sekutu sekutu yang mendirikan perusahaan. Modal perseroan terdiri dari saham saham yang dimiliki oleh investor perusahaan tersebut. Sedangkan untuk koperasi ekuitas terdiri dari simpanan anggota.
4. Penghasilan (income)
Penghasilan (income) adalah kenaikan manfaat ekonomi selama suatu periode akuntansi dalam bentuk pemasukan atau penambahan aset atau penurunan kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi penanam modal.
Penghasilan (income) meliputi:
a. Pendapatan (revenue) timbul dari Penghasilan (income)
adalah kenaikan manfaat pelaksanaan aktivitas perusahaan yang
ekonomi selama suatu biasa dan dikenal dengan sebutan antara periode akuntansi dalam
lain penjualan, penghasilan jasa (fees), bentuk pemasukan atau
bunga, dividen, royalty dan sewa penambahan aset atau
penurunan kewajiban yang
b. Keuntungan (gains) timbul dan tidak ekuitas yang tidak berasal
mengakibatkan kenaikan
timbul dari pelaksanaan aktivitas dari kontribusi penanam
perusahaan yang biasa. Keuntungan modal
(gains) mencerminkan kenaikan manfaat ekonomi. Contoh pos yang timbul dalam
penghasilan aset tak lancar akibat penilaian kembali atau pelepasan investasi.
5. Beban (expenses)
(expenses) adalah penurunan manfaat
Beban
Beban (expenses) adalah
penurunan manfaat ekonomi selama suatu ekonomi selama suatu
periode akuntansi dalam bentuk arus keluar periode akuntansi dalam
atau berkurangnya aset atau terjadinya bentuk arus keluar atau
kewajiban yang mengakibatkan penurunan berkurangnya aset atau
terjadinya kewajiban yang ekuitas yang tidak menyangkut pembagian
mengakibatkan penurunan
kepada penanam modal.
ekuitas yang tidak menyangkut pembagian
Beban mencakup:
kepada penanam modal.
a. Beban yang timbul dalam pelaksanaan aktivitas perusahaan biasa meliputi
misalnya beban pokok penjualan, gaji, penyusutan. Beban ini berbentuk arus keluar atau berkurangnya aset seperti kas dan setara kas, persediaan dan aset tetap.
b. Kerugian mencerminkan pos lain yang memenuhi definisi beban yang mungkin timbul atau mungkin tidak timbul dari aktivitas perusahaan yang biasa. Contoh misalnya kerugian akibat kebakaran, bencana alam dan penurunan nilai aset
G. Pengakuan dan Pengukuran Unsur Laporan Keuangan
Setiap transaksi yang terjadi akan dicatat dengan cara mendebit atau mengkredit akun akun tertentu disertai dengan nilainya. Misalnya jika perusahaan menjual barang dagangannya secara tunai senilai Rp. 200.000, maka akun yang didebit adalah kas dan akun yang dikredit adalah penjualan dengan nilai masing masing Rp. 200.000. Akun kas merupakan salah satu pos laporan keuangan yang masuk dalam kelompok aset sedangkan akun penjualan merupakan salah satu pos laporan keuangan yang masuk dalam kelompok penghasilan.
Untuk bisa menentukan akun apa yang harus didebit atau dikredit perlu dianalisa terlebih dahulu dampak transaksi tersebut apakah mempengaruhi unsur unsur laporan keuangan seperti aset, kewajiban, ekuitas, pendapatan atau modal. Tentu saja penetapan unsur mana yang dipengaruhi oleh transaksi harus didasarkan pada definisi dari masing masing unsur serta kriteria lainnya yang ditetapkan.
Proses pencatatan ini melibatkan dua kegiatan yaitu penentuan pos pos laporan keuangan yang dipengaruhi oleh transaksi dan penentuan nilai untuk setiap pos tersebut. Proses penentuan pos pos ini dikenal dengan istilah pengakuan (recognation) sedangkan proses penentuan nilainya dikenal dengan istilah pengukuran (measurement).
Definisi pengakuan dan pengukuran menurut Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan adalah sebagai berikut:
Pengakuan (recognition) merupakan proses
Pengakuan (recognition) merupakan pembentukan suatu pos
proses pembentukan suatu pos yang yang memenuhi definisi
unsur serta kriteria memenuhi definisi unsur serta kriteria pengakuan yang
pengakuan yang dikemukakan dalam dikemukakan dalam definisi
definisi unsur unsur laporan keuangan baik unsur unsur laporan
dalam neraca atau laporan laba rugi. keuangan baik dalam
neraca atau laporan laba Pengakuan dilakukan dengan menyatakan
rugi.
pos tersebut baik dalam bentuk kata kata maupun dalam jumlah uang dan mencantumkannya ke dalam neraca atau laporan laba rugi. (IAI, 2004, hal.20)
Pengukuran adalah proses Pengukuran adalah proses
penetapan jumlah uang untuk mengakui penetapan jumlah uang
untuk mengakui dan dan memasukkan setiap unsur laporan
memasukkan setiap unsur keuangan dalam neraca dan laporan laba laporan keuangan dalam
rugi (IAI, 2004, hal.23)
neraca dan laporan laba
rugi.
1. Pengakuan Unsur Laporan Keuangan
a. Pengakuan Aset Aset diakui dalam neraca kalau besar kemungkinan bahwa
manfaat ekonominya di masa depan diperoleh perusahaan dan aset tersebut mempunyai nilai atau biaya yang dapat diukur dengan andal.
b. Pengakuan Kewajiban Kewajiban diakui dalam neraca kalau besar kemungkinan bahwa
pengeluaran sumber daya yang mengandung manfaat ekonomi akan dilakukan untuk menyelesaikan kewajiban (obligasi) sekarang dan jumlah yang harus diselesaikan dapat diukur dengan andal.
c. Pengakuan penghasilan Penghasilan diakui dalam laporan laba rugi kalau kenaikan
manfaat ekonomi di masa depan yang berkaitan dengan peningkatan aset atau penurunan kewajiban telah terjadi dan dapat diukur dengan andal.
d. Pengakuan Beban Beban diakui dalam laporan laba rugi kalau penurunan manfaat
ekonomi di masa depan yang berkaitan dengan penurunan aset atau peningkatan kewajiban telah terjadi dan dapat diukur dengan andal.
Beban diakui dalam laporan laba rugi atas dasar hubungan langsung antara biaya yang timbul dan pos penghasilan yang diperoleh. Proses yang biasanya disebut pengaitan biaya dengan pendapatan (matching of cost with revenues) ini melibatkan pengakuan penghasilan dan beban secara gabungan atau bersamaan yang dihasilkan secara langsung atau bersama sama dari transaksi atau peristiwa lain yang sama.
2. Pengukuran Unsur Laporan Keuangan
Berikut adalah berbagai dasar pengukuran laporan keuangan (IAI, 2004, hal. 24)
a. Biaya Historis Aset dicatat sebesar pengeluaran kas atau setara kas yang
dibayar atau sebesar nilai wajar dari imbalan yang diberikan untuk memperoleh aset tersebut pada saat perolehan. Kewajiban dicatat sebesar jumlah yang diterima sebagai penukar dari kewajiban (obligation) atau dalam keadaan tertentu (misal pajak penghasilan) dalam jumlah kas atau setara kas yang dibayarkan untuk memenuhi kewajiban dalam pelaksanaan usaha normal.
Contoh: Misalkan PT. Cendekia Purnama membeli mesin dengan harga beli Rp. 25.000.000,-, sedangkan untuk mempersiapkan mesin agar dapat dioperasikan perusahaan harus mengeluarkan biaya pemasangan Rp. 2.000.000,-. Maka mesin sebagai aset perusahaan akan dicatat sebesar biaya perolehannya atau biaya historis yang dikeluarkan pada saat perolehannya yang mencerminkan seluruh pengeluaran kas yang dibayar untuk memperoleh aset (mesin) tersebut yaitu Rp. 27.000.000,-.
b. Biaya Kini (Current Cost) Aset dinilai dalam jumlah kas atau setara kas seharusnya bila
aset yang sama atau setara aset diperoleh sekarang. Kewajiban dinyatakan dalam jumlah kas atau setara kas yang tidak didiskontokan (undiscounted) yang mungkin akan diperlukan untuk menyelesaikan kewajiban (obligation) sekarang.
Contoh: Misalkan PT Kartika Jaya memiliki kendaraan berupa mobil Panther yang diperoleh tahun 2003 dengan harga perolehan historisnya Rp. 150.000.000,-. Berapa nilai mobil tersebut jika perusahaan akan mencantumkannya dalam laporan keuangan untuk periode tahun 2007?
Jika menggunakan dasar biaya historis maka mobil akan dilaporkan nilianya sebesar Rp. 150.000.000,-, tetapi jika menggunakan biaya kini (current cost) nilai mobil yang dicantumkan dalam laporan keuangan adalah sebesar kas yang seharusnya dikeluarkan saat ini untuk mendapatkan mobil Panther yang sama kondisinya dengan mobil Panther yang dimiliki oleh perusahaan, misalnya Rp. 105.000.000,-, maka nilai mobil Panther PT Kartika Jaya adalah Rp. 105.000.000,-yang mencerminkan biaya kini.
c. Nilai Realisasi / penyelesaian (realizable/settlement value) Aset dinyatakan dalam jumlah kas (setara kas) yang dapat
diperoleh sekarang dengan menjual aset dalam pelepasan normal (orderly disposal). Kewajiban dinyatakan sebesar nilai penyelesaian yaitu jumlah kas (atau setara kas) yang tidak didiskontokan yang diharapkan akan dibayarkan untuk memenuhi kewajiban dalam pelaksanaan usaha normal.
Contoh: Misalkan perusahaan Ceria Purnama mempunyai utang dagang kepada pemasoknya yang akan jatuh tempo tiga bulan yang akan datang sejak tanggal pembeliannya sebesar Rp. 250.000,-. Maka kewajiban berupa utang dagang tersebut akan dicatat sebesar jumlah kas yang tidak didiskontokan yang diharapkan akan dibayarkan oleh perusahaantiga bulan yang akan datang untuk menyelesiakan kewajibannya yaitu sebesar Rp. 250.000,-.
d. Nilai Sekarang (Present Value) Aset dinyatakan sebesar arus kas masuk bersih di masa depan
yang didiskontokan ke nilai sekarang dari pos yang diharapkan dapat memberikan hasil dalam pelaksanaan usaha normal. Kewajiban dinyatakan sebesar arus kas keluar bersih masa depan yang didiskontokan ke nilai sekarang yang diharapkan akan diperlukan untuk menyelesaikan kewajiban dalam pelaksanaan usaha normal.
Contoh: perusahaan Indah Sari menerbitkan obligasi dengan nilai nominal Rp. 1.000.000.000,- yang jatuh tempo 5 tahun. Utang obligasi ini akan dicatat sebesar nilai sekarang atau present value dari pembayaran bunga dan pokoknya misalnya setelah dilakukan penghitungan nilainya menjadi Rp. 1.100.000.000,-. Maka utang obligasi akan dicatat sebesar Rp. 1.100.000.000,-
Dasar pengukuran yang lazimnya digunakan perusahaan dalam penyusunan laporan kuangan adalah biaya historis dan dasar pengukuran lain untuk pos pos terterntu seperti untuk persediaan, selain biaya historis bisa menggunakan metode lower of cost or net realizable value.
PERTANYAAN
1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan kerangka dasar akuntansi keuangan
2. Jelaskan apa manfaat dari kerangka dasar akuntansi keuangan
3. Jelaskan tujuan dari laporan keuangan
4. Jelaskan bagaimana proses untuk menetapkan tujuan dari laporan keuangan
5. Sebutkan dan jelaskan asumsi dasar yang digunakan untuk penyusunan dan penyajian laporan keuangan
6. Sebutkan dan jelaskan apa yang dimaksud dengan karakteristik kualitatif laporan keuangan
7. Sebutkan unsur unsur dari laporan keuangan
8. Jelaskan apa yang dimaksud dengan pengakuan unsur laporan keuangan dan jelaskan pula pengakuan untuk setiap unsur laporan keuangan
9. Jelaskan apa yang dimaksud dengan pengukuran unsur laporan keuangan dan jelaskan jenis jenis pengukuran yang disebutkan dalam kerangka dasar akuntansi keuangan.
10. Jika anda telah memahami siklus akuntansi, jelaskan pada proses atau tahapan mana yang menunjukkan penerapan pengakuan dan pengukuran unsur laporan keuangan itu dilakukan.