Peran perbedaan kation anion ransum dalam metabolisme mineral dan pH cairan vagina dalm upaya mengubah rasio kelamin anak domba garut

PERAN PERBEDAAN KATION-ANION RANSUM DALAM
METABOLISME MINERAL DAN pH CAIRAN VAGINA
DALAM UPAYA MENGUBAH RASIO KELAMIN ANAK
DOMBA GARUT

FARIDA

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2008

PERNYATAAN MENGENAI DISERTASI

Dengan ini saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa disertasi saya
dengan judul: Peran Perbedaan Kation-anion Ransum dalam Metabolisme Mineral
dan pH Cairan Vagina dalam Upaya Mengubah Rasio Kelamin Anak Domba
Garut adalah karya saya sendiri dengan arahan komisi pembimbing dan belum
diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber
informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak
diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam

Daftar Pustaka di bagian akhir disertasi ini.

Bogor, Maret 2008
Farida
NIM D 061040051

ABSTRACT
FARIDA. Role of Dietary Cation-Anion Difference in Mineral Metabolism and
Vagina Liquid’s pH to Seek for Change Offspring Sex Ratio of Garut Sheep.
Under the supervision of TOTO TOHARMAT, IDAT GALIH PERMANA, and
ARIEF BOEDIONO.
The objectives of the present experiment was to evaluate the effect of
negative, neutral or positive dietary cation-anion difference (DCAD) on dry
matter intake; mineral metabolism; mineral status and pH in blood, vagina
mucous, and urin; and offspring sex ratio of Garut sheep . Rations with DCAD
value of -28, -18, 0, +14, and +32 meq were offered to 15 ewes in a randomized
complete block design. The ewes were grouped into: (I) ewes previously had twin
female offsprings; (II) ewes previously had twin male offsprings; and (III) ewes
previously had twin male and female offsprings.
The DCAD value affected dietary pH and dry matter intake. Dietary pH had

significant correlation with DCAD (r=0.85). The DCAD value did not affect dry
matter and K absorption, but significantly affected the absorption of total mineral
(ash), Na, Cl, dan S. Previous offspring sex ratio significantly affected drinking
water consumption and S absorption but did not affect absorption of dry matter,
ash, Na, K, and Cl.
The DCAD value and previous offspring sex ratio had no effect on blood
pH, pCO2, pO2, HCO3, base, and plasma Na, K, Cl, Ca, and P concentrations
indicating that there was homeostasis to maintain the physiological status of the
body. However the DCAD of -28 meq led to low blood pH, pCO2, HCO3 and
base at value of 7.06+0.53, 37.36+6.63 mmHg, 20.74+1.85 mmol/L, -2.53+2.42
mmol/L respectively; and plasma Na:K ratio at 18:1 indicating abnormal ration.
Ewes were given DCAD of -28 meq had acidemia and metabolic acidosis.
The DCAD value of -18, 0, +14 and +32 meq resulted in the normal blood
with blood pH varied from 7.36+0.03 to 7.40+0.02 and Na:K ratio closed to 20:1.
Plasma Cl concentration was associated with plasma Na, but the concentration of
Cl was lower than that of Na. Blood acidity had correlation neither to DCAD
(r=0.37) nor dietary pH (r=0.04).
The DCAD value and previous offspring sex ratio had no effect on pH, Na,
K, Cl, S, Ca, and P vagina fluid. The pH of vagina liquid had correlation to
DCAD (r=0.46) and blood pH (r=0.64).

The DCAD value significantly influenced urinary pH and P, but had no
effect on urinary Na, K, Cl, S, and Ca. The previous offspring sex ratio had no
effect on urinary pH, Na, K, Cl, S, and Ca. The DCAD value of -28 and -18 meq
resulted in the low acidity of urine at level of 5.73+0.20 dan 5.84+0.27,
respectively. The DCAD value of 0, +14, dan +32 meq resulted in normal
urinary pH.
The DCAD value and previous offspring sex ratio affected the total of fetus.
The DCAD value of -28 meq resulted in low total fetus (0.67+0.58 fetuses) and
that of 0 meq resulted in the highest total fetus (3.00+0.00 fetuses). The total
fetus indicated a significant correlation to blood pH (r=0.55).

The DCAD value and previous offspring sex ratio had no effect on the total
and the sex ratio of offspring. Total fetus had positive correlation to the total
offspring (r=0.66). The sex ratio of offspring had positie correlation to the dietary
pH (0.47) and the pH of vagina fluid at insemination time (r=0.75). The sex ratio
of offspring influenced consumption of drinking water, S absorption, total fetus,
and the sex ratio of offspring.
Keywords: dietary cation-anion difference (DCAD), pH, fetus, offspring, sex
ratio, ewe


RINGKASAN

FARIDA. Peran Perbedaan Kation-Anion Ransum dalam Metabolisme Mineral
dan pH Cairan Vagina dalam Upaya Mengubah Rasio Kelamin Anak Domba
Garut. Dibimbing oleh TOTO TOHARMAT sebagai ketua, IDAT GALIH
PERMANA dan ARIEF BOEDIONO sebagai anggota.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) Pengaruh perbedaan kationanion ransum (PKAR) yang bernilai negatif, netral, atau positif pada jumlah
ransum yang dikonsumsi, metabolisme mineral, status mineral dan pH (pada
darah, cairan vagina, dan urin), fetus, anak, dan rasio kelamin anak domba garut.
(2) Pengaruh nilai PKAR yang optimal pada jumlah ransum yang dikonsumsi,
metabolisme mineral, status mineral dan pH (pada darah, cairan vagina, dan urin),
fetus, anak, dan nilai rasio kelamin anak domba garut. Hipotesis penelitian ini,
adalah (1) Terdapat pengaruh PKAR pada jumlah ransum yang dikonsumsi,
metabolisme mineral, status mineral dan pH (darah, cairan vagina, dan urin),
fetus, anak, dan nilai rasio kelamin anak domba garut. (2) Ransum dengan nilai
PKAR positif merupakan ransum perlakuan yang akan meningkatkan jumlah
ransum yang dikonsumsi, metabolisme mineral, status mineral dan pH (darah,
cairan vagina, dan urin), fetus, anak, tetapi menurunkan nilai rasio kelamin anak
domba garut.
Perlakuan pada penelitian ini adalah ransum dengan nilai PKAR masingmasing sebesar -28, -18, 0, +14, dan +32 meq. Ransum perlakuan telah diberikan

selama tiga minggu sebelum inseminasi buatan dan dua minggu sesudah
inseminasi buatan pada 15 ekor induk domba yang dialokasikan dalam rancangan
acak kelompok (RAK). Pengelompokan dilakukan berdasarkan jenis kelamin
anak yang pernah dilahirkan oleh induk domba, yaitu (I) induk domba yang sudah
beranak kembar betina semua, (II) jantan semua, dan (III) jantan dan betina.
Nilai PKAR sangat berpengaruh pada pH ransum (P0.05) pada Na, K, Cl, Ca, dan P plasma. Akan tetapi, Nilai
PKAR sangat berpengaruh (P0.05) pada S plasma.
Berarti induk-induk
domba berhasil melakukan homeostasis. Tubuh induk domba mengatur agar level
K+ dalam plasma selalu lebih rendah daripada level Na+ plasma. Nilai imbangan
Na:K plasma pada domba yang diberi ransum dengan nilai PKAR -18, 0, +14,
dan +32 meq (sekitar 19:1−20:1) termasuk imbangan Na:K yang mendekati
normal. Domba yang diberi ransum dengan nilai PKAR -28 meq mempunyai
imbangan Na:K plasma sebesar 18:1 merupakan imbangan tidak normal dan
menghasilkan S plasma yang tertinggi (63+18ppm).
Kandungan Cl plasma
mengikuti kecenderungan keberadaan Na plasma, tetapi jumlah Cl lebih rendah
daripada Na. Jumlah Ca plasma berhubungan kurang erat dengan K plasma
(r=0.47). Jumlah P plasma berhubungan cukup erat dengan S plasma (r=-0.69).
Nilai PKAR dan jenis kelamin anak yang pernah dilahirkan tidak

berpengaruh (P>0.05) pada pH, Na, K, Cl, S, Ca, dan P cairan vagina.
Kandungan K cairan vagina (3036+931−10002+5990ppm) relatif lebih banyak
daripada K plasma (811+268−983+183ppm). Nilai pH cairan vagina berhubungan
kurang erat dengan nilai PKAR (r=0.46), dan erat dengan pH darah (0.64), tetapi
tidak ada hubungan dengan pH ransum (0.26).
Nilai PKAR sangat berpengaruh pada pH urin (P