Transformator Tiga

5.3.1 Autotransformator

mator dapat diabaikan, maka untuk pen- dekatan, persamaan untuk transforma-

Autotransformator adalah transformator tor biasa adalah : yang hanya terdiri dari satu kumparan

yang hanya berfungsi sebagai sisi S tb 2 . V 1 . I 1 | 2 . V 2 . I 2 primer dan sekunder (Gambar 5.57).

untuk autotransformator pendekatannya adalah :

S tA V 1 . I V 3 . I 2

sedangkan :

I 1 I I 2 , maka I I 1 I 2

maka :

S tA V 1 ( I 1 I 2 ) ( V 2 V 1 ) I 2

V 1 . I 1 V 2 . I 2 2 . V 1 . I 2 bila rugi-rugi dibaikan maka dapat

ditulis :

S tA | 2 . V 1 . I 1 2 V 1 . I 2 | 2 . V 2 . I 2 2 . V 1 . I 2 Perbandingan antara daya Autotransfor-

S tA dengan daya tipe sebagai Gambar 5.57 Rangkaian Autotrans-

mator

formator

transformator biasa S tb , adalah :

Bila tegangan pada sisi primer V1 dan S tA 2 . V 2 . I 2 2 . V 1 . I 2 V 2 V 1 V

1 1 arus I1, tegangan pada sisi sekunder

2 . V 2 . I 2 V 2 V 2 V2 dan arus I2. daya semu bisa men-

S tb

cermikan banyaknya bahan yang digu- dari persamaan diatas dapat dilihat nakan untuk pembuatan transformator untuk nilai V1 dab V2 yang tidak jauh tersebut.

berbeda, misalnya V1 : V2 = 0,9,

Besaran tegangan merupakan ukuran tA maka perbandingan 1 0 , 9 0 , 1 ini mengenai banyaknya inti yang dipakai,

S tb

sedangkan arus berbanding lurus de- menunjukkan dengan menggunakan ngan banyaknya kawat tembaga yang autotransformator diperlukan bahan dipakai dalam pembuatan transformator 10% lebih hemat daripada transformator tersebut.

biasa.

Pada transformator “biasa” yang terdiri Autotransformator banyak digunakan di: dari dua kumparan yang terpisah secara x Industri untuk alat pengasut (start) listrik, banyaknya bahan yang diguna-

motor induksi tiga fasa rotor sangkar.

Mesin Listrik 381 Mesin Listrik 381

Bila sebuah transformator arus mempu- nyai perbandingan 100/5 A., artinya

5.3.2 Transformator

transformator mengubah arus primer

Pengukuran

dari 100 A menjadi 5A di sisi sekunder. Karena pada sisi primer selalu mengalir

arus yang besar, maka sisi sekunder Untuk melakukan pengukuran tegangan harus selalu dalam keadaan tertutup, atau arus yang berada di gardu-gardu bila terbuka maka transformator akan listrik atau pusat pembangkit tenaga mengalami kerusakan, hal ini disebab- listrik biasanya tidak dilakukan secara kan karena tidak adanya fluks yang langsung karena karena nilai arus/ tega- bersal dari sisi sekunder. ngan yang harus diukur pada umumnya

tinggi. Apabila pengukuran besaran-

besaran listrik ini dilakukan secara lang- sung, maka alat-alat ukur yang harus disediakan akan menjadi sangat mahal karena baik dari ukuran fisik maupun ratingnya memerlukan perancangan se- cara khusus.

Untuk mengatasi hal tersebut maka yang dibuat secara khusus bukan alat ukurnya, melainkan transformatornya, dengan cara ini harganyapun relatif lebih murah bila dibandingkan dengan pembuatan alat ukur khusus.

Transformator khusus ini disebut trans-

formator pengukuran (instrumen). Ada

dua jenis transformator pengukuran, yaitu :

1. Transformator Arus yang menurun- kan arus menurut perbandingan ter- tentu.

2. Transformator tegangan yang menu- runkan tegangan menurut perbandi- ngan tertentu.

5.3.2.1 Transformator Arus

Transformator arus (Gambar 5.58) di- gunakan untuk mengukur arus beban

pada sebuah rangkaian. Dengan peng- gunaan transformator arus, maka arus Gambar 5.58 Transformator Arus

382 Mesin Listrik

5.3.2.2 Transformator Tegangan

Prinsip kerja transformator tegangan se- benarnya sama dengan sebuah trans- formator biasa, yang membedakannya adalah dalam perbandingan transforma- sinya, dimana transformator tegangan memiliki ketelitian yang lebih tinggi bila dibandingkan dengan transformator bia- sa. Transformator tegangan biasanya mengubah tegangan tinggi menjadi te- gangan rendah.

Misalnya pada sebuah Gardu distribusi yang mempunyai tegangan 20 KV de- ngan transformator tegangan diturunkan menjadi 200 Volt yang digunakan untuk pengukuran.

Untuk mencegah terjadinya perbedaan tegangan yang besar antara kumparan primer dengan sekunder, karena adanya kerusakan isolasi pada kumparan pri- mer., maka pada sisi sekunder perlu dipasang pembumian.

Gambar 5.59 Transformator Tegangan

Mesin Listrik 383 Mesin Listrik 383

5.4 Generator Arus

yang merupakan tempat terbentuk-

Searah

nya gaya gerak listrik (Ggl) atau aliran arus listrik.

5.4.1 Konstruksi Mesin x Gerakan realtif antara fluk magnet

dengan kawat penghantar listrik. Arus Searah Dalam hal ini boleh magnitnya tetap,

sedangkan kawat penghantarnya Ada tiga hal pokok yang menjadi dasar

yang bergerak atau sebaliknya. kerja sebuah mesin listrik, yaitu :

x Adanya fluks magnet yang diha- silkan oleh kutub-kutub magnit.

Gambar 5.60 Konstruksi Mesin Arus Searah

384 Mesin Listrik

Konstruksi sebuah Mesin Arus Searah bahan berlapis-lapis tipis untuk rnengu- dapat dibagi atas :

rangi panas karena adanya arus pusar yang terbentuk pada kutub magnet

Bagian Stator :

buatan tersebut.

¾ Rangka generator atau Motor ¾ Inti kutub magnet dan Lilitan Pe-

5.4.1.3 Sikat Komutator

nguat Magnet ¾ Sikat Komutator

Fungsi utama sikat adalah sebagai penghubung untuk aliran arus dari lilitan

Bagian Rotor

jangkar ke terminal luar (generator) atau ¾ Komutator

dari terminal luar ke lilitan jangkar ¾ Jangkar

(Motor). Karena itu sikat sikat dibuat dari ¾ Lilitan Jangkar

bahan konduktor. Disamping itu sikat juga berfungsi untuk terjadinya komu-

5.4.1.1 Rangka ( Frame )

tasi, berrsama-sama dengan komutator, bahan sikat harus lebih lunak dari bahan

komutator.

Fungsi utama dari rangka mesin adalah

sebagai bagian dari tempat mengalirnya fluks; magnet. Karena itu rangka mesin dibuat dari bahan ferromagnetik. Seiain itu rangkapun befungsi untuk meletak- kan alat-alat tertentu dan melindungi bagian-bagian mesin lainnya. Mesin-mesin yang kecil rangkanya dibu- at dari besi tuang, sedangkan mesin- mesin yang besar rangkanya dibuat dari plat campuran baja yang berbentuk selinder.

5.4.1.2 Inti Kutub Magnet dan Lilitan Penguat Magnet

Fluks magnet yang terdapat pada mesin listrik dihasilkan oleh kutub-kutub mag- net. Kutub magnet diberi lilitan penguat magnet yang berfungsi untuk tempat aliran arus listrik supaya terjadi proses elektromagnetisme.

Pada dasarnya kutub magnit terdiri dari dua bagian pokok, yaitu inti kutub magnet dan sepatu kutub magnet. Karena kutub magnet berfungsi meng- hasilkan fluks magnet, maka kutub magnet dibuat dari bahan ferromagnetik,

misalnya campuran baja-silikon.

Disamping itu, kutub magnet dibuat dari Gambar 5.61 Konstruksi Sikat Komutator

Mesin Listrik 385

Supaya hubungan/kontak antara sikat- sikat yang diam dengan komutator yang berputar dapat sebaik mungkin, maka sikat memerlukan alat pemegang dan penekan berupa per/pegas yang dapat diatur. Memilih bahan yang digunakan untuk suatu sikat, perlu memperhatikan : x Putaran mesin; x Kerapatan arus yang melalui sikat; x Tekanan sikat terhadap komutator.

5.4.1.4 Komutator

Seperti diketahui komutator berfungsi sebagai alat penyearah mekanik, yang ber - sama-lama dengan sikat memben- tuk suatu kerjasama yang disebut komu- tasi.

Supaya menghasilkan penyearah yang

lebih baik, maka komutator yang diguna- kan jumlahnya banyak. Karena itu tiap belahan/segmen komutator tidak lagi merupakan bentuk sebagian selinder, tetapi sudah berbentuk lempeng-lem- peng. Diantara setiap lempeng/ segmen komutator terdapat bahan isolator. Iso- lator yang digunakan menentukan kelas dari mesin berdasarkan kemampuan suhu yang timbul dalam mesin tersebut.

Jadi disamping sebagai isolator terha- dap listrik isolator yang digunakan harus

Gambar 5.62 Proses Terbentuknya Ggl pada mampu terhadap panas tersebut. Berda- Sisi Kumparan Generator sarkan jenis isolator yang digunakan

Tegangan yang dibangkitkan pada sisi terhadap kemampuan panas ini maka kumparan sebuah generator arus sea- mesin DC dikenal atas :

ah, sebenarnya adalah dalam bentuk

gelombang arus bolak balik, selanjut- •

Kelas A : Maks

70 0 C

nya komutator akan mengubah menjadi •

Kelas B : Maks 110 0 C arus searah. Proses perubahan arus

0 • bolak-balik menjadi arus searah oleh Kelas H : Maks 185 C komutator bisa dijelaskan sebagai

berikut :

386 Mesin Listrik

Gambar 5.63 Proses Penyearahan Tegangan pada Generator Arus Searah

Komutator 1 dihubungkan dengan sisi dengan permeabilitas yang cukup besar, kumparan 1 dan Komutator 2 dengan dengan maksud agar kumparan lilitan sisi kumparan 2. Jadi kalau kumparan jangkar terletak dalam daerah yang berputar, maka sikat komutator akan imbas magnetnya besar sehingga ggl bergesekan dengan komutator secara yang terbentuk dapat bertambah besar. bergantian. Peristiwa pergesekan/per- pindahan sikat dari satu komutator ke komutator berikutnya biasa disebut komutasi. Peristiwa komutasi inilah yang menyebabkan terjadinya penyearahan.

5.4.1.5 Jangkar

Jangkar yang umum digunakan dalam

mesin arus searah adalah yang Gambar 5.64 Jangkar Generator Arus berbentuk silinder, yang diberi alur pada

Searah

bagian permukaannya untuk melilitkan kumparan-kumparan tempat terbentuk- ¾ Lilitan Jangkar nya Ggl imbas.

Jangkar dibuat dari bahan yang kuat Lilitan jangkar berfungsi sebagai tempat yang mempunyai sifat ferromagnetik

terbentuknya Ggl imbas. Lilitan jangkar

Mesin Listrik 387 Mesin Listrik 387

dipasang di dalam alur jangkar. Tiap-

tiap kumparan dapat tediri atas lilitan

kawat atau lilitan batang. Bila dalam tiap-tiap kutub mempunyai 8 s/d 18 alur, maka :

G = (8 – 18) 2p

Tiap-tiap kumparan dihubungkan de- ngan kumparan berikutnya melalui lamel komutator, sehingga semua kumparan dihubung seri dan merupakan rangkaian tertutup. Tiap-tiap lamel dihubungkan dengan dua sisi kumparan sehingga jumlah lamel k, adalah :

S=2.k

Gambar 5.65 Lilitan Jangkar

Bila dalam tiap-tiap alur terdapat dua sisi kumparan (U = 1) maka jumlah lamel juga sama dengan jumlah alur

G Ÿk=U.G

™ Lilitan Gelung

Jika kumparan dihubungkan dan diben- Gambar 5.66 Letak Sisi-sisi Kumpa-

tuk sedemikian rupa sehingga setiap

ran dalam Alur

kumparan menggelung kembali ke sisi kumparan berikutnya maka hubungan

Z = Jumlah penghantar/kawat jangkar itu disebut lilitan gelung. Perhatikan atau batang jangkar.

gambar 5.67 Prinsip Lilitan gelung. Zs = Jumlah kawat tiap sisi kumparan

Y= kisar lilitan, yang menyatakan S = Jumlah sisi kumparan.

jarak antara lamel permulaan dan lamel berikutnya melalui

Tiap-tiap kumparan mempunyai dua sisi

kumparan.

kumparan dan jumlahnya harus genap. Y C = kisar komutator, jumlah lamel Pada tiap-tiap alur bisa dipasang dua

yang melalui komutator. sisi kumparan atau lebih dalam dua

Y 1 ,Y 2 = kisar bagian.

lapisan bertumpuk (Gambar 5.66). Dalam tiap-tiap alur terdapat 2U sisi

Y=Y 1 +Y 2 = 2.Y C

kumparan, maka jumlah alur G adalah :

388 Mesin Listrik 388 Mesin Listrik

2 Y =2.Y C –Y 1

Contoh :

2p = 2,G = k = 8, S =16, dan U = 1 rencanakan lilitan gelung tunggalnya :

Y g 4 C Y =1

Y 1 =2.U.Y g +1 Y 2 = 2. Y C –Y 1

=2.1-9 = 9 = -7

Tabel 5.4 Hubungan Sisi Kumparan dengan Lamel

Lilitan Gelung Gambar 5.67 Prinsip Lilitan Gelung

LAMEL

SISI KUMPARAN LAMEL

Pada lilitan gelung kisar bagian Y 2 mun-

1 1 - 10

dur atau negatif. Tiap kumparan mem-

2 3 - 12

punyai satu sisi benomor ganjil dan satu

3 5 - 14

sisi bernomor genap, karena itu Y 1 dan

4 7 - 16

Y 2 selamanya harus merupakan bila-

ngan ganjil.

6 11 - 4

7 13 - 6

Kisar bagian Y 1 ditetapkan oleh Iebar

8 15 - 8

kumparan, diperkirakan sama dengan jarak kutub-kutub . Bila lebar kumparan ™ Lilitan Gelung Majemuk dinyatakan dengan jumlah alur, biasa-

nya dinyatakan dengan kisar Y g. Lilitan Gelung Majemuk terdiri dari dua lilitan gelung tunggal atau lebih yang

G G dililit secara simetris antara yang satu

dengan yang lainnya. Pada lilitan

gelung tunggal banyaknya cabang paralel sama dengan banyaknya jumlah

Kisar bagian Y 1 biasanya dinyatakan kutub (2p) dari mesin tersebut, dengan sejumlah sisi kumparan yang sedangkan pada lilitan gelung majemuk harus dilalui supaya dari sisi yang satu yang mempunyai m gelung tunggal, sampai pada sisi berikutnya. Di dalam banyaknya cabang paralel adalah: tiap-tiap alur dimasukkan sisi kumparan

2U dan secera serempak beralih dari

a=m.p.

lapisan atas ke lapisan bawah karena itu

Yc = m

2 Y =2.m–Y 1

Y 1 =2.U.Y g +1

sedangkan untuk menentukan Y 1 sama Kisar bagian Y 1 menentukkan cara seperti pada lilitan gelung tunggal.

menghubungkan ujung kumparan yang Untuk mendapatkan lilitan gelung satu dengan kumparan berikutnya majemuk tertutup ujung lilitan terakhir

melalui lamel komutator, kisar Y 2 biasa harus kembali lagi ke lamel permulaan.

Mesin Listrik 389

Gambar 5.68 Lilitan Gelung Tunggal

™ Lilitan Gelombang

k r 1 Yc

Lilitan Gelombang Tunggal

Pada lilitan gelombang kisar komutator Contoh : Yc lebih besar bila dibandingkan dengan

Yc pada lilitan gelung . 2p = 4 ; S = 42 ; G = k = 21 ; u = 1

21 Y 1 c ŸY c = 10 atau 11,

kita ambil Yc = 10

G 21 1

kita bulatkan menjadi 5

Y 1 2.u.Y G + 1 = 2 .. 1.5 + 1 = 11

Gambar 5.69 Prinsip Lilitan Gelombang dan

Y 2 = 2 . Yc – Y 1 = 2 . 10 – 11 = 9 Kisar bagian pada lilitan gelombang

mempunyai nilai positif(maju).

390 Mesin Listrik

Tabel 5.5 Hubungan Sisi Kumparan dengan Lamel Lilitan Gelombang

LAMEL SISI KUMPARAN LAMEL

1 1 - 12

11 Pada lilitan gelombang tunggal banyak-

11 21 - 32

21 nya sikat yang dibutuhkan hanya dua

21 41 - 10

10 buah, tidak tergantung pada jumlah

19 Lilitan Gelombang Majemuk

19 37 - 6

8 15 - 26

18 Apabila nilai arus atau tegangan yang

18 35 - 4

7 diperlukan tidak bisa dipenuhi dengan

7 13 - 24

17 lilitan gelung atau gelombang tunggal,

17 33 - 2

6 maka diatasi dengan lilitan gelombang

5 Lilitan gelombang majemuk terdiri dari

5 9 - 20

15 dua lilitan gelombang tunggal atau lebih.

15 29 - 40

4 Tiap-dap lilitan gelombang tunggal

4 7 - 18

14 terdiri dari dua cabang paralel, untuk

14 27 - 38

3 gelombang majemuk a = 2 . m

12 k r Yc m

2 3 - 14

12 23 - 34

Gambar 5.70 Lilitan Gelombang Tunggal

Mesin Listrik 391

Berdasarkan penjelasan diatas maka dihitung berdasarkan persamaan-per- dapat dilihat perbedaan-perbedaan samaan dibawah ini : yang terdapat pada lilitan gelung dan gelombang yaitu :

I = Fluks per kutub dalam Weber Z = Jumlah penghantar (kawat) dari

Lilitan Gelung

= Jumlah Alur (G) x Jumlah

1. Untuk generator bertegangan ren-

penghantar per alur

dah, arus besar. 2p = P = Jumlah kutub pada generator

2. Ujung-ujung kumparan disambung

a = Banyaknya cabang paralel pada lamel yang berdekatan.

N = Putaran jangkar dalam Rpm

3. Pada lilitan gelung tunggal, arus

E = Tegangan yang diinduksikan pada yang mengalir pada jangkar terbagi

jangkar dalam Volt.

sesuai dengan jumlah kutub. GgI rata-rata yang diinduksikan

4. Pada lilitan gelung majemuk, arus

pada tiap penghantar Volt dt

yang mengalir terbagi sesuai

dengan rumusan a = m . p. Fluks terpotong per penghantar

5. Sisi kumparan terbagi pads dua bagian, yaitu terletak dihadapan

dalam satu putaran, d I = I .P

Weber

kutub utara dan kutub selatan.

Jumlah putaran /detik N -N

Lilitan Gelombang

Waktu untuk satu putaran,

1. Untuk generator bertegangan tinggi,

dt

arus rendah.

2. Pada lilitan gelombang tunggal

Ggl Induksi/penghantar

ujung-ujung kumparai dihubungkan

d I I . pada lamel komutator dengan jarak . P N

mendekati 360 0

Listrik.

dt

3. Jumlah cabang paralel pada lilitan gelombang tunggal adalah 2 (dua),

Untuk Lilitan Gelombang

walaupun jumlah kutubnya > 2.

4. Pada lilitan gelombang tunggal Jumlah cabang paralel = 2 penghantar-penghantar pada ma-

Jumlah penghantar terhubung seri sing-masing cabang, diletakkan

dalam satu cabang

terbagi rata pada seluruh permu-

kaan kutub-kutubnya.

? Ggl Induksi/Cabang

5. Lilitan gelombang majemuk digu-

nakan jika dengan lilitan gelung

atau gelombang tunggal arus atau

60 A

tegangan yang diperlukan tidak

Volt

tercapai.

5.4.2 Tegangan Induksi

Untuk Lilitan Gelung

Jumlah cabang paralel = a

Tegangan Induksi jangkar atau Ggl

Jumlah penghantar terhubung seri Jangkar dibangkitkan pada kumparan-

kumparan jangkar dari sebu-ah

dalam satu cabang

generator. Nilai tegangan ini bisa

392 Mesin Listrik

Ggl Induksi/cabang

I . P . N Z x Volt

60 a

Rumus secara umum untuk Ggl Induksi pada jangkar,

E x Volt

60 a

5.4.3 Reaksi Jangkar

Fluks magnet yang ditimbulkan oleh kutub-kutub utama dari sebuah gene- rator saat tanpa beban disebut Fluks

Medan Utama (Gambar 5.71). Gambar 5.71 Fluks Medan Utama

Fluks ini memotong belitan jangkar se- hingga timbul tegangan induksi, bila generator dibebani maka pada peng- hantar jangkar timbul arus jangkar. arus jangkar ini menyebabkan timbulnya fluks pada penghantar jangkar tersebut dan biasa disebut FIuks Medan Jangkar (Gambar 5.72).

Selanjutnya perhatikan gambar 5.73, disini terlihat fluks medan utama dise- belah kiri kutub utara dilemahkan oleh sebagian fluks medan lintang (jangkar) dan disebelah kanan diperkuat. Sedangkan pada kutub selatan fluks medan utama disebelah kanan diper-

Gambar 5.72 Fluks Medan Jangkar lemah dan disebelah kiri diperkuat oleh

fluks medan lintang. Pengaruh adanya interaksi ini disebut reaksi jangkar.

Reaksi jangkar ini mengakibatkan me- dan utama tidak tegak lurus pada garis netral teoritis AB, tetapi bergeser se- besar sudut

D sehingga tegak lurus pada garis netral teoritis A' B'.

Sikat yang diletakkan pada permukaan komutator yang terletak pada garis net- ral AB harus digeser letaknya supaya tidak timbul bunga api. Sikat harus digeser sesuai dengan pergeseran

Gambar 5.73 Reaksi Jangkar garis netral.

Mesin Listrik 393

Bila sikat tidak digeser maka komutasi

Ia = Arus jangkar

akan jelek, sebab sikat terhubung

IL = Arus beban

dengan penghantar yang mengandung

Pj = Daya jangkar

tegangan.

V = Tegangan terminal jangkar 'e = Kerugian tegangan pada sikat

5.4.4 Hubungan Genera- Ra = Tahanan lilitan jangkar

RL = Tahanan beban

tor Arus Searah

PL = Daya keluar (beban)

Berdasarkan sumber arus kemagnitan untuk lilitan kutub magnit, maka dapat dibedakan atas :

x Generator dengan Penguat Terpi- sah, jika arus untuk lilitan kutub magnit berasal dari sumber arus searah yang terletak di luar generator.

x Generator dengan Penguat Sendiri, jika arus untuk lilitan kutub magnit berasal dari generator itu sendiri.

5.4.4.1 Generator Penguat Terpisah

Dengan terpisahnya sumber arus sea- rah untuk lilitan medan dan generator, berarti besar kecilnya arus medan tidak terpengaruh oleh nilai-nilai arus atau-

pun tegangan pada generator (Gam-bar Gambar 5.74 Generator Penguat

5.74). Terpisah

Em

Persamaan arus: Im

Rm

5.4.4.2 Generator Penguat

Ia = I L Sendiri

Persamaan Tegangan :

Karena generator jenis ini memperoleh

E = V +Ia . Ra + 2 'e arus untuk lilitan medan dari dalam ge-

V = IL . RL

nerator itu sendiri, maka dengan sen-

Pj = L . la Watt

dirinya besarnya arus medan akan ter-

PL = V . IL Watt

pengaruh oleh nilai-nilai tegangan dan arus yang terdapat pada generator. Hal

Keterangan :

ini akan tergantung pada cara hubu- Im = Arus penguat magnit

ngan Iilitan penguat magnit dengan Em = Tegangan sumber penguat lilitan jangkar. magnit

Rm = Tahanan lilitan penguat magnit

394 Mesin Listrik 394 Mesin Listrik

Gambar 5.75 Generator Shunt Gambar 5.76 Generator Seri

Persamaan arus :

c. Generator Kompon

Ia = IL + Ish Pada generator kompon lilitan medan

V penguat yang terdapat pada inti kutub Ish magnit terdapat 2 (dua), yaitu untuk seri

Rsh

dan shunt. Berdasarkan cara meletak- kan lilitan tersebut maka dapat dibentuk

Persamaan Tegangan :

hubungan. Generator kompon panjang dan generator kompon pendek

E = V + Ia . Ra + 2 'e

V = IL . RL

c.1 Generator Kompon Panjang

b. Generator Seri

Persamaan arus :

Ia = Is = IL

Persamaan Tegangan :

E = V + Ia . Ra + Is . Rs + 2 'e = V + Ia (Ra + Rs) + 2 'e

Mesin Listrik 395

Persamaan arus :

Is = IL Ia = IL + Ish

Vcd

Ish =

Rsh

Persamaan Tegangan :

E = V . Ia . Ra + Is . Rs + 2 'e = Ia . Ra + Ish . Rsh + 2 'e Gambar 5.77 Generator Kompon Panjang

5.4.5 Efisiensi

Persamaan arus :

Rugi – rugi yang terjadi dalam sebuah Is = Ia

generator arus searah dapat dibagi Ia = IL + Ish

sebagai berikut :

Persamaan Tegangan :

E = V . Ia (Ra + Rs) + 2 'c

c.2 Generator Kompon Pendek

x Rugi Tembaga

a. Rugi Tembaga jangkar = Ia 2 Watt

b. Rugi Tembaga Medan Shunt

= Ish 2 . Rsh Watt

c. Rugi Tembaga Medan Seri

= Is 2 . Rs Watt

x Rugi Inti

a. Rugi Hysterisis

, Ph

D B max 1.6 .f

b. Eddy Currents

, Pe

D B max 2 .f 2

x Rugi Mekanis

a. Rugi gesekan pada poros

b. Rugi angin akibat putaran jangkar.

c. Rugi gesekan akibat gesekan sikat dengan komutator.

Gambar 5.78 Generator Kompon

Pendek

396 Mesin Listrik

Gambar 5.79 Diagram Aliran Daya pada Generator Arus Searah

Diagram aliran daya dari sebuah x Karakteristik Dalam atau Total generator dc bias diilustrasikan seperti

(E/Ia)

diperlihatkan pada gambar 5.79. Memperlihatkan hubungan antara Ggl E yang diinduksikan secara

Rugi Besi dan Gesekan =

nyata dalam jangkar dan arus

Daya Masuk Mekanis (Pm) - Daya

jangkar Ia.

Jangkar (Pj)

x Karakteristik Luar (V/Ia)

Memperlihatkan hubungan antara Rugi Tembaga Total =

tegangan terminal V dan arus be-

Daya Jangkar (Pj) - Daya Keluar

ban I. Kurva ini dibawah karakteris-

Generator (Pout)

tik dalam, karena itu perhitungan bisa diambil dari kerugian tegangan

Efisiensi Mekanis Km diatas resistansi jangkar.

Daya yang dibangkitk an jangkar

x 100%

Daya Masuk Mekanis

5.4.6.1 Generator Penguat Ter-

pisah

Efisiensi Listrik KI

Daya Keluar Generator

a. Karakteristik Beban Nol Daya dibangkitk an jangkar

x 100%

Efisiensi Total Kt Daya Keluar Generator

x 100%

Daya Masuk Mekanis

5.4.6 Karakteristik Gene- rator

x Karakteristik Beban Nol (Eo / Im) Memperlihatkan hubungan antara pembangkitan Ggl tanpa beban

(beban nol) dalam jangkar (Eo) dan

arus medan (lm) pada kecepatan Gambar 5.80 Rangkaian Generator konstan.

Beban Nol

Mesin Listrik 397

Rangkaian untuk memperoleh data yang diperlukan untuk membuat kurva beban nol diperlihatkan pada gambar

Bila arus medan dinaikkan secara ber- tahap dengan menggunakan rheostat dan nilai perubahan arusnva dibaca dengan Ampermeter yang dihubungkan pada rangkaian medan.

Persamaan Tegangan untuk Generator

DC adalah : E x Volt, bila

60 a

kecepatan dijaga konstan maka :

E=c. M.

Penambahan arus medan akan me- ngakibatkan kenaikkan tegangan yang didistribusikan sampai mencapai dae- rah saturasi.

b. Karakteristik Berbeban

Gambar 5.81 memperlihatkan Gene- rator DC saat berbeban.

Gambar 5.82 Kurva Generator Arus Searah saat Dibebani

jangkar dan resistansi jangkar.

Apabila penururtan tegangan akibat reaksi jangkar dikurangkan dengan Eo, maka akan diperoleh E (kurva II) yang menunjukkan tegangan yang sebenar-

Gambar 5.81 Rangkaian Generator nya yang terjadi pada jangkar saat Berbeban

generator dibebani. Selanjutnya bila kerugian tegangan aki-

Kurva generator DC penguat terpisah bat resistansi jangkar Ia.Ra dikurang- saat dibebani (Gambar 5.82) dapat kan terhadap E maka akan diperoleh

diambil dari kurva beban nol dengan tegangan terminal V (kurva III). Kurva II cara menguranginya dengan kerugian

memperlihatkan Karakteristik Dalam akibat reaksi jangkar dan resistansi

dan Kurva III Karakteristik Luar. jangkar.

c. Karakteristik Dalam dan Luar

Perhatikan kembali gambar 5.82, pada

waktu generator dibebani maka timbul

penurunan tegangan akibat reaksi

398 Mesin Listrik 398 Mesin Listrik

5.4.6.1 Kurva Beban Nol Genera-

Volt

Ampere

Kurva beban nol dari generator penguat sendiri (Generator Shunt dan Seri) bisa didapat dengan cara melepaskan kum- paran medan dari generator dan dihu- bungkan dengan sumber tegangan arus searah dari luar .

Gambar 5.84 Resistansi Kritis Gene- rator Shunt

Tegangan OL merupakan tegangan maksimum pada saat generator mem- punyai nilai resistansi medan R. Bila resistansi medan penguat diturunkan

menjadi OB maka tegangan yang

Gambar 5.83 Percobaan Beban Nol dibangkitkan menjadi OL. Sebaliknya

Generator Penguat Sendiri bila resistansi dinaikkan terus sehingga tidak, memotong kurva beban nol (OT)

Seperti halnya pengambilan data untuk maka tegangan tidak akan dibang- generator dengan penguat terpisah, pa-

kitkan.

da penguat sendiripun arus medan ini Nilai resistansi yang terletak sepanjang diatur secara bertahap dengan rheostat

garis kemiringan dimana tegangan pada kecepatan konstan.

masih bisa dibangkitkan disebut Sebagai akibat adanya magnet sisa resistansi kritis (Rc). Resistansi kritis pada kutub magnet, walaupun Im = 0

ini merupakan tangen dari kurva. sudah terjadi sedikit Ggl sehingga kurva

akan dimulai diatas 0 (nol) .

b. Karakteristik Beban Nol pada Ke- cepatan yang Berbeda

a. Resistansi Kritis Generator Shunt

Kurva beban nol dengan kecepatan Untuk menentukan resistansi kritisnya,

yang berbeda, digambarkan dengan maka generator dihubungkan sebagai

kurva N1 dan N2 (Gambar 5.85). generator shunt. Perhatikan gambar

Karena perubahan tegangan E seban-

5.84, Titik P terletak pada garis resis- ding dengan perubahan N pada nilai Im tansi medan penguat OA. Garis OA

yang sama, maka :

digambarkan dengan kemiringan yang

E atau E 2 =E 1

sama dengan resistansi kumparan

Mesin Listrik 399

1 E = HC bila N 1 Contoh : Karakteristik beban nol dari sebuah generator arus searah shunt

untuk lm = OH , E 1 = HC bila N 1

yang berputar pada kecepatan 1000 Im = OH , E 2 = HD Bila N 2 Rpm adalah sebagai berikut :

N ?E 2

E 0 2 (V) 52,5 107,5 155 196,5 231 256,5

= HC x

N 1 Im(A) 1 23456

E 0 (V) 275 287,5 298 308 312 Im(A) 7

Perkiraan tegangan beban nol (E 0 ) yang akan terjadi bila putaran 800 Rpm dan resistansi medan 30 Ohm . Jawab :

Gambar 5.85 Karakteristik Beban Nol pada Kecepatan Berbeda

c. Kecepatan Kritis

Kecepatan kritis dari sebuah generator shunt adalah kecepatan dimana resis-

tansi kumparan medan magnet yang Gambar 5.87 Contoh Karakteristik ada menunjukkan resistansi kritis. Pada

Beban Nol gambar 5.86 kurva 2 memperlihatkan

kecepatan kritis sebab garis Rsh meru- Misal : - Im = 5A, lalu kalikan dengan pakan resistansi kritis.

30 Ohm (5 x 30 = 150 Volt) - Buat titik B (5 A, 150 Volt).

- Buat garis dari titik 0 melalui

B, dan memotong di A. - Buat garis horizontal dari titik

A ke sumbu Y dan memotong di M. - OM menunjukkan tegangan maksimum yang dibangkitkan generator dengan resistansi medan 30 Ohm dan kecepat- an 1000 Rpm, OM = 310 Volt.

Untuk mendapatkan ggl induksi saat N= 800 Rpm, harus dibuat kurva baru

dengan menganggap ggl sebanding Gambar 5.86 Kurva Kecepatan Kritis

dengan perubahan kecepatan.

400 Mesin Listrik

Semua nilai tegangan pada 1000 Rpm

dikalikan dengan

= 0,8 dan kurva

untuk N = 800 Rpm dibuat:

- dengan Rsh = 30 Ohm, ON = 230 Volt

d. Karakteristik Luar

Seperti telah dijelaskan sebelumnya,

bahwa tegangan terminal generator

akan turun apabila terjadi penambahan

beban. Ada tiga penyebab pokok yang

mengakibatkan turun tegangan terminal

generator shunt saat berbeban

(1) Kerugian tegangan pada resistansi

jangkar ;

(2) Kerugian tegangan akibat reaksi

jangkar ;

(3) Perurunan tegangan akibat resis-

tansi jangkar dan reaksi jangkar,

selanjutnya mengakibatkan turun-

nya suplai arus penguat ke medan

magnet sehingga Ggl induksi men-

jadi kecil .

Gambar 5.88 Generator Arus Searah Shunt Berbeban

Mesin Listrik 401