Pra Rancangan Pabrik Pembuatan Heptena dari butena dan propena Dengan Kapasitas 80.000 Ton/Tahun
PRA RANCANGAN PABRIK
PEMBUATAN HEPTENA DARI PROPENA DAN BUTENA
DENGAN KAPASITAS PRODUKSI 80.000 TON/TAHUN
TUGAS AKHIR
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan
Ujian Sarjana Teknik Kimia
OLEH :
HENDRYCO PASARIBU
NIM : 080405073
D E P A R TE M E N TE K NI K K I M I A
F A K U L T A S
T E K N I K
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
M E D A N
2010
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
KATA PENGANTAR
Syukur alhamdulillah penulis ucapkan kehadirat Allah SWT atas rahmat
dan anugerah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir yang
berjudul Pra Rancangan Pabrik Pembuatan Heptena dari butena dan
propena Dengan Kapasitas 80.000 Ton/Tahun. Tugas Akhir ini dikerjakan
sebagai syarat untuk kelulusan dalam sidang sarjana.
Selama mengerjakan Tugas akhir ini penulis begitu banyak mendapatkan
bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini
perkenankanlah penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Ibu Dr. Ir. Iriany, MSi sebagai Dosen Pembimbing I yang telah memberikan
arahan selama menyelesaikan tugas akhir ini.
2. Bapak M.Hendra S. Ginting, ST, MT sebagai Dosen Pembimbing II yang
telah memberikan arahan selama menyelesaikan tugas akhir ini.
3. Ibu Ir. Renita Manurung, MT sebagai Ketua Departemen Teknik Kimia FT
USU.
4. Bapak Dr. Ir. Irvan, MSi sebagai Koordinator Tugas Akhir Departemen
Teknik Kimia FT USU.
5. Seluruh Dosen Pengajar Departemen Teknik Kimia, Fakultas Teknik,
Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan ilmu kepada penulis
selama menjalani studi.
6. Para pegawai administrasi Departemen Teknik Kimia yang telah memberikan
bantuan kepada penulis selama mengenyam pendidikan di Deparetemen
Teknik Kimia.
7. Dan yang paling istimewa Orang tua penulis yang saya sayangi yang tidak
pernah lupa memberikan motivasi dan semangat kepada penulis.
8. Teman seperjuangan Eka Novalina Ginting sebagai partner penulis dalam
penyelesaian Tugas Akhir ini.
9. Para senior – senior ‘04, Teman-teman seperjuangan ’08 dan Adik-adik junior
stambuk ’09 dan ’10.
Universitas Sumatera Utara
10. Seluruh Pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu namanya yang juga
turut memberikan bantuan kepada penulis dalam menyelesaikan tugas akhir
ini.
Penulis menyadari bahwa Tugas Akhir ini masih terdapat banyak
kekurangan
dan
ketidaksempurnaan.
Oleh
karena
itu
penulis
sangat
mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya membangun demi kesempurnaan
pada penulisan berikutnya. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Medan, 5 Desember 2010
Penulis,
Hendryco Pasaribu
080405067
Universitas Sumatera Utara
INTISARI
.
Pabrik pembuatan Heptena ini direncanakan berproduksi dengan
kapasitas 80.000 ton/tahun dengan masa kerja 330 hari dalam satu tahun. Lokasi
pabrik direncanakan di daerah Kawasan Industri, Kotamadya Cilacap, Propinsi
Jawa Tengah, dengan luas areal 12.320 m2. Tenaga kerja yang dibutuhkan 151
orang dengan bentuk badan usaha Perseroan Terbatas (PT) yang dipimpin oleh
seorang Direktur dengan struktur organisasi sistem garis.
Hasil analisa ekonomi pabrik pembuatan Heptena ini adalah sebagai berikut:
a) Total modal investasi
: Rp. 5,156,343,723,629
b) Biaya Produksi
: Rp. 5,900,344,336,153.
c) Hasil penjualan per tahun
: Rp . 7,359,599,783,867
d) Laba bersih
: Rp. 1,016,388,919,333.
e) Profit Margin
: 19,7 %
f) Break Event Point (BEP)
: 30,10 %
g) Return Of Investment
: 19,711 %
h) Pay Out Time
: 5,073 tahun
i) Return of Network
: 32,852 %
j) Internal Rate of Return
: 26,5782 %,
Dari hasil analisa aspek ekonomi dapat disimpulkan bahwa Pabrik Pembuatan
Heptena dari propena dan butena dalam Fasa Cair ini layak untuk didirikan.
Universitas Sumatera Utara
INTISARI
.
Pabrik pembuatan Heptena ini direncanakan berproduksi dengan
kapasitas 80.000 ton/tahun dengan masa kerja 330 hari dalam satu tahun. Lokasi
pabrik direncanakan di daerah Kawasan Industri, Kotamadya Cilacap, Propinsi
Jawa Tengah, dengan luas areal 12.320 m2. Tenaga kerja yang dibutuhkan 151
orang dengan bentuk badan usaha Perseroan Terbatas (PT) yang dipimpin oleh
seorang Direktur dengan struktur organisasi sistem garis.
Hasil analisa ekonomi pabrik pembuatan Heptena ini adalah sebagai berikut:
a) Total modal investasi
: Rp. 5,156,343,723,629
b) Biaya Produksi
: Rp. 5,900,344,336,153.
c) Hasil penjualan per tahun
: Rp . 7,359,599,783,867
d) Laba bersih
: Rp. 1,016,388,919,333.
e) Profit Margin
: 19,7 %
f) Break Event Point (BEP)
: 30,10 %
g) Return Of Investment
: 19,711 %
h) Pay Out Time
: 5,073 tahun
i) Return of Network
: 32,852 %
j) Internal Rate of Return
: 26,5782 %,
Dari hasil analisa aspek ekonomi dapat disimpulkan bahwa Pabrik Pembuatan
Heptena dari propena dan butena dalam Fasa Cair ini layak untuk didirikan.
Universitas Sumatera Utara
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Pembangunan industri merupakan bagian dari usaha pembangunan
ekonomi jangka panjang yang diarahkan untuk menciptakan struktur ekonomi
yang lebih kokoh dan seimbang. Untuk itu proses industri lebih dimantapkan guna
mendukung berkembangnya industri sebagai penggerak utama peningkatan laju
pertumbuhan ekonomi dan perluasan lapangan kerja.
Perkembangan industri di Indonesia pada saat ini mengalami
peningkatan kualitas maupun kuantitas terutama industri bidang kimia, sehingga
kebutuhan akan bahan baku, bahan penunjang, maupun tenaga kerja meningkat
pula. Salah satu industri kimia yang mengalami peningkatan adalah industri bahan
intermediate ( setengah jadi ). Salah satu bahan intermediate yang cukup penting
adalah olefin, yang sangat diperlukan untuk membuat produk yang dibutuhkan
manusia seperti plastik dan bahan bakar. Salah satu dari olefin yang diperlukan ini
adalah heptena.
Tabel 1.1 Kebutuhan heptena di Indonesia
No.
Tahun
Kebutuhan Heptena ( kg )
1
2005
83.664.535.894
2
2006
83.808.866.126
3
2007
89.935.580.813
4
2008
98.664.341.959
5
2009
82.481.816.614
( Biro Pusat Statistik, 2010 )
Dari tabel 1.1 dapat terlihat besarnya pertumbuhan kebutuhan heptena
di Indonesia dari tahun 2005 sampai tahun 2008 akan meningkat rata-rata sebesar
6% per tahunnya. Hanya saja pada tahun 2009 pertumbuhan kebutuhan heptena
menurun dikarenakan krisis ekonomi dunia pada saat itu. Dengan memperhatikan
kebutuhan heptena yang semakin meningkat, maka pendirian pabrik heptena
adalah salah satu penyelesaian untuk memenuhi kebutuhan heptena di Indonesia.
Selain dapat menyelamatkan devisa negara, industri heptena juga merupakan
Universitas Sumatera Utara
lahan bisnis yang baik dan menguntungkan. Dari data statistik diatas, maka saya
mengambil 0,05 % dari kapasitas tahun 2009 (82.481.816,614 Ton). Maka
kapasitas yang saya gunakan untuk tugas akhir ini sebanyak 40.000 Ton/Tahun.
Dengan hadirnya pabrik Heptena yang baru dengan menggunakan
bahan baku propena dan n-butena yang mana banyak dihasilkan oleh kilangkilang minyak di Indonesia, diharapkan akan dapat merangsang tumbuhnya
industri-industri bahan jadi yang menggunakan bahan heptena ini sebagai bahan
bakunya, serta akan membuka lapangan pekerjaan baru. Disamping itu impor
kebutuhan heptena pun dapat ditekan sehingga devisa negara dapat ditingkatkan
bahkan lebih jauh lagi dimungkinkan untuk orientasi ekspor.
1.2
Perumusan Masalah
Dengan adanya kenyataan bahwa kebutuhan heptena terus meningkat
dan Indonesia juga masih mengimport hingga saat ini, maka diperlukan suatu
usaha untuk memenuhi kebutuhan tersebut dengan cara mendirikan pabrik
heptena. Perancangan pabrik heptena ini menggunakan bahan baku propena dan
n-butena. Dalam pengadaan bahan baku saat ini ketersediaan kilang-kilang di
Indonesia masih mencukupi sehingga memberikan nilai tambah dalam pendirian
pabrik heptena yang baru di Indonesia.
1.3
Tujuan Perancangan Pabrik
Tujuan perancangan pabrik heptena dari propena dan n-butena ini
adalah untuk menerapkan disiplin ilmu teknik kimia yang meliputi neraca massa,
neraca energi, spesifikasi peralatan, operasi tenik kimia, utilitas dan bagian ilmu
teknik kimia lainnya.
1.4
Manfaat Perancangan Pabrik
Manfaat atau kontribusi yang dapat diberikan dari pra rancangan
pabrik pembuatan heptena dari propena dan n-butena adalah memberi gambaran
kelayakan (feasibility) dari segi rancangan dan ekonomi pabrik ini untuk
dikembangkan di Indonesia. Dimana nantinya gambaran tersebut menjadi patokan
Universitas Sumatera Utara
untuk pengambilan keputusan terhadap pendirian pabrik tersebut, sehingga
diharapkan kebutuhan heptena di Indonesia akan terpenuhi di masa datang.
Manfaat lain yang ingin dicapai adalah terbentuknya lapangan kerja
dan memacu rakyat untuk meningkatkan produksi dalam negeri yang pada
akhirnya akan meningkatkan kesejahteraan rakyat, jika pabrik ini nantinya
didirikan.
Universitas Sumatera Utara
II-1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Alkena
Alkena merupakan hidrokarbon tak jenuh yang mempunyai ikatan
rangkap dua C=C. Suku alkena yang paling kecil terdiri dari dua atom C, yaitu
etena. Jumlah atom H pada gugus alkena dua kali lebih banyak dari jumlah atom
C, sehingga secara umum dapat dirumuskan : CnH2n.
Etena
: CH2 CH2
=C2H4
Propena
: CH2 CH2 CH3
Butena
: CH2 CH CH2 CH3
Pentena
: CH2 CH CH2 CH2 CH3
=C3H6
=C4H8
=C5H10
Sifat- sifat dari alkena adalah :
a. Sifat Kimia
Sifat khas dari alkena adalah terdapatnya ikatan rangkap dua antara dua
buah atom karbon. Ikatan rangkap
dua ini merupakan gugus fungsional dari alkena sehingga menentukan
adanya reaksi-reaksi yang khusus bagi alkena, yaitu : adisi, polimerisasi, dan
pembakaran (Wikipedia, 2009).
b. Sifat Fisik
1. Pada suhu kamar, tiga suku yang pertama adalah gas, suku-suku
berikutnya adalah cair dan suku-suku tinggi berbentuk padat. Jika cairan alkena
dicampur dengn air maka kedua cairan itu akan membentuk lapisan yang saling
tidak mencampur. Karena kerapatan cairan alkena lebih kecil dari pada air maka
cairan alkena berada di atas lapisan air.
2. Dapat terbakar dengan nyala yang berjelaga karena kadar karbon alkena
lebih tinggi daripada alkana yang jumlah atom karbonnya sama Beberapa sifat
fisik alkena lainnya diberikan dalam tabel 2.1
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.1 Beberapa sifat fisik alkena
Nama
Alkena
Rumus
Molekul
Berat
Molekul
Titik leleh
(0C)
Titik didih
(0C)
Kerapatan
( g/cm3 )
Etena
Propena
Butena
Pentena
Heksena
C2H4
C3H6
C4H8
C5H10
C6H12
28
42
56
70
84
-169
-185
-185
-165
-140
-104
-48
-6
30
63
0,568
0,614
0,630
0,643
0,675
Fase
pada
250C
Gas
Gas
Gas
Cair
Cair
Heptena
Oktena
Nonena
Dekena
C7H14
C8H16
C9H18
C10H20
98
112
126
140
-120
-102
-81
-66
94
122
147
171
0,698
0,716
0,731
0,743
Cair
Cair
Cair
Cair
2.2
Heptena
Heptena merupakan bahan baku untuk industri oli sintesis, polietilena,
deterjen, dan Poly Vinyl Chloride (PVC) (Kirk Othmer, 1978). Heptena juga
dapat digunakan sebagai bahan pencampur untuk meningkatkan angka oktan pada
motor bakar (Ipatieff dan Schaad, 1989).
Sifat-sifat dari heptena adalah :
Rumus molekul
: C7H14
Berat molekul
: 98,189
Titik didih
: 93,6 0C
Titik beku
: – 118,9 0C
Suhu kritis
: 264,2 0C
Tekanan kritis
: 28,4 atm
Panas pembentukan
: – 62,34 kJ/mol
Densitas
: 679 kg/m3
Viskositas
: 0,2868 cp
Panas jenis
: 161,975 J/mol.K
Fase
: Cair
Universitas Sumatera Utara
Pembuatan Heptena dapat dilakukan dengan dua cara :
1. Pada tekanan tinggi dan suhu tinggi
Proses pembuatan heptena dari propena dan n–butena dilakukan dalam
reaktor fixed bed pada suhu 175 – 225 °C dan tekanan diatas 27 atm. Konversi n–
butena yang menjadi heptena 30 – 40 %. Sebagai hasil samping didapat heksena
dan oktena. Katalisator yang digunakan untuk proses ini adalah asam fosfat padat.
(Kirk dan Othmer, 1978).
Destiningsih (2003), memperlihatkan data-data proses yaitu pada kondisi
operasi suhu 135 °C dan tekanan 38 atm didapatkan produk heptena 40 – 45 %,
Oktena 10 – 25 %, campuran dekena dan undekena 25 – 30 %, dan polimer –
polimer dengan titik didih yang lebih tinggi 10 – 25 %. Reaktor yang dipakai ialah
Multi Bed Reactor dengan katalisator asam fosfat padat yang berbentuk silindris
dengan ukuran 5 x 5 mm. Reaksi berlangsung pada fase gas – gas.
2. Pada tekanan rendah dan suhu rendah
Reaksi dijalankan dalam reaktor alir tangki berpengaduk pada kondisi
operasi suhu 40 °C dan tekanan 8 atm. Katalisator yang digunakan adalah AlCl3
dan ZnCl2. Reaksi berlangsung pada fase cair – cair dengan konversi n–Butena
yang menjadi Heptena 50 %, sisanya menjadi Heksena dan Oktena (Chauvel,
1980).
Reaksi yang terjadi pada pembuatan Heptena dari Propena dan n–Butena
ini adalah reaksi dimerisasi, yaitu :
C3H6
+
n–C4H8
C7H14 (hasil utama)
C3H6
+
C3H6
C6H12 (hasil samping)
n–C4H8
C8H16 (hasil samping)
n–C4H8 +
Berdasarkan penelitian di Eropa, proses yang kedua (pada tekanan dan
suhu rendah dengan katalisator AlCl3 dan ZnCl2) lebih disukai dan lebih
menguntungkan daripada proses yang pertama (pada tekanan dan suhu tinggi
dengan katalisator H3PO4 padat) (Chauvel, 1980).
Dari kedua proses diatas dipilih proses yang kedua yaitu pada tekanan
rendah dan suhu rendah dengan pertimbangan :
Universitas Sumatera Utara
1. Operasi yang berlangsung pada suhu dan tekanan rendah penanganannya
lebih mudah.
2. Konversi yang di hasilkan lebih tinggi yaitu 50 %.
2.3
Spesifikasi bahan
2.3.1 Bahan baku
2.3.1.1 Propena
Sifat – sifat :
Rumus molekul
: C3H6
Berat molekul
: 42,08
Titik didih
: -47,8 0C
Titik beku
: -185 0C
Suhu kritis
: 91,8 0C
Tekanan kritis
: 45,6 atm
Panas pembentukan
: 20,43 kJ/mol
Densitas
: 612 kg/m3
Viskositas
: 0,0623 cp
Panas jenis
: 66,420 J/mol.K
Fase
: Cair
Komposisi
: C3H6
95 %
C3H8
5%
(Wikipedia, 2009)
2.3.1.2 n-Butena
Sifat – sifat :
Rumus molekul
: C4H8
Berat molekul
: 56,108
Titik didih
: – 6,3 0C
Titik beku
: – 185,4 0C
Suhu kritis
: 146,6 0C
Tekanan kritis
: 37,2 atm
Panas pembentukan
: – 0,13 kJ/mol
Universitas Sumatera Utara
Densitas
: 595 kg/m3
Viskositas
: 0,1354 cp
Panas jenis
: 89,509 J/mol.K
Fase
: Cair
Komposisi
: n-C4H8
n-C4H10
57,799 %
42,036 %
(Wikipedia, 2009)
2.3.2 Bahan Pembantu
Bahan-bahan pembantu yang digunakan dalam proses pembuatan
heptena dari propena dan butena ini adalah : Aluminium Klorida ( AlCl3 ) dan
Zink Klorida ( ZnCl2 ). Kedua bahan ini berfungsi sebagai katalisator pada tahap
pembentukan heptena.
2.3.2.1 Aluminium Klorida ( AlCl3 )
Sifat- sifat :
1. Berat molekul
: 241,43 gr/mol
2. Titik beku
: 00 C
3. Titik didih
: 1200C
4. Fase
: Padat
5. Densitas
: 1,3 g/cm3
6. Kelarutan dalam air
: 46,6g/100ml (300C)
7.Larut dalam hidrogen klorida, etanol, kloroform, dan karbon tetraklorida
(Wikipedia, 2009)
2.3.2.2 Zink Klorida ( ZnCl2 )
Sifat- sifat :
1. Berat molekul
: 136,315
2. Titik beku
: 2920C
3. Titik didih
: 7560C
4. Fase
: Padat
5. Densitas
: 2,970 g/cm3
6. Kelarutan dalam air
: 432g/100ml (250C)
Universitas Sumatera Utara
7. Kelarutan dalam alkohol
: 430g/100ml
8. Larut dalam etanol, aseton dan gliserol
(Wikipedia, 2009)
2.4
Proses Pembuatan Heptena
Proses pembuatan heptena dari propena dan n–butena terjadi dalam dua
tahap. Tahap pertama adalah tahap pembentukan heptena (tahap sintesis) dan
tahap kedua adalah tahap pemisahan heptena dari hasil – hasil samping lain dan
sisa bahan bakunya.
Tahap Pembentukan Heptena
Dari tangki penyimpan (TK–01), propena dialirkan kedalam inline
mixing untuk dicampur dengan n–butena dari tangki penyimpan (TK–02) dan n–
butena recycle. Tangki pencampur diperlukan mengingat tingginya tekanan uap
jenuh propena pada suhu reaksi sehingga tidak memungkinkan bila dialirkan
secara langsung ke reaktor. Dari tangki pencampur ini campuran umpan
dipanaskan dalam penukar panas sampai suhu 40 °C. Dari sini campuran umpan
langsung dimasukkan ke dalam reaktor (R). Sedangkan katalisator AlCl3 dan
ZnCl2 sudah berada didalam reaktor.
Reaktor yang digunakan adalah reactor fixed bed multitubular bekerja
pada suhu 40 °C dan tekanan 8,5 atmosfer. Waktu tinggal pereaksi dalam reaktor
5 detik. Kemudian digunakan steam untuk mempertahankan panas dalam reaktor.
Konversi n–butena yang menjadi heptena 50 %, sedangkan propena habis
bereaksi.
Reaksi – reaksi yang terjadi adalah :
C3H6
+
n–C4H8
C7H14
C3H6
+
C3H6
C6H12
n–C4H8
C8H16
n–C4H8 +
Dari sini campuran hasil dan sisa bahan baku masuk ke tahap pemisahan.
Universitas Sumatera Utara
Tahap Pemisahan
Campuran hasil reaksi dan sisa bahan baku dari reaktor (R) langsung
diumpankan ke menara distilasi (MD–01).
Pada menara distilasi (MD–01) sisa bahan baku terpisah dari hasil reaksi
menjadi hasil atas dan hasil bawah. Hasil atas yang merupakan sisa bahan baku
dalam keadaan cair jenuh langsung diumpankan ke menara distilasi (MD–02)
sedangkan hasil bawah yang merupakan hasil reaksi didinginkan dalam penukar
panas. Dari sini hasil bawah dialirkan ke menara distilasi (MD–03).
Pada menara distilasi (MD–02) n–butana dipisahkan untuk diambil
sebagai hasil samping pada hasil bawah. Hasil samping n–butana ini didinginkan
terlebih dahulu dalam penukar panas, kemudian disimpan di tangki penyimpan
(TK–04). Sedangkan hasil atas dipompa dan dimasukkan ke menara distilasi
(MD–04). Pada menara distilasi (MD–04) ini n–butena dipisahkan sebagai hasil
bawah bersama dengan i–butena dan kemudian diumpankan kembali ke tangki
pencampur untuk dicampur dengan umpan segar. Sedangkan hasil atas yang
berupa propane dipompa dan dialirkan ke tangki penyimpan (TK–03).
Pada menara distilasi (MD–03 ), hasil samping heksena terpisah dari hasil
utama heptena dan hasil samping oktena sebagai hasil atas. Heksena didinginkan
terlebih dahulu dalam penukar panas, kemudian dialirkan ke tangki penyimpan
(TK–05). Sedangkan hasil bawah langsung diumpankan ke menara distilasi (MD–
05). Pada menara distilasi (MD–05) ini hasil utama heptena dipisahkan sebagai
hasil atas. Heptena terlebih dahulu didinginkan dalam penukar panas kemudian
disimpan dalam tangki penyimpan (TK–06). Hasil bawah oktena juga terlebih
dahulu didinginkan dalam penukar panas kemudian dialirkan ke tangki
penyimpan (TK–07)
Universitas Sumatera Utara
BAB III
NERACA MASSA
Kapasitas Produksi
: 80.000 ton / tahun
1 tahun operasi
: 330 hari
1 hari produksi
: 24 jam
Dasar Perhitungan
: 1 jam operasi
Satuan
: Kg / jam
Kapasitas produksi dalam 1 jam operasi
:
=
80.000 Ton 1 Tahun 1000 Kg 1 Hari
x
x
x
1 Tahun
330 hari
1 Ton
24 jam
Heptena
= 10.101,0101 Kg/jam
Kemurnian Produk : 97 %
Heptena %
= 10.101,0101 x 97 %
= 9.797,9797 Kg / jam
Perhitungan neraca massa dilakukan dengan alur mundur, dimana
perhitungan dimulai dari alur produk sampai ke alur bahan baku. Adapun
kemurnian heptena yang dihasilkan adalah 97 % .
3.1 Inline Mixing (M-101)
Fungsi : Untuk mencampur propena segar dan n-butena segar dengan gas nbutena recycle
Tabel 3.1 Neraca Massa Mixing Point (M-101)
Komponen
C3H6
C3H8
n-C4H8
i-C4H8
n-C4H10
Total
Masuk (kg/jam)
Alur 1
Alur 2
Alur 19
5.507,1068
742,2531
94,2696
- 17.337,7494 15.844,3126
631,5267 1.320,3593
5.716,2370 1.603,3355
6.249,3599 23.685,5131 18.862,2770
48.797,1500 kg/jam
3.2 Reaktor (R-101)
Keluar (kg/jam)
Alur 5
5.507,1068
836,5227
33.182,0620
1.951,8860
7.319,5725
48.797,1500 kg/jam
III-1
Universitas Sumatera Utara
Fungsi : Tempat mereaksikan n-butena menjadi heptena
Tabel 3.2 Neraca Massa Reaktor (R-101)
Masuk (kg/jam)
Alur 5
5.507,1068
836,5227
33.182,0620
1.951,8860
7.319,5725
48.797,1500 kg/jam
Komponen
C3H6
C3H8
n-C4H8
i-C4H8
n-C4H10
C6H12
C7H14
C8H16
Total
Keluar (kg/jam)
Alur 6
836,5227
16.591,8860
1.951,8860
7.319,5725
6.831,6010
10.874,7933
4.391,7455
48.797,1500 kg/jam
3.3 Kolom Destilasi 1 (MD-101)
Fungsi : Memisahkan campuran C4 dan C3 dari C6,C7 dan C8
Tabel 3.3 Neraca Massa Menara Destilasi (MD-101)
Komponen
C3H8
i-C4H8
n-C4H8
n-C4H10
C6H12
C7H14
C8H16
Total
Masuk (kg/jam)
Keluar (kg/jam)
Alur 6
Alur 7
Alur 8
836,5227
836,5227
1.951,8860 1.951,8860
16.591,0310 16.591,0310
7.319,5725 7.110,4419
209,1306
6.831,6010 1.394,2042
5.437,3968
10.874,7933
10.874,7933
4.391,7455
4.391,7455
27.884,0858
20.913,0642
48.797,1500 kg/jam
48.797,1500 kg/jam
3.3.1 Kondensor (E-102)
Fungsi : Mengkondensasikan bahan yang keluar dari hasil atas destilasi I.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 3. 4. Neraca Massa Kondensor I
Masuk (kg/jam)
Alur Vd
1.419,5788
3.312,3505
27.918,3832
12.303,0163
2.365,9646
Komponen
C3H8
i-C4H8
n-C4H8
n-C4H10
C6H12
Total
47.319,2936 Kg/Jam
Keluar (kg/jam)
Alur Ld
Alur 7
583,0562
836,5227
1.360,4645
1.951,8860
11.466,7726
16.591,0310
5.053,1540
7.110,4419
971,7603
1.394,2042
19.435,2078
27.884,0858
47.319,2936 kg/jam
3.3.2 Reboiler (E-103)
fungsi : Menguapkan cairan dari hasil bawah destilasi I
Tabel 3.5. Neraca Massa Reboiler I
Komponen
n-C4H10
C6H12
C7H14
C8H16
Total
Masuk (kg/jam)
Alur Lb
682,3235
17.740,4130
35.480,8260
14.328,7951
68.232,3578 Kg/Jam
Keluar (kg/jam)
Alur Vb
Alur 8
473,1929
209,1306
12.303,0163
5.437,3968
24.606,0326
10.874,7933
9.937,0516
4.391,7455
47.319,2936
20.913,0642
68.232,3578 Kg/Jam
3.4 Kolom Destilasi 3 (MD-103)
Fungsi : Memisahkan campuran Heptena dan Heksena dari Oktena
Tabel 3.6 Massa Menara Destilasi (MD-103)
Komponen
n-C4H10
C6H12
C7H14
C8H16
Total
Masuk (kg/jam)
Alur 10
209,1306
5.437,3968
10.874,7933
4.391,7455
20.913,0642 kg/jam
3.4.1 Kondensor (E-109)
Keluar (kg/jam)
Alur 15
Alur 17
209,1306
5.291,0054
146,3914
773,7832
10.101,0101
4.391,7435
6.273,9192
14.639,1450
20.913,0642 kg/jam
Fungsi : Mengkondensasikan bahan yang keluar dari hasil atas destilasi III.
Tabel 3.7. Neraca Massa Kondensor III
Universitas Sumatera Utara
Masuk (kg/jam)
Alur Vd
306,7287
7.838,3142
1.143,2617
-
Komponen
n-C4H10
C6H12
C7H14
C8H16
Total
9.288,3046 Kg/Jam
Keluar (kg/jam)
Alur Ld
Alur 15
99,6894
209,1306
2.547,5182
5.291,0054
371,5697
773,7832
3.018,7773
6.273,9192
9.294,8112 Kg/Jam
3.4.2 Reboiler (E-112)
Fungsi : Menguapkan cairan dari hasil bawah destilasi III
Tabel 3.8. Neraca Massa Reboiler III
Komponen
Masuk (kg/jam)
Alur Lb
n-C4H10
C6H12
C7H14
C8H16
239,3395
16.514,4297
7.180,1868
Total
23.933,9562 Kg/Jam
Keluar (kg/jam)
Alur Vb
Alur 17
92,9481
146,3914
6.413,4197
10.101,0101
2.788,4433
4.391,7435
9.294,8112
14.639,1450
23.933,9562 Kg/Jam
3.5 Kolom Destilasi 5 (MD-105)
Fungsi : Memisahkan campuran hasil utama Heptena dari hasil samping Oktena
Tabel 3.9 Massa Menara Destilasi (MD-105)
Komponen
C6H12
C7H14
C8H16
Total
Masuk (kg/jam)
Alur 18
146,3914
10.101,0101
4.391,7435
Keluar (kg/jam)
Alur 20
Alur 21
146,3914
9.797,9797
303,0304
156,6390
4.235,1045
10.101,0101
4.538,1349
14.639,1450 kg/jam
14.639,1450 kg/jam
3.5.1 Kondensor (E-115)
Fungsi : Mengkondensasikan bahan yang keluar dari hasil atas destilasi V.
Tabel 3 10. Neraca Massa Kondensor V
Komponen
Masuk (kg/jam)
Keluar (kg/jam)
Universitas Sumatera Utara
Alur Vd
234,3232
16.235,2524
261,1030
C6H12
C7H14
C8H16
Total
16.737,3737 Kg/Jam
Alur Ld
Alur 20
92,9090
146,3914
6.437,2726
9.797,9797
102,8636
156,6390
6.636,3636
10.101,0101
16.737,3737 Kg/Jam
3.5.2 Reboiler (E-117)
Fungsi : Menguapkan cairan dari hasil bawah destilasi V.
Tabel 3 11. Neraca Massa Reboiler V
Masuk (kg/jam)
Alur Lb
1.404,1835
19.850,0495
Komponen
C7H14
C8H16
Total
21.275,5086 Kg/Jam
Keluar (kg/jam)
Alur Vb
Alur 21
1.121,4040
303,0304
15.615,9696
4.235,1045
16.737,3737
4.538,1349
21.275,5086 Kg/Jam
3.6 Kolom Destilasi 2 (MD-102)
Fungsi : Memisahkan campuran C4 dari C6
Tabel 3.12 Massa Menara Destilasi (MD-102)
Komponen
C3H8
i-C4H8
n-C4H8
n-C4H10
C6H12
Total
Masuk (kg/jam)
Keluar (kg/jam)
Alur 7
Alur 11
Alur 13
836,5227
836,5227
1.951,8860 1.951,8860
16.591,0310 16.521,3233
69,7077
7.110,4419 1.603,3355
5.507,1064
1.394,2042
1.394,2042
20.913,0675
6.971,0183
27.884,0858 kg/jam
27.884,0858 kg/jam
3.6.1 Kondensor (E-106)
Fungsi : Mengkondensasikan bahan yang keluar dari hasil atas destilasi II.
Tabel 3.13. Neraca Massa Kondensor II
Komponen
C3H8
Masuk (kg/jam)
Alur Vd
1.167,7856
Keluar (kg/jam)
Alur Ld
Alur 11
331,2629
836,5227
Universitas Sumatera Utara
i-C4H8
n-C4H8
n-C4H10
2.715,1017
23.063,7673
2.218,7928
Total
29.194,6422 Kg/Jam
770,1864
1.951,8860
6.542,4440
16.521,3233
629,3996
1.603,3355
8.281,5747
20.913,0675
29.194,6422 Kg/Jam
3.6.2 Reboiler (E-107)
Fungsi : Menguapkan cairan dari hasil bawah destilasi II
Tabel 3.14. Neraca Massa Reboiler II
Masuk (kg/jam)
Alur Lb
361,6566
28.570,8718
7.233,1321
Komponen
n-C4H8
n-C4H10
C6H12
Total
Keluar (kg/jam)
Alur Vb
Alur 13
291,9464
69,7077
23.063,7673
5.507,1064
5.838,9284
1.394,2042
29.194,6422
6.971,0183
36.165,6605 Kg/Jam
36.165,6605 Kg/Jam
3.7 Kolom Distilasi 4 (MD-104)
Fungsi : Memisahkan campuran Butena dari Butana
Tabel 3.15 Massa Menara Destilasi (MD-104)
Komponen
C3H8
i-C4H8
n-C4H8
n-C4H10
Total
Masuk (kg/jam)
Alur 11
836,5227
1.951,8860
16.521,3233
1.603,3355
20.913,0675 kg/jam
Keluar (kg/jam)
Alur 23
Alur 19
742,2531
94,2696
631,5267
1.320
677,0107
15.844,3126
1.603,3355
2.050,7905
18.862,2770
20.913,0675 kg/jam
3.7.1 Kondensor (E-113)
Fungsi : Mengkondensasikan bahan yang keluar dari hasil atas destilasi IV.
Tabel 3.16. Neraca Massa Kondensor IV
Komponen
C3H8
i-C4H8
Masuk (kg/jam)
Alur Vd
1.102,3593
937,4634
Keluar (kg/jam)
Alur Ld
Alur 18
362,0239
742,2531
307,8708
631,5267
Universitas Sumatera Utara
n-C4H8
1.007,6969
Total
3.053,627 Kg/Jam
330,9360
677,0107
1.002,8365
2.050,7905
3.053,627 Kg/Jam
3.7.2 Reboiler (E-114)
Fungsi : Menguapkan cairan dari hasil bawah destilasi IV.
Tabel 3.17. Neraca Massa Reboiler IV
Komponen
C3H8
n-C4H8
n-C4H10
C6H12
Total
Masuk (kg/jam)
Alur Lb
109,5795
1.534,1132
18.409,3593
1.862,8518
21.915,9040 Kg/Jam
Keluar (kg/jam)
Alur Vb
Alur 19
15,2681
94,2696
213,7538
1.320
2.565,0466
15.844,3126
259,5582
1.603,3355
3.053,6270
18.862,2770
21.915,9040 Kg/Jam
Universitas Sumatera Utara
BAB IV
NERACA PANAS
NERACA PANAS
Basis perhitungan
: 1 jam operasi
Satuan operasi
: kJ/jam
Temperatur referensi : 25oC = 298 K
Q = ∫ mi . Cp i . dT ……………………...........………..…………….........(4
Perhitungan Panas Bahan Masuk (Qin) dan keluar (Qout)
-1)
BP
Q = Fi ∫ Cp l i dT + ΔH vl +
298
∫ Cp
T
gi
BP
dT ………………...........……......(4
-2)
Keterangan : Persamaan (2) di atas merupakan perhitungan panas bahan yang
disertai perubahan fasa (phase transition) (Reklaitis,1983).
Dimana :
Q
: Jumlah panas (kJ/jam)
mi = Ni = Fi : Jumlah bahan yang masuk (kg/jam)
Cpi
: Kapasitas panas masuk (kJ/kg K)
Cpli
: Kapasitas panas cairan masuk (kJ/kg K)
Cpgi
: Kapasitas panas gas masuk (kJ/kg K)
dT
: Perubahan suhu (K)
∆ H VL
: Panas Laten (kJ/kg)
Universitas Sumatera Utara
4.1 Heater (E-101)
IV-1 masuk ke reaktor (E–101).
Fungsi : Menaikkan temperatur campuran sebelum
Tabel 4.1 Neraca Panas di Heater (E-101)
Masuk (kJ/jam)
19.995,2088
39.947,0079
Panas umpan
Panas steam
Panas produk
Σ
Keluar (kJ/jam)
59.942,2167
59.942,2167
59.942,2167
4.2 Reaktor 1 (R-101)
Fungsi : Tempat berlangsungnya reaksi pembentukan Heptena
Tabel 4.2 Neraca Panas di Reaktor (R-101)
Masuk (kJ/jam)
59.073,4911
52.405,2325
Panas umpan
Panas steam
Panas produk
Σ
111.478,7236
Keluar (kJ/jam)
111.478,7236
111.478,7236
4.3 Kondensor 01 (E-102)
Fungsi : Mengkondensasikan bahan yang keluar dari hasil atas destilasi I.
Tabel 4.3 Neraca Panas di Kondensor 01 (E-102)
Masuk (kJ/jam)
662.657,5503
Panas umpan
Panas Qc
Panas produk
Σ
662.657,5503
Keluar (kJ/jam)
628.048,8067
34.608,7436
662.657,5503
4.4 Reboiler 01 (E-103)
fungsi : Menguapkan cairan dari hasil bawah destilasi I
Tabel 4.4 Neraca Panas di Reboiler 01 (E-103)
Panas umpan
Panas Qr
Panas produk
Σ
Masuk (kJ/jam)
1.785.583,9730
1.785.583,9730
Keluar (kJ/jam)
1.167.557,9130
618.026,0603
1.785.583,9730
Universitas Sumatera Utara
4.5 Cooler 1 (E-105)
Fungsi : Menurunkan temperatur bahan yang keluar dari reboiler pada destilasi I
sebelum dimasukkan kedalam destilasi 3.
Tabel 4.5 Neraca Panas di Cooler (E-105)
Panas umpan
Panas air pendingin
Panas produk
Σ
Masuk (kJ/jam)
618.026,0603
-112.798,2799
Keluar (kJ/jam)
505.227,7804
505.227,7804
505.227,7804
4.6 Kondensor 03 (E-109)
Fungsi : Mengkondensasikan bahan yang keluar dari hasil atas destilasi III.
Tabel 4.6 Neraca Panas di Kondensor 03 (E-109)
Masuk (kJ/jam)
227.064,0473
Panas umpan
Panas Qc
Panas produk
Σ
Keluar (kJ/jam)
178.489,5418
48.574,5055
227.064,0473
227.064,0473
4.7 Reboiler 03 (E-112)
fungsi : Menguapkan cairan dari hasil bawah destilasi III
Tabel 4.7 Neraca Panas di Reboiler 03 (E-112)
Masuk (kJ/jam)
383.544,1299
Panas umpan
Panas Qr
Panas produk
Σ
Keluar (kJ/jam)
52.690,1984
330.853,9315
383.544,1299
383.544,1299
4.8 Cooler (E-111)
Fungsi : Menurunkan temperatur bahan yang keluar dari kondensor pada destilasi
III
sebelum dimasukkan kedalam tangki Produk Hexene.
Tabel 4.8 Neraca Panas di Cooler (E-111)
Panas umpan
Panas air pendingin
Panas produk
Σ
Masuk (kJ/jam)
48.574,5055
-13.588,9405
34.985,5649
Keluar (kJ/jam)
34.985,5649
34.985,5649
4.9 Cooler (E-116)
Universitas Sumatera Utara
Fungsi : Menurunkan temperatur bahan yang keluar dari reboiler destilasi III
sebelum dimasukkan kedalam destilasi V.
Tabel 4.9 Neraca Panas di Cooler (E-116)
Panas umpan
Panas air pendingin
Panas produk
Σ
Masuk (kJ/jam)
330.853,9315
-250.051,5651
Keluar (kJ/jam)
80.802,3664
80.802,3664
80.802,3664
4.10 Kondensor 05 (E-115)
Fungsi : Mengkondensasikan bahan yang keluar dari hasil atas destilasi V
Tabel 4.10 Neraca Panas di Kondensor 05 (E-115)
Masuk (kJ/jam)
411.982,1988
Panas umpan
Panas Qc
Panas produk
Σ
Keluar (kJ/jam)
395.643,2396
16.338,9592
411.982,1988
411.982,1988
4.11 Reboiler 05 (E-117)
fungsi : Menguapkan cairan dari hasil bawah destilasi V
Tabel 4.11 Neraca Panas di Reboiler 05 (E-117)
Masuk (kJ/jam)
409.524,4644
Panas umpan
Panas Qr
Panas produk
Σ
Keluar (kJ/jam)
39.172,3160
370.352,1484
409.524,4644
409.524,4644
4.12 Cooler (E-118)
Fungsi : Menurunkan temperatur bahan yang keluar dari reboiler destilasi V
sebelum dimasukkan kedalam tangki produk oktene.
Tabel 4.12 Neraca Panas di Cooler (E-118)
Panas umpan
Panas air pendingin
Panas produk
Σ
Masuk (kJ/jam)
39.172,3160
-13.807,8536
25.364,4624
Keluar (kJ/jam)
25.364,4624
25.364,4624
4.13 Heater (E-104)
Universitas Sumatera Utara
Fungsi : Menaikkan temperatur bahan yang keluar dari kondensor sebelum
dimasukkan kedalam destilasi 2.
Tabel 4.13 Neraca Panas di Heater (E-104)
Masuk (kJ/jam)
34.608,7436
4.539,4470
Panas umpan
Panas steam
Panas produk
Σ
Keluar (kJ/jam)
39.148,1906
39.148,1906
39.148,1906
4.14 Cooler (E-110)
Fungsi : Menurunkan temperatur bahan yang keluar dari reboiler destilasi II
sebelum dimasukkan kedalam tangki produk butana.
Tabel 4.14 Neraca Panas di Coolerr (E-110)
Masuk (kJ/jam)
26.837,6780
-25.645,3847
Panas umpan
Panas steam
Panas produk
Σ
Keluar (kJ/jam)
1.192,2933
1.192,2933
1.192,2933
4.15 Heater (E-108)
Fungsi : Menaikkan temperatur bahan yang keluar dari kondensor sebelum
dimasukkan kedalam destilasi 2.
Tabel 4.15 Neraca Panas di Heater (E-108)
Masuk (kJ/jam)
33.291,8388
33.214,0379
Panas umpan
Panas steam
Panas produk
Σ
66.505,8767
Keluar (kJ/jam)
66.505,8767
66.505,8767
4.16 Kondensor 04 (E-113)
Fungsi : Mengkondensasikan bahan yang keluar dari hasil atas destilasi IV
Tabel 4.16 Neraca Panas di Kondensor 04 (E-113)
Panas umpan
Panas Qc
Panas produk
Σ
4.17 Reboiler 04 (E-114)
Masuk (kJ/jam)
43.998,5435
43.998,5435
Keluar (kJ/jam)
42.807,3721
1.191,1714
43.998,5435
fungsi : Menguapkan cairan dari hasil bawah destilasi IV
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.17 Neraca Panas di Reboiler 04 (E-114)
Masuk (kJ/jam)
168.082,2436
Panas umpan
Panas Qr
Panas produk
Σ
Keluar (kJ/jam)
72.787,4552
95.294,7884
168.082,2436
168.082,2436
BAB V
SPESIFIKASI PERALATAN
5.1 Tangki Bahan Baku Propena - 01 (TK-102)
Fungsi
: Untuk penyimpanan bahan baku Propena selama 30 hari
Jumlah
: 3 unit
Bentuk
: Tangki berbentuk silinder vertical dengan alas dan tutup
ellipsiodal
Bahan
: Carbon Steel, SA-285
(Brownell,
1959)
Kondisi operasi
: -Temperatur = 300C
-Tekanan
= 13 atm = 191,0473 psi
Kapasitas
: 2.442,7465 m3
Kondisi fisik
:
Silinder
- Diameter
: 13,8138 m
- Tinggi
: 17,2672 m
- Tebal
: 5 in
Tutup
- Diameter
: 13,8138 m
- Tebal
: 5 in
5.2 Tangki Bahan Baku Butena - 01 (TK-101)
Fungsi
: Untuk penyimpanan bahan baku Butena selama 30 hari
Jumlah
: 3 unit
Universitas Sumatera Utara
Bentuk
: Tangki berbentuk silinder vertical dengan alas dan tutup
elliopsidal
Bahan
: Carbon Steel, SA-285
(Brownell,
1959)
: -Temperatur = 300C
Kondisi operasi
-Tekanan
= 3 atm = 44,08785 psi
Kapasitas
: 6.767,2894 m3
Kondisi fisik
:
Silinder
- Diameter
: 19,4011 m
- Tinggi
: 24,2513 m
- Tebal
: 3 in
V-1
Tutup
- Diameter
: 19,4011 m
- Tebal
: 3 in
5.3 Tangki Penyimpanan- 03 (TK-103)
Fungsi
: Untuk penyimpanan produk propana dari hasil atas MD-104
selama
20 hari
Jumlah
: 2 unit
Bentuk
: Tangki berbentuk silinder vertical dengan alas dan tutup
ellipsiodal
Bahan
: Carbon Steel, SA-285
(Brownell,
1959)
Kondisi operasi
: -Temperatur = 30 0C
-Tekanan
Kapasitas
: 801,4226 m3
Kondisi fisik
:
= 11,5 atm = 169,0034 psi
Silinder
- Diameter
: 9,5274 m
- Tinggi
: 11,9092 m
Universitas Sumatera Utara
- Tebal
: 2 in
Tutup
- Diameter
: 9,5274 m
- Tebal
: 2 in
5.4 Tangki Penyimpanan - 04 (TK-104)
Fungsi
: Untuk penyimpanan produk butana dari hasil bawah MD-02
selama
20 hari
Jumlah
: 4 unit
Bentuk
: Tangki berbentuk silinder vertical dengan alas dan tutup
ellipsiodal
Bahan
: Carbon Steel, SA-285
(Brownell,
1959)
: -Temperatur = 30 0C
Kondisi operasi
-Tekanan
= 2,5 atm = 36,73987 psi
Kapasitas
: 1.302,9940 m3
Kondisi fisik
:
Silinder
- Diameter
: 11,2030 m
- Tinggi
: 14,0037 m
- Tebal
: 3/4 in
Tutup
- Diameter
: 11,2030 m
- Tebal
: 3/4 in
5.5 Tangki Penyimpanan - 05 (TK-105)
Fungsi
: Untuk penyimpanan produk heksena dari hasil atas MD-103
selama
20 hari
Jumlah
: 4 unit
Universitas Sumatera Utara
Bentuk
: Tangki berbentuk silinder vertical dengan alas dan tutup
ellipsiodal
Bahan
: Carbon Steel, SA-285
(Brownell,
1959)
: -Temperatur = 30 0C
Kondisi operasi
-Tekanan
= 1atm = 14,69 psi
Kapasitas
: 1.115,0520 m3
Kondisi fisik
:
Silinder
- Diameter
: 10,6362 m
- Tinggi
: 13,2952 m
- Tebal
: 1/2 in
Tutup
- Diameter
: 10,6362 m
- Tebal
: 1/2 in
5.6 Tangki Penyimpanan - 06 (TK-106)
Fungsi
: Untuk penyimpanan produk heptena dari hasil atas MD-105
selama
20 hari
Jumlah
: 6 unit
Bentuk
: Tangki berbentuk silinder vertical dengan alas dan tutup
ellipsiodal
Bahan
: Carbon Steel, SA-285
(Brownell,
1959)
Kondisi operasi
: -Temperatur = 30 0C
-Tekanan
= 1,2 atm = 17,635 psi
Kapasitas
: 1.419,9759 m3
Kondisi fisik
:
Silinder
Universitas Sumatera Utara
- Diameter
: 11,5287 m
- Tinggi
: 14,4109 m
- Tebal
: 1/2 in
Tutup
- Diameter
: 11,5287 m
- Tebal
: 1/2 in
5.7 Tangki Penyimpanan - 07 (TK-107)
Fungsi
: Untuk penyimpanan produk heptena dari hasil atas MD-105
selama
20 hari
Jumlah
: 2 unit
Bentuk
: Tangki berbentuk silinder vertical dengan alas dan tutup
ellipsiodal
Bahan
: Carbon Steel, SA-285
(Brownell,
1959)
Kondisi operasi
: -Temperatur = 50 0C
-Tekanan
= 1,2 atm = 17,635 psi
Kapasitas
: 1.129,4562 m3
Kondisi fisik
:
Silinder
- Diameter
: 10,6818 m
- Tinggi
: 13,3522 m
- Tebal
: 1/2 in
Tutup
- Diameter
: 10,6818 m
- Tebal
: 1/2 in
5. 8 Pompa Bahan (L-101)
Fungsi
: Memompa bahan dari inline mixing ke heater (E-101)
Jenis
: Pompa sentrifugal
Jumlah
: 1 unit
Universitas Sumatera Utara
Bahan konstruksi
: Commercial steel
Kapasitas
: 48.797,1500 kg/jam
Daya motor
: 4 Hp
Diameter Nominal
: 6 in
5. 9 Pompa Bahan (L-102)
Fungsi
: Memompa bahan dari reaktor ke menara destilasi I (MD-
101)
Jenis
: Pompa sentrifugal
Jumlah
: 1 unit
Bahan konstruksi
: Commercial steel
Kapasitas
: 48.797,1500 kg/jam
Daya motor
: 19 Hp
Diameter Nominal
: 6 in
5.10 Pompa refluks Destilasi (L-103)
Fungsi
: Memompa campuran dari Akumulator (V-101) ke refluks
Destilasi
Jenis
: Pompa sentrifugal
Jumlah
: 1 unit
Bahan konstruksi
: Commercial steel
Kapasitas
: 27.884,0858 kg/jam
Daya motor
: 1 Hp
Diameter Nominal
: 5 in
5.11 Pompa Refluks Destilasi (L-104)
Fungsi
: Memompa campuran dari Akumulator (V-102) ke refluks
Destilasi
Jenis
: Pompa sentrifugal
Jumlah
: 1 unit
Bahan konstruksi
: Commercial steel
Kapasitas
: 20.913,0675 kg/jam
Daya motor
: 1/2 Hp
Universitas Sumatera Utara
Diameter Nominal
: 5 in
5.12 Pompa Refluks Destilasi (L-105)
Fungsi
: Memompa campuran dari Akumulator (V-104) ke refluks
Destilasi
Jenis
: Pompa sentrifugal
Jumlah
: 1 unit
Bahan konstruksi
: Commercial steel
Kapasitas
: 2.050,7905 kg/jam
Daya motor
: 1/2 Hp
Diameter Nominal
: 1,5 in
5.13 Pompa Refluks Destilasi (L-106)
Fungsi : Memompa campuran dari Akumulator (V-103) ke refluks Destilasi
Jenis
: Pompa sentrifugal
Jumlah
: 1 unit
Bahan konstruksi
: Commercial steel
Kapasitas
: 6.273,9192 kg/jam
Daya motor
: 1/2 Hp
Diameter Nominal
: 2,5 in
5.14 Pompa Refluks Destilasi (L-107)
Fungsi : Memompa campuran dari Akumulator (V-105) ke refluks Destilasi
Jenis
: Pompa sentrifugal
Jumlah
: 1 unit
Bahan konstruksi
: Commercial steel
Kapasitas
: 11.272,1416 kg/jam
Daya motor
: 1/2 Hp
Diameter Nominal
: 3,5 in
5.15 Pompa Reboiler Destilasi I (L-108)
Universitas Sumatera Utara
Fungsi
: Memompa campuran dari alur bawah Destilasi I ke
reboiler
Jenis
: Pompa sentrifugal
Jumlah
: 1 unit
Bahan konstruksi
: Commercial steel
Kapasitas
: 20.913,0642 kg/jam
Daya motor
: 1/2 Hp
Diameter Nominal
: 4 in
5.16 Pompa Reboiler Destilasi II (L-109)
Fungsi
: Memompa campuran dari alur bawah Destilasi II ke
reboiler
Jenis
: Pompa sentrifugal
Jumlah
: 1 unit
Bahan konstruksi
: Commercial steel
Kapasitas
: 6.971,0183 kg/jam
Daya motor
: 1/2 Hp
Diameter Nominal
: 2,5 in
5.17 Pompa Reboiler Destilasi IV (L-110)
Fungsi
: Memompa campuran dari alur bawah Destilasi IV ke
reboiler.
Jenis
: Pompa sentrifugal
Jumlah
: 1 unit
Bahan konstruksi
: Commercial steel
Kapasitas
: 18.862,2770 kg/jam
Daya motor
: 1/2 Hp
Diameter Nominal
: 4 in
5.18 Pompa Reboiler Destilasi III (L-111)
Fungsi
: Memompa campuran dari alur bawah Destilasi III ke
reboiler..
Jenis
: Pompa sentrifugal
Universitas Sumatera Utara
Jumlah
: 1 unit
Bahan konstruksi
: Commercial steel
Kapasitas
: 14.639,1450 kg/jam
Daya motor
: 1/2 Hp
Diameter Nominal
: 3,5 in
5.19 Pompa Reboiler Destilasi V (L-112)
Fungsi
: Memompa campuran dari alur bawah Destilasi V ke
reboiler
Jenis
: Pompa sentrifugal
Jumlah
: 1 unit
Bahan konstruksi
: Commercial steel
Kapasitas
: 3.367,0033 kg/jam
Daya motor
: 1/2 Hp
Diameter Nominal
: 2 in
5.20 Pompa tangki penyimpanan (L-113)
Fungsi
: Memompa oktena ke tangki produk oktena (TK-107)
Jenis
: Pompa sentrifugal
Jumlah
: 1 unit
Bahan konstruksi
: Commercial steel
Kapasitas
: 3.367,0033 kg/jam
Daya motor
: 1/2 Hp
Diameter Nominal
: 2 in
5.21 Heater 01 (E-101)
Fungsi
: Menurunkan Menaikkan temperatur bahan yang keluar dari mixer
sebelum
Jenis
dimasukkan kedalam reaktor.
: Double pipe exchanger
Dipakai
: 2 x 1 ¼ in IPS
Luas
: 20,88 ft2
Panjang
: 48 ft
Universitas Sumatera Utara
5.22 Heater 02 (E-104)
Fungsi
: Menaikkan temperatur bahan yang keluar dari kondensor sebelum
dimasukkan kedalam destilasi 2.
Jenis
: Double pipe exchanger
Dipakai
: 2 x 1 ¼ in IPS
Luas
: 20,88 ft2
Panjang
: 48 ft
5.23 Heater 03 (E-108)
Fungsi
:Menaikkan temperatur bahan yang keluar dari kondensor sebelum
dimasukkan kedalam destilasi 4.
Jenis
: Double pipe exchanger
Dipakai
: 2 x 1 ¼ in IPS
Luas
: 41,76 ft2
Panjang
: 96 ft
5.24 Heater 04 (E-108)
Fungsi
:Menaikkan temperatur bahan yang keluar dari kondensor sebelum
dimasukkan kedalam destilasi 4.
Jenis
: Double pipe exchanger
Dipakai
: 2 x 1 ¼ in IPS
Luas
: 41,76 ft2
Panjang
: 96 ft
5.25 Cooler (E-105)
Fungsi : Menurunkan temperatur bahan yang keluar dari reboiler pada destilasi I
sebelum dimasukkan kedalam destilasi 3
Jenis
: Double pipe exchanger
Dipakai
: 2 x 1 ¼ in IPS
Luas
: 10,44 ft2
Panjang
: 24 ft
Universitas Sumatera Utara
5.26 Cooler (E-110)
Fungsi
: Menurunkan temperatur bahan yang keluar dari reboiler destilasi II
sebelum dimasukkan kedalam tangki produk butana.
Jenis
: Double pipe exchanger
Dipakai
: 2 x 1 ¼ in IPS
Luas
: 10,44 ft2
Panjang
: 24 ft
5.27 Cooler (E-111)
Fungsi
: Menurunkan temperatur bahan yang keluar dari reboiler pada destilasi
III sebelum dimasukkan kedalam tangki Produk Hexene
Jenis
: Double pipe exchanger
Dipakai
: 2 x 1 ¼ in IPS
Luas
: 10,44 ft2
Panjang
: 24 ft
5.28 Cooler (E-116)
Fungsi
: Menurunkan temperatur bahan yang keluar dari kondensor destilasi III
sebelum dimasukkan kedalam destilasi V..
Jenis
: Double pipe exchanger
Dipakai
: 2 x 1 ¼ in IPS
Luas
: 17,4 ft2
Panjang
: 40 ft
5.29 Cooler (E-118)
Fungsi
: Menurunkan temperatur bahan yang keluar dari reboiler destilasi V
sebelum dimasukkan kedalam tangki produk oktene.
Jenis
: Double pipe exchanger
Dipakai
: 2 x 1 ¼ in IPS
Luas
: 26,1 ft2
Panjang
: 60 ft
Universitas Sumatera Utara
5.30 Kolom Destilasi 0I (MD-101)
Fungsi
: Memisahkan campuran C4 dari C6,C7 dan C8
Jenis
: Sieve – tray
Bentuk
: silinder vertikal dengan alas dan tutup ellipsoidal
Bahan konstruksi
: Carbon steel SA – 285 grade A
Jumlah
: 1 unit
Kondisi fisik
- Silinder
•
•
•
Diameter
: 3,1312 m
Tinggi
: 15,5656 m
Tebal
: ¼ in
- Tutup
•
•
•
Diameter
: 3,1312 m
Tinggi
: 0,7828 m
Tebal
: ¼ in
5.31 Kolom Destilasi 02 (MD-102)
Fungsi
: Memisahkan campuran C4 dari C6
Jenis
: Sieve – tray
Bentuk
: silinder vertikal dengan alas dan tutup ellipsoidal
Bahan konstruksi
: Carbon steel SA – 285 grade A
Jumlah
: 1 unit
Kondisi fisik
- Silinder
•
•
•
Diameter
: 1,937 m
Tinggi
: 12,9685 m
Tebal
: ¼ in
- Tutup
•
•
•
Diameter
: 1,937 m
Tinggi
: 0,4842 m
Tebal
: ¼ in
Universitas Sumatera Utara
5.32 Kolom Destilasi 03 (MD-103)
Fungsi
: Memisahkan campuran Heptena dan Heksena dari Oktena
Jenis
: Sieve – tray
Bentuk
: silinder vertikal dengan alas dan tutup ellipsoidal
Bahan konstruksi
: Carbon steel SA – 285 grade A
Jumlah
: 1 unit
Kondisi fisik
- Silinder
•
•
•
Diameter
: 0,9626 m
Tinggi
:11,6812 m
Tebal
: ¼ in
- Tutup
•
•
•
Diameter
: 0,9626 m
Tinggi
: 0,2406 m
Tebal
: ¼ in
5.33 Kolom Destilasi 04 (MD-104)
Fungsi
: Memisahkan campuran Butena dari Butana
Jenis
: Sieve – tray
Bentuk
: silinder vertikal dengan alas dan tutup ellipsoidal
Bahan konstruksi
: Carbon steel SA – 285 grade A
Jumlah
: 1 unit
Kondisi fisik
- Silinder
•
•
•
Diameter
: 0,9632 m
Tinggi
:10,8816 m
Tebal
: ¼ in
- Tutup
•
•
•
Diameter
: 0,9632 m
Tinggi
: 0,2408 m
Tebal
: ¼ in
Universitas Sumatera Utara
5.34 Kolom Destilasi 05 (MD-105)
Fungsi
: Memisahkan campuran hasil utama Heptena dari hasil
samping Oktena
Jenis
: Sieve – tray
Bentuk
: silinder vertikal dengan alas dan tutup ellipsoidal
Bahan konstruksi
: Carbon steel SA – 285 grade A
Jumlah
: 1 unit
Kondisi fisik
- Silinder
•
•
•
Diameter
: 1,4024 m
Tinggi
: 5,9012 m
Tebal
: ¼ in
- Tutup
•
•
•
Diameter
: 1,4024 m
Tinggi
: 0,3506 m
Tebal
: ¼ in
5.35. Accumulator I (V-101)
Fungsi
: Mengumpulkan destilat yang keluar dari kondensor MD101.
Bahan konstruksi
: Carbon Steel SA –285 Grade C
Bentuk
: Silinder horizontal dengan tutup ellipsoidal
Jenis sambungan
: Single welded butt joints
Jumlah
: 1 unit
Kondisi operasi :
Tekanan
= 374,9025 kPa
Temperatur
= 34 oC = 307 K
Kapasitas
: 53,9178 m3
Kondisi fisik
- Silinder
• Diameter
• Tinggi
: 3,3834 m
: 4,3208 m
Universitas Sumatera Utara
• Tebal
: 3/4 in
- Tutup
• Diameter
• Tinggi
• Tebal
: 3,3834 m
: 0,8458 m
: 3/4 in
5.36. Accumulator II (V-102)
Fungsi
: Mengumpulkan destilat yang keluar dari kondensor MD102.
Bahan konstruksi
: Carbon Steel SA –285 Grade C
Bentuk
: Silinder horizontal dengan tutup ellipsoidal
Jenis sambungan
: Single welded butt joints
Jumlah
: 1 unit
Kondisi operasi :
Tekanan
= 455,9625 kPa
Temperatur
= 37 oC = 310 K
Kapasitas
: 39,984 m3
Kondisi fisik
- Silinder
• Diameter
• Tinggi
• Tebal
: 3,0624 m
: 3,9111 m
: 3/4 in
- Tutup
• Diameter
• Tinggi
• Tebal
: 3,0624 m
: 0,7656 m
: 3/4 in
5.37. Accumulator III (V-103)
Fungsi
: Mengumpulkan destilat yang keluar dari kondensor MD103.
Bahan konstruksi
: Carbon Steel SA –285 Grade C
Bentuk
: Silinder horizontal dengan tutup ellipsoidal
Jenis sambungan
: Single welded butt joints
Universitas Sumatera Utara
Jumlah
: 1 unit
Kondisi operasi :
Tekanan
= 101,325 kPa
Temperatur
= 105,5 oC = 378,5 K
Kapasitas
: 11,1670 m3
Kondisi fisik
- Silinder
• Diameter
• Tinggi
• Tebal
: 2,0018 m
: 2,5564 m
: 1/4 in
- Tutup
• Diameter
• Tinggi
• Tebal
: 2,0018 m
: 0,50045 m
: 1/4 in
5.38. Accumulator IV (V-104)
Fungsi
: Mengumpulkan destilat yang keluar dari kondensor MD104.
Bahan konstruksi
: Carbon Steel SA –285 Grade C
Bentuk
: Silinder horizontal dengan tutup ellipsoidal
Jenis sambungan
: Single welded butt joints
Jumlah
: 1 unit
Kondisi operasi :
Tekanan
= 1.215,9 kPa
Temperatur
= 90 oC = 363 K
Kapasitas
: 3,9209 m3
Kondisi fisik
- Silinder
• Diameter
• Tinggi
• Tebal
: 1,4122 m
: 1,8037m
: 3/4 in
Universitas Sumatera Utara
- Tutup
• Diameter
• Tinggi
• Tebal
: 1,4122 m
: 0,3530 m
: 3/4 in
5.39. Accumulator V (V-105)
Fungsi
: Mengumpulkan destilat yang keluar dari kondensor MD105.
Bahan konstruksi
: Carbon Steel SA –285 Grade C
Bentuk
: Silinder horizontal dengan tutup ellipsoidal
Jenis sambungan
: Single welded butt joints
Jumlah
: 1 unit
Kondisi operasi :
Tekanan
= 1.013,25 kPa
Temperatur
= 74,5 oC = 346,5 K
Kapasitas
: 27,6618 m3
Kondisi fisik
- Silinder
• Diameter
• Tinggi
• Tebal
: 2,7085 m
3,4593 m
: 1 in
- Tutup
• Diameter
• Tinggi
• Tebal
: 0,6771 m
: 0,3530 m
: 1 in
5.40. Kondensor 1 (E-102)
Fungsi
: Mengkondensasikan bahan yang keluar dari hasil atas
destilasi I.
Jenis
: shell and tube heat exchanger
Jumlah
: 1 unit
Laju alir fluida dingin : 14.989,2316 kg/jam
Universitas Sumatera Utara
Laju alir fluida panas : 47.319,2936 kg/jam
Diameter tube OD
: ¾ in
Jenis tube
: 18 BWG
Panjang tube
: 20 ft 4 pass
Pitch (PT)
: 1 in triangular pitch
Jumlah tube
: 138 buah
Diameter shell
: 15 1/4 in
5.41. Kondensor 2 (E-106)
Fungsi
: Mengkondensasikan bahan yang keluar dari hasil atas
destilasi II.
Jenis
: shell and tube heat exchanger
Jumlah
: 1 unit
Laju alir fluida dingin : 10.955,0104 kg/jam
Laju alir fluida panas : 20.913,0675 kg/jam
Diameter tube OD
: ¾ in
Jenis tube
: 18 BWG
Panjang tube
: 20 ft 4 pass
Pitch (PT)
: 1 in triangular pitch
Jumlah tube
: 76 buah
Diameter shell
: 12 in
5.42. Kondensor 3 (E-109)
Fungsi
: Mengkondensasikan bahan yang keluar dari hasil atas
destilasi III.
Jenis
: shell and tube heat exchanger
Jumlah
: 1 unit
Laju alir fluida dingin : 4.259,8935kg/jam
Laju alir fluida panas : 6.273,9192 kg/jam
Diameter tube OD
: ¾ in
Jenis tube
: 18 BWG
Panjang tube
: 20 ft 4 pass
Universitas Sumatera Utara
Pitch (PT)
: 1 in triangular pitch
Jumlah tube
: 24 buah
Diameter shell
: 8 in
5.43. Kondensor 4 (E-109)
Fungsi
: Mengkondensasikan bahan yang keluar dari hasil atas
destilasi IV.
Jenis
: shell and tube heat exchanger
Jumlah
: 1 unit
Laju alir fluida dingin : 1.021,6556 kg/jam
Laju alir fluida panas : 2.050,7905 kg/jam
Diameter tube OD
: ¾ in
Jenis tube
: 18 BWG
Panjang tube
: 20 ft 4 pass
Pitch (PT)
: 1 in triangular pitch
Jumlah tube
: 24 buah
Diameter shell
: 8 in
5.43. Kondensor 5 (E-115)
Fungsi
: Mengkondensasikan bahan yang keluar dari hasil atas
destilasi V.
Jenis
: shell and tube heat exchanger
Jumlah
: 1 unit
Laju alir fluida dingin : 9.442,5594 kg/jam
Laju alir fluida panas : 11.272,1416 kg/jam
Diameter tube OD
: ¾ in
Jenis tube
: 18 BWG
Panjang tube
: 20 ft 4 pass
Pitch (PT)
: 1 in triangular pitch
Jumlah tube
: 122 buah
Diameter shell
: 15,25 in
Universitas Sumatera Utara
BAB VI
INSTRUMENTASI DAN KESELAMATAN KERJA
6.1
Instrumentasi
Alat instrumentasi merupakan salah satu bagian yang paling penting dalam
suatu pabrik. Instrumentasi adalah rangkaian peralatan yang dipakai di dalam
suatu proses kontrol untuk mengatur jalannya proses agar diperoleh hasil sesuai
dengan yang diharapkan. Dengan adanya alat kontrol maka dapat diketahui dan
dikorelasi segala kesalahan ataupun penyimpangan proses yang mungkin terjadi.
Fungsi instrumentasi adalah sebagai penunjuk (indicator), pencatat
(recorder), pengontrol (controller), dan pemberi tanda bahaya (alarm). Peralatan
instrumentasi biasanya bekerja dengan tenaga mekanis atau tenaga listrik dan
pengontrolannya dapat dilakukan secara manual ataupun otomatis. Penggunaan
instrumen pada suatu peralatan proses tergantung pada pertimbangan ekonomis
dan sistem peralatan itu sendiri. Pada pemakaian alat-alat instrumen juga harus
ditentukan apakah alat-alat tersebut dipasang di atas papan instrumen dekat
peralatan proses (kontrol manual) atau disatukan di dalam suatu ruang kontrol
pusat (control room) yang dihubungkan dengan bangsal peralatan (kontrol
otomatis).
Alat-alat kontrol yang biasa dipakai pada peralatan proses antara lain
(Stephanopoulus, 1984) :
1. Temperature Controller (TC)
Adalah alat/instrumen yang digunakan sebagai alat pengatur suhu atau
pengukur sinyal mekanis atau listrik. Pengaturan temperatur dilakukan dengan
mengatur jumlah material proses yang harus ditambahkan/dikeluarkan dari
dalam suatu proses yang sedang bekerja.
Prinsip kerja:
Rate fluida masuk atau keluar alat dikontrol oleh diafragma valve. Rate fluida
ini me
PEMBUATAN HEPTENA DARI PROPENA DAN BUTENA
DENGAN KAPASITAS PRODUKSI 80.000 TON/TAHUN
TUGAS AKHIR
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan
Ujian Sarjana Teknik Kimia
OLEH :
HENDRYCO PASARIBU
NIM : 080405073
D E P A R TE M E N TE K NI K K I M I A
F A K U L T A S
T E K N I K
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
M E D A N
2010
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
KATA PENGANTAR
Syukur alhamdulillah penulis ucapkan kehadirat Allah SWT atas rahmat
dan anugerah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir yang
berjudul Pra Rancangan Pabrik Pembuatan Heptena dari butena dan
propena Dengan Kapasitas 80.000 Ton/Tahun. Tugas Akhir ini dikerjakan
sebagai syarat untuk kelulusan dalam sidang sarjana.
Selama mengerjakan Tugas akhir ini penulis begitu banyak mendapatkan
bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini
perkenankanlah penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Ibu Dr. Ir. Iriany, MSi sebagai Dosen Pembimbing I yang telah memberikan
arahan selama menyelesaikan tugas akhir ini.
2. Bapak M.Hendra S. Ginting, ST, MT sebagai Dosen Pembimbing II yang
telah memberikan arahan selama menyelesaikan tugas akhir ini.
3. Ibu Ir. Renita Manurung, MT sebagai Ketua Departemen Teknik Kimia FT
USU.
4. Bapak Dr. Ir. Irvan, MSi sebagai Koordinator Tugas Akhir Departemen
Teknik Kimia FT USU.
5. Seluruh Dosen Pengajar Departemen Teknik Kimia, Fakultas Teknik,
Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan ilmu kepada penulis
selama menjalani studi.
6. Para pegawai administrasi Departemen Teknik Kimia yang telah memberikan
bantuan kepada penulis selama mengenyam pendidikan di Deparetemen
Teknik Kimia.
7. Dan yang paling istimewa Orang tua penulis yang saya sayangi yang tidak
pernah lupa memberikan motivasi dan semangat kepada penulis.
8. Teman seperjuangan Eka Novalina Ginting sebagai partner penulis dalam
penyelesaian Tugas Akhir ini.
9. Para senior – senior ‘04, Teman-teman seperjuangan ’08 dan Adik-adik junior
stambuk ’09 dan ’10.
Universitas Sumatera Utara
10. Seluruh Pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu namanya yang juga
turut memberikan bantuan kepada penulis dalam menyelesaikan tugas akhir
ini.
Penulis menyadari bahwa Tugas Akhir ini masih terdapat banyak
kekurangan
dan
ketidaksempurnaan.
Oleh
karena
itu
penulis
sangat
mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya membangun demi kesempurnaan
pada penulisan berikutnya. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Medan, 5 Desember 2010
Penulis,
Hendryco Pasaribu
080405067
Universitas Sumatera Utara
INTISARI
.
Pabrik pembuatan Heptena ini direncanakan berproduksi dengan
kapasitas 80.000 ton/tahun dengan masa kerja 330 hari dalam satu tahun. Lokasi
pabrik direncanakan di daerah Kawasan Industri, Kotamadya Cilacap, Propinsi
Jawa Tengah, dengan luas areal 12.320 m2. Tenaga kerja yang dibutuhkan 151
orang dengan bentuk badan usaha Perseroan Terbatas (PT) yang dipimpin oleh
seorang Direktur dengan struktur organisasi sistem garis.
Hasil analisa ekonomi pabrik pembuatan Heptena ini adalah sebagai berikut:
a) Total modal investasi
: Rp. 5,156,343,723,629
b) Biaya Produksi
: Rp. 5,900,344,336,153.
c) Hasil penjualan per tahun
: Rp . 7,359,599,783,867
d) Laba bersih
: Rp. 1,016,388,919,333.
e) Profit Margin
: 19,7 %
f) Break Event Point (BEP)
: 30,10 %
g) Return Of Investment
: 19,711 %
h) Pay Out Time
: 5,073 tahun
i) Return of Network
: 32,852 %
j) Internal Rate of Return
: 26,5782 %,
Dari hasil analisa aspek ekonomi dapat disimpulkan bahwa Pabrik Pembuatan
Heptena dari propena dan butena dalam Fasa Cair ini layak untuk didirikan.
Universitas Sumatera Utara
INTISARI
.
Pabrik pembuatan Heptena ini direncanakan berproduksi dengan
kapasitas 80.000 ton/tahun dengan masa kerja 330 hari dalam satu tahun. Lokasi
pabrik direncanakan di daerah Kawasan Industri, Kotamadya Cilacap, Propinsi
Jawa Tengah, dengan luas areal 12.320 m2. Tenaga kerja yang dibutuhkan 151
orang dengan bentuk badan usaha Perseroan Terbatas (PT) yang dipimpin oleh
seorang Direktur dengan struktur organisasi sistem garis.
Hasil analisa ekonomi pabrik pembuatan Heptena ini adalah sebagai berikut:
a) Total modal investasi
: Rp. 5,156,343,723,629
b) Biaya Produksi
: Rp. 5,900,344,336,153.
c) Hasil penjualan per tahun
: Rp . 7,359,599,783,867
d) Laba bersih
: Rp. 1,016,388,919,333.
e) Profit Margin
: 19,7 %
f) Break Event Point (BEP)
: 30,10 %
g) Return Of Investment
: 19,711 %
h) Pay Out Time
: 5,073 tahun
i) Return of Network
: 32,852 %
j) Internal Rate of Return
: 26,5782 %,
Dari hasil analisa aspek ekonomi dapat disimpulkan bahwa Pabrik Pembuatan
Heptena dari propena dan butena dalam Fasa Cair ini layak untuk didirikan.
Universitas Sumatera Utara
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Pembangunan industri merupakan bagian dari usaha pembangunan
ekonomi jangka panjang yang diarahkan untuk menciptakan struktur ekonomi
yang lebih kokoh dan seimbang. Untuk itu proses industri lebih dimantapkan guna
mendukung berkembangnya industri sebagai penggerak utama peningkatan laju
pertumbuhan ekonomi dan perluasan lapangan kerja.
Perkembangan industri di Indonesia pada saat ini mengalami
peningkatan kualitas maupun kuantitas terutama industri bidang kimia, sehingga
kebutuhan akan bahan baku, bahan penunjang, maupun tenaga kerja meningkat
pula. Salah satu industri kimia yang mengalami peningkatan adalah industri bahan
intermediate ( setengah jadi ). Salah satu bahan intermediate yang cukup penting
adalah olefin, yang sangat diperlukan untuk membuat produk yang dibutuhkan
manusia seperti plastik dan bahan bakar. Salah satu dari olefin yang diperlukan ini
adalah heptena.
Tabel 1.1 Kebutuhan heptena di Indonesia
No.
Tahun
Kebutuhan Heptena ( kg )
1
2005
83.664.535.894
2
2006
83.808.866.126
3
2007
89.935.580.813
4
2008
98.664.341.959
5
2009
82.481.816.614
( Biro Pusat Statistik, 2010 )
Dari tabel 1.1 dapat terlihat besarnya pertumbuhan kebutuhan heptena
di Indonesia dari tahun 2005 sampai tahun 2008 akan meningkat rata-rata sebesar
6% per tahunnya. Hanya saja pada tahun 2009 pertumbuhan kebutuhan heptena
menurun dikarenakan krisis ekonomi dunia pada saat itu. Dengan memperhatikan
kebutuhan heptena yang semakin meningkat, maka pendirian pabrik heptena
adalah salah satu penyelesaian untuk memenuhi kebutuhan heptena di Indonesia.
Selain dapat menyelamatkan devisa negara, industri heptena juga merupakan
Universitas Sumatera Utara
lahan bisnis yang baik dan menguntungkan. Dari data statistik diatas, maka saya
mengambil 0,05 % dari kapasitas tahun 2009 (82.481.816,614 Ton). Maka
kapasitas yang saya gunakan untuk tugas akhir ini sebanyak 40.000 Ton/Tahun.
Dengan hadirnya pabrik Heptena yang baru dengan menggunakan
bahan baku propena dan n-butena yang mana banyak dihasilkan oleh kilangkilang minyak di Indonesia, diharapkan akan dapat merangsang tumbuhnya
industri-industri bahan jadi yang menggunakan bahan heptena ini sebagai bahan
bakunya, serta akan membuka lapangan pekerjaan baru. Disamping itu impor
kebutuhan heptena pun dapat ditekan sehingga devisa negara dapat ditingkatkan
bahkan lebih jauh lagi dimungkinkan untuk orientasi ekspor.
1.2
Perumusan Masalah
Dengan adanya kenyataan bahwa kebutuhan heptena terus meningkat
dan Indonesia juga masih mengimport hingga saat ini, maka diperlukan suatu
usaha untuk memenuhi kebutuhan tersebut dengan cara mendirikan pabrik
heptena. Perancangan pabrik heptena ini menggunakan bahan baku propena dan
n-butena. Dalam pengadaan bahan baku saat ini ketersediaan kilang-kilang di
Indonesia masih mencukupi sehingga memberikan nilai tambah dalam pendirian
pabrik heptena yang baru di Indonesia.
1.3
Tujuan Perancangan Pabrik
Tujuan perancangan pabrik heptena dari propena dan n-butena ini
adalah untuk menerapkan disiplin ilmu teknik kimia yang meliputi neraca massa,
neraca energi, spesifikasi peralatan, operasi tenik kimia, utilitas dan bagian ilmu
teknik kimia lainnya.
1.4
Manfaat Perancangan Pabrik
Manfaat atau kontribusi yang dapat diberikan dari pra rancangan
pabrik pembuatan heptena dari propena dan n-butena adalah memberi gambaran
kelayakan (feasibility) dari segi rancangan dan ekonomi pabrik ini untuk
dikembangkan di Indonesia. Dimana nantinya gambaran tersebut menjadi patokan
Universitas Sumatera Utara
untuk pengambilan keputusan terhadap pendirian pabrik tersebut, sehingga
diharapkan kebutuhan heptena di Indonesia akan terpenuhi di masa datang.
Manfaat lain yang ingin dicapai adalah terbentuknya lapangan kerja
dan memacu rakyat untuk meningkatkan produksi dalam negeri yang pada
akhirnya akan meningkatkan kesejahteraan rakyat, jika pabrik ini nantinya
didirikan.
Universitas Sumatera Utara
II-1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Alkena
Alkena merupakan hidrokarbon tak jenuh yang mempunyai ikatan
rangkap dua C=C. Suku alkena yang paling kecil terdiri dari dua atom C, yaitu
etena. Jumlah atom H pada gugus alkena dua kali lebih banyak dari jumlah atom
C, sehingga secara umum dapat dirumuskan : CnH2n.
Etena
: CH2 CH2
=C2H4
Propena
: CH2 CH2 CH3
Butena
: CH2 CH CH2 CH3
Pentena
: CH2 CH CH2 CH2 CH3
=C3H6
=C4H8
=C5H10
Sifat- sifat dari alkena adalah :
a. Sifat Kimia
Sifat khas dari alkena adalah terdapatnya ikatan rangkap dua antara dua
buah atom karbon. Ikatan rangkap
dua ini merupakan gugus fungsional dari alkena sehingga menentukan
adanya reaksi-reaksi yang khusus bagi alkena, yaitu : adisi, polimerisasi, dan
pembakaran (Wikipedia, 2009).
b. Sifat Fisik
1. Pada suhu kamar, tiga suku yang pertama adalah gas, suku-suku
berikutnya adalah cair dan suku-suku tinggi berbentuk padat. Jika cairan alkena
dicampur dengn air maka kedua cairan itu akan membentuk lapisan yang saling
tidak mencampur. Karena kerapatan cairan alkena lebih kecil dari pada air maka
cairan alkena berada di atas lapisan air.
2. Dapat terbakar dengan nyala yang berjelaga karena kadar karbon alkena
lebih tinggi daripada alkana yang jumlah atom karbonnya sama Beberapa sifat
fisik alkena lainnya diberikan dalam tabel 2.1
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.1 Beberapa sifat fisik alkena
Nama
Alkena
Rumus
Molekul
Berat
Molekul
Titik leleh
(0C)
Titik didih
(0C)
Kerapatan
( g/cm3 )
Etena
Propena
Butena
Pentena
Heksena
C2H4
C3H6
C4H8
C5H10
C6H12
28
42
56
70
84
-169
-185
-185
-165
-140
-104
-48
-6
30
63
0,568
0,614
0,630
0,643
0,675
Fase
pada
250C
Gas
Gas
Gas
Cair
Cair
Heptena
Oktena
Nonena
Dekena
C7H14
C8H16
C9H18
C10H20
98
112
126
140
-120
-102
-81
-66
94
122
147
171
0,698
0,716
0,731
0,743
Cair
Cair
Cair
Cair
2.2
Heptena
Heptena merupakan bahan baku untuk industri oli sintesis, polietilena,
deterjen, dan Poly Vinyl Chloride (PVC) (Kirk Othmer, 1978). Heptena juga
dapat digunakan sebagai bahan pencampur untuk meningkatkan angka oktan pada
motor bakar (Ipatieff dan Schaad, 1989).
Sifat-sifat dari heptena adalah :
Rumus molekul
: C7H14
Berat molekul
: 98,189
Titik didih
: 93,6 0C
Titik beku
: – 118,9 0C
Suhu kritis
: 264,2 0C
Tekanan kritis
: 28,4 atm
Panas pembentukan
: – 62,34 kJ/mol
Densitas
: 679 kg/m3
Viskositas
: 0,2868 cp
Panas jenis
: 161,975 J/mol.K
Fase
: Cair
Universitas Sumatera Utara
Pembuatan Heptena dapat dilakukan dengan dua cara :
1. Pada tekanan tinggi dan suhu tinggi
Proses pembuatan heptena dari propena dan n–butena dilakukan dalam
reaktor fixed bed pada suhu 175 – 225 °C dan tekanan diatas 27 atm. Konversi n–
butena yang menjadi heptena 30 – 40 %. Sebagai hasil samping didapat heksena
dan oktena. Katalisator yang digunakan untuk proses ini adalah asam fosfat padat.
(Kirk dan Othmer, 1978).
Destiningsih (2003), memperlihatkan data-data proses yaitu pada kondisi
operasi suhu 135 °C dan tekanan 38 atm didapatkan produk heptena 40 – 45 %,
Oktena 10 – 25 %, campuran dekena dan undekena 25 – 30 %, dan polimer –
polimer dengan titik didih yang lebih tinggi 10 – 25 %. Reaktor yang dipakai ialah
Multi Bed Reactor dengan katalisator asam fosfat padat yang berbentuk silindris
dengan ukuran 5 x 5 mm. Reaksi berlangsung pada fase gas – gas.
2. Pada tekanan rendah dan suhu rendah
Reaksi dijalankan dalam reaktor alir tangki berpengaduk pada kondisi
operasi suhu 40 °C dan tekanan 8 atm. Katalisator yang digunakan adalah AlCl3
dan ZnCl2. Reaksi berlangsung pada fase cair – cair dengan konversi n–Butena
yang menjadi Heptena 50 %, sisanya menjadi Heksena dan Oktena (Chauvel,
1980).
Reaksi yang terjadi pada pembuatan Heptena dari Propena dan n–Butena
ini adalah reaksi dimerisasi, yaitu :
C3H6
+
n–C4H8
C7H14 (hasil utama)
C3H6
+
C3H6
C6H12 (hasil samping)
n–C4H8
C8H16 (hasil samping)
n–C4H8 +
Berdasarkan penelitian di Eropa, proses yang kedua (pada tekanan dan
suhu rendah dengan katalisator AlCl3 dan ZnCl2) lebih disukai dan lebih
menguntungkan daripada proses yang pertama (pada tekanan dan suhu tinggi
dengan katalisator H3PO4 padat) (Chauvel, 1980).
Dari kedua proses diatas dipilih proses yang kedua yaitu pada tekanan
rendah dan suhu rendah dengan pertimbangan :
Universitas Sumatera Utara
1. Operasi yang berlangsung pada suhu dan tekanan rendah penanganannya
lebih mudah.
2. Konversi yang di hasilkan lebih tinggi yaitu 50 %.
2.3
Spesifikasi bahan
2.3.1 Bahan baku
2.3.1.1 Propena
Sifat – sifat :
Rumus molekul
: C3H6
Berat molekul
: 42,08
Titik didih
: -47,8 0C
Titik beku
: -185 0C
Suhu kritis
: 91,8 0C
Tekanan kritis
: 45,6 atm
Panas pembentukan
: 20,43 kJ/mol
Densitas
: 612 kg/m3
Viskositas
: 0,0623 cp
Panas jenis
: 66,420 J/mol.K
Fase
: Cair
Komposisi
: C3H6
95 %
C3H8
5%
(Wikipedia, 2009)
2.3.1.2 n-Butena
Sifat – sifat :
Rumus molekul
: C4H8
Berat molekul
: 56,108
Titik didih
: – 6,3 0C
Titik beku
: – 185,4 0C
Suhu kritis
: 146,6 0C
Tekanan kritis
: 37,2 atm
Panas pembentukan
: – 0,13 kJ/mol
Universitas Sumatera Utara
Densitas
: 595 kg/m3
Viskositas
: 0,1354 cp
Panas jenis
: 89,509 J/mol.K
Fase
: Cair
Komposisi
: n-C4H8
n-C4H10
57,799 %
42,036 %
(Wikipedia, 2009)
2.3.2 Bahan Pembantu
Bahan-bahan pembantu yang digunakan dalam proses pembuatan
heptena dari propena dan butena ini adalah : Aluminium Klorida ( AlCl3 ) dan
Zink Klorida ( ZnCl2 ). Kedua bahan ini berfungsi sebagai katalisator pada tahap
pembentukan heptena.
2.3.2.1 Aluminium Klorida ( AlCl3 )
Sifat- sifat :
1. Berat molekul
: 241,43 gr/mol
2. Titik beku
: 00 C
3. Titik didih
: 1200C
4. Fase
: Padat
5. Densitas
: 1,3 g/cm3
6. Kelarutan dalam air
: 46,6g/100ml (300C)
7.Larut dalam hidrogen klorida, etanol, kloroform, dan karbon tetraklorida
(Wikipedia, 2009)
2.3.2.2 Zink Klorida ( ZnCl2 )
Sifat- sifat :
1. Berat molekul
: 136,315
2. Titik beku
: 2920C
3. Titik didih
: 7560C
4. Fase
: Padat
5. Densitas
: 2,970 g/cm3
6. Kelarutan dalam air
: 432g/100ml (250C)
Universitas Sumatera Utara
7. Kelarutan dalam alkohol
: 430g/100ml
8. Larut dalam etanol, aseton dan gliserol
(Wikipedia, 2009)
2.4
Proses Pembuatan Heptena
Proses pembuatan heptena dari propena dan n–butena terjadi dalam dua
tahap. Tahap pertama adalah tahap pembentukan heptena (tahap sintesis) dan
tahap kedua adalah tahap pemisahan heptena dari hasil – hasil samping lain dan
sisa bahan bakunya.
Tahap Pembentukan Heptena
Dari tangki penyimpan (TK–01), propena dialirkan kedalam inline
mixing untuk dicampur dengan n–butena dari tangki penyimpan (TK–02) dan n–
butena recycle. Tangki pencampur diperlukan mengingat tingginya tekanan uap
jenuh propena pada suhu reaksi sehingga tidak memungkinkan bila dialirkan
secara langsung ke reaktor. Dari tangki pencampur ini campuran umpan
dipanaskan dalam penukar panas sampai suhu 40 °C. Dari sini campuran umpan
langsung dimasukkan ke dalam reaktor (R). Sedangkan katalisator AlCl3 dan
ZnCl2 sudah berada didalam reaktor.
Reaktor yang digunakan adalah reactor fixed bed multitubular bekerja
pada suhu 40 °C dan tekanan 8,5 atmosfer. Waktu tinggal pereaksi dalam reaktor
5 detik. Kemudian digunakan steam untuk mempertahankan panas dalam reaktor.
Konversi n–butena yang menjadi heptena 50 %, sedangkan propena habis
bereaksi.
Reaksi – reaksi yang terjadi adalah :
C3H6
+
n–C4H8
C7H14
C3H6
+
C3H6
C6H12
n–C4H8
C8H16
n–C4H8 +
Dari sini campuran hasil dan sisa bahan baku masuk ke tahap pemisahan.
Universitas Sumatera Utara
Tahap Pemisahan
Campuran hasil reaksi dan sisa bahan baku dari reaktor (R) langsung
diumpankan ke menara distilasi (MD–01).
Pada menara distilasi (MD–01) sisa bahan baku terpisah dari hasil reaksi
menjadi hasil atas dan hasil bawah. Hasil atas yang merupakan sisa bahan baku
dalam keadaan cair jenuh langsung diumpankan ke menara distilasi (MD–02)
sedangkan hasil bawah yang merupakan hasil reaksi didinginkan dalam penukar
panas. Dari sini hasil bawah dialirkan ke menara distilasi (MD–03).
Pada menara distilasi (MD–02) n–butana dipisahkan untuk diambil
sebagai hasil samping pada hasil bawah. Hasil samping n–butana ini didinginkan
terlebih dahulu dalam penukar panas, kemudian disimpan di tangki penyimpan
(TK–04). Sedangkan hasil atas dipompa dan dimasukkan ke menara distilasi
(MD–04). Pada menara distilasi (MD–04) ini n–butena dipisahkan sebagai hasil
bawah bersama dengan i–butena dan kemudian diumpankan kembali ke tangki
pencampur untuk dicampur dengan umpan segar. Sedangkan hasil atas yang
berupa propane dipompa dan dialirkan ke tangki penyimpan (TK–03).
Pada menara distilasi (MD–03 ), hasil samping heksena terpisah dari hasil
utama heptena dan hasil samping oktena sebagai hasil atas. Heksena didinginkan
terlebih dahulu dalam penukar panas, kemudian dialirkan ke tangki penyimpan
(TK–05). Sedangkan hasil bawah langsung diumpankan ke menara distilasi (MD–
05). Pada menara distilasi (MD–05) ini hasil utama heptena dipisahkan sebagai
hasil atas. Heptena terlebih dahulu didinginkan dalam penukar panas kemudian
disimpan dalam tangki penyimpan (TK–06). Hasil bawah oktena juga terlebih
dahulu didinginkan dalam penukar panas kemudian dialirkan ke tangki
penyimpan (TK–07)
Universitas Sumatera Utara
BAB III
NERACA MASSA
Kapasitas Produksi
: 80.000 ton / tahun
1 tahun operasi
: 330 hari
1 hari produksi
: 24 jam
Dasar Perhitungan
: 1 jam operasi
Satuan
: Kg / jam
Kapasitas produksi dalam 1 jam operasi
:
=
80.000 Ton 1 Tahun 1000 Kg 1 Hari
x
x
x
1 Tahun
330 hari
1 Ton
24 jam
Heptena
= 10.101,0101 Kg/jam
Kemurnian Produk : 97 %
Heptena %
= 10.101,0101 x 97 %
= 9.797,9797 Kg / jam
Perhitungan neraca massa dilakukan dengan alur mundur, dimana
perhitungan dimulai dari alur produk sampai ke alur bahan baku. Adapun
kemurnian heptena yang dihasilkan adalah 97 % .
3.1 Inline Mixing (M-101)
Fungsi : Untuk mencampur propena segar dan n-butena segar dengan gas nbutena recycle
Tabel 3.1 Neraca Massa Mixing Point (M-101)
Komponen
C3H6
C3H8
n-C4H8
i-C4H8
n-C4H10
Total
Masuk (kg/jam)
Alur 1
Alur 2
Alur 19
5.507,1068
742,2531
94,2696
- 17.337,7494 15.844,3126
631,5267 1.320,3593
5.716,2370 1.603,3355
6.249,3599 23.685,5131 18.862,2770
48.797,1500 kg/jam
3.2 Reaktor (R-101)
Keluar (kg/jam)
Alur 5
5.507,1068
836,5227
33.182,0620
1.951,8860
7.319,5725
48.797,1500 kg/jam
III-1
Universitas Sumatera Utara
Fungsi : Tempat mereaksikan n-butena menjadi heptena
Tabel 3.2 Neraca Massa Reaktor (R-101)
Masuk (kg/jam)
Alur 5
5.507,1068
836,5227
33.182,0620
1.951,8860
7.319,5725
48.797,1500 kg/jam
Komponen
C3H6
C3H8
n-C4H8
i-C4H8
n-C4H10
C6H12
C7H14
C8H16
Total
Keluar (kg/jam)
Alur 6
836,5227
16.591,8860
1.951,8860
7.319,5725
6.831,6010
10.874,7933
4.391,7455
48.797,1500 kg/jam
3.3 Kolom Destilasi 1 (MD-101)
Fungsi : Memisahkan campuran C4 dan C3 dari C6,C7 dan C8
Tabel 3.3 Neraca Massa Menara Destilasi (MD-101)
Komponen
C3H8
i-C4H8
n-C4H8
n-C4H10
C6H12
C7H14
C8H16
Total
Masuk (kg/jam)
Keluar (kg/jam)
Alur 6
Alur 7
Alur 8
836,5227
836,5227
1.951,8860 1.951,8860
16.591,0310 16.591,0310
7.319,5725 7.110,4419
209,1306
6.831,6010 1.394,2042
5.437,3968
10.874,7933
10.874,7933
4.391,7455
4.391,7455
27.884,0858
20.913,0642
48.797,1500 kg/jam
48.797,1500 kg/jam
3.3.1 Kondensor (E-102)
Fungsi : Mengkondensasikan bahan yang keluar dari hasil atas destilasi I.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 3. 4. Neraca Massa Kondensor I
Masuk (kg/jam)
Alur Vd
1.419,5788
3.312,3505
27.918,3832
12.303,0163
2.365,9646
Komponen
C3H8
i-C4H8
n-C4H8
n-C4H10
C6H12
Total
47.319,2936 Kg/Jam
Keluar (kg/jam)
Alur Ld
Alur 7
583,0562
836,5227
1.360,4645
1.951,8860
11.466,7726
16.591,0310
5.053,1540
7.110,4419
971,7603
1.394,2042
19.435,2078
27.884,0858
47.319,2936 kg/jam
3.3.2 Reboiler (E-103)
fungsi : Menguapkan cairan dari hasil bawah destilasi I
Tabel 3.5. Neraca Massa Reboiler I
Komponen
n-C4H10
C6H12
C7H14
C8H16
Total
Masuk (kg/jam)
Alur Lb
682,3235
17.740,4130
35.480,8260
14.328,7951
68.232,3578 Kg/Jam
Keluar (kg/jam)
Alur Vb
Alur 8
473,1929
209,1306
12.303,0163
5.437,3968
24.606,0326
10.874,7933
9.937,0516
4.391,7455
47.319,2936
20.913,0642
68.232,3578 Kg/Jam
3.4 Kolom Destilasi 3 (MD-103)
Fungsi : Memisahkan campuran Heptena dan Heksena dari Oktena
Tabel 3.6 Massa Menara Destilasi (MD-103)
Komponen
n-C4H10
C6H12
C7H14
C8H16
Total
Masuk (kg/jam)
Alur 10
209,1306
5.437,3968
10.874,7933
4.391,7455
20.913,0642 kg/jam
3.4.1 Kondensor (E-109)
Keluar (kg/jam)
Alur 15
Alur 17
209,1306
5.291,0054
146,3914
773,7832
10.101,0101
4.391,7435
6.273,9192
14.639,1450
20.913,0642 kg/jam
Fungsi : Mengkondensasikan bahan yang keluar dari hasil atas destilasi III.
Tabel 3.7. Neraca Massa Kondensor III
Universitas Sumatera Utara
Masuk (kg/jam)
Alur Vd
306,7287
7.838,3142
1.143,2617
-
Komponen
n-C4H10
C6H12
C7H14
C8H16
Total
9.288,3046 Kg/Jam
Keluar (kg/jam)
Alur Ld
Alur 15
99,6894
209,1306
2.547,5182
5.291,0054
371,5697
773,7832
3.018,7773
6.273,9192
9.294,8112 Kg/Jam
3.4.2 Reboiler (E-112)
Fungsi : Menguapkan cairan dari hasil bawah destilasi III
Tabel 3.8. Neraca Massa Reboiler III
Komponen
Masuk (kg/jam)
Alur Lb
n-C4H10
C6H12
C7H14
C8H16
239,3395
16.514,4297
7.180,1868
Total
23.933,9562 Kg/Jam
Keluar (kg/jam)
Alur Vb
Alur 17
92,9481
146,3914
6.413,4197
10.101,0101
2.788,4433
4.391,7435
9.294,8112
14.639,1450
23.933,9562 Kg/Jam
3.5 Kolom Destilasi 5 (MD-105)
Fungsi : Memisahkan campuran hasil utama Heptena dari hasil samping Oktena
Tabel 3.9 Massa Menara Destilasi (MD-105)
Komponen
C6H12
C7H14
C8H16
Total
Masuk (kg/jam)
Alur 18
146,3914
10.101,0101
4.391,7435
Keluar (kg/jam)
Alur 20
Alur 21
146,3914
9.797,9797
303,0304
156,6390
4.235,1045
10.101,0101
4.538,1349
14.639,1450 kg/jam
14.639,1450 kg/jam
3.5.1 Kondensor (E-115)
Fungsi : Mengkondensasikan bahan yang keluar dari hasil atas destilasi V.
Tabel 3 10. Neraca Massa Kondensor V
Komponen
Masuk (kg/jam)
Keluar (kg/jam)
Universitas Sumatera Utara
Alur Vd
234,3232
16.235,2524
261,1030
C6H12
C7H14
C8H16
Total
16.737,3737 Kg/Jam
Alur Ld
Alur 20
92,9090
146,3914
6.437,2726
9.797,9797
102,8636
156,6390
6.636,3636
10.101,0101
16.737,3737 Kg/Jam
3.5.2 Reboiler (E-117)
Fungsi : Menguapkan cairan dari hasil bawah destilasi V.
Tabel 3 11. Neraca Massa Reboiler V
Masuk (kg/jam)
Alur Lb
1.404,1835
19.850,0495
Komponen
C7H14
C8H16
Total
21.275,5086 Kg/Jam
Keluar (kg/jam)
Alur Vb
Alur 21
1.121,4040
303,0304
15.615,9696
4.235,1045
16.737,3737
4.538,1349
21.275,5086 Kg/Jam
3.6 Kolom Destilasi 2 (MD-102)
Fungsi : Memisahkan campuran C4 dari C6
Tabel 3.12 Massa Menara Destilasi (MD-102)
Komponen
C3H8
i-C4H8
n-C4H8
n-C4H10
C6H12
Total
Masuk (kg/jam)
Keluar (kg/jam)
Alur 7
Alur 11
Alur 13
836,5227
836,5227
1.951,8860 1.951,8860
16.591,0310 16.521,3233
69,7077
7.110,4419 1.603,3355
5.507,1064
1.394,2042
1.394,2042
20.913,0675
6.971,0183
27.884,0858 kg/jam
27.884,0858 kg/jam
3.6.1 Kondensor (E-106)
Fungsi : Mengkondensasikan bahan yang keluar dari hasil atas destilasi II.
Tabel 3.13. Neraca Massa Kondensor II
Komponen
C3H8
Masuk (kg/jam)
Alur Vd
1.167,7856
Keluar (kg/jam)
Alur Ld
Alur 11
331,2629
836,5227
Universitas Sumatera Utara
i-C4H8
n-C4H8
n-C4H10
2.715,1017
23.063,7673
2.218,7928
Total
29.194,6422 Kg/Jam
770,1864
1.951,8860
6.542,4440
16.521,3233
629,3996
1.603,3355
8.281,5747
20.913,0675
29.194,6422 Kg/Jam
3.6.2 Reboiler (E-107)
Fungsi : Menguapkan cairan dari hasil bawah destilasi II
Tabel 3.14. Neraca Massa Reboiler II
Masuk (kg/jam)
Alur Lb
361,6566
28.570,8718
7.233,1321
Komponen
n-C4H8
n-C4H10
C6H12
Total
Keluar (kg/jam)
Alur Vb
Alur 13
291,9464
69,7077
23.063,7673
5.507,1064
5.838,9284
1.394,2042
29.194,6422
6.971,0183
36.165,6605 Kg/Jam
36.165,6605 Kg/Jam
3.7 Kolom Distilasi 4 (MD-104)
Fungsi : Memisahkan campuran Butena dari Butana
Tabel 3.15 Massa Menara Destilasi (MD-104)
Komponen
C3H8
i-C4H8
n-C4H8
n-C4H10
Total
Masuk (kg/jam)
Alur 11
836,5227
1.951,8860
16.521,3233
1.603,3355
20.913,0675 kg/jam
Keluar (kg/jam)
Alur 23
Alur 19
742,2531
94,2696
631,5267
1.320
677,0107
15.844,3126
1.603,3355
2.050,7905
18.862,2770
20.913,0675 kg/jam
3.7.1 Kondensor (E-113)
Fungsi : Mengkondensasikan bahan yang keluar dari hasil atas destilasi IV.
Tabel 3.16. Neraca Massa Kondensor IV
Komponen
C3H8
i-C4H8
Masuk (kg/jam)
Alur Vd
1.102,3593
937,4634
Keluar (kg/jam)
Alur Ld
Alur 18
362,0239
742,2531
307,8708
631,5267
Universitas Sumatera Utara
n-C4H8
1.007,6969
Total
3.053,627 Kg/Jam
330,9360
677,0107
1.002,8365
2.050,7905
3.053,627 Kg/Jam
3.7.2 Reboiler (E-114)
Fungsi : Menguapkan cairan dari hasil bawah destilasi IV.
Tabel 3.17. Neraca Massa Reboiler IV
Komponen
C3H8
n-C4H8
n-C4H10
C6H12
Total
Masuk (kg/jam)
Alur Lb
109,5795
1.534,1132
18.409,3593
1.862,8518
21.915,9040 Kg/Jam
Keluar (kg/jam)
Alur Vb
Alur 19
15,2681
94,2696
213,7538
1.320
2.565,0466
15.844,3126
259,5582
1.603,3355
3.053,6270
18.862,2770
21.915,9040 Kg/Jam
Universitas Sumatera Utara
BAB IV
NERACA PANAS
NERACA PANAS
Basis perhitungan
: 1 jam operasi
Satuan operasi
: kJ/jam
Temperatur referensi : 25oC = 298 K
Q = ∫ mi . Cp i . dT ……………………...........………..…………….........(4
Perhitungan Panas Bahan Masuk (Qin) dan keluar (Qout)
-1)
BP
Q = Fi ∫ Cp l i dT + ΔH vl +
298
∫ Cp
T
gi
BP
dT ………………...........……......(4
-2)
Keterangan : Persamaan (2) di atas merupakan perhitungan panas bahan yang
disertai perubahan fasa (phase transition) (Reklaitis,1983).
Dimana :
Q
: Jumlah panas (kJ/jam)
mi = Ni = Fi : Jumlah bahan yang masuk (kg/jam)
Cpi
: Kapasitas panas masuk (kJ/kg K)
Cpli
: Kapasitas panas cairan masuk (kJ/kg K)
Cpgi
: Kapasitas panas gas masuk (kJ/kg K)
dT
: Perubahan suhu (K)
∆ H VL
: Panas Laten (kJ/kg)
Universitas Sumatera Utara
4.1 Heater (E-101)
IV-1 masuk ke reaktor (E–101).
Fungsi : Menaikkan temperatur campuran sebelum
Tabel 4.1 Neraca Panas di Heater (E-101)
Masuk (kJ/jam)
19.995,2088
39.947,0079
Panas umpan
Panas steam
Panas produk
Σ
Keluar (kJ/jam)
59.942,2167
59.942,2167
59.942,2167
4.2 Reaktor 1 (R-101)
Fungsi : Tempat berlangsungnya reaksi pembentukan Heptena
Tabel 4.2 Neraca Panas di Reaktor (R-101)
Masuk (kJ/jam)
59.073,4911
52.405,2325
Panas umpan
Panas steam
Panas produk
Σ
111.478,7236
Keluar (kJ/jam)
111.478,7236
111.478,7236
4.3 Kondensor 01 (E-102)
Fungsi : Mengkondensasikan bahan yang keluar dari hasil atas destilasi I.
Tabel 4.3 Neraca Panas di Kondensor 01 (E-102)
Masuk (kJ/jam)
662.657,5503
Panas umpan
Panas Qc
Panas produk
Σ
662.657,5503
Keluar (kJ/jam)
628.048,8067
34.608,7436
662.657,5503
4.4 Reboiler 01 (E-103)
fungsi : Menguapkan cairan dari hasil bawah destilasi I
Tabel 4.4 Neraca Panas di Reboiler 01 (E-103)
Panas umpan
Panas Qr
Panas produk
Σ
Masuk (kJ/jam)
1.785.583,9730
1.785.583,9730
Keluar (kJ/jam)
1.167.557,9130
618.026,0603
1.785.583,9730
Universitas Sumatera Utara
4.5 Cooler 1 (E-105)
Fungsi : Menurunkan temperatur bahan yang keluar dari reboiler pada destilasi I
sebelum dimasukkan kedalam destilasi 3.
Tabel 4.5 Neraca Panas di Cooler (E-105)
Panas umpan
Panas air pendingin
Panas produk
Σ
Masuk (kJ/jam)
618.026,0603
-112.798,2799
Keluar (kJ/jam)
505.227,7804
505.227,7804
505.227,7804
4.6 Kondensor 03 (E-109)
Fungsi : Mengkondensasikan bahan yang keluar dari hasil atas destilasi III.
Tabel 4.6 Neraca Panas di Kondensor 03 (E-109)
Masuk (kJ/jam)
227.064,0473
Panas umpan
Panas Qc
Panas produk
Σ
Keluar (kJ/jam)
178.489,5418
48.574,5055
227.064,0473
227.064,0473
4.7 Reboiler 03 (E-112)
fungsi : Menguapkan cairan dari hasil bawah destilasi III
Tabel 4.7 Neraca Panas di Reboiler 03 (E-112)
Masuk (kJ/jam)
383.544,1299
Panas umpan
Panas Qr
Panas produk
Σ
Keluar (kJ/jam)
52.690,1984
330.853,9315
383.544,1299
383.544,1299
4.8 Cooler (E-111)
Fungsi : Menurunkan temperatur bahan yang keluar dari kondensor pada destilasi
III
sebelum dimasukkan kedalam tangki Produk Hexene.
Tabel 4.8 Neraca Panas di Cooler (E-111)
Panas umpan
Panas air pendingin
Panas produk
Σ
Masuk (kJ/jam)
48.574,5055
-13.588,9405
34.985,5649
Keluar (kJ/jam)
34.985,5649
34.985,5649
4.9 Cooler (E-116)
Universitas Sumatera Utara
Fungsi : Menurunkan temperatur bahan yang keluar dari reboiler destilasi III
sebelum dimasukkan kedalam destilasi V.
Tabel 4.9 Neraca Panas di Cooler (E-116)
Panas umpan
Panas air pendingin
Panas produk
Σ
Masuk (kJ/jam)
330.853,9315
-250.051,5651
Keluar (kJ/jam)
80.802,3664
80.802,3664
80.802,3664
4.10 Kondensor 05 (E-115)
Fungsi : Mengkondensasikan bahan yang keluar dari hasil atas destilasi V
Tabel 4.10 Neraca Panas di Kondensor 05 (E-115)
Masuk (kJ/jam)
411.982,1988
Panas umpan
Panas Qc
Panas produk
Σ
Keluar (kJ/jam)
395.643,2396
16.338,9592
411.982,1988
411.982,1988
4.11 Reboiler 05 (E-117)
fungsi : Menguapkan cairan dari hasil bawah destilasi V
Tabel 4.11 Neraca Panas di Reboiler 05 (E-117)
Masuk (kJ/jam)
409.524,4644
Panas umpan
Panas Qr
Panas produk
Σ
Keluar (kJ/jam)
39.172,3160
370.352,1484
409.524,4644
409.524,4644
4.12 Cooler (E-118)
Fungsi : Menurunkan temperatur bahan yang keluar dari reboiler destilasi V
sebelum dimasukkan kedalam tangki produk oktene.
Tabel 4.12 Neraca Panas di Cooler (E-118)
Panas umpan
Panas air pendingin
Panas produk
Σ
Masuk (kJ/jam)
39.172,3160
-13.807,8536
25.364,4624
Keluar (kJ/jam)
25.364,4624
25.364,4624
4.13 Heater (E-104)
Universitas Sumatera Utara
Fungsi : Menaikkan temperatur bahan yang keluar dari kondensor sebelum
dimasukkan kedalam destilasi 2.
Tabel 4.13 Neraca Panas di Heater (E-104)
Masuk (kJ/jam)
34.608,7436
4.539,4470
Panas umpan
Panas steam
Panas produk
Σ
Keluar (kJ/jam)
39.148,1906
39.148,1906
39.148,1906
4.14 Cooler (E-110)
Fungsi : Menurunkan temperatur bahan yang keluar dari reboiler destilasi II
sebelum dimasukkan kedalam tangki produk butana.
Tabel 4.14 Neraca Panas di Coolerr (E-110)
Masuk (kJ/jam)
26.837,6780
-25.645,3847
Panas umpan
Panas steam
Panas produk
Σ
Keluar (kJ/jam)
1.192,2933
1.192,2933
1.192,2933
4.15 Heater (E-108)
Fungsi : Menaikkan temperatur bahan yang keluar dari kondensor sebelum
dimasukkan kedalam destilasi 2.
Tabel 4.15 Neraca Panas di Heater (E-108)
Masuk (kJ/jam)
33.291,8388
33.214,0379
Panas umpan
Panas steam
Panas produk
Σ
66.505,8767
Keluar (kJ/jam)
66.505,8767
66.505,8767
4.16 Kondensor 04 (E-113)
Fungsi : Mengkondensasikan bahan yang keluar dari hasil atas destilasi IV
Tabel 4.16 Neraca Panas di Kondensor 04 (E-113)
Panas umpan
Panas Qc
Panas produk
Σ
4.17 Reboiler 04 (E-114)
Masuk (kJ/jam)
43.998,5435
43.998,5435
Keluar (kJ/jam)
42.807,3721
1.191,1714
43.998,5435
fungsi : Menguapkan cairan dari hasil bawah destilasi IV
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.17 Neraca Panas di Reboiler 04 (E-114)
Masuk (kJ/jam)
168.082,2436
Panas umpan
Panas Qr
Panas produk
Σ
Keluar (kJ/jam)
72.787,4552
95.294,7884
168.082,2436
168.082,2436
BAB V
SPESIFIKASI PERALATAN
5.1 Tangki Bahan Baku Propena - 01 (TK-102)
Fungsi
: Untuk penyimpanan bahan baku Propena selama 30 hari
Jumlah
: 3 unit
Bentuk
: Tangki berbentuk silinder vertical dengan alas dan tutup
ellipsiodal
Bahan
: Carbon Steel, SA-285
(Brownell,
1959)
Kondisi operasi
: -Temperatur = 300C
-Tekanan
= 13 atm = 191,0473 psi
Kapasitas
: 2.442,7465 m3
Kondisi fisik
:
Silinder
- Diameter
: 13,8138 m
- Tinggi
: 17,2672 m
- Tebal
: 5 in
Tutup
- Diameter
: 13,8138 m
- Tebal
: 5 in
5.2 Tangki Bahan Baku Butena - 01 (TK-101)
Fungsi
: Untuk penyimpanan bahan baku Butena selama 30 hari
Jumlah
: 3 unit
Universitas Sumatera Utara
Bentuk
: Tangki berbentuk silinder vertical dengan alas dan tutup
elliopsidal
Bahan
: Carbon Steel, SA-285
(Brownell,
1959)
: -Temperatur = 300C
Kondisi operasi
-Tekanan
= 3 atm = 44,08785 psi
Kapasitas
: 6.767,2894 m3
Kondisi fisik
:
Silinder
- Diameter
: 19,4011 m
- Tinggi
: 24,2513 m
- Tebal
: 3 in
V-1
Tutup
- Diameter
: 19,4011 m
- Tebal
: 3 in
5.3 Tangki Penyimpanan- 03 (TK-103)
Fungsi
: Untuk penyimpanan produk propana dari hasil atas MD-104
selama
20 hari
Jumlah
: 2 unit
Bentuk
: Tangki berbentuk silinder vertical dengan alas dan tutup
ellipsiodal
Bahan
: Carbon Steel, SA-285
(Brownell,
1959)
Kondisi operasi
: -Temperatur = 30 0C
-Tekanan
Kapasitas
: 801,4226 m3
Kondisi fisik
:
= 11,5 atm = 169,0034 psi
Silinder
- Diameter
: 9,5274 m
- Tinggi
: 11,9092 m
Universitas Sumatera Utara
- Tebal
: 2 in
Tutup
- Diameter
: 9,5274 m
- Tebal
: 2 in
5.4 Tangki Penyimpanan - 04 (TK-104)
Fungsi
: Untuk penyimpanan produk butana dari hasil bawah MD-02
selama
20 hari
Jumlah
: 4 unit
Bentuk
: Tangki berbentuk silinder vertical dengan alas dan tutup
ellipsiodal
Bahan
: Carbon Steel, SA-285
(Brownell,
1959)
: -Temperatur = 30 0C
Kondisi operasi
-Tekanan
= 2,5 atm = 36,73987 psi
Kapasitas
: 1.302,9940 m3
Kondisi fisik
:
Silinder
- Diameter
: 11,2030 m
- Tinggi
: 14,0037 m
- Tebal
: 3/4 in
Tutup
- Diameter
: 11,2030 m
- Tebal
: 3/4 in
5.5 Tangki Penyimpanan - 05 (TK-105)
Fungsi
: Untuk penyimpanan produk heksena dari hasil atas MD-103
selama
20 hari
Jumlah
: 4 unit
Universitas Sumatera Utara
Bentuk
: Tangki berbentuk silinder vertical dengan alas dan tutup
ellipsiodal
Bahan
: Carbon Steel, SA-285
(Brownell,
1959)
: -Temperatur = 30 0C
Kondisi operasi
-Tekanan
= 1atm = 14,69 psi
Kapasitas
: 1.115,0520 m3
Kondisi fisik
:
Silinder
- Diameter
: 10,6362 m
- Tinggi
: 13,2952 m
- Tebal
: 1/2 in
Tutup
- Diameter
: 10,6362 m
- Tebal
: 1/2 in
5.6 Tangki Penyimpanan - 06 (TK-106)
Fungsi
: Untuk penyimpanan produk heptena dari hasil atas MD-105
selama
20 hari
Jumlah
: 6 unit
Bentuk
: Tangki berbentuk silinder vertical dengan alas dan tutup
ellipsiodal
Bahan
: Carbon Steel, SA-285
(Brownell,
1959)
Kondisi operasi
: -Temperatur = 30 0C
-Tekanan
= 1,2 atm = 17,635 psi
Kapasitas
: 1.419,9759 m3
Kondisi fisik
:
Silinder
Universitas Sumatera Utara
- Diameter
: 11,5287 m
- Tinggi
: 14,4109 m
- Tebal
: 1/2 in
Tutup
- Diameter
: 11,5287 m
- Tebal
: 1/2 in
5.7 Tangki Penyimpanan - 07 (TK-107)
Fungsi
: Untuk penyimpanan produk heptena dari hasil atas MD-105
selama
20 hari
Jumlah
: 2 unit
Bentuk
: Tangki berbentuk silinder vertical dengan alas dan tutup
ellipsiodal
Bahan
: Carbon Steel, SA-285
(Brownell,
1959)
Kondisi operasi
: -Temperatur = 50 0C
-Tekanan
= 1,2 atm = 17,635 psi
Kapasitas
: 1.129,4562 m3
Kondisi fisik
:
Silinder
- Diameter
: 10,6818 m
- Tinggi
: 13,3522 m
- Tebal
: 1/2 in
Tutup
- Diameter
: 10,6818 m
- Tebal
: 1/2 in
5. 8 Pompa Bahan (L-101)
Fungsi
: Memompa bahan dari inline mixing ke heater (E-101)
Jenis
: Pompa sentrifugal
Jumlah
: 1 unit
Universitas Sumatera Utara
Bahan konstruksi
: Commercial steel
Kapasitas
: 48.797,1500 kg/jam
Daya motor
: 4 Hp
Diameter Nominal
: 6 in
5. 9 Pompa Bahan (L-102)
Fungsi
: Memompa bahan dari reaktor ke menara destilasi I (MD-
101)
Jenis
: Pompa sentrifugal
Jumlah
: 1 unit
Bahan konstruksi
: Commercial steel
Kapasitas
: 48.797,1500 kg/jam
Daya motor
: 19 Hp
Diameter Nominal
: 6 in
5.10 Pompa refluks Destilasi (L-103)
Fungsi
: Memompa campuran dari Akumulator (V-101) ke refluks
Destilasi
Jenis
: Pompa sentrifugal
Jumlah
: 1 unit
Bahan konstruksi
: Commercial steel
Kapasitas
: 27.884,0858 kg/jam
Daya motor
: 1 Hp
Diameter Nominal
: 5 in
5.11 Pompa Refluks Destilasi (L-104)
Fungsi
: Memompa campuran dari Akumulator (V-102) ke refluks
Destilasi
Jenis
: Pompa sentrifugal
Jumlah
: 1 unit
Bahan konstruksi
: Commercial steel
Kapasitas
: 20.913,0675 kg/jam
Daya motor
: 1/2 Hp
Universitas Sumatera Utara
Diameter Nominal
: 5 in
5.12 Pompa Refluks Destilasi (L-105)
Fungsi
: Memompa campuran dari Akumulator (V-104) ke refluks
Destilasi
Jenis
: Pompa sentrifugal
Jumlah
: 1 unit
Bahan konstruksi
: Commercial steel
Kapasitas
: 2.050,7905 kg/jam
Daya motor
: 1/2 Hp
Diameter Nominal
: 1,5 in
5.13 Pompa Refluks Destilasi (L-106)
Fungsi : Memompa campuran dari Akumulator (V-103) ke refluks Destilasi
Jenis
: Pompa sentrifugal
Jumlah
: 1 unit
Bahan konstruksi
: Commercial steel
Kapasitas
: 6.273,9192 kg/jam
Daya motor
: 1/2 Hp
Diameter Nominal
: 2,5 in
5.14 Pompa Refluks Destilasi (L-107)
Fungsi : Memompa campuran dari Akumulator (V-105) ke refluks Destilasi
Jenis
: Pompa sentrifugal
Jumlah
: 1 unit
Bahan konstruksi
: Commercial steel
Kapasitas
: 11.272,1416 kg/jam
Daya motor
: 1/2 Hp
Diameter Nominal
: 3,5 in
5.15 Pompa Reboiler Destilasi I (L-108)
Universitas Sumatera Utara
Fungsi
: Memompa campuran dari alur bawah Destilasi I ke
reboiler
Jenis
: Pompa sentrifugal
Jumlah
: 1 unit
Bahan konstruksi
: Commercial steel
Kapasitas
: 20.913,0642 kg/jam
Daya motor
: 1/2 Hp
Diameter Nominal
: 4 in
5.16 Pompa Reboiler Destilasi II (L-109)
Fungsi
: Memompa campuran dari alur bawah Destilasi II ke
reboiler
Jenis
: Pompa sentrifugal
Jumlah
: 1 unit
Bahan konstruksi
: Commercial steel
Kapasitas
: 6.971,0183 kg/jam
Daya motor
: 1/2 Hp
Diameter Nominal
: 2,5 in
5.17 Pompa Reboiler Destilasi IV (L-110)
Fungsi
: Memompa campuran dari alur bawah Destilasi IV ke
reboiler.
Jenis
: Pompa sentrifugal
Jumlah
: 1 unit
Bahan konstruksi
: Commercial steel
Kapasitas
: 18.862,2770 kg/jam
Daya motor
: 1/2 Hp
Diameter Nominal
: 4 in
5.18 Pompa Reboiler Destilasi III (L-111)
Fungsi
: Memompa campuran dari alur bawah Destilasi III ke
reboiler..
Jenis
: Pompa sentrifugal
Universitas Sumatera Utara
Jumlah
: 1 unit
Bahan konstruksi
: Commercial steel
Kapasitas
: 14.639,1450 kg/jam
Daya motor
: 1/2 Hp
Diameter Nominal
: 3,5 in
5.19 Pompa Reboiler Destilasi V (L-112)
Fungsi
: Memompa campuran dari alur bawah Destilasi V ke
reboiler
Jenis
: Pompa sentrifugal
Jumlah
: 1 unit
Bahan konstruksi
: Commercial steel
Kapasitas
: 3.367,0033 kg/jam
Daya motor
: 1/2 Hp
Diameter Nominal
: 2 in
5.20 Pompa tangki penyimpanan (L-113)
Fungsi
: Memompa oktena ke tangki produk oktena (TK-107)
Jenis
: Pompa sentrifugal
Jumlah
: 1 unit
Bahan konstruksi
: Commercial steel
Kapasitas
: 3.367,0033 kg/jam
Daya motor
: 1/2 Hp
Diameter Nominal
: 2 in
5.21 Heater 01 (E-101)
Fungsi
: Menurunkan Menaikkan temperatur bahan yang keluar dari mixer
sebelum
Jenis
dimasukkan kedalam reaktor.
: Double pipe exchanger
Dipakai
: 2 x 1 ¼ in IPS
Luas
: 20,88 ft2
Panjang
: 48 ft
Universitas Sumatera Utara
5.22 Heater 02 (E-104)
Fungsi
: Menaikkan temperatur bahan yang keluar dari kondensor sebelum
dimasukkan kedalam destilasi 2.
Jenis
: Double pipe exchanger
Dipakai
: 2 x 1 ¼ in IPS
Luas
: 20,88 ft2
Panjang
: 48 ft
5.23 Heater 03 (E-108)
Fungsi
:Menaikkan temperatur bahan yang keluar dari kondensor sebelum
dimasukkan kedalam destilasi 4.
Jenis
: Double pipe exchanger
Dipakai
: 2 x 1 ¼ in IPS
Luas
: 41,76 ft2
Panjang
: 96 ft
5.24 Heater 04 (E-108)
Fungsi
:Menaikkan temperatur bahan yang keluar dari kondensor sebelum
dimasukkan kedalam destilasi 4.
Jenis
: Double pipe exchanger
Dipakai
: 2 x 1 ¼ in IPS
Luas
: 41,76 ft2
Panjang
: 96 ft
5.25 Cooler (E-105)
Fungsi : Menurunkan temperatur bahan yang keluar dari reboiler pada destilasi I
sebelum dimasukkan kedalam destilasi 3
Jenis
: Double pipe exchanger
Dipakai
: 2 x 1 ¼ in IPS
Luas
: 10,44 ft2
Panjang
: 24 ft
Universitas Sumatera Utara
5.26 Cooler (E-110)
Fungsi
: Menurunkan temperatur bahan yang keluar dari reboiler destilasi II
sebelum dimasukkan kedalam tangki produk butana.
Jenis
: Double pipe exchanger
Dipakai
: 2 x 1 ¼ in IPS
Luas
: 10,44 ft2
Panjang
: 24 ft
5.27 Cooler (E-111)
Fungsi
: Menurunkan temperatur bahan yang keluar dari reboiler pada destilasi
III sebelum dimasukkan kedalam tangki Produk Hexene
Jenis
: Double pipe exchanger
Dipakai
: 2 x 1 ¼ in IPS
Luas
: 10,44 ft2
Panjang
: 24 ft
5.28 Cooler (E-116)
Fungsi
: Menurunkan temperatur bahan yang keluar dari kondensor destilasi III
sebelum dimasukkan kedalam destilasi V..
Jenis
: Double pipe exchanger
Dipakai
: 2 x 1 ¼ in IPS
Luas
: 17,4 ft2
Panjang
: 40 ft
5.29 Cooler (E-118)
Fungsi
: Menurunkan temperatur bahan yang keluar dari reboiler destilasi V
sebelum dimasukkan kedalam tangki produk oktene.
Jenis
: Double pipe exchanger
Dipakai
: 2 x 1 ¼ in IPS
Luas
: 26,1 ft2
Panjang
: 60 ft
Universitas Sumatera Utara
5.30 Kolom Destilasi 0I (MD-101)
Fungsi
: Memisahkan campuran C4 dari C6,C7 dan C8
Jenis
: Sieve – tray
Bentuk
: silinder vertikal dengan alas dan tutup ellipsoidal
Bahan konstruksi
: Carbon steel SA – 285 grade A
Jumlah
: 1 unit
Kondisi fisik
- Silinder
•
•
•
Diameter
: 3,1312 m
Tinggi
: 15,5656 m
Tebal
: ¼ in
- Tutup
•
•
•
Diameter
: 3,1312 m
Tinggi
: 0,7828 m
Tebal
: ¼ in
5.31 Kolom Destilasi 02 (MD-102)
Fungsi
: Memisahkan campuran C4 dari C6
Jenis
: Sieve – tray
Bentuk
: silinder vertikal dengan alas dan tutup ellipsoidal
Bahan konstruksi
: Carbon steel SA – 285 grade A
Jumlah
: 1 unit
Kondisi fisik
- Silinder
•
•
•
Diameter
: 1,937 m
Tinggi
: 12,9685 m
Tebal
: ¼ in
- Tutup
•
•
•
Diameter
: 1,937 m
Tinggi
: 0,4842 m
Tebal
: ¼ in
Universitas Sumatera Utara
5.32 Kolom Destilasi 03 (MD-103)
Fungsi
: Memisahkan campuran Heptena dan Heksena dari Oktena
Jenis
: Sieve – tray
Bentuk
: silinder vertikal dengan alas dan tutup ellipsoidal
Bahan konstruksi
: Carbon steel SA – 285 grade A
Jumlah
: 1 unit
Kondisi fisik
- Silinder
•
•
•
Diameter
: 0,9626 m
Tinggi
:11,6812 m
Tebal
: ¼ in
- Tutup
•
•
•
Diameter
: 0,9626 m
Tinggi
: 0,2406 m
Tebal
: ¼ in
5.33 Kolom Destilasi 04 (MD-104)
Fungsi
: Memisahkan campuran Butena dari Butana
Jenis
: Sieve – tray
Bentuk
: silinder vertikal dengan alas dan tutup ellipsoidal
Bahan konstruksi
: Carbon steel SA – 285 grade A
Jumlah
: 1 unit
Kondisi fisik
- Silinder
•
•
•
Diameter
: 0,9632 m
Tinggi
:10,8816 m
Tebal
: ¼ in
- Tutup
•
•
•
Diameter
: 0,9632 m
Tinggi
: 0,2408 m
Tebal
: ¼ in
Universitas Sumatera Utara
5.34 Kolom Destilasi 05 (MD-105)
Fungsi
: Memisahkan campuran hasil utama Heptena dari hasil
samping Oktena
Jenis
: Sieve – tray
Bentuk
: silinder vertikal dengan alas dan tutup ellipsoidal
Bahan konstruksi
: Carbon steel SA – 285 grade A
Jumlah
: 1 unit
Kondisi fisik
- Silinder
•
•
•
Diameter
: 1,4024 m
Tinggi
: 5,9012 m
Tebal
: ¼ in
- Tutup
•
•
•
Diameter
: 1,4024 m
Tinggi
: 0,3506 m
Tebal
: ¼ in
5.35. Accumulator I (V-101)
Fungsi
: Mengumpulkan destilat yang keluar dari kondensor MD101.
Bahan konstruksi
: Carbon Steel SA –285 Grade C
Bentuk
: Silinder horizontal dengan tutup ellipsoidal
Jenis sambungan
: Single welded butt joints
Jumlah
: 1 unit
Kondisi operasi :
Tekanan
= 374,9025 kPa
Temperatur
= 34 oC = 307 K
Kapasitas
: 53,9178 m3
Kondisi fisik
- Silinder
• Diameter
• Tinggi
: 3,3834 m
: 4,3208 m
Universitas Sumatera Utara
• Tebal
: 3/4 in
- Tutup
• Diameter
• Tinggi
• Tebal
: 3,3834 m
: 0,8458 m
: 3/4 in
5.36. Accumulator II (V-102)
Fungsi
: Mengumpulkan destilat yang keluar dari kondensor MD102.
Bahan konstruksi
: Carbon Steel SA –285 Grade C
Bentuk
: Silinder horizontal dengan tutup ellipsoidal
Jenis sambungan
: Single welded butt joints
Jumlah
: 1 unit
Kondisi operasi :
Tekanan
= 455,9625 kPa
Temperatur
= 37 oC = 310 K
Kapasitas
: 39,984 m3
Kondisi fisik
- Silinder
• Diameter
• Tinggi
• Tebal
: 3,0624 m
: 3,9111 m
: 3/4 in
- Tutup
• Diameter
• Tinggi
• Tebal
: 3,0624 m
: 0,7656 m
: 3/4 in
5.37. Accumulator III (V-103)
Fungsi
: Mengumpulkan destilat yang keluar dari kondensor MD103.
Bahan konstruksi
: Carbon Steel SA –285 Grade C
Bentuk
: Silinder horizontal dengan tutup ellipsoidal
Jenis sambungan
: Single welded butt joints
Universitas Sumatera Utara
Jumlah
: 1 unit
Kondisi operasi :
Tekanan
= 101,325 kPa
Temperatur
= 105,5 oC = 378,5 K
Kapasitas
: 11,1670 m3
Kondisi fisik
- Silinder
• Diameter
• Tinggi
• Tebal
: 2,0018 m
: 2,5564 m
: 1/4 in
- Tutup
• Diameter
• Tinggi
• Tebal
: 2,0018 m
: 0,50045 m
: 1/4 in
5.38. Accumulator IV (V-104)
Fungsi
: Mengumpulkan destilat yang keluar dari kondensor MD104.
Bahan konstruksi
: Carbon Steel SA –285 Grade C
Bentuk
: Silinder horizontal dengan tutup ellipsoidal
Jenis sambungan
: Single welded butt joints
Jumlah
: 1 unit
Kondisi operasi :
Tekanan
= 1.215,9 kPa
Temperatur
= 90 oC = 363 K
Kapasitas
: 3,9209 m3
Kondisi fisik
- Silinder
• Diameter
• Tinggi
• Tebal
: 1,4122 m
: 1,8037m
: 3/4 in
Universitas Sumatera Utara
- Tutup
• Diameter
• Tinggi
• Tebal
: 1,4122 m
: 0,3530 m
: 3/4 in
5.39. Accumulator V (V-105)
Fungsi
: Mengumpulkan destilat yang keluar dari kondensor MD105.
Bahan konstruksi
: Carbon Steel SA –285 Grade C
Bentuk
: Silinder horizontal dengan tutup ellipsoidal
Jenis sambungan
: Single welded butt joints
Jumlah
: 1 unit
Kondisi operasi :
Tekanan
= 1.013,25 kPa
Temperatur
= 74,5 oC = 346,5 K
Kapasitas
: 27,6618 m3
Kondisi fisik
- Silinder
• Diameter
• Tinggi
• Tebal
: 2,7085 m
3,4593 m
: 1 in
- Tutup
• Diameter
• Tinggi
• Tebal
: 0,6771 m
: 0,3530 m
: 1 in
5.40. Kondensor 1 (E-102)
Fungsi
: Mengkondensasikan bahan yang keluar dari hasil atas
destilasi I.
Jenis
: shell and tube heat exchanger
Jumlah
: 1 unit
Laju alir fluida dingin : 14.989,2316 kg/jam
Universitas Sumatera Utara
Laju alir fluida panas : 47.319,2936 kg/jam
Diameter tube OD
: ¾ in
Jenis tube
: 18 BWG
Panjang tube
: 20 ft 4 pass
Pitch (PT)
: 1 in triangular pitch
Jumlah tube
: 138 buah
Diameter shell
: 15 1/4 in
5.41. Kondensor 2 (E-106)
Fungsi
: Mengkondensasikan bahan yang keluar dari hasil atas
destilasi II.
Jenis
: shell and tube heat exchanger
Jumlah
: 1 unit
Laju alir fluida dingin : 10.955,0104 kg/jam
Laju alir fluida panas : 20.913,0675 kg/jam
Diameter tube OD
: ¾ in
Jenis tube
: 18 BWG
Panjang tube
: 20 ft 4 pass
Pitch (PT)
: 1 in triangular pitch
Jumlah tube
: 76 buah
Diameter shell
: 12 in
5.42. Kondensor 3 (E-109)
Fungsi
: Mengkondensasikan bahan yang keluar dari hasil atas
destilasi III.
Jenis
: shell and tube heat exchanger
Jumlah
: 1 unit
Laju alir fluida dingin : 4.259,8935kg/jam
Laju alir fluida panas : 6.273,9192 kg/jam
Diameter tube OD
: ¾ in
Jenis tube
: 18 BWG
Panjang tube
: 20 ft 4 pass
Universitas Sumatera Utara
Pitch (PT)
: 1 in triangular pitch
Jumlah tube
: 24 buah
Diameter shell
: 8 in
5.43. Kondensor 4 (E-109)
Fungsi
: Mengkondensasikan bahan yang keluar dari hasil atas
destilasi IV.
Jenis
: shell and tube heat exchanger
Jumlah
: 1 unit
Laju alir fluida dingin : 1.021,6556 kg/jam
Laju alir fluida panas : 2.050,7905 kg/jam
Diameter tube OD
: ¾ in
Jenis tube
: 18 BWG
Panjang tube
: 20 ft 4 pass
Pitch (PT)
: 1 in triangular pitch
Jumlah tube
: 24 buah
Diameter shell
: 8 in
5.43. Kondensor 5 (E-115)
Fungsi
: Mengkondensasikan bahan yang keluar dari hasil atas
destilasi V.
Jenis
: shell and tube heat exchanger
Jumlah
: 1 unit
Laju alir fluida dingin : 9.442,5594 kg/jam
Laju alir fluida panas : 11.272,1416 kg/jam
Diameter tube OD
: ¾ in
Jenis tube
: 18 BWG
Panjang tube
: 20 ft 4 pass
Pitch (PT)
: 1 in triangular pitch
Jumlah tube
: 122 buah
Diameter shell
: 15,25 in
Universitas Sumatera Utara
BAB VI
INSTRUMENTASI DAN KESELAMATAN KERJA
6.1
Instrumentasi
Alat instrumentasi merupakan salah satu bagian yang paling penting dalam
suatu pabrik. Instrumentasi adalah rangkaian peralatan yang dipakai di dalam
suatu proses kontrol untuk mengatur jalannya proses agar diperoleh hasil sesuai
dengan yang diharapkan. Dengan adanya alat kontrol maka dapat diketahui dan
dikorelasi segala kesalahan ataupun penyimpangan proses yang mungkin terjadi.
Fungsi instrumentasi adalah sebagai penunjuk (indicator), pencatat
(recorder), pengontrol (controller), dan pemberi tanda bahaya (alarm). Peralatan
instrumentasi biasanya bekerja dengan tenaga mekanis atau tenaga listrik dan
pengontrolannya dapat dilakukan secara manual ataupun otomatis. Penggunaan
instrumen pada suatu peralatan proses tergantung pada pertimbangan ekonomis
dan sistem peralatan itu sendiri. Pada pemakaian alat-alat instrumen juga harus
ditentukan apakah alat-alat tersebut dipasang di atas papan instrumen dekat
peralatan proses (kontrol manual) atau disatukan di dalam suatu ruang kontrol
pusat (control room) yang dihubungkan dengan bangsal peralatan (kontrol
otomatis).
Alat-alat kontrol yang biasa dipakai pada peralatan proses antara lain
(Stephanopoulus, 1984) :
1. Temperature Controller (TC)
Adalah alat/instrumen yang digunakan sebagai alat pengatur suhu atau
pengukur sinyal mekanis atau listrik. Pengaturan temperatur dilakukan dengan
mengatur jumlah material proses yang harus ditambahkan/dikeluarkan dari
dalam suatu proses yang sedang bekerja.
Prinsip kerja:
Rate fluida masuk atau keluar alat dikontrol oleh diafragma valve. Rate fluida
ini me