Database Perancangan E-Commerce Pada Colors Fashion Gallery Dengan Menggunakan Dreamweaver 8

Sistem informasi juga merupakan sistem yang berisi jaringan SPD Sistem Pengolahan Data yang dilengkapi dengan kanal – kanal komunikasi yang digunakan dalam sistem organisasi data. Elemen proses dari sistem informasi adalah mengumpulkan data dan menyebar informasi. Di dalam sistem informasi, manusia berinteraksi dengan manusia, manusia dengan komputer. Dalam sistem informasi, data mengalir dibawa oleh dokumen atau media komunikasi elektronik, seperti telepon maupun jaringan komputer. Jogiyanto, 2000

2.3 Database

Chau 1987 mendefinisikan database sebagai kumpulan yang bermanfaat yang diorganisasikan ke dalam tatacara yang khusus. Dalam praktek, penggunaan istilah database menurut Elmasri R. 1994 lebih dibatasi pada arti implisit yang khusus, yaitu : a. Basis data merupakan penyajian aspek dari dunia nyata. b. Basis data merupakan data dari berbagai sumber yang secara logika mempunyai arti implisit, sehingga data yang terkumpul secara acak dan tanpa mempunyai arti, tidak dapat disebut sebagai database c. Database perlu dirancang, dibangun, dan data dikumpulkan untuk suatu digunakan oleh beberapa pemakai dan beberapa aplikasi yang sesuai dengan kepentingan pemakai. Waljiyanto, 2003 Dari batasan tersebut di atas, dapat dikatakan bahwa database mempunyai berbagai sumber data dalam pengumpulan data, bervariasi derajat interaksi kejadian Universitas Sumatera Utara dari dunia nyata. Dirancang dan dibangun agar dapat digunakan oleh beberapa pemakai untuk berbagai kepentingan. Waljiyanto, 2003 Penyusunan database bisa dilakukan secara sederhana dengan menuliskan data-datanya, atau bisa juga dengan cara modern dengan menggunakan teknologi komputer. Cara apapun yang digunakan, untuk memudahkan penyusunan dan penampilan data, maka digunakan bentuk tabel. Sebuah tabel terdiri dari baris dan kolom. Dalam dunia database, baris didistilahkan sebagai Record atau Tuple dan kolom didistilahkan sebagai Field atau Attribute. Penggunaan tabel bertujuan untuk menyederhanakan logika pandangan terhadap data. Oleh karena itu, dibuat beberapa ketentuan dalam penyusunan tabel sebagai berikut : a. Urutan baris tidak diperhatikan, sehingga pertukaran baris tidak berpengaruh terhadap isi informasi pada tabel. b. Urutan kolom tidak diperhatikan, identifikasi kolom dibedakan dengan jenis atribut. c. Tiap perpotongan baris dan kolom hanya berisi nilai atribut tunggal, sehingga nilai atribut ganda tidak diperbolehkan. d. Tiap baris dalam tabel harus dibedakan, sehingga tidak mungkin ada dua baris dalam tabel mempunyai nilai atribut yang sama secara keseluruhan. Salah satu keuntungan menggunakan pendekatan database adalah konsisten data selalu terjaga. Hal ini dapat tercapai jika data yang disimpan dalam database terhindar dari adanya rangkap data Redudant data . Data dapat dikatakan rangkap Universitas Sumatera Utara jika dalam satu atribut mempunyai dua atu lebih nilai yang sama, tetapi bila salah satu nilai dihapus, maka tidak ada informasi yang hilang. Waljiyanto, 2003

2.3.1 Normalisasi database

Kasus redudant data di atas dapat diselesaikan dengan suatu teori Normalisasi. Normalisasi adalah suatu proses mengubah sebuah tabel yang besar dan kompleks menjadi beberapa buah tabel yabg lebih kecil dan sederhana. Tujuan normalisasi adalah untuk mengurangi pemasukan data yang berulang. Selain itu, juga untuk menghindari terjadinya masalah pada saat mengisi, mengubah, maupun menghapus data. Dengan normalisasi kita ingin mendesain database relasional yang : 1. Berisi data yang diperlukan. 2. Memiliki sedikit mungkin redudansi 3. Mengakomodasi banyak nilai untuk tiap tipe data yang diperlukan. 4. Mengefisiensikan update. 5. Menghindari kemungkinan kehilangan data secara tidak disengaja Fathansyah, 2001

2.3.2 Bentuk – bentuk Normalisasi

Ada beberapa bentuk dari normalisasi yang dapat dibuat yaitu : a. Bentuk tidak normal Universitas Sumatera Utara Bentuk ini merupakan kumpulan data yang akan direkam. Data dikumpulkan apa adanya sesuai keadaannya. b. Bentuk normal tahap pertama First Normal Form Sebuah tabel disebut 1NF jika : - Tidak ada baris yang sama dalam tabel tersebut - Masing – masing cell bernilai tunggal. c. Bentuk normal tahap kedua Second Normal Form Bentuk ini terpenuhi jika pada sebuah tabel semua atribut yang tidak termasuk primary key memiliki ketergantungan fungsional pada primary key secara utuh. Sebuah tabel dikatakan tidak memenuhi 2NF, jika ketergantungannya hanya bersifat parsial hanya tergantung pada sebagian dari primary key . d. Bentuk normal tahap ketiga Third Normal Form Sebuah tabel dikatakan memenuhi bentuk ini, jika untuk setiap ketergantungan fungsional dengan notasi X A, dimana A mewakili semua atribut tunggal di dalam tabel yang tidak ada di dalam X, maka : - X haruslah superkey pada tabel tersebut. - Atau A adalah bagian dari primary key pada tabel tersebut. e. Bentuk normal tahap keempat dan kelima Penerapan normalisasi sampai tahap ketiga sudah memadai untuk menghasilkan tabel berkualitas baik. Namun demikian, terdapat pula bentuk normal keempat dan kelima. 4NF berkaitan dengan sifat ketergantungan banyak nilai Multivalued dependency pada suatu tabel yang merupakan pengembangan dari ketergantungan fungsional. f. Boyce code Normal Form BCNF - Memenuhi First Normal Form. Universitas Sumatera Utara - Relasi harus bergantung fungsi pada atribut superkey. Alasan utama dari normalisasi tabel sampai ke bentuk yang minimal adalah untuk menghilangkan kemungkinan adanya : a. Insertion anomaly b. Deletion anomaly c. Update anomaly Fathansyah, 2001

2.4 Komputer