Gambaran Lokasi Penelitian HASIL Perbedaan Tekanan Darah dan Kelelahan Kerja pada Tenaga Kerja Terpapar Panas di atas dan di bawah NAB di PT Aneka Adhilogam Karya Ceper Klaten.

BAB IV HASIL

A. Gambaran Lokasi Penelitian

1. Gambaran umum Perusahaan pada tahun 1968 dengan nama aneka karya merupakan perusahaan perseorangan milik bapak H.M.Husnun H.S. Ketika itu Aneka Karya masih sejenis industri kecil dengan kegiatan meliputi pengecoran awal, penanganan perantara serta usaha-usaha kecil lainnya. Di samping itu produksinya masih berupa wajan atau tempat penggorengan, kerekan sumur, komponen mesin jahit dan produk lainnya. Pada perintisan awal ini seluruh permodalan masih dibiayai oleh bapak H.M. Husnun H.S dan masih menerapkan teknologi pengecoran sederhana seperti dapur tangki. Pengadaan bahan bakunya masih local serta hasil produksinya masih sempit. Mulai tanggal 22 maret 1973 perusahaan berubah bentuk menjadi persekutuan komanditer CV, dengan akta notaries No.502231973 dihadapan notaris R. Sugono Notodisuryo,D.H, saat itu perusahaan sudah mengkhususkan diri untuk memproduksi barang-barang berskala besar. Pemimpin perusahaan ini merasa bahwa untuk dapat bersaing dengan perusahaan lainnya, CV Aneka Karya harus meningkatkan kualitas produksinya sehingga jumlah permintaan dapat meningkat. 42 CV Aneka Karya mendapat bimbingan terkait dari MIDC Metal Industri Development Centre dan departemen perindustrian. Mulai tahun 1982 proses peleburan besi dilakukan dengan menggunalkan dapur kapola.sedangkan untuk kebutuhan permodalan CV Aneka Karya mendapat bantuan dari Bank Bumi Daya cabang surakarta. Perusahaan ini untukmendapatkan kepercayaan dalam mengejar tender maka perusahaan harus memperoleh pinjaman untuk memperkuat kedudukan perusahaan. Maka pada tanggal 23 desember 1980 perusahaan ini diubah bentuknya menjadi Perseroan Terbatas PT dengan akta notary Subekti, SH dengan nama PT Aneka Karya. Selanjutnya perusahaan ini mengalami peningkatan permintaan terus menerus sehingga perusahaan menjadi sulit mengimbanginnya. Untuk mengatasihal tersebut maka perusahaan mendirikan PT Aneka Karya Unit II yang diresmikan oleh Dirjen Industri Kecil Departemen Perindustrian pada tanggal 28 Juni 1986 sehingga perusahaan menjadi PT Aneka Karya Unit I dan Unit II. Pada tahun 1992 pemerintah mengeluarkan peraturan bahwa badan usaha perseroan harus memiliki lebih dari 3 kata, maka atas keputusan itu nama perusahaan menjadi PT Aneka Adhilogam Karya pada pertengahan bulan April 1994. Pada tahun ini juga perusahaan mulai menerapkan teknologi peleburan Induction Furnace dengan kapasitas 1,1 tontungkujam dan perusahaan ini memiliki dua unit tungku peleburan. Mula tahun 1996 perusahaan ini mengikuti perkembangan Industri nasional dengan memproduksi otomatif yang merupakan program 43 nasional. produk baru yang dibuat adalah pelekracing dan blok mesin dengan adanya produk itu perusahaan mengekspansikan perusahaan menjadi III Unit dan PT Aneka Adhilogam Karya mendapat standar produksi ISO 9000 dan penghargaan dari pemerintah. 2. Jenis produk dan pemasarannya Jenis produk yang dihasilkan di PT Aneka Adhilogam Karya mempunyai variasi jenis yang beraneka ragam, tetapi tetap dalam batasan benda-benda cor dengan spesifikasi sambungan pipa. Jenis produksi yang dihasilkan antara lain; a. Collar f. Box Street k. Coupling universal b. Flage Socket g. Reducer l. DLL c. Flage Spigot h. Tee d. AllFlange Tae i. Bend e. allSocket Tae j. Gibauk joint produk tersebut diproduksi dalam berbagai ukuran sesuai dengan pemesanan. pemesanan produknya selain menerima order atau pesanan dalam negeri juga mengeksport ke berbagai negara seperti malaysia, singapore, filipina dan korea. 3. Proses produksi Proses produksi pengecoran logam di perusahaan iniakan dijelaskan melalui beberapa tahapan proses. Berikut ini akan dijelaskan tahapan-tahapan proses produksi: 44 a. Pembuatan cetakan 1 Bahan baku cetakan antara lain: a Pasir silika dan pasir kwarsa, syarat pasir yang digunakan: 1 Ukuran dan bentuk butiran 2 Memiliki permeabilitas 3 Stabil,tidak bersenyawa dengan bahan logam coran komposisi tidak berubah 4 Tahan temperatur tinggi 2 Bentonit Berbentuk abu vulkanik yang telah lapuk, bermanfaat untuk meningkatkan daya ikat cetakan pada pasir bayah, dipakai jika cetakan pasir biasa dirasa kurang kuatuntuk mencetak logam 3 Tetes Berfungsi sebagai bahan pengikat, tetes ini memiliki kekuatan adheit yang tinggi, tahan panas, tahan kelembaban, dengan hasil permukaan rata, dapat mengeras di udara, murah harganya dan mudah dibuat, tetes dipakai untuk cetakan semen proses. 4 Thiner Digunakan untuk mempercepat proses pengeringan 5 Semen Bekerja sebagai bahan pengeras, semen digunakan pada cetakan semen proses 45 6 Tanah penimbun cetakan tanah liat Tanah penimbun sendiri terdiri dari pasir, tanah liat, serbuk gergaji dan sekam. 7 Air Kadar air pada cetakan adalah 3,7 - 4, setelah mengering kadar air dalam cetakan kira tinggal 0,7. b. Pengolahan dan pembuatan cetakan Secara garis besar proses pembuatan cetakan terdiri dari tiga jenis yaitu: 1 Cetakan pasir basah a Bahan dan alat : pasir kwarsa, air, dan tanah anti air, pola dan alat penumbuk b Proses yaitu: 1 Pasir kwarsa ditambah air sambil diaduk-aduk lalu di diamkan selama10 menit 2 Kemudian mulai membuat cetakan sesuai rangka atau pola yang telah dibuat, dan hasil cetakan diolesi oleh bahan anti air 3 Cetakan siap dituangi logam cair c Kriteria produk yang menggunakan cetakan pasir basah adalah: 1 Benda kerja sederhana dan kecil 46 2 Menda kerja tidak memerlukan sifat mekanik yang sempurna 3 Untuk prouksi dalam jumlah banyak atau masal 2 Cetakan semen a Bahan dan alat pasir silika, tetes tebu, semen dengan perbandingan 10:1:4, rangka cetakan, pisau untuk merapikan cetakan. b Proses, yaitu: 1 Pasir silika, tetes debu dan semen dicampur sesuai perbandingan denganm menggunakan mixer menjadi adonan 2 Adonan mulai dibuat cetakan sesuai dengan polarangfka yang telah disiapkan 3 Untuk mempercepat pengeringan, cetakan diolesi dengan bubuk granit yang dicampur thiner atau spirtus dengan kuas lalu dibakar 4 Setelah pembakaran cetakan diikat dengan tali kawat agar lebih kuat saat diberi cairan logam dan tidak retak saat di pindahkan c Kriteria yang produk menggunakan cetakan semen 1 Benda kerja berbentuk rumit dan berukuran sedang 2 Benda kerja yang memerlukan sifat mekanik yang sempurna 47 3 Untuk pemesana yang cepat karena proses pengeringan coran yang cepat denga cetakan ini 3 Cetakan tapel a Bahan dan alat: tanah liat, pasir kwarsa perbandingan 30:70 gambar atau contoh produk yang akan dibuat b Proses yaitu: 1 Membuat adonan tanah liat dan pasir kwarsa sesuai perbandingan 2 Membentuk cetakan dari adonan tersebut sesuai dengan bentuk yang diinginkan 3 Cetakan dikeringkan dibawah sinar matahari sampai kering 4 Setelah cetakan kering, lalu ditanam ditemnpat tanam cetakan taper kemudian siap dituang logam cair c Kriteria produk yang menggunakan cetak tapel 1 Untuk benda kerja ukuran sedang dan besar biasanya diatas diameter 250 mm 2 Untuk benda kerja yang bentuk rumit untuk dibuat kerangka atau pola 3 Untukkerja yang tidak begitu memperhitungkan kesamaan presisis produk satu dengan lainnya 4 Tidak memerlukan siufat mekanik sempurna 48 c. Peleburan dengan dapur induksi Proses peleburan di PT Aneka Adhilogam Karya menggunakan tanur induksi jenis kras dengan frekuensi rendah. Tahap proses peleburan yaitu : 1 Menghidupkan dapur listrik selama 3 jam untuk pemanasan 2 Bahan yang akan dilebur dimasukkan, tetapi sebelumnya dilakukan penimbangan untuk mengetahui presentase berat bahan yang akan dilebur 3 Mengatur power yang akan digunakan pada proses peleburan dengan cara memutar tombol saklar. Dengan variasi daya 0-625 kW, daya yang biasa digunakan adalah 550 kVA dengan total daya 865 kVA. 4 Bahan baku terus ditambahkan sesuai dengan kapasitas dapurnya sambil diaduk menggunakan batang pengaduk. penambahan unsur paduan dilakukan sebelum besi cor dituangkan laddle dan kompisisinya diperiksadikontrol dengan komputer. Bahan paduan yang dicampur antara lain: a Bahan baku utama b Proses peleburan ini akan berlangsung selama 1,5 jam untuk peleburan pertama sedangkan untuk selanjutnya membutuhkan waktu kurang lebih sekitar 0,75 jam atau 45 menit karena suhu dapur sudah tinggi sehingga proses peleburan akan menjadi lebih cepat. 49 c Setelah logam mencair ditunggu sampai logam mencapai suhu 1570 C, hal ini dilakukan agar didapatkan sifat logam yang baik, dan juga memperkirakan perbandingan logam pada saat pengecoran. d. Proses penuangan logam cair Setelah peleburan besi dan cetakan siap dipakai, dilanjutkan dengan proses penuangan. Penuangan menggunakan laddle, laddle ini dilapisi batu tahan api untuk menjaga temperatur besi dan juga untuk memperkuat laddle menahan cairan logam yang sangat panas. Proses penuangan dilakukan dengan manual walaupun proses peleburan menggunakan dapur induksi. yang perlu diperhatikan dalam proses penuangan adalah: 1 Laddle yang digunakan harus benar-benar kering karena kalau tidak kering akan menyebabkan penurunan suhu besi cair secara drastis, hal ini dapat menyebabkan catnya logam yang akan dibentuk 2 Terak yang terbentuk oleh pemberian slag di atas coran yang berada di laddle tidak dibuang karena dapat mempertahankan suhu coran, dan sebagai filter pada saat penuangan, karena slag dapat mengikat kerak yang ada, maupun kotoran yang ada di dalam coran 3 Harus menjaga temperatur besi coran sehingga hasilnya baik dengan cara menuang coran selama-lamanya maksimal 10 menit, 50 jika lebih dari itu maka coran akan dibuang didaur ulang, karena menurut pengalaman, jika lebih dari 10menit maka logam yang terbentuk akan cacat 4 Penuangan harus dilakukan dengan cepat dan tepat. Dengan mempertimbangkan berat dan tebal coran, dapat dibantu dengan alata yang berupa ember yang diberi pasir tahan panas, dengan pegangan dari kayu yang dapat dibawa oleh satu orang. e. Pembongkaran cetakan mokling Proses pembongkaran cetakan dilakukan untuk pemisahan cetakan dengan benda kerja, sehingga dapat dikerjakan proses selanjutnya. pembongkaran dilakukan dengan cara manual dan pakai mesin. Dengan manual dilakukan dengan cara pemukulan cetakan dengan alat pukul sehingga cetakan retak dan pecah, sedangkan penggunaan mesin dilakukan dengan menggoncangkan pada mesin penggonceng atau mesin penggetar sehingga cetakan pecah dan sisa pasir akan rontok. f. Pembersihan logam hasil coran Setelah dibongkar maka akan dilakukan pembersihan darisisa pasir yang menempel dan ini digunakan menggunakan mesin shoot blast yang merupakan mesin pembersih atau secara manual dengan dipukul g. Proses pemeriksaan bentuk dan ukuran Pemeriksaan hanya berupa pengecekan visual dan pengetukan logam, karena peleburan sudah menggunakan proses komputerisasi, hal ini 51 menjamin coran yang dibuat benar-benar baik. coran yang baik, maka percetakan akan lebih mudah dan menghasilkan barang yang baik. Selain pemeriksaan visual dengan pengetukan selanjutnya dilakukan pemeriksaan sambungan pipa secara visual dilakukan terhadap kelompok produksi yaitu pemeriksaan ukuran dan bentuk dengan meteran. Dari hasil ini produk cor dikelompokkan menjadi 3 kelompok yaitu: 1 Hasil cor tidak dapat dipakai bila prosentase bias yang kecil sekitar 5. 2 Hasil cor harus diperbaiki kualitasnya. 3 Hasil cor yang baik bila tidak perlu perbaikan lagi. Pada proses pengecoran dapat terjadi bermacam-macam cacat. Adapun cacat yang ditemui seperti retak, sumbat dinding, porositas, lubang, dan penyusunan dimensi h. Pembubutan Pembubutan dilakukan untuk memberikan ketepatan ukuran diameter sambungan agar sesuai dengan yang dikehendaki dan untuk menghaluskan permukaan yang melintang agar didapat kesesuaian presisi ketika dilakukan penyambungan i. Pengeboran Pengeboran bertujuan untuk membuat lubang sebagai tempat dedekan mur-baut penyambungan 52 j. Penggerindaan Penggerindaan bertujuan untuk menghilangkan sirip-sirip bekas cetakan dan penghalusan bekas saluran pengecoran yang masih tersisa. Proses penggeringaan dapat dilakukan berulang sperti proses pembubutan dan pengeboran yang permukaan benda kerja masih kasar agar dapat dihaluskan dengan gerinda. k. Pemeriksaan sifat mekanik Pemeriksaan sifat mekanik yang dilakukan antara lain: 1 Pemeriksaan kedap air dan kebocoran Untuk menjamin bebas darikebocoran, produk sambungan pipa dialiri air dengan tekanan tertentu, jika ada kebocoran maka akan terlihat dengan adanya rembesan air pada permukaan produk 2 Uji tarik dan kekerasan hasil coran Untuk mengetahui kekuatan tarik besi corbahan sambungan pipa air maka dilakukan pengujian tarik dengan cara memberikan beban tarik pada batang uji secara perlahan-lahan sampai patah, dengan pengujian ini dapat diketahui batas mulur, kekuatan tarik, perpanjangan, pengecilan luas dan sebagainya l. Pengecatan Proses pengecatan dilakukan dengan menggunakan mesin spate dimana proses pengecatan dilakukan dengan beberapa tahap yaitu pengecatan dasar dilakukan untuk menutup permukaan benda kerja agar tampak lebih halus, selanjutnya pengecatan akhir bertujuaan 53 untuk menghindari korosi dan agar benda kerja tampak indah dan sewarna sesuai pesanan. m. Perakitan Perakitan ini meliputi pemasangan dua atau lebih komponen produk hasilcoran yang dirangkai menjadi satu produk, misal produk collar dirangkai dengan pemasangan rubber ring dan gland ring sebagai penyambung dan dikunci dengan mur-baut. 4. Pembagian jadwal kerja karyawan PT. Aneka Adhilogam Karya yaitu: a. Hari senin-sabtu masuk jam 08.00-15.00 dengan 1 jam istirahat yaitu jam 12.00-13.00 b. Hari jum’at masuk jam 08.00-15.00 dengan 2 jam istirahat yaitu jam 11.00-13.00 5. Upaya Keselamatan dan Kesehatan Kerja PT Aneka Adhilogam Karya belum membentuk Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja P2K3 serta belum memiliki Ahli K3 sebagai upaya pengendalian risiko bahaya dan mengurangi kecelakaan kerja dan Penyakit Akibat Kerja PAK. Walaupun perusahaan belum membentuk P2K3 perusahaan atau belum ada Ahli K3 perusahaan akan tetapi perusahaan sudah menerapkan Keselamatan dan Kesehatan Kerja K3 di perusahaan pada saat awal berdirinya perusahaan sampai tahun 2004 diantarnya penyediaan Alat Pelindung Diri APD, inspeksi peralatan kerja, pendokumentasian kejadian kecelakaan kerja. 54 Penerapan K3 tersebut hanya bisa terlaksana sampai pada tahun 2004. Berbagai hal yang mempengaruhi tidak berlangsungnya penerapan K3 tersebut adalah komitmen dari perusahaan yang kurang, kesadaran dari tenaga kerja untuk peduli akan K3 masih rendah. Tenaga kerja sering tidak menggunakan APD dengan alasan mengganggu, jarang melaporkan kecelakaan kerja dengan alasan hanya luka kecil, bekerja tidak sesuai dengan instruksi yang di berikan. 6. Ventilasi Tata rungan di PT Aneka Adhilogam Karya Ceper memiliki ventilasi alami berupa pintu besar yang ukuran lebih dari 3 meter dan ventilasi buatan dari exhauser sistem seperti kipas angin.

B. Karakteristik Responden

Dokumen yang terkait

PERBEDAAN TEKANAN DARAH DAN KELELAHAN KERJA PADA TENAGA KERJA TERPAPAR PANAS DI ATAS DAN DI BAWAH Perbedaan Tekanan Darah dan Kelelahan Kerja pada Tenaga Kerja Terpapar Panas di atas dan di bawah NAB di PT Aneka Adhilogam Karya Ceper Klaten.

0 4 17

PENDAHULUAN Perbedaan Tekanan Darah dan Kelelahan Kerja pada Tenaga Kerja Terpapar Panas di atas dan di bawah NAB di PT Aneka Adhilogam Karya Ceper Klaten.

0 6 6

PEMBAHASAN Perbedaan Tekanan Darah dan Kelelahan Kerja pada Tenaga Kerja Terpapar Panas di atas dan di bawah NAB di PT Aneka Adhilogam Karya Ceper Klaten.

0 4 8

PERBEDAAN TEKANAN DARAH DAN KELELAHAN KERJA PADA TENAGA KERJA TERPAPAR PANAS DI ATAS DAN DI BAWAH NAB DI PT. ANEKA ADHILOGAM Perbedaan Tekanan Darah dan Kelelahan Kerja pada Tenaga Kerja Terpapar Panas di atas dan di bawah NAB di PT Aneka Adhilogam Karya

0 4 20

PENDAHULUAN Perbedaan Kebutuhan Air Minum dan Kelelahan Kerja pada Pekerja Terpapar Iklim Kerja Panas di Bagian Pengecoran Logam dan Finishing PT Aneka Adhilogam Karya Ceper Klaten.

0 2 6

DAFTAR PUSTAKA Perbedaan Kebutuhan Air Minum dan Kelelahan Kerja pada Pekerja Terpapar Iklim Kerja Panas di Bagian Pengecoran Logam dan Finishing PT Aneka Adhilogam Karya Ceper Klaten.

0 3 4

PERBEDAAN NADI KERJA DAN TEKANAN DARAH PADA KARYAWAN TERPAPAR INTENSITAS KEBISINGAN DI ATAS DAN DI BAWAH Perbedaan Nadi Kerja Dan Tekanan Darah Pada Karyawan Terpapar Intensitas Kebisingan Di Atas Dan Di Bawah Nilai Ambang Batas (NAB) Pada Bagian Produk

0 2 17

PERBEDAAN TINGKAT DEHIDRASI, TEKANAN DARAH, DAN GANGGUAN KESEHATAN PADA PEKERJA TERPAPAR IKLIM KERJA PANAS DI ATAS PERBEDAAN TINGKAT DEHIDRASI, TEKANAN DARAH, DAN GANGGUAN KESEHATAN PADA PEKERJA TERPAPAR IKLIM KERJA PANAS DI ATAS DAN DI BAWAH NAB PA

0 2 16

PERBEDAAN TEKANAN DARAH PADA TENAGA KERJA SEBELUM DAN SESUDAH TERPAPAR TEKANAN PANAS DI PT. BAHAMA LASAKKA CEPER KLATEN.

0 0 10

Perbedaan Tekanan Darah pada Tenaga Kerja Sebelum dan Sesudah Terpapar Tekanan Panas di PT. Bahama Lasakka Ceper Klaten IMG 20150915 0001

0 1 1