Hubungan Masa Kerja dengan Hubungan IMT Indeks Masa

hubungan risiko patient handling dengan keluhan muskuloskeletal pada perawat bagian IGD RSUD Dr. Moewardi di Surakarta Publikasi Ilmiah Program Studi Kesehatan Masyarakat - Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta ® 2016 11 responden dengan kategori normal sebanyak 30,0, responden dengan kategori gemuk berat sebanyak 20,0, dan sebagian kecil responden dalam kategori ringan sebanyak 5,0. Secara numerik rata-rata IMT adalah 23,99+ 3,82.

B. Pengukuran PatientHandling

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa resiko cedera pada patient handlingperawat bagian IGD RSUD dr. Moewardi dengan skor RULA terendah 4 Resiko sedang, dan skor RULA tertinggi 7 Resiko Sangat Tinggi, dan rata-rata skor RULA adalah 6,10+ 0,91 Resiko Tinggi. Berdasarkan tabel 7 juga diketahui bahwa sebagian besar perawat dengan patient handling dalam kategori Resiko Tinggi yaitu sebanyak 55,0, kemudian dengan resiko sangat Tinggi sebanyak 40,0, dan sebagain kecil dalam kategori resiko sedang sebanyak 5,0. C. Pengukuran Keluhan Muskuloskeletal Hasil penelitian diketahui bahwa risiko muskoluskeletalperawat IGD dr. Moewardi dengan skor NBM terendah adalah 17 Risiko Rendah dan nilai tertinggi 60 Risiko Tinggi, dengan rata-rata skor NBM sebesar 41,00 + 12,22 Risiko Sedang. Berdasarkan tabel 7 juga diketahui bahwa sebagian besar perawat dengan keluhan mukoluskeletal dalam kategori risiko tinggi NBM 42-62 yaitu sebanyak 70,0, kemudian dengan risiko sedang NBM 21-41 sebanyak 20,0, dan sebagain kecil dalam kategori risiko rendah NBM 0-20 sebanyak 10,0. Dalam penelitian ini diketahui bahwa sebagian besar perawat dengan keluhan mukoluskeletal dalam kategori resiko tinggi, hal ini dikarenakan posisi tubuh saat bekerja atau sikap kerja yang tidak alamiah, seperti terlalu membungkuk dalam bekerja, tubuh bertumpuan pada salah satu kaki sehingga beban tubuh tidak merata.Hal-hal seperti ini yang sering dilakukan oleh perawat.

D. Hubungan Umur dengan Keluhan

muskuloskeletal Berdasarkan hasil penelitian dalam uji korelasi diketahui nilai r=0,522;p=0,018, menunjukan bahwa ada hubungan yang signifikan antara umur perawat dengan keluhan muskuloskeletal dengan korelasi hubungan ke arah positif yaitu semakin tua usia perawat maka semakin besarkeluhan muskuloskeletal yang dialami para perawat. Responden yang mengalami keluhan muskuloskeletal paling banyak pada usia dewasa akhir 36-45 tahun yaitu sebanyak 50 dengan kategori resiko tinggi. Penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Himawan et all 2009 dimana Sebagai salah satu faktor yang mungkin bisa mempengaruhi hasil penelitian maka peneliti melakukan uji korelasi point- biserial antara usia dengan low back pain. Dari hasil uji korelasi didapatkan p 0,05 sehingga dalam penelitian ini faktor usia responden memiliki hubungan dengan gangguan muskulokeletal yaitu low back pain.

E. Hubungan Masa Kerja dengan

Keluhan muskuloskeletal Berdasarkan hasil penelitian dalam uji korelasi diketahui nilai r=0,480;p=0,032, menunjukan bahwa ada hubungan yang signifikan antara masa kerja perawat dengan keluhan muskuloskeletal dengan korelasi hubungan ke arah positif yaitu semakinlama masa kerja perawat maka semakin besar keluhan hubungan risiko patient handling dengan keluhan muskuloskeletal pada perawat bagian IGD RSUD Dr. Moewardi di Surakarta Publikasi Ilmiah Program Studi Kesehatan Masyarakat - Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta ® 2016 12 muskuloskeletal yang dialami para perawat. Perawat yang mengalami keluhan muskuloskeletal paling banyak pada masa kerja cukup lama 5-10 tahun sebanyak 30 dengan kategori risiko tinggi. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Koesyanto 2013, dari hasil uji statistika diperoleh nilai p value 0,020,05 yang berarti terdapat hubungan yang bermakna antara masa kerja dengan keluhan subjektif pada punggung. Begitu pula dengan penelitian yang dilakukan oleh Umami et al, 2014 dari hasil uji analisis cramer coefficient c mendapatkan hasil p value 0,000,05 yang menunjukkan bahwa masa kerja berhubungan signifikan dengan keluhan nyeri punggung bawah.

F. Hubungan IMT Indeks Masa

Tubuh dengan Keluhan muskuloskeletal Berdasarkan hasil penelitian dalam uji korelasi diketahui nilai r=0,038;p=0,4666, menunjukan bahwaada hubungan yang signifikan antara IMT perawat dengan keluhan muskuloskeletal dengan korelasi hubungan ke arah positif yaitu semakin gemuk perawat maka semakin besar keluhan muskuloskeletal. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Umami 2014, dari hasil uji analisis cramer coefficient c didapatkan nilai p-value 0,03 ≤0,05 yang artinya terdapat hubungan yang bermakna antara IMT dengan keluhan nyeri punggung bawah. Walaupun pengaruhnya relatif kecil, berat badan, tinggi badan dan masa badan tubuh merupakan faktor yang dapat menyebabkan terjadinya keluhan nyeri punggung bawah.Seseorang yang memiliki IMT abnormal berisiko mengalami keluhan di daerah punggung bawah dua kali lebih tinggi daripada orang dengan IMT normal.

G. Hubungan Risiko PatientHandling

Dokumen yang terkait

HUBUNGAN RISIKO PATIENT HANDLING DENGAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA Hubungan Risiko Patient Handling Dengan Keluhan Muskuloskeletal Pada Perawat Bagian IGD RSUD Dr. Moewardi Di Surakarta.

0 5 16

PENDAHULUAN Hubungan Risiko Patient Handling Dengan Keluhan Muskuloskeletal Pada Perawat Bagian IGD RSUD Dr. Moewardi Di Surakarta.

1 6 7

DAFTAR PUSTAKA Hubungan Risiko Patient Handling Dengan Keluhan Muskuloskeletal Pada Perawat Bagian IGD RSUD Dr. Moewardi Di Surakarta.

0 8 4

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KEDISIPLINAN PEMAKAIAN MASKER DENGAN KAPASITAS FUNGSI PARU TENAGA KERJA TERPAPAR DEBU KAPAS PADA Hubungan antara Tingkat Kedisiplinan Pemakaian Masker dengan Kapasitas Fungsi Paru Tenaga Kerja Terpapar Debu Kapas pada Bagian Windi

0 4 16

HUBUNGAN PATIENT HANDLING DENGAN KEJADIAN Hubungan Patient Handling Dengan Kejadian Musculoskeletal Disorders Pada Perawat Di Rsu Pku Muhammadiyah Delanggu.

0 3 17

HUBUNGAN ANTARA RISIKO POSTUR KERJA DENGAN RISIKO KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA PEKERJA DI Hubungan Antara Risiko Postur Kerja Dengan Risiko Keluhan Muskuloskeletal Pada Pekerja Di Bagian Produksi Tenun PT. Kusuma Mulia Plasindo Infitex Klaten.

0 3 19

HUBUNGAN ANTARA RISIKO POSTUR KERJA DENGAN RISIKO KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA PEKERJA DI Hubungan Antara Risiko Postur Kerja Dengan Risiko Keluhan Muskuloskeletal Pada Pekerja Di Bagian Produksi Tenun PT. Kusuma Mulia Plasindo Infitex Klaten.

0 2 16

HUBUNGAN ANTARA RISIKO PEKERJAAN MANUAL HANDLING, USIA, DAN MASA KERJA DENGAN RISIKO GANGGUAN SISTEM MUSKULOSKELETAL Hubungan Antara Risiko Pekerjaan Manual Handling, Usia, dan Masa Kerja Dengan Risiko Gangguan Sistem Muskuloskeletal Pada Pekerja Bagian

0 3 16

FAKTOR – FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA PERAWAT DI Faktor – Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Keluhan Muskuloskeletal Pada Perawat Di Ruang Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD Dr. Moewardi.

0 2 18

HUBUNGAN SIKAP KERJA DINAMIS DENGAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA PERAWAT BAGIAN BANGSAL KELAS III DI RSUD DR. MOEWARDI.

0 0 12