Simpang menurut jenisnya Simpang menurut tipenya Simpa Konfli

11 Pemilihan jenis simpang untuk suatu daerah sebaiknya berdasarkan pertimbangan ekonomi, pertimbangan keselamatan lalu lintas dan pertimbangan lingkungan MKJI, 1997.

2.2.1. Simpang menurut jenisnya

Simpang dibagi menjadi empat jenis yaitu persimpangan tidak teratur uncontrolled, persimpangan diatur dengan prioritas give way, stop, bundaran roundabot, persimpangan diatur dengan alat pemberi sinyal lalu lintas pemisahan bertingkat grade-separated O’ Flaherty., 1997.

2.2.2. Simpang menurut tipenya

Menurut tipenya persimpangan ditentukan dari jumlah lengan dan jumlah jalur pada jalan minor dan jalan mayor. Beberapa tipe persimpangan disajikan pada Tabel 2.1. sebagai berikut. Tabel 2.1. Tipe-tipe Persimpangan Kode IT Jumlah Lengan Persimpangan Jumlah Jalur Jalan Minor Jumlah Jalur Jalan Mayor 322 324 342 422 424 3 3 3 4 4 2 2 4 2 2 2 4 2 2 4 Sumber: Direktorat jenderal Bina Marga, Departemen Pekerjaan Umum., 1997. 2.2.3. Simpang menurut bentuknya Menurut Munawar.A 2004, simpang menurut bentuknya di bagi menjadi tiga yaitu : 1. simpang berbentuk bundaran, 2. simpang berbentuk T, dan 3. simpang berbentuk 4 lengan. 2 p 2 2 b k d 2

2.2.4. Simpa

Menu pengaturann 1. pengatura 2. pengatura

2.2.5. Konfli

Menu bertemu pad konflik anta dibedakan m 1. konflik pr 2 konflik se arah lain Ga ang menuru urut Alam nya dapat dik an simpang t an simpang d ik pada sim urut Hobbs da suatu titik ara pengend menjadi dua t rimer, yaitu ekunder, yai nnya atau a ambar 2.1. K Bersinyal d ut cara peng msyah, A, kelompokkan tanpa lampu dengan lamp mpang F. D. 199 k persimpan dara dari ar titik konflik konflik anta itu konflik an antara arus Konflik-konf dengan Empa gaturannya 2005, Jen n menjadi d u lalu lintas, d pu lalu lintas 95, arus lal ngan, kondisi rah yang be yang melipu ara lalu-linta ntara arus la lalulintas flik Utama d at Lengan. nis simpan dua hal yaitu dan s. lu lintas da i tersebut m erbeda. Kon uti dua hal y as dari arah m alu-lintas kan belok kiri dan Kedua pa Sumber : MK ng berdasar : ari berbagai menyebabkan nflik antar p yaitu: memotong, d nan dan arus dengan pej ada Simpang KJI 1997 12 rkan cara arah akan n terjadinya pengendara dan s lalu-lintas jalan kaki. g 13 Jumlah konflik yang terjadi setiap jamnya pada masing-masing pertemuan jalan dapat langsung diketahui dengan cara mengukur volume aliran untuk seluruh gerakan kendaraan. Masing-masing titik berkemungkinan menjadi tempat terjadinya kecelakaan dan tingkat keparahan kecelakaan berkaitan dengan kecepatan relatif suatu kendaraan. Apabila ada pejalan kaki yang menyeberang jalan pada pertemuan jalan tersebut, konflik langsung kendaraan dan pejalan kaki akan meningkat; frekuensinya sekali lagi tergantung pada jumlah dan arah pejalan kaki. Pada saat pejalan kaki menyeberang jalur pendekat, 24 titik konflik kendaraanpejalan kaki terjadi pada pertemuan jalan tersebut, dengan mengabaikan gerakan diagonal yang dilakukan oleh pejalan kaki. Suatu operasi yang paling sederhana ialah hanya melibatkan suatu mouneuvre bergabung, berpencar, atau berpotongan dan memang hal ini diinginkan sepanjang memungkinkan, untuk menghindari gerakan yang banyak dan berkombinasi yang kesemuanya ini agar diperoleh pengoperasian yang sederhana. Biasanya terdapat batas pemisah dari aliran yang paling disenangi prioritas dan kemudian gerakan yang terkontrol dibuat terhadap dan dari sebuah aliran sekunder. Keputusan untuk menerima atau menolak sebuah gap diserahkan kepada pengemudi dari aliran yang bukan prioritas Hobbs F. D., 1995. Menurut Iskandar Abubakar dkk 1999, jumlah potensial titik konflik pada persimpangan tergantung dari : 1. jumlah pergerakan, 2. jumlah kaki persimpangan, 14 3. jumlah jalur dari setiap kaki persimpangan, dan 4. pengaturan simpang. Terdapat 4 jenis dasar dari arah gerak kendaraan, yaitu : 1. berpencar diverging, 2. bergabung merging, 3. berpotongan crossing, dan 4. bersilangan weaving.

2.2.6. Kinerja

Dokumen yang terkait

ANALISIS KINERJA SIMPANG BERSINYAL (Studi Kasus : Simpang Empat Bersinyal Demangan)

0 10 102

EVALUASI KINERJA SIMPANG EMPAT TAK BERSINYAL (Studi Kasus Simpang Empat Jalan Sopolan, Jalan Pasar Stan dan EVALUASI KINERJA SIMPANG EMPAT TAK BERSINYAL (Studi Kasus Simpang Empat Jalan Sopolan, Jalan Pasar Stan dan Jalan Raya Tajem Depok, Sleman - Yogya

0 4 13

TINJAUAN PUSTAKA EVALUASI KINERJA SIMPANG EMPAT TAK BERSINYAL (Studi Kasus Simpang Empat Jalan Sopolan, Jalan Pasar Stan dan Jalan Raya Tajem Depok, Sleman - Yogyakarta).

0 2 11

PENGA PENGARUH AKTIVITAS TERMINAL DAN PASAR TERHADAP KINERJA SIMPANG EMPAT BERSINYAL (STUDI KASUS PASAR, TERMINAL, DAN SIMPANG SECANG).

0 3 12

PENDAHULUAN PENGARUH AKTIVITAS TERMINAL DAN PASAR TERHADAP KINERJA SIMPANG EMPAT BERSINYAL (STUDI KASUS PASAR, TERMINAL, DAN SIMPANG SECANG).

0 3 5

KESIMPULAN DAN SARAN PENGARUH AKTIVITAS TERMINAL DAN PASAR TERHADAP KINERJA SIMPANG EMPAT BERSINYAL (STUDI KASUS PASAR, TERMINAL, DAN SIMPANG SECANG).

0 3 99

ANALISIS KARAKTERISTIK DAN KINERJA SIMPANG EMPAT BERSINYAL Analisis Karakteristik Dan Kinerja Simpang Empat Bersinyal (Studi Kasus Simpang Empat Telukan Grogol Sukoharjo).

0 2 18

ANALISIS KARAKTERISTIK DAN KINERJA SIMPANG EMPAT BERSINYAL Analisis Karakteristik Dan Kinerja Simpang Empat Bersinyal (Studi Kasus Simpang Empat Telukan Grogol Sukoharjo).

0 1 15

PROYEKSI KINERJA SIMPANG EMPAT BERSINYAL TERMINAL LAMA KOTA TAKENGON SAMPAI TAHUN 2027

0 0 10

PERBANDINGAN KINERJA SIMPANG BERSINYAL MENGGUNAKAN METODE MKJI 1997 DAN PERANGKAT LUNAK PTV VISTRO (Studi Kasus Simpang Empat Ngapeman, Simpang Empat Pasar Pon, Simpang Empat Nonongan Kota Surakarta) - UNS Institutional Repository

0 1 20