15 Penggunaan garam aluminium dianggap mempunyai efek antibakteri
karena menghasilkan pH asam dari proses penguraian oleh air. Kulit dengan pH asam dianggap merupakan pertahanan alamiah terhadap infeksi bakteri dan jamur.
Sediaan antiperspiran harus berdasarkan reaksi penguraian garam logam oleh air. Karena mempunyai efek menghambat bakteri kulit Ditjen POM, 1985. Efek
deodoran garam aluminium terjadi dengan dua cara, yaitu: 1.
Aktivitas hambat bakteri yang disebabkan pH yang relatif rendah 2.
Netralisasi bau dengan kombinasi kimia. Antiperspiran yang mengandung garam aluminium mempunyai aktivitas
tidak langsung pada kelenjar keringat tetapi, dengan cara memblokade pori dengan koagulasi protein oleh ion polivalen sehingga mengurangi keluarnya
keringat. Disamping itu antiperspiran dapat menyebabkan reaksi inflamasi di sekitar lapisan pembuluh dan lubang keringat, dan adanya kontraksi dapat
mengurangi keluarnya keringat ke permukaan kulit Ditjen POM, 1985; Swaile, dkk., 2011.
Tawas bekerja dengan cara menetralisir bau yang timbul dari pertemuan apokrin dengan kuman. Sehingga tawas dapat menghilangkan bau badan dan
menghambat perspirasi kulit Anonim, 2010.
2.5 Komponen Deodoran Antiperspiran Batang
Adapun bahan-bahan yang diperlukan untuk membuat deodoran antiperspiran bentuk batang stick dengan menggunkan tawas yaitu:
1. Tawas
Sinonim: kalium aluminium sulfat, alum, aluin Rumus molekul: KAlSO
4 2
.12H
2
O
16 Tawas berupa kristal atau pecahan-pecahan kristal, tidak berwarna, atau dapat
juga berupa serbuk. Tawas tidak berbau, rasa sedikit manis, dan mempunyai sifat adstringen yang cukup kuat. Larutan tawas bersifat asam jika diuji
menggunakan lakmus. Tawas sangat mudah larut dalam air mendidih dan mudah larut dalam air, tidak larut dalam alkohol, dan larut dalam gliserin
American Pharmaceutical Association, 1970. Tawas adalah semacam batu putih agak bening yang bisa digunakan untuk membeningkan air dan dapat
digunakan untuk menghilangkan bau badan khususnya di daerah ketiak. Tawas merupakan salah satu bahan aktif dari antiperspiran, walaupun
demikian awal tahun 2005 FDA Food and Drug Administration tidak lagi mengakuinya sebagai pengurang keringat Rahayu, dkk., 2009. Sediaan
antiperspiran dipasaran yang menggunakan tawas dalam bentuk sediaan serbuk dengan konsentrasi tawas 20 Anonim 2010.
2. Propilen glikol
Propilen glikol digunakan dalam kosmetika sebagai pelarut dalam jumlah 15- 50. Propilen glikol adalah pelarut yang lebih baik dari pada gliserin dan
dapat melarutkan berbagai macam bahan seperti kortikosteroid, fenol, barbiturat, vitamin A dan D, dan alkaloid Rowe, dkk., 2009.
3. Parfum
Parfum sebaiknya dipilih yang sederhana, lembut, dan menyenangkan, dan banyak disukai dan dapat menutupi bau badan yang mungkin kurang sedap
untuk orang lain Balsam dan Sagarin, 1972.
17 4.
Asam stearat Asam stearat berbentuk padatan berwarna putih kekuningan Wade dan
Weller, 1994. Asam stearat memiliki atom karbon C
18
yang merupakan asam lemak jenuh dan berperan dalam memberikan konsistensi dan kekerasan pada
produk Mitsui, 1997. Asam stearat mempunyai titik lebur pada suhu 69,4
o
C Ketaren, 1986.
5. Asam laktat
Asam laktat merupakan asam organik. Ditambahkan dalam sediaan antiperspiran stik untuk menekan ionisasi logam aluminium sehingga garam
aluminium mudah bercampur dengan sabun Ditjen POM, 1985. 6.
Natrium hidroksida NaOH NaOH merupakan salahsatu jenis alkali basa kuat yang bersifat korosif serta
mudah menghancurkan jaringan lunak. NaOH berbentuk butiran padat berwarna putih dan memiliki sifat higroskopis Wade dan Weller, 1994. Ion
Na
+
bereaksi dengan asam lemak membentuk sabun Fessenden dan Fessenden, 1994.
2.6 Kelenjar Keringat dan Perspirasi