pavonana yang Diberi Perlakuan Enam Jenis Pakan

13 HASIL DAN PEMBAHASAN Perbandingan Tingkat Enkapsulasi Parasitoid E. argenteopilosus pada Inang

C. pavonana yang Diberi Perlakuan Enam Jenis Pakan

Hasil pengamatan enkapsulasi menunjukkan bahwa tingkat enkapsulasi tertinggi terdapat pada inang C. pavonana yang diberi pakan pakchoi yaitu sebesar 81, yang tidak berbeda nyata dengan tingkat enkapsulasi pada larva C. pavonana yang diberi pakan caisin 69 dan berbeda nyata bila dibandingkan dengan larva C. pavonana yang diberi perlakuan pakan lain yaitu brokoli, kubis, lobak dan sawi Tabel 1. Urutan tingkat enkapsulasi dari yang terbesar hingga terkecil yaitu pada perlakuan pakan pakchoi, caisin, kubis, brokoli, lobak, dan sawi Tabel 1. Tabel 1 Perbandingan tingkat enkapsulasi parasitoid E. argenteopilosus pada inang C. pavonana dengan enam jenis pakan Jenis pakan Tingkat enkapsulasi a Caisin 69 ± 22.8 ab Brokoli 58 ± 13.2 c Kubis 63 ± 14.9 b Pakchoi 81 ± 18.5a Lobak 55 ± 14.3 bc Sawi 43 ± 14.2 c a Angka yang diikuti huruf yang sama tidak berbeda nyata uji Duncan, α = 5. Secara umum tingkat enkapsulasi pada enam jenis pakan menunjukkan persentase yang cukup besar karena rata-rata di atas 50, kecuali sawi yang hanya memiliki tingkat enkapsulasi sebesar 43. Bervariasinya persentase tingkat enkapsulasi ini menunjukkan bahwa jenis pakan memberikan pengaruh terhadap sistem pertahanan yang dimiliki inang. Klemola 2009 menjelaskan bahwa kualitas pakan inang merupakan salah satu faktor yang menentukan sistem pertahanan yang dimiliki oleh inang. Pakan yang berkualitas tinggi memiliki kecenderungan bahwa sistem pertahanan yang dimiliki inang tersebut juga baik. Sistem pertahanan merupakan hal penting yang dibutuhkan inang ketika terjadi penyerangan oleh parasitoid. Inang membutuhkan pakan yang berkualitas untuk mendapatkan sistem pertahanan yang efektif dalam melakukan perlawanan 14 terhadap serangan parasitoid. Sistem kekebalan tubuh pada serangga sebagian ditentukan secara genetik, namun dapat juga dipengaruhi oleh faktor-faktor lain seperti kuantitas dan kualitas pakan serta kepadatan populasi Reeson et al. 1998; Adamo et al. 2001; Cotter et al. 2004. Enkapsulasi adalah salah satu bentuk sistem pertahanan yang dimiliki oleh C. pavonana, yang merupakan suatu respon pertahanan yang umum dilakukan oleh serangga inang terhadap endoparasitoid dan organisme asing lainnya Strand dan Pech 1995; Blumberg 1997. Pada proses enkapsulasi, sel darah hemosit merupakan komponen utama yang berperan. Semakin banyak jumlah sel darah dalam tubuh inang akan semakin membantu dalam sistem pertahanan yang dimiliki Strand dan Pech 1995. Di dalam enkapsulasi seluler, sel-sel darah inang mengelilingi dan menempel pada permukaan benda yang menginvasi, membentuk kapsul multiseluler seperti amplop yang mengelilinginya Blumberg 1997. Gotz dan Boman 1985, serta Vinson 1990 mengungkapkan bahwa kapsul yang berkembang secara penuh disusun oleh beberapa tipe sel darah, diantaranya adalah prohemosit, plasmatosit, oenositoid, thrombositoid dan granular hemosit. Sementara itu Strand dan Noda 1991 mencatat terdapat empat tipe sel darah yang terdapat dalam tubuh larva Pseudoplusia includens yang diparasit oleh Microplitis demolitor , yaitu granulosit, plasmatosit, oenositoid, dan prohemosit. Dari sekian banyak tipe sel darah serangga yang terlibat dalam enkapsulasi, granulosit dan plasmatosit diduga paling berperan dalam enkapsulasi karena lebih dari 90 total darah serangga yang bersikulasi adalah granulosit dan plasmatosit. Pada pengamatan enkapsulasi ini jenis pakan diduga berpengaruh terhadap komposisi sel darah yang berperan dalam proses enkapsulasi di dalam tubuh inang. Pakan yang berkualitas tinggi menyebabkan jumlah sel darah semakin banyak, sehingga tingkat enkapsulasi parasitoid akan semakin tinggi. Di dalam pengamatan enkapsulasi 48 jam setelah perlakuan seringkali dijumpai telurlarva parasitoid yang terenkapsulasi telah mengalami melanisasipencoklatan. Nappi 1975 menjelaskan bahwa pada serangga Lepidoptera, sel granulosit dan plasmatosit sangat berperan dalam pembentukan kapsul, sedangkan oenositoid dan granulosit dilaporkan mempunyai aktivitas enzim fenoloksidase yang berperan dalam melanisasi kapsul. Pada inang 15 C. pavonana enkapsulasi semakin lama berubah warna menjadi coklat karena mengalami melanisasi. Pada enkapsulasi yang belum terlalu lama ≤ 18 jam warna kapsul yang terlihat adalah coklat terang, semakin lama warna berubah menjadi coklat tua dan akhirnya menghitam Sahari 1999. a b c Gambar 1 Larva E.argenteopilosus a tidak terenkapsulasi, b terenkapsulasi, c terenkapsulasi dan mengalami melanisasi. Berdasarkan hasil pengamatan di bawah mikroskop, sebagian besar larva parasitoid yang terenkapsulasi telah mengalami melanisasi. Hal ini menunjukkan bahwa sistem pertahanan yang dimiliki inang C. pavonana cukup kuat dan efektif dalam melakukan perlawanan terhadap parasitoid E. argenteopilosus. Parasitoid yang mengalami enkapsulasi ada kemungkinan mati karena kekurangan nafas, kelaparan atau penghambatan secara fisik. Parasitoid yang dienkapsulasi secara parsial dapat bertahan hidup dan mungkin melanjutkan untuk berkembang secara normal Van den Bosch 1964. Kebugaran Inang C. pavonana pada Enam Jenis Pakan Pengamatan kebugaran inang C. pavonana yang dilakukan meliputi penimbangan bobot pupa, pengukuran panjang pupa dan fekunditas betina. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ukuran pupa terpanjang terdapat pada inang C. pavonana yang diberi pakan caisin yaitu sepanjang 10.4 mm, diikuti brokoli, pakchoi, kubis, sawi, dan lobak dengan panjang berturut-turut 10.1 mm, 9.7 mm, 9.3 mm, 9.3 mm, dan 9.2 mm. Panjang pupa C. pavonana yang diberi pakan caisin 10.4 mm tidak berbeda nyata dengan panjang pupa C. pavonana yang 16 diberi makan brokoli 10.1 mm, dan berbeda nyata bila dibandingkan dengan panjang pupa C. pavonana yang diberi pakan kubis, pakchoi, lobak dan sawi Tabel 2. Untuk bobot pupa, secara umum sebanding dengan hasil panjang pupa, terdapat kecenderungan bahwa semakin panjang ukuran pupa C. pavonana maka semakin berat pula bobot yang dimiliki. Bobot pupa terbesar terdapat pada perlakuan C. pavonana yang diberi pakan caisin 55.8 mg, hasil ini juga tidak berbeda nyata dengan perlakuan C. pavonana yang diberi pakan brokoli 53.8 mg dan berbeda nyata bila dibandingkan perlakuan pakchoi, lobak, kubis, dan sawi dengan bobot yang berkisar anatara 42.7 mg – 50.2 mg. Fekunditasbetina untuk semua jenis perlakuan pakan secara umum tidak berbeda nyata satu sama lain. Fekunditasbetina terbanyak terdapat pada C. pavonana yang diberi pakan brokoli yaitu sebanyak 290 butir telur, diikuti lobak, kubis, caisin, pakchoi, dan sawi dengan jumlah peneluran berturut-turut 266, 262, 256, 232, dan 215 butir telur Tabel 2. Tabel 2 Kebugaran C. pavonana pada enam jenis pakan Jenis pakan Jenis kebugaran Panjang pupa rata-rata mm a Bobot pupa rata-rata mg a Fekunditasbetina rata-rata a b Caisin 10.4 ± 0.70a 55.8 ± 5.76a 256 ± 88.31a Brokoli 10.1 ± 0.74 ab 53.8 ± 3.42 ab 290 ± 138.13a Kubis 9.3 ± 0.79 c 45.6 ± 4.87c 262 ± 98.17 a Pakchoi 9.7 ± 0.48 bc 50.2 ± 4.87 b 232 ± 58.49 a Lobak 9.2 ± 0.79 c 45.8 ± 3.48 c 266 ± 97.66 a Sawi 9.3 ± 0.82 c 42.7 ± 4.74 c 215 ± 23.32 a a angka yang diikuti huruf yang sama tidak berbeda nyata uji Duncan, α = 5 b fekunditasbetina dihitung selama masa oviposisi 14 hari pada masing-masing jenis pakan Hasil dari pengamatan ini menunjukkan bahwa jenis pakan berpengaruh terhadap kebugaran inang C. pavonana yaitu dalam hal panjang pupa, bobot pupa, dan fekunditasbetina. Pakan berkualitas tinggi akan memberikan tampilan morfologi yang baik dari pupa yang dihasilkan oleh inang C. pavonana, selain itu jumlah peneluranbetina juga akan semakin banyak. Hal ini mengindikasikan bahwa nutrisi yang dibutuhkan inang untuk berkembang baik dapat dipenuhi oleh jenis pakan tertentu. Price et al. 1980 mengemukakan bahwa komposisi nutrisi 17 dan senyawa pada tanaman pakan berpengaruh besar terhadap bentuk morfologi dan kebugaran inang. Serangga yang memakan tanaman berkualitas rendah atau kekurangan nutrisi akan mengalami hambatan pada perkembangannya, ditunjukkan dengan ukuran tubuh yang lebih kecil dan masa perkembangan yang lebih lama dibandingkan serangga pada tanaman dengan nutrisi yang lengkap Stadler dan Mackauer 1996. Kajian Pengaruh Pakan terhadap Kebugaran Inang dan Kemampuan Enkapsulasi

C. pavonana

Dokumen yang terkait

Interaksi polidnavirus simbion (Pdv) dan Crocidolomia binotalis Zeller (Lepidoptera:Pyralidae) dalam penekanan enkapsulasi parasitoid Eriborus argenteopilosus (Cameron)(Hymenoptera: Ichneumonidae)

0 6 76

Studi Enkapsulasi Parasitoid Eriborus Argenteopilosus Cameron (Hymenoptera: Ichneumonidae) dan Implikasinya pada Inang Crocidolomia Binotalis Zeller (Lepidoptera: Pyralidae) dan Spodoptera Litura Fabricius (Lepidoptera: Noctuidae)

0 8 86

Kompatibilitas Parasitoid Eriborusargenteopilosus Cameron (Hymeoptera:Ichneumonidae) dan Inangnya: Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Efektivitas Eriborus Argenteopilosus dalam Mengendalikan Crocidolomia Pavonana Fabricus (Lepidoptera: Pyralidae)

0 12 2

Functional Response of the Parasitoid Eriborus argenteopilosus (Cameron) to Crocidolomia pavonana (Fabricius) under Different Temperature

0 7 6

Penghambatan Enkapsulasi Pradewasa Parasitoid Eriborus Argenteopilosus (Cameron) Oleh Larva Crocidolomia pavonana (F.) Menggunakan Rokaglamida

1 9 7

Pengaruh Rokaglamida Terhadap Perilaku Parasitoid Eriborus argenteopilosus Terhadap Larva Inang Crocidolomia pavonana

0 13 7

Struktur Populasi Eriborus argenteopilosus Cameron (Hymenoptera:Ichneumonidae) Parasitoid Crocidolomia pavonana Fabricius (Lepidoptera:Pyralidae) Pada Beberapa Tipe Lansekap: Implikasinya Terhadap Keefektifan Parasitoid Sebagai Agens Pengendalian Hayati d

0 1 1

Struktur Populasi Eriborus argenteopilosus Cameron (Hymenoptera: Ichneumonidae) Parasitoid Crocidolomia pavonana Fabricius (Lepidoptera: Pyralidae) Pada Beberapa Tipe Lansekap: Implikasinya Terhadap Keefektifan Parasitoid Sebagai Agens Pengendalian Hayati

0 0 36

Pengaruh Rokaglamida terhadap Perilaku Parasitoid Eriborus argenteopilosus terhadap Larva Inang Crocidolomia pavonana.

0 0 1

Pengaruh Instar Larva Inang Spodoptera litura Fabricius (Lepidoptera: Noctuidae) terhadap Keberhasilan Hidup Parasitoid Eriborus argenteopilosus Cameron (Hymenoptera: Ichneumonidae)

0 0 9